Slide Show

Juni 27, 2013

The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde




Judul Buku :  The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde
Penulis : Robert Louis Stevenson
Alih Bahasa : Julanda Tantani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Mei, 2011
Tebal : 128 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-7125-6




Berawal dari sebuah serial di televisi, saya memutuskan untuk membeli dan membaca novel ini. Nama Dr. Jekyll sudah seringkali dikupas dan dibahas oleh banyak penikmat buku klasik, terutama mereka yang menyukai hal-hal tentang psikologis manusia. Sebenarnya saya rada sangsi apa saya sanggup membaca novelnya, eh begitu melihat wujudnya, saya mah yakin kelar aja bacanya. Wong ternyata tipis, dan hurufnya gede-gede. (kebahagiaan besar buat pembaca yang matanya minus seperti saya XD)

Kisah ini diawali dari rasa penasaran seorang pengacara bernama Mr. Utterson akan seorang lelaki bernama Mr. Hyde. Sahabat Utterson, Dr. Henry Jekyll, pernah menitipkan kepadanya sebuah surat wasiat yang isinya ditujukan kepada Mr. Hyde sebagai ahli warisnya. Sebelum itu, nama Mr.Hyde tidak pernah didengar oleh Utterson, apalagi ia juga belum pernah bertemu lelaki itu barang sekalipun.

Suatu hari ketika Utterson berjalan-jalan dengan sahabatnya, ia diceritakan sebuah kisah yang agak seram tentang perilaku Mr. Hyde yang diluar batas kemanusiaan. Mr. Hyde telah menginjak-injak (dalam arti harfiah) seorang anak perempuan ketika mereka bertemu di persimpangan jalan. Tuntutan diberikan kepada Mr. Hyde, dalam bentuk ganti rugi poundsterling, ia smenyetujui untuk membayar tuntutan tersebut, tetapi anehnya, cek yang diberikan adalah cek yang ditandatangani oleh Dr. Jekyll, bukan oleh Mr. Hyde sendiri.

Sahabat Utterson, Mr. Enfield, yang menceritakan kisah terssbut mendefinisikan Mr. Hyde sebagai seorang lelaki yang buruk rupa, punggungnya bungkuk dan cara berjalannya juga tidak lazim. Apabila kita memandang Mr. Hyde, yang ada hanya rasa kesal, marah dan emosi yang negatif. Utterson segera saja penasaran dengan lelaki misterius yang menguntit hidup Dr. Jekyll, Ia khawatir bila sahabatnya berada dalam bahaya atau ancaman yang menyeramkan dari lelaki buruk tersebut.

Penyelidikan dilakukan secara diam-diam, Utterson juga bertanya kepada orang-orang terdekat Dr.Jekyll untuk menanyakan apakah dokter yang cemerlang itu sedang ditimpa masalah. Tidak semua orang memberikan keterangan yang banyak ataupun jelas, bahkan Dr. Lanyon, sahabat Utterson dan Dr. Jekyll, terkesan menutupi suatu hal.

Semakin lama, Mr. Hyde semakin memiliki reputasi yang buruk setelah ia membunuh seorang lelaki yang terkenal. Utterson juga turut dalam penyelidikan kepolisian dalam menemukan keberadaan Mr.Hyde yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar dari rumahnya.

Sampai sebuah fakta mengejutkan Utterson di depan matanya sendiri. Hal yang selama ini ia takutkan ternyata bisa lebih menakutkan lagi, pada kenyataannya....


Membaca novel ini hanya perlu waktu tidak lebih dari 3 jam. Jalan ceritanya yang sederhana, meski sudah bisa diduga, tetap memberi rasa tegang bagi pembacanya. Novel yang diterbitkan pada tahun 1886 ini menurut saya layak sekali dijadikan koleksi, meskipun kalsik, tapi ceritanya tidak lekas kuno meski waktu yang berbeda.
Dr. Jekyll cenderung tertutup meski ia memiliki karier cemerlang, seorang yang profesional, penuh rasa ingin tahu, dengan tubuh tegap dan putih. Sedangkan Mr. Hyde adalah seorang yang jahat, memiliki hasrat menggebu-gebu dengan tubuh bungkuk dan penuh dengan energi negatif yang ada pada diri manusia.

Persoalan kepribadian dan kejiwaan manusia ternyata telah lama dikenal dan diteliti. Pada akhirnya, manusia jelas memiliki dua pribadi yang berbeda, satu baik dan satu jahat. Pribadi mana yang dominan merupakan kekuasaan manusia itu sendiri untuk memilih dan menentukannya. Yang saya kagumi dari cerita ini adalah bagaimana Stevenson memiliki ide (pada tahun tersebut) untuk menghadirkan ’obat’ dalam kasus penanganan kepribadian ganda, yang sekarang lebih dikenal sebagai Dissociative identity disorder.

Dr. Jekyll mengingatkan saya akan kisah Hulk, Batman (musuhnya si Two-Face), bahkan juga superhero lainnya yang berkepribadian ganda XD . Kisah Dr. Jekyll merupakan salah satu karya fenomenal Stevenson, lelaki berkebangsaan Skotlandia ini. Karyanya berpengaruh pada banyak literatur yang lebih modern, termasuk pada karya Kipling dan Conan Doyle. Nah, makin penasaran donk sama ceritanya Dr. Jekyll? :p


Posting ini dalam rangka posbar BBI ; Tema Sastra Eropa
Juni 26, 2013

Wishful Wednesday #46

Wishlist lagi nyoookk.. X)

Buku ini membuat saya penasaran, soalnya judulnya panjang. Kaga tau kenapa bisa sepanjang itu, apa karena surat di dalamnya panjang-panjang, atau cuma karena si penulis pingin aja bikin judul yang panjang. Saya ngga bisa ngarepin bakal nemuin planet lain atau soal fisika kuantum seperti Hawking di buku ini, kan?
Yang sebagian besar ripiu bilang, buku ini kurang nggreget, meski pilihan diksi oleh penulisnya sudah apik.

Tapi yah, untuk buntelan, boleh donk berharap saya dapet kiriman buku ini. ;p




Ada surat panjang yang terlambat sampai.
Tanpa nama pengirim, dan hampir basah oleh tempias hujan.

*

Sejak kecil kita berdua merasa diri kita adalah alien-alien yang tersesat ke Bumi.

Pria itu sudah melupakan seorang teman masa kecilnya saat sebundel amplop itu sampai di beranda rumah.

Kalau kau perlu tahu, aku hanya punya satu macam mimpi. Aku ingin tinggal di rumah sederhana dengan satu orang yang benar-benar tepat. Bila memang aku harus mencurahkan seluruh perhatianku, kepada satu orang itulah hal itu akan kulakukan.

Ia bahkan sudah melupakan mimpi-mimpi masa kecil mereka.

Berpuluh-puluh tahun lamanya, bahkan sejak kali pertama bertemu, aku telah memilihmu dalam setiap doaku. Sesuatu yang tak pernah kauketahui bahkan hingga hari ini. Dan bila kau suruh aku pergi begitu saja, di usiaku yang lebih dari empat puluh ini, aku mungkin telah terlambat untuk mencari penggantimu.

Dan ia tak tahu teman masa kecilnya itu masih mencintainya.

*

Surat-surat itu menarik pria itu ke masa lalu.
Hingga ia tahu, semuanya sudah terlambat



Seperti biasa, kalau kamu ingin ikutan eventnya Perpus Kecil, begini caranya :



1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =) 
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya! 
3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


Juni 15, 2013

#KadoUntukBlogger #unforgotTEN ~ GagasMedia



Sekarang ini siapa sih penikmat novel Indonesia yang ngga kenal sama Gagas Media? Penerbit ini jelas memiliki pangsa pasar yang luar biasa luas, dengan buku-buku terbitan yang berkelas dan memberi warna baru di dunia perbukuan Indonesia. Terutama dari segi covernya yang eye catching, unik dan nggak mboseni. Buku-buku keluarannya juga bervariasi, mulai dari fiksi sampai nonfiksi dan banyak penulis-penulis baru yang bermunculan digawangi penerbit ini.

Saya memang bukan penikmat romance garis keras, tapi dari pengalaman saya membaca buku Gagas, saya suka dengan cerita-cerita yang biasa mereka keluarkan. Ringan, tidak membebani pembaca, terkadang ceritanya unik meski sederhana. Singkatnya, sekali baca bisa langsung tandas. Buku Gagas memang selingan yang cocok bagi saya, terutama setelah jenuh dengan kisah fantasi atau thriller. Beberapa Buku Gagas yang sudah saya review bisa dilihat di daftar tag 'Gagas Media' di sisi kanan blog ini.

Kali ini Gagas akan berbagi dengan blogger-blogger yang beruntung (yang semoga saya salah satunya X)), dalam event #KadoUntukBlogger . 10 buku akan dibagikan kepada masing-masing pemenang, dan saya berharap sekali bisa mendapatkan hadiah tersebut, karena yaa.. anggap saja hadiah saya sebagai Ibu baru (lagi). Dengan dua anak, apalagi yang satu masih belum genap dua bulan, saya agak kerepotan membaca novel-novel fantasi atau thriller yang seringnya tebal-tebal dan ‘berat’. Buku Gagas tentu cocok menemani saya saat begadang dini hari atau sekadar teman minum teh di malam hari ketika seisi rumah sudah terlelap. Novel yang ringan, tidak menjenuhkan dan cover yang menawan, yup, pasti cocok banget sama saya. Apalagi 10 buku, lumayan jadi temen begadang sebulan, paling nggak :D


Yah, udha gini aja. Semoga Gagas memilih saya buat mendapatkan #KadountukBlogger ini. :)

Juni 12, 2013

Wishful Wednesday #45

Bulan Juni! Bulannya Pak Sapardi!!

Yup, saya salah satu penikmat puisi. Puisi siapa saja, dan tentang apa saja. Ngga ada kekhususan buat saya dalam menikmati puisi. Saya bahkan sering bikin puisi sendiri, terutama kalau galau, kebanyakan saya publish di blog saya yang lainnya. XD

Kali ini saya mau masukin buku ini ke dalam keranjang wishlist saya.





AKU INGIN

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sapardi Djoko Damono, 1989
Hujan. Puisi.

Dua hal yang selalu membuat saya jatuh cinta!
Adakah yang mau mengirimkan buntelannya untuk saya?

:D



Seperti biasa, kalau kamu ingin ikutan eventnya Perpus Kecil, begini caranya :


1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =) 
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya! 
3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


Juni 10, 2013

Dongeng ketiga belas – The Thirteenth tale




Judul Buku : Dongeng ketiga belas – The Thirteenth tale
Penulis : Diane Setterfield
Alih Bahasa : Chandra Novwidya M.
Editor : Siska Yuanita
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua : Maret 2009
Tebal : 608 halaman
ISBN : 978-979-22-4129-7


Buat saya, dongeng memiliki kekuatan tersendiri dalam memberikan penghiburan. Ia adalah cerita yang cocok dibaca siapa saja, pada saat apapun, baik saat senang maupun sedih. Dongeng mungkin memberikan fantasi kebahagiaan, menyulut harapan, meski ada juga dongeng yang menyedihkan. Tapi saya selalu suka dongeng, apapun ceritanya, siapapun pemainnya dan di mana latar ceritanya.


“Dongeng membutuhkan kata-kata. Tanpa kata-kata, dongeng akan menjadi pucat, sakit dan mati. Dan kemudian kisah itu akan menghantuimu.” – Hal.36


Margaret Lea adalah seorang penulis biografi mud ayang biasa-biasa saja. Namanya tidak tertulis di buku-buku terkenal yang dipajang di etalase toko, atau menjadi pembicara di berbagai jumpa pers para penulis. Ia hanya pernah menerbitkan satu esai kisah tentang kakak beradik Edmond, dan beberapa tulisna biografi yang ia pernah buat adalah biografi dari mereka yang sudah mati. 


Suatu saat, hampir malam, ketika Margaret menemukan sepucuk surat di anak tangga toko buku milik Ayahnya. Surat itu ditujukan kepada Margaret dan dikirimkan atas nama Vida Winter, Penulis terkenal di Inggris saat itu. Vida telah menerbitkan 56 buku dalam 56 tahun dan diterjemahkan ke 49 bahasa. Ia bahkan dianggap sebagai Dickens abad ini. Wanita itu meminta Margaret agar mau menuliskan biografi Vida Winter yang sesungguhnya. Sebenarnya sudah berkali-kali para wartawan menanyakan langsung kepada Vida, cerita masa lalu Vida. Tapi Vida selalu memberikan cerita yang berbeda kepada mereka, cerita yang adalah dongeng belaka, bukan kisah sebenarnya.



“Ceritakan padaku yang sesungguhnya.”



Seorang lelaki yang datang kepada Vida adalah pemicu dari keinginan Vida untuk menuliskan kisah hidupnya.Semenjak kedatangan lelaki itu, dan semakin sedikit dongeng yang bisa Vida ceritakan, saat itulah Vida tahu bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menceritakan masa lalunya kepada dunia melalui tangan Margaret. Meski sudah mengetahui siapa Vida, tapi Margaret belum pernah sekalipun membaca hasil karyanya. Margaret lebih suka menyusuri toko buku tua milik Ayahnya, mencari almanak-almanak, buku buku tua alih-alih membaca Novel Vida.

Salah satu novel Vida yang terkenal adalah yang berjudul ‘Tiga Belas Dongeng’, novel itu berisi kumpulan dongeng yang anehnya tidak ada dongeng ketiga belas. Hanya berisi dua belas dongeng, meski judulnya seakan mengisyaratkan ada 13 cerita di dalamnya. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab Margaret turut penasaran untuk menuliskan kisah Vida yang sebenarnya.


“Kelahiran sebenarnya bukan permulaan. Awal hidup kita bukanlah milik kita, melainkan kelanjutan dari kisah orang lain” – Hal.97


Datanglah Margaret ke kediaman Vida Winter di daerah utara, pada saat musim dingin. Di rumah itu kelak Vida akan mengisahkan sebuah cerita tentang keluarga Angelfield. Tentang Isabelle yang cantik dan keras kepala, Charlie yang pemberontak dan Si kembar, Adeline dan Emmeline, yang liar. Keluarga Angelfield merupakan keluarga yang dijauhi oleh tetangganya, hal ini disebabkan ada saja masalah yang ditimbulkan oleh anggota keluarga mereka. 

Margaret yang mendengarkan dan menuliskan kembali kisah itu terkadang ragu, apakah ini benar kisah Vida Winter, atau hanya sebuah dongeng lain yang dikisahkan kepadanya?


Ternyata ini bukan novel fantasi yang ‘terlalu fantasi’, seperti dugaan saya. Isinya lebih misterius dan lebih kelam daripada yang saya kira, dan benar-benar membuat saya penasaran karena ada banyak ‘lubang’ di kisah Vida yang seakan menunggu untuk dikuak, Siapa sebenarnya Vida ini. Meski ada dua kisah yang diceritakan, yaitu kisah Angelfield dan kisah Margaret, tapi penulis mampu dengan lancar mengisahkan dan menautkannya dengan apik dan halus. Misteri dan poin-poin penting dijabarkan penulis dengan lancar, bahkan terkadang tersamar sehingga pembaca gemes sekaligus frustasi, ini kisah Vida beneran atau bukan?


Selain tokoh-tokoh utama, para tokoh sampingan anehnya diam-diam memberikan kunci untuk pembaca menguak siapa sebenarnya Vida. Selain itu misteri kembaran Margaret yang hilang juga menambah kemisteriusan kisah ini. Margaret adalah wanita yang berani dan penuh rasa ingin tahu. Ia jeli, sabar dan teliti, mungkin ini karena ia terbiasa menulis biografi dari orang yang sudah mati. Sedangkan Vida lebih diceritakan sebagai wanita yang dingin, kaku, seenaknya sendiri, dan keras kepala.


Sebuah cerita yang apik, seru dan layak untuk dikoleksi. Bintang lima untuk buku ini. :)

Salam,

Salam,