Judul Buku : Enigma
Penulis : Yudhi Herwibowo
Editor : Anin Patrajuangga
Penerbit : Grasindo
Tebal : 224 halaman, paperback
ISBN : 978-602-251-192-2
Hasha, Patta,
Chang, Goza, Isara dan Kurani. Empat nama pertama yang saya sebutkan adalah
laki-laki, dan dua terakhir adalah perempuan.
Yogyakarta adalah
kota di mana mereka semua bertemu, sebelum Kurani memutuskan pindah ke Jakarta
setahun kemudian, menyisakan lima orang yang kemudian berteman sangat akrab.
Cerita ini dimulai
ketika Isara menerima surrat undangan pernikahan Kurani dengan Hasha. Isara
yang saat itu telah berpisah dengan suaminya, Patta, setelah mengabarkan
undangan tersebut, kemudian memutuskan pergi ke Yogyakarta. Mengenang masa lalu
dan mungkin menghadiri pesta pernikahan sahabatnya.
Patta yang
merupakan salah satu orang kepercayaan pejabat, diam-diam masih mencintai
Isara. Setengah mati ia
mencoba melupakan Isara, tetapi tak pernah berhasil, meski ia tahu bahwa hanya
satu lelaki yang berhasil menguasai hati Isara, yaitu Hasha.
Hasha adalah
seorang penulis, ia sering menulis artikel di koran, meski nyawanya pernah
hampir hilang karena satu berita yang ia kerjakan bersama rekannya, Tapi Hasha
tahu, ia tidak bisa berhenti menulis. Pun jika kemudian diterbitkan dengan nama
lain, agar kehidupannya tidak terancam. Ia kini fokus ke masa depan, mencintai
Kurani dan menikahinya, pun jika Kurani kadang terlihat ragu dengan keputusan
mereka.
Chang adalah
sahabat Hasha, lelaki ini memiliki misteri yang diam-diam ia sembunyikan dari
sahabat-sahabatnya ketika mereka bertemu kembali. Lalu Goza, lelaki ini adalah
yang paling berandal dari semua tokoh utama dalam cerita ini, ia pembunuh
bayaran. Setahun ini ia berniat berhenti dari ’orang langganan’nya yang lama,
tapi suatu hari ia mendapatkan pesan kembali dari orang tersbeut, ia harus ke
Yogya. Targetnya yang berikut ada di kota pelajar itu.
Lalu apa yang
menyatukan mereka?
Entah bagaimana,
takdir menjadikan kisah hidup mereka saling bertautan satu sama lain. Diam-diam
semuanya berhubungan, kebetulan-kebetulan kecil, bayang-bayang yang singgah di
alam bawah sadar seorang di antara mereka, atau terkadang hanya keinginan kuat
dalam hati, membuat mereka semua setelah bertahun-tahun berlalu, kembali lagi
ke kota Yogyakarta. Bukan untuk mengenang masa lalu, tetapi meneruskan jalan
takdir. Bagaimana akhir cerita masing-masing kemudian? Apa yang sebenarnya
menautkan mereka?