Slide Show

Juli 24, 2015

She





Judul Buku : She
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ketiga : Juli 2015
Tebal : 246 halaman, ebook (getscoop.com)
ISBN : 978-602-03-1794-6


“Oh ya, gue belum tahu nama lu”
“Dhinar pake H”
“Dinar-H?”
“Bukan”
“Dina-Hr?”
“Bukan”
“Din-Har?”
“Bukan”
“Dih-Nar?”
“Bukan, bukan, bukan!”
“D-H-I-N-A-R, DHINAR!”
“Oooh.. Dhinar?”



Dinar dan Dhinar bukanlah saudara kembar, saudara jauh pun juga bukan. Mereka berkenalan pertama kali secara tidak sengaja ketika hendak membeli komik Conan dan kemudian berlanjut ketika keduanya satu kelas saat mengambil kursus Bahasa Jepang.

Dinar adalah sosok gadis yang mandiri, percaya diri dan seringkali semaunya sendiri. Ia tidak malu atau sungkan untuk mengekspresikan perasaannya, tidak pula merasa takut untuk memilih apa yang menjadi keinginannya. Hidupnya dijalankan dengan enteng, hari-harinya diisi dengan tawa dan keceriaan sehingga ia amat disukai orang orang di sekitarnya. Perangainya yang ramah dan mudah bergaul juga membuatnya memiliki banyak teman, bahkan ia menjadi ketua geng Genki Ji, komunitas pencinta anime dan manga di Semarang.
Juli 16, 2015

Tales From The Dark





Judul Buku :  Tales From The Dark
Penulis : Poppy D Chusfani, Lexie Xu, Luna Torashyngu, dkk
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : November 2013
Tebal : 344 halaman, ebook (getscoop)
ISBN : 9789792299991


Ini adalah kumpulan kisah kami. Kisah-kisah yang kami bisikkan dalam kegelapan, kisah-kisah sebelum kami bertemu kematian...


Sudah lama saya berniat membeli buku ini, hanya saja sayangnya sudah susah diperoleh di toko buku. Terus tadi keingetan seminggu ini bakal sibuk bolak balik ke rumah mertua buat idul fitri, jadi berinisiatif nyetok 4 ebook deh, salah satunya ya buku ini yang merupakan kumpulan dari 13 cerita pendek bergenre misteri. Para penulisnya juga banyak yang tak asing di mata kita, para pembaca. Sebut saja ada Poppy D Chusfani, Lexie Xu, Christina Juzwar, Luna Torashyngu dan 9 orang lainnya.

Karena ada 13 cerita, jadi hanya akan ada beberapa saja yang saya ceritakan kembali di sini. Tentu saja akan saya pilihkan cerita-cerita favorit saya :))
Juli 15, 2015

Critical Eleven





Judul Buku : Critical Eleven
Penulis : Ika Natassa
Editor  : Rosi L Simamora
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : Juli 2015
Tebal : 344 halaman, paperback
ISBN : 978-602-031892-9

Well, buku Ika Natassa yang pertama saya baca adalah A Very Yuppy Wedding, dan setelah itu saya memutuskan bahwa karya dia tidak cocok dengan selera saya. Hei, no offense, saya menghormati karyanya dan para fans setianya, hanya saja saya tidak termasuk di dalamnya. Jadi ketika ika mengeluarkan buku buku barunya, sebut saja twivortiare, divortiare, saya tak tergoda sama sekali untuk membelinya.

Lalu di awal tahun ini saya membaca kumpulan cerpen yang diterbitkan untuk memperingati ulang tahun Gramedia, ada karya Ika juga di buku itu dan saya rasa saya cukup menyukainya. Tidak terlalu gengges dengan bertaburan merk dagang seperti di AVYW. Sampai kemaren ketika Ika promo tentang novel barunya Critical Eleven, saya masih cuek bebek. Tapi cueknya saya ternyata ada habisnya juga, hahahah, karena saya tergoda oleh sampulnya yang berwarna biru (yeah, saya tipe pembaca yang judge the book by its cover) dan tagnya yang juga berwarna biru. Sayang, saya tidak berjodoh dengan urusan PO memPO. Sampai saya ditawari oleh seorang teman yang kebetulan membeli dua buku, hei, rupanya jodoh memang berlaku juga untuk buku.

The Boy in The Dress





Judul Buku : The Boy in The Dress
Penulis : David Walliams
IIustrator : Quentin Blake
Award : Stonewall Award Honor Book (2011)


But you know, it would be boring if we were all the same wouldn’t it?


Dennis pernah memiliki ibu. Ya, pernah, sebab sekarang ibunya telah pergi meninggalkan Dennis bersama ayah dan seorang kakak laki-laki. Dennis amat dekat dengan ibunya, serta mungkin satu satunya orang di rumah tersebut yang merasa kehilangan. Ayah dan kakaknya terlalu garang, sampai sampai jarang memperlihatkan emosi mereka kecuali saat marah. Sedangkan Dennis cenderung ekspresif, ia bahkan sesekali merindukan pelukan atau belaian ibunya, yang tidak akan pernah ia dapatkan dari Sang Ayah.

Suatu ketika, si Ayah menemukan majalah Vogue di bawah kasur Dennis. Sambil marah-marah, ia menegaskan bahwa tidak seharusnya anak laki-laki menyukai majalah mode untuk wanita tersebut. Dennis sakit hati, tetapi mau bagaimana lagi, meski ia suka sekali dengan mode, ia harus merelakan majalah tersebut dibuang oleh sang Ayah ke tong sampah.

Segalanya berjalan seperti semula sampai Dennis bertemu dengan Lisa, kakak kelasnya di sekolah. Bersama Lisa, Dennis menemukan kebahagiaan luar biasa, berbincang tentang mode, pakaian, sepatu, gaun, dan hal hal lain semacamnya. Sampai sebuah ide gila muncul di pikiran Lisa, bagaimana kalau Dennis mencoba koleksi pakaian miliknya? Yah, mencoba doank, ngga salah donk ya, begitu pikir Dennis. Tapi ternyata, dia nyaman memakai baju tersebut, plus make up, plus high heels. Apa ada yang salah dengan Dennis? Bagaimana cara dia menyikapi pengalaman barunya tersebut? Apa akan ada tindakan ekstrim yang diambilnya?
Juli 14, 2015

Because You’ll Never Meet Me




Judul Buku : Because You’ll Never Meet Me
Penulis : Leah Thomas
Penerbit : Bloomsburry Children’s Books
ISBN : 978-1-61963-591-3


Even if you are powerless, your words are not


Pernah nggak kamu membayangkan, ada orang di luar sana yang hidupnya bisa beresiko kalau dia dekat dekat dengan sesuatu yang berhubungan dengan listrik? Tersebutlah Ollie, seorang anak laki-laki yang mengalami kelainan seperti itu. Ia tinggal bersama ibunya di pondok di tengah hutan, tanpa barang barang elektronik di sekitarnya. Tidak ada telepon, televisi apalagi komputer. Sebab jika ia terlalu dekat dengan sesuatu hal yang berhubungan dengan listrik, ia langsung kolaps, kejang kejang sambil mimisan. Pada intinya sih ya... taruhannya nyawa. 

Akibatnya, Ollie tidak punya seorang teman. Ia terisolasi dari dunia luar, hidupnya hanya mengenal ibunya dan Dr. Auburn-Stache, lelaki yang sering menjenguk mereka untuk memastikan keduanya baik baik saja. Atas usul Dr. Auburn-Stache, Ollie diminta untuk menulis sebuah surat kepada seseorang untuk memulai sebuah pertemanan. Hanya ini cara yang dinilai aman saat Ollie mencoba berinteraksi dengan orang luar.

Sebuah surat balasan diterima Ollie, dari seorang anak lelaki yang juga berkelainan, Moritz namanya. Tetapi Mo malah hidup berdasarkan listrik, sebab di tubuhnya ada alat yang bertugas membantu jantungnya berdetak. Selain itu, Mo tidak memiliki bola mata, tetapi meski demikian, ia masih dapat melihat keadaan sekitarnya melalui metode yang disebut echolocation, ia melihat dunia melalui telinganya, dengan decakan lidah yang ia keluarkan, ia dapat meraba seperti apa di sekelilingnya.

Salam,

Salam,