Judul Buku : Ratu Penyihir - The Witches
Penulis : Roald Dahl
Ilustrasi : Quentin Blake
Alih Bahasa : Diniarty Pandia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Keempat : April 2005
Tebal : 240 halaman, paperback
ISBN : 979-686-631-5
Kamu percaya nggak, kalau penyihir itu ada?
Penyihir yah, kalau di luar negeri mungkin semacam di film
Bewitched gitu, cewek cantik, bisa sihir, dan dia ramah sama manusia.
Kalo di Indonesia? Entah kenapa yang kebayang pertama kali di
benak saya malah mukanya mak Lampir dari Misteri Gunung Merapi. ~.~
Kali ini Dahl berbagi tips dengan kita tentang caranya
mengidentifikasi seorang penyihir.
Yang pertama, penyihir itu pasti wanita. Ngga ada yang
namanya penyihir kok cowok. (agak aneh sik, ya. Mungkin kalo cowok namanya
pesulap, entah bagaimana dnegan Harry Potter)
Kedua, dia selalu mengenakan sarung tangan, sesumuk apapun
cuacanya. Fungsinya buat nutupin kukunya yang panjang dan bengkok. -__-
Ketiga, dia selalu memakai wig. Aslinya penyihir itu ngga
punya rambut, alias botak. Nah karena dia botak, terus ditempelin wig, mau ga
mau dia akan sering menggaruk kepalanya karena gatal. Jadi hati hati saja kalau
orang di sebelahmu sering garuk-garuk kepala.
Selanjutnya, penyihir nggak punya jari kaki dan ludahnya
berwarna biru. Entah kenapa ludahnya berwarna biru, bukan abu-abu atau hitam
gitu kek.
Yang terakhir, lubang hidung penyihir berwarna merah muda dan
bergelombang.. Fungsinya untuk membaui buruannya, yaitu para anak kecil.
Iya, Penyihir paling suka berburu anak kecil. Karena mereka
bau sekali!!
Ciri-ciri penyihir di atas disampaikan Grandmamma kepada
cucunya, si aku dalam cerita Dahl. Si Nenek, meski sudah renta tapi masih
semangat mengasuh cucunya yang yatim piatu. Suatu hari bahkan mereka pergi
berlibur dan menginap di sebuah hotel. Sialnya, saat di hotel, si anak ini
bertemu dengan serombongan penyihir yang sedang mengadakan rapat tahunan, plus
bertemu dengan si Ratu penyihir yang buruk rupa!!
Dalam rapat tahunan itu, Sang Ratu memerintahkan anak buahnya
untuk melenyapkan semua anak di Inggris, dengan cara mengubah mereka menjadi
tikus. Ya, seekor tikus! Dengan demikian para orang dewasa sendiri yang akan
melenyapkan anak-anak itu selama-lamanya. Ide yang licik dan serem, kan?
Racun untuk
mengubah bentuk itu nanti akan dimasukkan ke dalam permen. Padahal anak kecil
kan suka sekali dengan permen.
Saat menguping
pembicaraan para penyihir itu, si anak ketahuan dan langsung diubah menjadi
seekor tikus!
Terus gimana
akhirnya? Apa si anak bis akembali menjadi manusia? Apa ia bisa kembali bertemu
neneknya? Lalu apa ide para penyihir untuk melenyapkan anak-anak di Inggris,
akan berhasil?
Yaa, baca sendiri
donk, bukunya X))
Ini adalah buku
Dahl yang agak tebal yang pernah saya baca. Seringnya kan tipis-tipis dan ringan ringan, sekali
baca aja udah beres. Tapi yang satu ini agak lama juga saya membacanya, mungkin
karena tidak terlalu ’magic’ padahal yang dibahas kan penyihir. Kesannya
biasa-biasa aja gitu, bahkan nggak terlalu suka.
Tokoh yang paling
asyik di cerita ini menurutku sik, si Nenek. Bayangin aja, punya nenek yang
berpengalaman menghadapi penyihir. Nenek yang kalau bercerita bisa bikin kita
lupa segalanya, seru abis. Nenek yang malah ngelarang cucunya mandi, karena
kalau semakin kotor, para penyihir ngga akan nyium bau tubuh kita. Sayangnya,
si nenek ini gemar banget ngisap cerutu, berasa om-om dari Kuba. -___-. Agak ga
pas gitu kalo buat buku bacaan anak-anak, menurutku.
Waktu saya coba
googling, eh baru tau ternyata buku ini udah pernah difilmkan loh. Ditayangkan
tahun 1990 dengan pemainnya ada Anjelica Huston, Mai Zetterling, dan Rowan
Atkinson. Film yang didistribusikan oleh Warner Bros ini masuk ke berbagai
nominasi film, bahkan juga memenangkan Boston Society of Film Critics Award.
Duh, bikin saya
jadi penasaran deh mau nonton filmnya. Gimana ya, cara meranin tikusnya? :D
Satu kutipan yang
saya suka banget dari buku ini :
Bukan masalah siapa dirimu atau seperti apa
penampilanmu, selama ada yang menyayangimu