Pernah bertanya tanya berapa sih
jumlah novel fantasi karya penulis lokal yang sudah diterbitkan di Indonesia?
Well, kalau saya sih sering banget, sampe saking penasarannya saya sampai cari
info ke beberapa orang yang bergerak di penerbit tapi ternyata saya tidak
mendapatkan angka yang pasti. Saya hanya diberi tahu bahwa memang keterbatasan
pangsa pasar fantasi membuat novel genre ini masih harus bersaing dengan novel
fantasi terjemahan yang biasanya selalu lebih laku. Yah, kalau mau idealis sih
biasanya berprinsip "ayo terbitkan saja, laku tidak laku adalah urusan
belakang" . Tapi mau nggak mau, urusan penerbitan melibatkan banyak orang
dan banyak mulut untuk diberi makan. Kalau terus nerbitin tanpa dapat laba, mau
dikasih makan apa pekerjanya? Makan kertas? Yakalik golem.
Nah, urusan novel fantasi lokal underrated inilah yang membuat saya tergoda untuk membicarakan beberapa karya dari seorang penerjemah yang memang seringnya bekerja dengan novel novel fantasi luar. Menilik karyanya (yang bukan terjemahan) saya salut karena di sela sela kesibukannya, beliau masih sempat menulis cerita fantasi meski tidak sebooming novel terjemahannya. Eh aku belum sebut nama ya? Kali ini kita akan membahas beberapa karya dari Poppy D Chusfani yang sudah saya baca.