Slide Show

Agustus 07, 2016

Megamendung Kembar




Judul : Megamendung Kembar
Penulis : Retni SB
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 360 halaman, baca di Scoop
Cetakan pertama : Juli 2016
ISBN : 9786020332307

Lelah dengan pekerjaannya yang semakin menggila di Jakarta, Awie memutuskan untuk berlibur dan mengunjungi neneknya di Kalitengah-Cirebon selama seminggu. Sudah lama ia tak mengunjungi sang nenek. Apalagi tidak ada keluarganya yang tinggal bersama nenek, ia hanya tinggal bersama Mbak Tum, seorang ART yang dipekerjakan.

Di Kalitengah, Awie merasakan kerinduan neneknya akan perihal membatik. Neneknya dulu seorang pembatik yang mahir, tetapi semenjak kakek meninggal, nenek berhenti dari segala aktivitas membatik. Sayangnya, tak ada anak-anaknya yang melanjutkan kegiatan membatik tersebut.

Meskipun berhenti dari membatik, nenek masih memiliki banyak koleksi kain batik di lemarinya. Ketika ia memperlihatkan tumpukan kain tersebut kepada Awie, tanpa sengaja Awie melihat sebuah kain Megamendung yang amat menarik. Jika biasanya Megamendung berdegradasi warna tujuh macam, kain yang satu ini berdegradasi sembilan macam warna. Tentu bukan sembarangan orang bisa membuatnya, dan dilihat dari batikannya, kain ini jelas dibuat oleh nenek. Sayangnya, ketika Awie menanyakan perihal kain tersebut, nenek malah diam, membeku, mimik mukanya langsung berubah dan terlihat jelas ia tak mau membahas kain Megamendung tersebut.
Juli 31, 2016

Peti Buku Edisi Mei 2016

Selamat pagi!

Mumpung ingat dan edisi berikutnya belum edar, kali ini saya mau share isi peti buku Bulan Mei kemarin. Sebenarnya sih edisi Mei, tapi karena satu dua hal, termasuk buku pilihan yang belum juga edar, akhirnya edisi ini nyampe di tangan saya pada akhir bulan Juni. Mepet mepet minggu Lebaran yang bikin saya panik ngga ketulungan, takut ilang XD

Tadinya sih saya ngga mau pesen, mau ambil edisi Juni atau Juli aja. Tapi ternyata Juni dan Juli ga ada Peti Buku, udah gitu Agustus temanya coloring yang mana aku agak agak belum minat gituu. Makanya pesen edisi Mei ini mepet mepet banget di akhir batas tanggal pemesanan. Untung masih kebagian. Fyuh.




Di edisi bulan Mei ini, temanya Horor, agak agak serem tapi unyu gitu deh pernak perniknya.
Yuk saya kasih tahu satu-satu, apa aja isinya.

1 kumcer 13 (Shandy Tan dan Primadonna Angela) plus bonus pernak pernik lucu dari mbak Donna
1 buku The Woman in Black (Susan Hill)
1 buku The Monstrumologist (Rick Yancey) - dikirim belakangan karena belum terbit.
1 set magnetic bookmark dari bookmarque.id (terdiri dari tiga buah bookmark)
1 plushy dari Tabby and Friends
1 molten lava handmade soap dari mamazikynaturals
1 tote bag dari Peti buku-id
1 gel pen ghibli's no dace dari Peti buku-id
1 art print/ postcard karya Yerikho Naektua dari printerous
1 kalung Little Prince dari Peti buku-id

Banyak yaaa.. Hahah. Lumayaan lah yaa. Dapat tiga buku pula, biasanya cuma dua.

Untuk pemesanan edisi berikutnya, silakan hubungi petibukuid di Facebook atau IG @bookzfreak.
Selamat memesan!


The Woman in Black






Judul Buku : The Woman in Black
Penulis : Susan Hill
Penerjemah : Reinitha Lasmana
Penerbit : Qanita
Cetakan Pertama: Mei 2016
Tebal : 228 halaman, paperback
ISBN : 978-602-402-026-2


Bunyi itu datang dari kejauhan, dari ujung jalan lintas yang mulai terlihat seiring surutnya air. Bunyi kereta kuda poni.

Sebenarnya saya tahu buku ini justru dari filmnya yang dulu sempat ramai publisitasnya karena pemain utamanya adalah Daniel Radcliffe. Sebelumnya mah saya ngga tahu kalau ternyata film itu berdasarkan cerita di buku ini. Maka beginilah saya, alih alih ikutan nonton, saya malah tertarik untuk membacanya. Apalagi buku ini salah satu buku yang ada dalam box Peti Buku edisi Mei bertema Horror.

Cerita bermulai dari diutusnya Arthur, seorang pemuda yang bekerja di salah satu firma hukum London, ke sebuah desa di pinggir lautan. Ia bertugas untuk mengurus surat-surat serta rumah milik Mrs. Alice Drablow yang baru saja meninggal.

Tentu saja awalnya bagi Arthur ini merupakan tugas yang menyenangkan, ia membayangkan akan dapat melakukan pekerjaan sembari menikmati hawa pedesaan, jauh dari kebisingan Kota London. Tapi ternyata tugasnya tak semudah yang ia sangka.
Juli 27, 2016

Persona





Judul Buku  : Persona
Penulis : Fakhrisina Amalia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 248 halaman, ebook di SCOOP
Cetakan pertama : 2016
ISBN : 978-602-03-2629-0

Kita seharusnya punya satu atau beberapa hal yang seumur hidup pengin kita lakukan, itu bakal menjaga kita tetap waras.

Saya selalu suka dengan novel dengan tokoh utama yang memiliki masalah psikologis. Sayangnya di Indonesia belum banyak novel yang demikian ceritanya. Sehingga ketika saya mendengar dan membaca beberapa review tentang buku ini yang cukup menjanjikan, saya jadi tertarik untuk membacanya. Terima kasih untuk SCOOP, Gramedia.com dan Gramedia Pustaka Utama yang telah memberikan buku ini kepada saya.

Azura memiliki cara yang salah dalam melarikan diri dari masalah keluarganya. Setiap kali orang tuanya bertengkar, ia akan menyakiti dirinya sendiri. Baginya, rasa sakit fisik yang ia rasakan dapat mengalihkan rasa sakit dalam hatinya. Setelah itu, ia akan dapat menghadapi hari-hari seperti biasanya.

Di sekolah, Ia lebih senang menyendiri, mungkin itu juga sebabnya ia tak memiliki teman sama sekali. Sampai Altair, seorang anak lelaki blasteran Jepang, pindah ke kelasnya dan duduk di bangku kosong persis di belakang kursi Azura. Lama kelamaan, Altair menjadi sahabat Azura. Mereka banyak menghabiskan waktu bersama-sama baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dan pelan-pelan kebiasaan buruk Azura berhenti. 




Sekarang jika orang tuanya bertengkar, Azura hanya perlu menelepon Altair dan mengobrol dengannya. Altair pun sangat mengerti keadaan Azura karena ternyata keadaan keluarganya dulu juga sama, hanya saja sekarang kedua orang tuanya telah bercerai. Persamaan ini membuat Azura makin dekat dengan Altair, sampai ia sadar bahwa ia jatuh cinta.

Sialnya, di saat keadaan makin baik, Altair malah menghilang. Azura hanya mampu menelan kekecewaannya sendirian. Hidup pun mengalir lagi seperti biasa, sampai ia lulus sekolah, melanjutkan kuliah dan bertemu dengan seorang perempuan bernama Yara. Sosok Yara yang ramah mengingatkannya dengan Altair, sehingga dengan mudah Azura menjadi dekat dengannya. Tapi toh hidup ngga pernah selalu penuh kebahagiaan, bukan? Karena kelak Azura akan bertemu lagi dengan Nara, cinta pertamanya. Serta Altair, yang muncul kembali begitu saja dalam kehidupannya. Hanya saja kali ini, kehadirannya mengungkap mengapa ada banyak rahasia dalam hidupnya.


https://www.getscoop.com/id/buku/young-adult-persona?utm_source=bbi&utm_medium=referral&utm_campaign=affiliate%20bbi%20juli%202016


Sejak awal saya cukup bersemangat membaca buku ini. Ceritanya dark, bikin penasaran, dan temanya ga jauh-jauh sama buku favorit saya yang tokoh utamanya “sakit”. Sejujurnya sampai konflik berakhir pun, saya masih menyukai buku ini. Ceritanya dibangun dengan baik, meski saya tak habis pikir mengapa Azura bisa tergila-gila dengan Altair. Tapi ya tak apalah, toh genrenya Young Adult, masa di mana cinta membuat hidup dipenuhi bunga-bunga #plaaak.  

Pembangunan konfliknya dibangun bertahap dengan apik, pembaca masih dapat mengikuti laju cerita meski dikisahkan dengan alur yang maju mundur. Dan karena tema yang diambil tak hanya melulu tentang cinta dan keluarga tetapi juga nuansa psikologis, saya rasa cerita di buku ini cukup kompleks. Tetapi jangan khawatir, karena bahasanya asyik kok. Mudah dipahami dan diikuti.

Karakter-karakternya cukup kuat dan berkesan, terutama sosok Azura. Buat saya, Azura bukanlah anak SMA biasa, sebab ia telah melalui kehidupan yang keras bahkan dalam keluarganya sendiri. Keterpurukan Azura yang diceritakan dalam buku ini menjadi pesan cerita yang bagus, bahwa tidak hanya orang dewasa yang bisa tertekan, mereka para remaja juga dapat merasakan hal yang sama. Pun melakukan hal yang sama gilanya seperti orang dewasa. Saya sih berharap buku ini membuat orang tak hanya memandang sebelah mata terhadap mereka yang terlihat bermasalah. Adanya dukungan serta kebaikan yang senantiasa diberikan serta persahabatan tanpa penghakiman, menurut saya adalah cara yang tepat saat membangun hubungan dengan mereka.

Oh, satu yang tidak saya suka dari buku ini. Epilognya. Menurut saya, alangkah baiknya jika epilog itu ditiadakan saja. Itu jadi mengingatkan saya kepada salah satu buku menyebalkan yang pernah saya baca. Dan epilog itu menghancurkan bayangan saya tentang betapa bagusnya novel ini. 



Sekolah di Atas Bukit





Judul Buku  : Sekolah di Atas Bukit
Penulis : The Nature Conservancy
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 280 halaman, ebook di SCOOP
Cetakan pertama : 2015
ISBN : 978-602-03-1593-5


Aku hanya ingin bertemu. Memastikan kau masih di sini.

Kalau tidak di sini, aku mau ke mana lagi? Tempat ini rumahku.


Sekolah di atas bukit berisi 31 cerita yang berhubungan dengan konservasi lingkungan di Kalimantan Timur. Cerita pendeknya pun macam-macam, meski memang diambil dari pengalaman para aktivis TNC saat bertugas. Ada yang kocak macam Pesan yang terbawa Angin, ada yang sarat tantangan seperti Melacak Orangutan Segah. Ada juga yang menceritakan keberanian seperti pada Finding Pongo. Secara garis besar tentu saja ceritanya setema, serupa, mirip, tapi buat saya tetap saja menambah ilmu baru tentang alam luar.
Sebenarnya tidak semua merupakan cerita pendek, beberapa di antaranya adalah artikel yang membuka pandangan pembacanya tentang isu iklim serta orang-orang yang bergerak di belakangnya. Ya, tentu saja ada banyak pengalaman yang mewarnai kehidupan para pejuang lingkungan, baik yang di garis depan maupun mereka yang berada di dalam gedung-gedung mencari donatur dan sponsor demi lancarnya misi mereka menyelamatkan lingkungan.

Salam,

Salam,