Judul Buku : The Girl on The Train
Penulis : Paula Hawkins
Tebal : 269 halaman
ISBN : 9780698185395
Who was it said that following your heart is a good thing? It is pure egotism, a selfishness to conquer all
Saya tergoda membaca buku ini karena
di sinopsisnya membawa bawa judul Gone Girl dan Before I Go To Sleep, dua novel
yang saya suka karena endingnya bikin senewen. Jadi makin penasaranlah saya
karena saya lihat review buku ini juga cukup bagus di Goodreads. Barangkali
bakal masuk ke jajaran novel favorit saya tahun ini? Who knows?
Yaah, ternyata.... saya cukup terkejut membaca cerita di dalamnya.
Buku ini diceritakan dari tiga sudut pandang, Rachel yang baru saja bercerai, kehilangan pekerjaan dan alkoholik, Megan yang meski memiliki seorang suami penyayang tetapi tetap saja merasa hidupnya tak sempurna, serta Anna yang merupakan istri baru dari suami Rachel.
Cerita dimulai dari rutinitas yang biasa dilakukan Rachel setiap hari, berangkat pagi pura pura pergi kerja (ia tak mau teman seapartemennya tahu kalau ia sudah dipecat dari kantornya) naik kereta. Sambil menikmati pemandangan dari balik jendela, ia juga suka memberi karakter pada orang orang yang sering ia lihat dari balik jendela tersebut yang tinggal di rumah rumah dekat rel. Tapi ada satu rumah yang selalu ia sempatkan diri untuk mengamati setiap kali naik kereta. Pemilik rumah itu sepasang suami isteri, Rachel bahkan memberi nama sendiri kepada dua orang yang tak ia kenal itu, Jess dan Jason.