Slide Show

Oktober 09, 2015

The Martian





Judul Buku : The Martian
Penulis : Andy Weir
Tebal : 384 halaman
Penerbit : Broadway Books
ISBN : 9780804139038

All of Earth is watching but powerless to help

Ketika badai menerpa Mars, Mark Watney terjatuh dan hilang dari barisan rombongannya dan terpaksa ditinggalkan krunya karena tanda-tanda kehidupan di monitoring menunjukkan bahwa ia telah mati. Para Kru kembali ke pesawat ulang alik mereka dan meneruskan perjalanan untuk kembali ke Bumi meninggalkan Mark di permukaan Mars. Yang tidak mereka ketahui adalah, Mark Wetney masih hidup meski saat itu pingsan dan terluka.

Setelah Mark sadar, ia harus menerima kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya manusia yang mungkin akan meninggal di Mars. Ia masuk ke Hab (bangunan tempat Mark dan krunya seharusnya melakukan penelitian) dan memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya di sana. Mark bisa saja menyalahkan keadaan lalu depresi dan yang paling parah mungkin bunuh diri. Tetapi ia punya pikiran positif yang kelak kemudian akan menyelamatkannya dari ratusan hari panjang dan membosankan yang harus ia hadapi. 

Sementara itu di Houston, seseorang yang bertugas mengamati citra satelit di permukaan Mars, Mindy Park, menemukan citra yang memberitahu bahwa Mark masih hidup. Setelah ia memberi tahu kepada atasannya, mereka mencari tahu apa yang sebenarnya dilakukan Mark di Mars. Ternyata Mark mencoba berkendara menuju Pathfinder, sebuah robot yang pada tahun 1997-an mendarat di Mars. Dengan menggunakan salah satu bagian dari robot tersebut, Mark berharap bisa berkomunikasi dengan bumi, setidaknya memberitahukan bahwa ia masih hidup. Singkat cerita, NASA kemudian berusaha untuk menyelamatkan Mark dengan cara mengirimkan bantuan suplai hidup agar Mark mampu bertahan sampai misi berikutnya (Ares IV)  sampai ke Mars dan membawanya pulang ke bumi..

Tapi bagaimana caranya membangun roket dalam waktu cepat? Sedangkan Mark sendiri seakan tak habis ditimpa kesialan saat di Mars. Semesta seakan sedang mengajaknya bermain-main dengan kehidupannya… Pertanyaan penting lainnya, Apakah Mark bisa kembali ke Bumi?

Yup, sejujurnya saya katakan bahwa saya terbawa hysteria beberapa blogger yang menyebutkan bahwa buku ini bagus dan worth it banget buat dibaca. Dulu saya pernah nyoba sih, tapi di awal-awal saya menyerah karena tak tahan dengan monolog  Mark meski saya akui saya menyukai humornya yang sarkastis. Kali ini saya mencoba membaca lagi dan bertekad akan menghabiskannya sampai akhir. Lagipula cita cita saya kan ingin menjadi astronot, eaaaa.. Dan akhirnya saya berhasil membaca sampai akhir. Yihaaaa!

Also, he’s a good-natured man. Usually cheerful, with a great sense of humor. He’s quick with a joke. In the months leading up to launch, the crew was put through a grueling training schedule. They all showed signs of stress and moodiness. Mark was no exception, but the way he showed it was to crack more jokes and get everyone laughing.”“He sounds like a great guy,” Cathy said. “He really is,” Irene said. “He was chosen for the mission in part because of his personality. An Ares crew has to spend thirteen months together. Social compatibility is key.
Selain menceritakan tentang eksplorasi Mars, buku ini juga bercerita tentang Mark Watney. Mulai dari cara pemikirannya, tingkah lakunya saat menghadapi suatu masalah, kelakuannya saat bosan serta humornya yang khas mengisi sebagian besar cerita. Tak semua orang bisa bertahan seperti Mark, apalagi menghadapi kondisi ekstrem dan tanpa bantuan. Mark sebenarnya memiliki dasar pendidikan sebagai botanis, hal ini sangat bermanfaat saat ia harus memutar ide mencari suplai makanan tambahan agar ia mampu bertahan sampai bantuan datang. Caranya? Dengan berkebun kentang. Ya, dia mengiris kentang-kentang utuh yang ada dalam paket makanan di Hab, dan menanamnya dengan tanah Mars, di dalam Hab. Edan tapi keren kan? Well, itu hanya salah satu kegilaan yang dilakukan Mark saat di Mars.

I’m the first guy to drive long-distance on Mars. The first guy to spend more than thirty-one sols on Mars. The first guy to grow crops on Mars. First, first, first!
Ia juga harus memanfaatkan oksigenerator, mengaktifkan alat pengurai CO2, serta penyuling air agar ia mampu bertahan hidup. Memodifikasi kendaraan yang ada agar dapat menempuh jarak ratusan kilometer agar bisa berkomunikasi dengan Bumi, Kelak Ia bahkan juga membuat bath tub plus air hangat di Hab. XD

Harus saya akui, buku ini penuh dengan bahasa ilmiah, perhitungan-perhitungan matematis dan reaksi-reaksi kimia tak sedikit yang diceritakan di log harian Mark. Saya sendiri salut akan penelitian yang dilakukan sang penulis karena konon dia sendiri hanya bermodal online research saat menulis buku ini. Kamu bisa simak banyak tanya jawab lainnya bersama sang penulis mengenai The Martian di sini.

Oh ya, saya juga udah nonton filmnya, sama-sama mendebarkan dan banyak membantu saya memperbaiki kesulitan yang sebelumnya saya alami saat membayangkan istilah-istilah baru yang ada di buku ini. Seperti probe, rover, MAV, isinya Hab itu kayak gimana, pesawat ulang aliknya para kru itu kayak apa dalamnya, dan hal-hal mendasar lainnya sih. Tapi secara keseluruhan saya lebih suka bukunya, lebih detail dalam bercerita dan humor-humornya Mark lebih kerasa XD

Kabarnya akhir tahun 2015 ini akan terbit terjemahannya lho, jadi kalau kamu penasaran.. tunggu aja!
Oktober 07, 2015

Seri Siswa Cerdas : Memahami Matematika



Judul : Seri Siswa Cerdas : Memahami Matematika
Penulis : Alex Frith, Minna Lacey, Lisa Jane Gillespie
Penerjemah : Esther Puji Lestari, S.Si
Editor : Betty, S.
Penerbit  : Erlangga
Tebal : 112 halaman
Cetakan pertama : 2015

Pernah ngerasa pelajaran matematika sebagai momok ngga sih? Mungkin karena kebanyakan rumus yang dihafal, ya, jadi kesan yang timbul amat menyebalkan. Tapi kalau buat saya pribadi, paling susah tuh mbayangin bangun 3D. Konon katanya memang wanita paling susah kalau disuruh mbayangin sesuatu gitu. Karena nila setitik, jadi sebel sebelanga deh ya ama matematika. Padahal matematika adalah pelajaran dasar yang akan kepakai seumur hidup kita, lho. Seperti yang diceritakan di buku ini. Sebenarnya buku ini ditujukan untuk kelas 4-6 SD, tapi melihat isinya, saya aja yang udah emak emak masih tertarik untuk membacanya. Apalagi si Kakak, yang meski baru kelas 2 SD, udah penasaran baca buku ini.

September 30, 2015

Re-Write




Judul Buku :  Re-Write
Penulis : Emma Grace
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : September 2015
Tebal : 256 halaman, paperback
ISBN : 978-602-03-2115-8



Jangan pernah menaruh kunci kebahagiaanmu di tangan orang lain, selain dirimu sendiri


Demi Jared, sahabatnya sejak SMA, Beth Samodro rela magang di FashionSheet selama sebulan. Gadis yang sedang menempuh kuliah di Sydney itu merelakan sebagian waktunya hilang karena Jared.  Sebenarnya Jared tidak hanya dianggap sebagai sahabat oleh Beth, gadis itu seakan memujanya, setiap permintaan Jared tidak pernah sekalipun ditolak oleh Beth. Maka ketika Beth masuk ke dunia fashion yang sama sekali bukan bidangnya, bekerja dengan Rick, seorang fotografer yang baru pada perkenalan pertama saja sudah jutek terhadapnya, Beth tahu kali ini ia memberi terlalu banyak untuk Jared. Tapi apa sih yang nggak buat Jared?

Padahal saat itu Jared baru memulai hubungan baru dengan kekasihnya, Gwen. Demi pacarnya itulah, Jared rela berhenti dari pekerjaannya di FashionSheet dan mengantarkan Gwen kemanapun Gwen meminta. Tentu saja Beth tahu dan sakit hati, tapi dia seakan buta saat menghadapi Jared. Cukup dengan sorotan mata dan intonasi Jared yang lembut, seketika pertahanan diri Beth luruh dan tidak bisa berkata tidak.
September 29, 2015

Still Alice





Judul Buku : Still Alice
Penulis : Lisa Genova
Penerjemah : Anindita Prabaningrum
Penerbit: Esensi
Cetakan Pertama : Agustus 2015
Tebal : 320 halaman, paperback


Kau tidak ditinggal sendirian, Ali. Aku ada di sini bersamamu. -191


Ini kali kedua saya membaca Still Alice. Salah satu buku yang membuat saya terkesan karena tokoh-tokohnya diceritakan dengan sangat manusiawi. 

Alice Howland tidak pernah menyangka di usianya yang baru lima puluh tahun, di puncak kesuksesannya sebagai Profesor Psikologi Kognitif di Harvard, ia divonis menderita Alzheimer. Suaminya pada awalnya tak percaya, tetapi setelah melakukan tes genetika, Alice terbukti mengalami mutasi autosom yang memperkuat fakta bahwa ia memang terkena penyakit Alzheimer. Semenjak itu, hari-hari Alice tak lagi mudah dilalui. Ia harus memberitahu ketiga anak-anaknya karena ada kemungkinan bahwa mutasi ini dapat diturunkan secara genetika. Padahal Anna, anak pertamanya, sedang merencanakan kehamilan. Alice juga harus berhenti dari seluruh kegiatan mengajarnya, berhenti mengisi seminar, berhenti dari segala aktivitas yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. 

Seakan tak cukup menyakitkan, Alice makin merasakan efek dari penyakitnya. Ia mulai sering hilang orientasi, melupakan wajah anak-anaknya, melupakan wajah John, suaminya, ia juga lupa dengan rumahnya. Hari-hari Alice makin dicekam ketakutan, ia menulis berbagai rencana kegiatannya di telepon genggam, memastikan agar semua yang terjadwal dapat ia lakukan. Tetapi itupun tak luput dari serangan Alzheimernya, ia bahkan tak sengaja menaruh telepon genggamnya di microwave. 

By The Time You Read This, I’ll be Dead





Judul Buku : By The Time You Read This, I’ll be Dead
Penulis : Julie Anne Peters
Penerjemah : Hedwigis C Hapsari
Penerbit : Noura Books
Cetakan pertama : April 2015
Tebal : 322 halaman, paperback
ISBN : 978-602-0989-13-6


Dua puluh tiga hari? Itu terlalu lama. Aku siap sekarang.


Saya rasa sebagian besar orang pernah dibully, entah mereka sadar atau tidak sadar. Bagi saya, bullying adalah istilah yang baru saya ketahui berkat membaca. Sebelumnya saya hanya tahu istilahnya sebagai ejekan, hinaan dan semacamnya terhadap orang lain yang "berbeda". Sialnya, selain menjadi korban, saya lalu sadar kalau dulu juga pernah menjadi salah satu orang yang melakukan bullying terhadap orang lain. Meski saat itu saya pikir hanya "bercanda" seperti anak anak umumnya. Yah, anak anak bisa menjadi sangat kejam, kau tahu. Melalui post ini, saya pribadi mohon maaf jika kalian pernah menjadi korban pem-bully-an saya :(

Salam,

Salam,