Slide Show

April 06, 2015

Nocturnal






Judul : Nocturnal
Penulis : Poppy D Chusfani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 256 halaman, paperback
Cetakan pertama : November 2008
ISBN : 978-979-22-4146-4


Selamat datang di Nocturnal Manor. Mulai sekarang, kau akan menyebut ini rumahmu.


Adelia tidak pernah bermimpi kalau ternyata ia manusia blasteran kucing. Setelah kematian ayahnya, ia harus menerima kenyataan pahit bahwa ia harus kembali ke Adlerland, di mana ia akan menjadi baroness, ketua klan Nocturnal yang bertugas melindungi Raja dan keluarganya. Neneknya yang masih menjadi baroness sudah terlalu tua untuk mengemban jabatan penting tersebut, sedangkan sepupunya yang seharusnya menjadi Baroness berikutnya malah mati dibunuh Vladimir, musuh berat klan Nocturnal.  Setelah tujuh belas tahun hidup menjadi manusia biasa dan tinggal di hiruk pikuk Jakarta, Adlerland memberikan suasana baru yang menyenangkan sekaligus menakutkan bagi Adel. Ia juga harus merelakan impian menjadi ballerinanya terenggut paksa, berubah menjadi seorang petarung dan pelindung.
Di Adlerland, ia dibimbing oleh Johanna, sepupunya yang ngeyelan, judes, dan keras terhadap Adel. Menjalani berbagai macam latihan fisik sekaligus belajar untuk terbiasa hidup dalam keluarga kerajaan membuat Adel ingin menyerah. Bagaimana bisa gadis semuda ia dipasrahi tugas sebegitu besarnya? Mampukah ia mengembannya?
April 05, 2015

Giveaway Hop SciFi/Fan Plus Opini NovFan Lokal yang Terabaikan






Pernah bertanya tanya berapa sih jumlah novel fantasi karya penulis lokal yang sudah diterbitkan di Indonesia? Well, kalau saya sih sering banget, sampe saking penasarannya saya sampai cari info ke beberapa orang yang bergerak di penerbit tapi ternyata saya tidak mendapatkan angka yang pasti. Saya hanya diberi tahu bahwa memang keterbatasan pangsa pasar fantasi membuat novel genre ini masih harus bersaing dengan novel fantasi terjemahan yang biasanya selalu lebih laku. Yah, kalau mau idealis sih biasanya berprinsip "ayo terbitkan saja, laku tidak laku adalah urusan belakang" . Tapi mau nggak mau, urusan penerbitan melibatkan banyak orang dan banyak mulut untuk diberi makan. Kalau terus nerbitin tanpa dapat laba, mau dikasih makan apa pekerjanya? Makan kertas? Yakalik golem.

Nah, urusan novel fantasi lokal underrated inilah yang membuat saya tergoda untuk membicarakan beberapa karya dari seorang penerjemah yang memang seringnya bekerja dengan novel novel fantasi luar. Menilik karyanya (yang bukan terjemahan) saya salut karena di sela sela kesibukannya, beliau masih sempat menulis cerita fantasi meski tidak sebooming novel terjemahannya. Eh aku belum sebut nama ya? Kali ini kita akan membahas beberapa karya dari Poppy D Chusfani yang sudah saya baca.
April 03, 2015

Samantha’s Secret





Masih dalam rangka Event ulang tahun BBI genre Science Fiction dan Fantasy, kali ini saya mau cerita dikit tentang sebuah teenlit berbau horor.


Judul Buku : Samantha’s Secret
Penulis : Shandy Tan
Penerbit : Grameida Pustaka Utama
Cetakan Ketiga : Oktober 2012
Tebal : 200 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-6372-5


Ternyata cinta bukan hanya tidak punya mata, pikir Samantha, juga tidak punya otak.


Samantha jatuh dari tangga, kepala dan badannya terbentur hingga babak belur membuatnya susah bergerak dan kesakitan. Yang lebih parah, dia sekarang bisa melihat hantu. Untung hantu hantu yang ia temui berperangai dan berpenampilan baik, mereka bahkan jadi berteman.

Raka, Tobi dan Hana awalnya gugup karena baru kali ini mereka bisa dilihat oleh manusia yang masih hidup. Tapi mereka juga senang karena ternyata Samantha anak yang supel dan asyik diajak mengobrol. Nah karena Samantha punya sahabat yang tak kasat mata, terbersit ide di kepalanya untuk meminta hal hal yang "curang" dengan bantuan teman temannya tersebut. 

Seperti yang biasa kita ketahui, jika niat awalnya tidak baik,maka endingnya juga ngga baik.
Sementara itu Samantha tidak sadar kalau sahabat di dunia nyatanya, Angela, sedang dalam masalah dan mencoba meregang nyawa.
April 01, 2015

Enter The Magical Realm - Myth




Myth

Istilah myth atau yang sering kita disebut sebagai mitologi tentu sudah akrab di telinga pembaca, terutama bagi penikmat cerita cerita fantasi. Istilah myth ini muncul di abad ke-15 yaitu dari bahasa Prancis pertengahan yaitu mythologie, yang memiliki makna “legendary lore, a telling of mythic legends; a legend, story, tale”

Pada intinya, sebuah cerita dapat dikategorikan myth jika ia berkaitan dengan legenda atau mitos. Hal ini yang membuat mitologi merupakan subgenre fantasi unik yang memiliki penggemar cukup banyak. Karena dengan bersenang senang menikmati sebuah cerita, pembaca juga dapat belajar tentang legenda atau mitos yang seakan akan nyata ada meski itu di masa lalu, atau sebenarnya ada di sekitar kita hanya saja kita tidak pernah secara langsung mengetahui atau mempelajarinya. 

Seringnya, penulis menggabungkan mitologi dengan dunia modern kita saat ini, sehingga membuat pembacanya tidak kesulitan membayangkan jalan cerita dan memahami mitologi yang diselipkan. Banyak cerita cerita anak atau yang bergenre young adult juga menyelipkan mitologi dalam ceritana. Itulah sebabnya menurut saya pribadi tidak hanya antara subgenre tetapi  antar genre pun bisa saja saling tumpang tindih, tinggal sisi mana yang lebih dominan diceritakan oleh penulis.

Maret 31, 2015

Still Alice





Judul Buku : Still Alice
Penulis : Lisa Genova
Tebal : 320 halaman
Penerbit : Simon & Schuster
ISBN : 9781439157039


Alzheimer’s disease was an entirely different kind of beast. There were no weapons that could slay it


Pada dasarnya, saya yakin manusia diciptakan sepaket sama yang namanya "lupa". Tapi bila lupa itu terjadi karena suatu penyakit dan belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya, mungkin rasa lupa itu pelan pelan bisa membunuh kita dari dalam.

Seperti yang dialami Alice, seorang profesor Linguistik di Harvard yang baru berusia lima puluhan. Kariernya sudah mapan, ia disegani baik oleh rekan-rekannya di kampus ataupun oleh mahasiswanya, ya dua puluh lima tahun masa mengajar membuat Alice selalu sibuk dengan kegiatannya. Kehidupan keluarganya juga terlihat sempurna, suaminya seorang Profesor juga di bidang Biologi, anak mereka yang pertama bekerja di bidang hukum, anak kedua mereka seorang dokter. Meski demikian, hubungan alice dengan anak ketiganya tidaklah sempurna. Lydia bercita cita menjadi pemain teater dan Alice sangat menentang hal itu, karena Lydia menolak untuk masuk ke bangku kuliah, malah mengambil kursus peran.

Suatu ketika, Alice mulai melupakan hal hal kecil yang sebenarnya sudah melekat pada dirinya. Seperti lupa isi ceramah, ponselnya ketinggalan, sampai yang paling parah adalah ketika ia berlari (ia memiliki hobi lari) ia mengalami disorientasi arah selama beberapa menit.
Dalam panik, ia mencoba menenangkan diri dan menganggap kalau mungkin itu adalah gejala yang beriringan dengan fase menopausenya. Tetapi karena penasaran, ia memeriksakan diri ke neurologis dan mendapatkan hasil yang mengejutkan, ia terkena alzheimer. Tak puas dengan pernyataan neurologis tersebut, Alice dan John meminta tes mutasi yang hasilnya semakin menguatkan bahwa Alice memang benar terkena penyakit lupa itu.

Salam,

Salam,