Slide Show

Desember 16, 2016

[Pengumuman] Pemenang Blogtour dan Giveaway Melinda





Selamat pagi!

Saya mau mengumumkan pemenang giveaway dari Blogtour novel Melinda kemarin yang diadakan di blog saya. Dari 31 peserta yang ikutan, saya dengan berat hati hanya dapat memilih satu orang saja secara random.

Pemenang tersebut adalah :

Alfath (@alfari_12)

Selamat kepada pemenang yaa.. Akan saya hubungi dan dimohon untuk mengonfirmasi selambat-lambatnya 2x24 jam setelah saya hubungi. Jika tidak, saya terpaksa memilih seorang pemenang yang baru.


Untuk yang belum menang, jangan berkecil hati karena giveaway masih berlanjut di Kubikel Romance bersama peri_hutan. Terima kasih kepada Kak Yulia atas kesempatan menjadi host blog tour, serta terima kasih juga kepada para peserta yang telah ikutaan.



Sampai jumpa dengan giveaway lainnya di blog saya \o/
Desember 12, 2016

Holy Mother




Judul Buku : Holy Mother
Penulis : Rikako Akiyoshi
Penerjemah : Andry Setiawan
Penerbit : Haru
Cetakan pertama : Agustus 2016
Tebal : 284 halaman, paperback
ISBN : 978-602-7742-96-3

..bahkan kalau perlu Honami akan melindunginya dengan nyawanya.

Seorang bocah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di pinggiran sungai Kota Aiide, Tokyo. penemuan itu jelas membuat geger seluruh warga, apalagi anak tersebut baru berumur empat tahun dan meninggal secara tidak wajar. Penyelidikan dilakukan oleh kepolisian, para warga juga mulai bekerja sama melakukan penjagaan ketat di sekitar tempat tinggal mereka. Orang tua mengawasi anaknya dengan ketat, kota dikelilingi ketakutan yang kelam dan mencekam karena pembunuhnya belum ditemukan.

Honami adalah salah satu orang tua yang menjadi amat protektif terhadap anaknya. Pengalamannya dalam menghadapi kesulitan kehamilan membuat Honami amat menyayangi Kaoru, anak perempuan satu satunya yang ia miliki. Tragedi penemuan mayat di lokasi yang tak jauh dari tempat tinggalnya itu membuatnya ketakutan setengah mati. Ia bertekad selama pembunuh itu masih berkeliaran di luar sana, ia akan melindungi dan tak membiarkan Kaoru lepas dari pandangannya.

Di lain pihak, sang pembunuh yang masih berkeliaran itu masih belum puas dengan perbuatannya. Ia mengincar korban baru, dan kota harus bersiap siap menghadapi sebuah kematian lagi...

Desember 09, 2016

Kota ini Kembang Api




Judul Buku : Kota ini Kembang Api
Penulis : Gratiagusti Chananya Rompas
Desainer sampul & ilustrasi : Adiputra Singgih
Tebal : 104 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : September 2016
ISBN : 978-602-03-3404-2


Mereview buku puisi itu susah susah gampang. Lebih banyak susah daripada gampangnya. Tapi rasanya sayang banget kalau saya ngga ngereview buku yang satu ini.

Pertama saya tahu buku ini eksis adalah melalui twitter. Kota ini Kembang Api, judulnya sederhana tapi memikat. Saya terus kepikiran, puisi macam apa yang kira kira ada di dalamnya. Mengapa Kembang Api? Ada apa dengan kota tersebut, dan pertanyaan pertanyaan lain makin membuat saya penasaran sampai memutuskan mengunduh buku ini di Scoop.



Ada puluhan judul puisi di buku ini, sebagian besar merupakan puisi yang singkat, habis dalam beberapa bait pendek namun juga ada puisi puisi yang berbait cukup panjang. Tema yang diambil hmm tidak semuanya tentang cinta sih, tapi kesan yang muncul setelah saya baca memang sebagian besar puisi puisinya romantis melankolis.

Sebuah puisi biasanya memiliki pilihan kata yang memikat. Pun demikian dalam buku ini. Ada beberapa kalimat yang terus terngiang ngiang di pikiran saya bahkan setelah saya selesai membaca halaman terakhirnya. Ada kalimat kalimat romantis ala pujangga yang membuat saya meleleh saat membacanya. Ugh. Ini salah satunya,

di atas : bintang bintang menyesakkan langit
di bawah : sejuta neon menyilaukan kota
di sini : hela nafasku menghampiri telinga

Saat membaca, saya juga menemukan unsur unik lainnya dalam puisi di buku ini, yaitu susunan atau bentuk puisi yang menarik. Yup, seperti yang kita tahu, bahwa seni dalam menulis puisi tak hanya terbatas dalam tema atau pilihan katanya melainkan juga mencakup bentuknya. Dengan bentuk yang unik ini, saya sebagai pembaca jadi lebih tertarik juga untuk membacanya. "Kesedihan yang Sangat Tua" dan "Mabuk Lampu" adalah contoh dua puisi yang punya keunikan dalam tipografinya. Pada puisi Mabuk Lampu, susunan kata katanya berulang dan berdempetan tanpa spasi disertai penulisannya yang jungkir balik sampai sampai kita harus membalikkan buku untuk dapat membaca kalimatnya. Ya meski saya juga ngga ngerti banget sih pesan apa yang dikandung oleh puisi itu. Mungkin saking banyaknya lampu serupa sampai ia mabuk melihatnya? Maklum, saya tak terlalu pintar dalam menangkap atau menerjemahkan pesan atau isi sebenarnya dari sebuah puisi. Karena itu saat membaca buku ini, saya ngga ambil pusing tentang isinya. 

Oh ada lagi, ilustrasi di buku ini amat cantik meski sederhana. Apalagi karena saya membaca dalam format ebook, maka ilustrasi ini juga berwarna. Yah, saya ngga tau sih kalau di buku cetaknya gimana, tapi yang pasti kalau ada warnanya tentu jauh lebih menarik, ya kan?

Setelah membaca puisi terakhir di buku ini, saya tergoda untuk membacanya berkali-kali lagi. Saya tergoda untuk jatuh dalam keheningan yang ditimbulkan dalam tiap puisinya. Setiap judul seakan memberikan magnet bagi saya untuk terus mencecapnya, kembali dan lagi. Saya merasakan perasaan rindu, haru, rasa kesepian sekaligus kehampaan yang muncul dalam puisi-puisinya. 

Terus saya jadi kangen nulis puisi...


Desember 08, 2016

[Blogtour] Review dan Giveaway Melinda






Judul Buku : Melinda –The Untold Story
Penulis : Yulia Ang
Penyunting : Nisaul L Safitri
Penerbit :  Ellunar Publisher
Tebal : 176 halaman, paperback
ISBN : 978-602-0805-93-1

Mana mungkin aku melewatkan satu pekan hidupku? Mana mungkin aku kehilangan memori dalam satu pekan?

Melinda tidak pernah menyangka bahwa ia akan jatuh cinta terhadap atasannya di kantor,  Ares. Lelaki itu tampan, ramah dan perhatian, sehingga begitu mudah untuk disukai. Tapi Ares ternyata sudah memiliki seorang kekasih bernama Melani. Anehnya, Melinda sering merasa berkencan dengan bosnya itu dalam mimpi. Well, karena Melinda ini tipe cewek baik baik, ia mengutuk kelakuan dirinya sendiri karena menyukai bosnya sekaligus merasa bersalah karena seakan merebut pacar orang meski hanya dalam mimpi. Um.. Kalau itu masih belum dibilang aneh, Melinda masih harus menghadapi amnesia yang parah karena ia sering tak ingat atas suatu kejadian, bahkan ada saat di mana ia tidak ingat apa yang telah ia lakukan selama seminggu penuh. Yang lebih parah, Bos yang ia sukai itu malah mendekatinya. Apa lelaki itu ngga sadar diri kalau dia sudah punya pacar sampai-sampai merasa perlu mencari kekasih lagi?

Desember 03, 2016

Wander Woman




Judul buku : Wander Woman
Penulis : Nina Addison, Fina thorpe-Willet, Silvia Iskandar, Irene Dyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : 2016
Tebal : 360 halaman, paperback
ISBN : 978-602-03-3375-5

Hari ini kami doakan dia sedang bersantai menikmati me-time dengan tenang. Doa yang dipanjatkan semu ibu-ibu di dunia untuk teman sejawat mereka.

Setelah mengetahui sinopsis buku ini, saya langsung masukin ke dalam wishlist. Mungkin karena tema ceritanya seputar ibu-ibu yang merasakan hidup di luar negeri. Yah, sebagai sesama ibu-ibu, saya tentunya penasaran, kayak apa sih hidup di luar negeri sambil mboyong keluarga?

Dalam buku ini ada empat tokoh utama, Arumi, Cilla, Sabai dan Sofia. Masing-masing akan berbagi empat cerita pendek tentang kejadian-kejadian menarik yang pernah mereka alami selama menjadi emak-emak ekspatriat. Keempat tokoh ini bersahabat, sehingga sesekali akan kita temukan mereka muncul di cerita milik tokoh utama yang lain.

Adalah Cilla sebagai pembuka cerita, kisahnya berlatar di Amerika Serikat serta Skotlandia. Salah satu kisahnya yang membuat saya meringis membayangkannya adalah ketika rumahnya kemalingan di Aberdeen. Saat itu di pagi hari, ketika sang suami telah berangkat kerja dan kedua anak mereka masih terlelap di kamar. Pagi yang sepi, dingin, dan lokasi rumah mereka berada di paling pinggir berbatasan dengan padang luas. Terus, kemalingan. Mana Cilla sempat memergoki malingnya, pula. Udah gitu, pagi kemalingan, eh malamnya si suami masih harus pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Di cerita ini menurut saya Cilla benar-benar memberitahu saya sebagai pembaca, bahwa setiap ibu akan berusaha menjadi kuat seberapapun besar hantaman yang menerpa. Tapi toh pada akhirnya, kami hanya manusia biasa, rapuh dan tak jauh-jauh dari rasa trauma.

Salam,

Salam,