Judul Buku
: The Boy in The Dress
Penulis :
David Walliams
IIustrator
: Quentin Blake
Award : Stonewall Award Honor Book (2011)
But you know, it would be boring if we were all the same wouldn’t it?
Dennis
pernah memiliki ibu. Ya, pernah, sebab sekarang ibunya telah pergi meninggalkan
Dennis bersama ayah dan seorang kakak laki-laki. Dennis amat dekat dengan
ibunya, serta mungkin satu satunya orang di rumah tersebut yang merasa
kehilangan. Ayah dan kakaknya terlalu garang, sampai sampai jarang
memperlihatkan emosi mereka kecuali saat marah. Sedangkan Dennis cenderung
ekspresif, ia bahkan sesekali merindukan pelukan atau belaian ibunya, yang
tidak akan pernah ia dapatkan dari Sang Ayah.
Suatu ketika, si Ayah menemukan majalah Vogue di bawah kasur Dennis. Sambil marah-marah, ia menegaskan bahwa tidak seharusnya anak laki-laki menyukai majalah mode untuk wanita tersebut. Dennis sakit hati, tetapi mau bagaimana lagi, meski ia suka sekali dengan mode, ia harus merelakan majalah tersebut dibuang oleh sang Ayah ke tong sampah.
Segalanya berjalan seperti semula sampai Dennis bertemu dengan Lisa, kakak kelasnya di sekolah. Bersama Lisa, Dennis menemukan kebahagiaan luar biasa, berbincang tentang mode, pakaian, sepatu, gaun, dan hal hal lain semacamnya. Sampai sebuah ide gila muncul di pikiran Lisa, bagaimana kalau Dennis mencoba koleksi pakaian miliknya? Yah, mencoba doank, ngga salah donk ya, begitu pikir Dennis. Tapi ternyata, dia nyaman memakai baju tersebut, plus make up, plus high heels. Apa ada yang salah dengan Dennis? Bagaimana cara dia menyikapi pengalaman barunya tersebut? Apa akan ada tindakan ekstrim yang diambilnya?