Judul Buku : Apples Never Fall
Penulis : Liane Moriarty
Penerbit : MacMillan
Tebal : 516 halaman
ISBN : 978-176-098-5707
There were many people who would have stopped it, if only they’d known, if only they’d looked a little harder or bothered to ask a question or listen.
Keluarga Delaney merupakan keluarga yang cukup terpandang di lingkungan mereka. Mereka memiliki bisnis pelatihan tenis yang bisa dibilang sukses, tropi penghargaan kejuaraan serta empat anak yang telah dewasa dan hidup terpisah dari orang tuanya. Beberapa hari setelah hari valentine, para anak menyadari bahwa ibu mereka mungkin hilang. Meski sebelumnya ia telah menyampaikan pesan singkat lewat telepon, tetapi pesannya amat janggal hingga tak ada yang bisa memahami. Yang lebih aneh lagi, handphonenya ditemukan di kolong kasur oleh tetangga merangkap asisten rumah tangga mereka.
Lha kalau ngga bawa handphone, lalu ke mana si ibu pergi? Maka laporlah si anak ke polisi dan mulai dilakukan penyelidikan. Ke mana sebenarnya Joy (si ibu) ini pergi?
Apakah dia benar benar pergi atau dihilangkan seseorang? Jika mungkin ia pergi, mengapa sang suami juga tak tahu menahu bahkan terkesan menutupi sesuatu?
Apa yang sebenarnya terjadi di keluarga ini?
Judul buku : The Scent Keeper
Penulis : Erica Bauermeister
Penerbit : St. Martin's Griffin
Tebal : 311 halaman, e-book baca di Scribd
ISBN : 978-125-020-0143
Cetakan pertama : Februari 2020
“Once upon a time, Emmeline…” he began, and his voice rolled around the rhyme of it as if the words were made of chocolate.
Seumur hidupnya Emmeline hanya mengenal Papanya. Mereka hidup berdua di pulau terpencil, mengandalkan alam sebagai sumber makanan dan penghidupan. Seiring dewasanya Emmeline, ia mulai penasaran dengan kehidupan di luar pulau, terlebih ketika ia akhirnya melihat lautan luas yang selama ini tidak pernah ia lihat karena Papa melarangnya.
Sayangnya, sebuah tragedi terjadi di pulau dan membuat Emmeline meninggalkan rumahnya. Ia tinggal bersama Colette dan Henry, pasangan yang kemudian mengasuhnya dengan penuh kasih sayang.
Hidup terus berjalan dan Emmeline makin penasaran dengan masa lalu kedua orang tuanya.
Ia selama ini begitu akrab dengan aroma yang ada di sekitar. Sedemikian akrabnya sehingga bahkan ketika ia menemui seseorang, ia bisa tahu apakah orang itu sedang marah atau jatuh cinta atau bersedih hanya dengan mencium aromanya. Papa juga memiliki kemampuan yang sama, sehingga selain bakat, Papa membimbingnya untuk mengekspkorasi aroma aroma di sekitarnya sedari kecil.
Papa bahkan memiliki mesin antik yang dapat menangkap aroma tertentu pada saat tertentu, sehingga seperti polaroid, kita bisa menyimpannya dalam bentuk kertas yang ditempatkan dalam vial vial yang disusun di laci laci bertingkat di rumah mereka di pulau.
Siapa sebenarnya Papa? Dan mengapa Papa tak pernah memberitahu Emmeline tentang masa lalunya?
Hari itu aku baru tahu bahwa lebar mulut rahim ternyata dihitung secara manual.
Judul Buku : Jalan Panjang untuk Pulang
Penulis : Agustinus Wibowo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : 2020
Tebal : 464 halaman, paperback + e-book
ISBN : 978-602-06-4757-9
"Bukan, bukan begitu," dia berkata penuh kepastian. "Itu namanya bukan 'pulang ke tanah air'. Itu namanya cuma 'pergi ke Cina'. Tanah air kita di sini, Indonesia."
Rasanya menyenangkan bisa kembali bertualang bersama Agustinus ke negeri negeri jauh. Negeri yang mustahil saya kunjungi namun sering sekali saya dengar namanya di berita ataupun di cerita.
Kali pertama, kita diajak menelusuri Cina lalu singgah ke Mongol bertemu dengan para pemburu elang. Selepas melihat elang yang dengan gagahnya memburu mangsa, kita diajak menyeberang jauh ke Papua Nugini. Tempat di mana perbatasan Indonesia dan Papua Nugini berupa hutan belantara dengan orang orang yang hidup di dalamnya.
Tak hanya bercerita tentang perjalanan, kali ini Agustinus juga mengajak kita menapak sejarah beberapa agama dan kepercayaan di dunia. Seperti mengetahui kehidupan menjadi Shaman di Mongolia, Yahudi di Bukhara, juga penganut Agama Tua di pedalaman Toraja.
Ada empat bab dalam buku ini, masing masing berisi sub bab berupa cerita cerita perjalanannya. Sebenarnya jika mau, pembaca bisa membaca sub babnya secara acak, tetapi untuk babnya saya sarankan sih baca berurutan. Karena perjalanan ini ujungnya berakhir di pulang. Tidak hanya bercerita tentang perjalanan ke berbagai negara, buku ini juga menceritakan bagaimana Agustinus berdamai dengan dirinya sendiri terutama setelah kepergian kedua orang tuanya.