Slide Show

April 29, 2013

Close Up Interview : Anggota BBI Brigida Alexandra

Maaf Maaf..

Iya saya tahu event posting bareng hasil CUI udah kelar sejak kemaren. Saya adalah salah satu (atau mungkin malah satu satunya blogger yang telat banget posting hasil interview). Kali ini saya mau posting hasil interview saya dengan Brigida Alexandra, pemilik blog Read and Caffeinated.






Me : "aku baru dua kali berkunjung ke blog bukumuu. Hohoh, dan ternyata blognya kereen looh. Eniwei, itu alamat blogmu ‘reith-jerevinan’, apaan sih artinya? Soalnya aku liat di deviant art juga pake alamat yang sama. :D"
Bri : Jadi, Reith Jerevinan itu dua nama yang kugabung. Keduanya karakter dari game favoritku, Magna Carta: Crimson Stigmata. 

Reith itu ada dua versi kepribadian: tegas dan (ketika di cerita dia lupa ingatan), naif dan polos. Sering kali kalo ngereview, kita butuh menggabungkan selera sama being neutral at the same time. Nah Reith itu cukup mewakili image itu. Tegas---tentang buku itu sebetulnya bagus atau ndak, ceritanya fresh, karakter dalam, dll; sementara naif itu kan lumrah buat posisi kita sebagai pembaca, kalau ketemu buku yg selera kita banget, biasanya kita lebih suka kan? Kemungkinan ngebagus-bagusin di review lebih ada kan? 

Naaahh, cuma yah, karena aku lulusan Ilmu Komunikasi Massa/Jurnalistik, dan ada istilahnya 'cover both sides' alias ga berat sebelah, nah, aku berusaha untuk mempraktekan itu gak cuma di artikel yang aku terbitkan, tapi di blog juga. Biar calon pembaca bisa punya space utk menentukan dia mau baca bukunya atau ndak, trus, yang udah baca dan nemu review aku biar bisa dapet insight yg pas, buat si penulis juga tau kekurangan, tapi ya gak langsung drop, dia kudu tau juga ada poin positif dari bukunya---biar lebih maju buat dia, nulis kan susah. Hehehe...

Sedangkan, Jerevinan itu adalah nama belakang karakter cowonya Reith. Bhihik! Dia seseorang yang udah berhasil dapat 'pencerahan' karena si Reith.

Kalo mau liat bentuknya Reith pas lupa ingatan, ada di blog akuh http://reith-jerevinan.blogspot.com/p/about-this-blog.html Dan yang gak lupa ingatan, begini bentuknya:






Me : "Eh iya, punya buku favorit? Buku yang udah dibaca berkali-kali tapi masih ngga ngebosenin kalau dibaca lagi? Judulnya apaa? Kalau aku..emm.. buku dongeng sebelum tidurnya Disney X) 365 cerita dalam satu buku, jadi awet sehari dibaca satu mah. XD"

Bri : Buku favorit...banyak yah. Aku suka buku-bukunya Paolo Coelho, Mitch Albom, JD Sallinger, George Orwell, Haruki Murakami, Ayu Utami, Ernst Hemmingway, Agatha Christie, R.L. Stine dan lupa! Hahahaa... kalau buku yang gak bosen2 di baca itu.... *drum rolls* Fifty Shades of Grey! Tapi di bagian tertentunya aja sih. Hahaha...

Me : "Aku suka loh liat postingan di blog bukumuu, tapi kayaknya terakhir update tahun kemaren yah? Hohoh, hectic banget ya kerjaan sama kuliahnya, sampe ngga sempet update blog lagi? Yah, aku juga ngga seaktif blogger-blogger lain, kalau lagi mood doank updatenya. Kalo lagi males mah, buku yang dibaca lewat gitu aja ngga pake review segala X)"

Bri : Iyaah... tapi bentar lagi akan diposting. Cuma aku kalo gak kerja, sakit, ketiduran. Hahaha...


Me : "Punya tokoh yang paling berkesan yang pernah dibaca di salah satu buku? Siapa dan di buku apa?" 
Bri : Tokoh yang berkesan itu Christian Grey di Fifty Shades of Grey. Dia itu ajaib! Hahaha... Lalu, Santiago di The Alchemist-nya Paulo Coelho, Veronika di Veronika Decides to Die, Sheila di Sheila by Torey Hayden, Julia sama Winston di 1984 nya Orwell, Morrie Schwartz di Tuesdays with Morrie, dan Liesel di The Book Thief. 
 Kayaknya itu aja. Lupa.... banyak dan aku tak bisa memilih satu. Maaphkan...

 Wew, itu mah banyak juga ya :))
Me : "Biasanya ada jadwal beli buku, nggak? Misal disempet-sempetin sebulan sekali atau seminggu sekali gitu? Sekali beli biasanya berapa buah? :D" 
Bri : Hmmm, sebenernya sih ndak. Tapi, aku kalo lagi bosen dan ingin keluar ataupun kalo ngalor ngidul sampe ke mall. Pasti nyari kalo ga toko boneka, game, baju ya pasti toko buku. Gak afdol kemana-mana kalo ga masuk ke toko buku. Dulu SMA itu sering banget ke Gramedia, karena deket banget sama Gramedia. Trus di kerjaan yang sekarang, kantornya ada di seberang dua mall gede. Dan hampir kesana setiap minggu, minimal. Hahaha, jadi dalam seminggu bisa masuk ke toko buku. Nah kalo udah masuk, ga afdol kalo ga beli juga. Untuk berapa banyaknya sih, tergantung. Kalau ada yang aku suka dan belum punya, biasanya langsung beli. Itupun kalo uang jajan masih cukup ya hahaha
 duh pasti asyik banget tiap minggu sempet ke toko buku XD

 Me : "Kalau baca buku, apa genre favoritnya Brigida?" 
Bri :  Genre favorit...yg jelas fiksi ataupun non fiksi aku suka. Spesifiknya, aku suka yang yang historical fiction, fantasy, feminism, romance, dystopian, psychological. Apa aja deh... hahah 
 Omnivora juga yaaa.. hehehh.. 

Me : "Apa serial film favoritnya Brigida?" 
Bri : TV show? Hmm... sekarang suka banget sama Castle, CSI, Law and Order: Special Victims Unit, White Collars, How I Met Your Mother, Family Guy, the Simpsons, Doraemon, Ge Ge No Kitaro, Jigoku Shoujo (Hell Girl), Game of Thrones, Glee, Downton Abbey, dann acara masak memasak yang suka ada di Asian Food Channel, seperti 36 Ways to Live Emmanuelle Stroobank, Nigella Bites, French Food at Home, Bake with Anna Olson, ataupun Junior Masterchef yang di Starworld. TV show yang udah ga ada lagi tapi masih seneng di tonton ulang itu Party of Five, Friends, Ally McBeal, Anchor Woman (tv show jepang gtu), Tru Calling, Charmed, One Tree Hill, Beverly Hills 90210.
 aah banyak yg samaan. aku jg suka Castle (meski season baru ini blm sempet nonton T_T) CSI jg suka tapi paling suka CSI NY.

 Me : "Menurut Brigida, semenjak ikut BBI ada keuntungannya nggak? Atau sama aja gitu ikut ga ikut BBI? :p" 
Bri : Hahaha, ikut BBI yang jelas senengnya ada banyak temennya! Salah satunya ketemu kamu. Gimana ga untung? Untung banget kan?
 klo aja ada kesempatan, asyik deh kayaknya ketemuan sambil belanja buku bareng kamu XD

Me : "Apa harapan kedepannya buat BBI?"
 Bri :  Harapannya untuk BBI, semoga kita para reviewer jadi pada berkembang yak! Trus satu sama lain makin akrab, dan sering bergosipan ngomongin buku baru! Hahahaha....
 Aaamiiin
sayangnya cuma sempet sedikit doank wawancara sama Brigida, sebenernya dia oke oke aja kalo mau ditambah pertanyaannya. cuma aku ajah yang ngga punya waktuuu T_T

Mau tahu koleksi buku dia? yuk intip lemari bukunya :))



 buat yang ingin kenal lebih jauh, bisa tengok aja blognya atau cuap cuapnya di twitter
@brigidaalexandra

makasih untuk Brigida yg udah sempet-sempetin jawab interviewkuu, kapan kapan lagi aah :D

Entrok




Judul Buku :  Entrok
Penulis : Okky Madasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : April, 2010
Tebal : 288 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-5589-8

Membaca beberapa review buku ini di berbagai blog atau di situs goodreads membuat saya tertarik membeli buku ini saat ada diskon yang diberikan Gramedia. Ini buku tentang perjuangan dua orang, ibu dan anak. Perjuangan mereka sebagai manusia dan sebagai wanita, pada era yang bertautan tapi dalam sudut pandang yang berbeda.


Cerita dimulai dari keinginan Marni, seorang gadis desa yang mulai beranjak dewasa, untuk memiliki sebuah entrok (Bra/BH) seperti punya sepupunya. Kehidupan saat itu sangat sulit, terutama untuk Marni dan ibunya. Jangankan untuk membeli entrok, untuk makan saja sudah pas-pasan. Karena niat dan keinginan Marni sangat besar, maka ia memutuskan untuk ikut membantu ibunya menjadi buruh pengupas kulit singkong di pasar. Tetapi lazimnya saat itu, buruh wanita tidak pernah diupah dengan uang, mereka selalu diupah dengan bahan makanan, yaitu singkong. Berputarlah otak Marni untuk mencari akal, bagaimana cara ia mendapatkan upah berupa uang, bukan melulu singkong. Ide didapat, ia akan bekerja menjadi buruh panggul, yang membantu membawakan belanjaan orang-orang dari dalam pasar ke dokar. Dari pekerjaan itu, Marni mulai mengumpulkan uang dan berhasil membeli entrok pertamanya. Bahagianya bertambah karena ternyata simpanannya masih sisa, yang kemudian ia gunakan sebagai modal dagang sayur-sayuran ke rumah penduduk sehingga mereka tidak perlu repot-repot ke pasar untuk berbelanja.

Marni kemudian dinikahkan dengan Teja, seorang kenalannya di pasar yang juga buruh panggul. Bersama Teja mereka memiliki seorang putri yang diberi nama Rahayu. Semakin dewasanya Rahayu, kehidupan Marni pun makin sukses. Marni yang semula hanya berjualan sayur mayur menjadi tukang kredit perkakas rumah tangga hingga ia mulai meminjamkan uang kepada orang-orang. Pengetahuan Rahayu yang semakin luas terutama tentang agama membuat Rahayu sering berselisih paham dengan Ibunya, entah karena kebiasaan ibunya memuja Eyang Bumi atau karena cap ’lintah darat’ yang diberikan orang-orang, atau karena Ibunya yang tak mengenal Allah.

Tekad kuat Rahayu untuk menjauh dari kehidupan Ibunya dibuktikan dengan meneruskan studi di Jogja, meninggalkan kampung halaman (suatu daerah di Magetan) berharap menemukan kebebasan di sana. Sementara Rahayu kuliah, kehidupan Marni semakin penuh liku-liku. Marni mampu membesarkan rumahnya, membeli televisi, bahkan mobil pick up, tapi tetangga-tetangganya menganggap Marni sukses karena pesugihan bukan karena Marni pandai mengolah modal. Sedangkan aparat Tentara dan pemerintah tak juga membiarkan Marni bernafas lega, setiap dua minggu harus ada ’upeti’ yang dibayar untuk keamanan. Setiap akan ada pemilu, Marni harus menyumbang uang dalam jumlah banyak untuk kampanye partai beringin jika tidak ingin dicap sebagai PKI.

Sementara itu di Jogja, Rahayu semakin mempelajari agama Islam dengan mendalam. Ia juga jatuh cinta dengan Amri, dosen agamanya yang kemudian kelak menjadi suaminya. Mereka menikah di kampung halaman Rahayu, acaranya sederhana, meski sebenarnya Marni sempat melarang Rahayu menikah dengan Amri, karena ternyata Rahayu hanya akan menjadi istri kedua.


”Menjadi anak sekolahan juga makin membuatnya tidak tersentuh. Dia merasa paling pintar sendiri, paling benar. Kok menikah sama suami orang bisa dianggap benar?”-Hal.166


Setelah menikah, Rahayu dan Amri mengabdikan diri di sebuah pondok pesantren milik seorang Kyai. Semangat keislaman yang mereka punya ditularkan kepada anak-anak yang bersekolah di sana. Seakan tak peduli dengan dunia luar, sampai suatu hari mereka ’dituntut’ kembali terjun ke masyarakat. Hidup dengan tragedi, demikian pula dengan Marni yang hidupnya makin tak tentu.

Sampai salah satu di antara ibu dan anak itu putus asa dan hampir menjadi gila...

Sebuah cerita yang secara keseluruhan menurut saya, diceritakan dengan apik. Dua tokoh utama dalam cerita ini diceritakan secara bergantian dengan peralihan peran yang halus dan jelas. Terutama karena diberi batasan bab-babnya dengan dituliskan tahun kejadian dalam cerita tersebut.

Membaca kisah Marni dalam buku ini membuat saya kagum bagaimana pola pikir Marni sedemikian teratur sehingga ia mampu mengubah dirinya yang hanya anak seorang melarat berubah menjadi seorang wanita yang paling kaya dan disegani di kampungnya. Pun meski ia dituduh mencari pesugihan, menjadi lintah darat, bahkan oleh anaknya sendiri, ia tetap mempertahankan apa yang selama ini ia lakukan. Saat Marni dipalak oleh aparat tentara dan dari pemerintahan pun ia melawan, hanya suaminya saja yang seperti kerbau dicocok hidungnya, mengiyakan semua kemauan tentara tersebut. Marni di kisah ini diceritakan sebagai wanita yang mempertahankan dan memperjuangkan keinginannya. Kekuatannya ini tidak lantas menjadikan Marni seorang wanita ’super’, di bab lain juga diceritakan bagaimana ia sebagai wanita dan manusia biasa berkeluh kesah dengan keadaannya saat itu.

Sedangkan Rahayu, lahir dalam keadaan yang berkecukupan dan dilimpahi pendidikan menjadikannya wanita yang lebih modern. Sayang, ia malah menjelek-jelekkan ibunya sendiri alih-alih pelan-pelan memberitahu ibunya secara baik-baik. Yang menjadi kelemahan buku ini menurut saya ada di kisah cinta Rahayu dengan Amri, dengan ending yang seakan dipaksakan agar tetap berkesesuaian dengan masa saat itu. Penggunaan entrok sebagai judul buku ini juga kurang sesuai karena entrok hanya diceritakan di awal-awal cerita, tidak secara keseluruhan. Kecuali bila entrok dijadikan ’simbolisme’ wanita sebagai tokoh utama dalam buku ini.

Membaca buku ini mengingatkan saya akan Magetan, ya, kebetulan kampung halaman penulis sama dengan kampung halaman saya. Lokasi-lokasi khusus seperti Pasar Gede, jembatan Madiun, Koramil Sukomoro, markas tentara di Magetan, meski saya mengenalnya dalam versi ’modern’ tapi toh tempatnya tetap sama. Sehingga saya tidak terlalu kesulitan membayangkan isi cerita, kebiasaan penduduknya, juga adat masyarakatnya.

Ini memang bukan salah satu buku dengan genre favorit saya, tapi buku ini menarik untuk dibaca terutama mengenai kehidupan masyarakat kita yang lalu. Selamat membaca :)

 Posting ini dalam rangka Baca bareng BBI Bulan April dengan tema perempuan :D

April 17, 2013

Danny The Champion of the World – Danny si Juara Dunia




Judul Buku : Danny The Champion of the World – Danny si Juara Dunia
Penulis : Roald Dahl
Alih Bahasa : Poppy D. Chusfani
Penerbit : Graemdia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : April 2006
Tebal : 248 halaman, paperback
ISBN : 979-22-2047-x




Kali ini Dahl mengajak kita berkenalan dengan seorang anak lelaki berumur 9 tahun bernama Danny. Sejak kecil ia hanya tinggal berdua dengan ayahnya yang seorang ahli mekanik, ibunya meninggal sejak ia berusia 4 bulan. Ayah Danny memiliki pompa bensin tua dan sebuah bengkel, mereka juga tidak tinggal di dalam rumah melainkan di dalam karavan bekas orang Gipsi. Danny kecil sudah akrab berkenalan dengan mesin mobil dan cerita-cerita menakjubkan, ayahnya selain ahli memperbaiki kendaraan juga ahli mendongeng. Bahkan sesekali Danny percaya bahwa dongengnya itu benar-benar nyata.

Suatu hari, Danny memergoki Ayahnya yang diam-diam menyimpan rahasia besar dalam hidupnya. Ternyata Ayah Danny adalah seorang pemburu gelap, ia sering melakukan perburuan burung Pegar di wilayah hutan Mr. Hazell. Kemudian Ayah Danny menceritakan semua rahasianya tentang perburuan itu kepada Danny, termasuk bagaimana caranya agar dapat menangkap banyak burung Pegar. Ada metode ”Sumbat bulu kuda” dan metode ”Topi Lengket”.

Perburuan berikutnya tidak dilakukan Ayah Danny diam-diam, tapi dengan sepengetahuan Danny (meski ia belum boleh ikut). Tapi sayangnya, perburuan itu membuat Ayah Danny terluka parah karena kena jebakan dari penjaga-penjaga burung Pegar di Hutan Hazell. Danny yang mendapatkan firasat bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Ayahnya memutuskan untuk menyusul ke hutan tersebut dan membawa Ayahnya pulang.

Sejak kejadian itu, Ayah Danny sering menjadi murung dan lebih pendiam. Ternyata diam-diam ia ingin balas dendam tidak secara langsung kepada Mr. Hazell. Yah, secara Mr. Hazell juga bukan seorang yang ramah terhadap tetangga dan sekitar, ia orang yang sok berkuasa dan sok kaya. Ide didapat, Ayah Danny akan menangkap sebanyak mungkin burung Pegar agar acara berburu Mr. Hazell yang terkenal di seluruh dunia menjadi gagal. Tapi bagaimana caranya agar ia bisa menangkap banyak burung Pegar tanpa ketahuan? Nah, di sinilah peran Danny yang paling penting. Ia memberikan ide yang keren, tapi apakah ide tersebut berhasil? Apakah mereka bisa menangkap banyak burung Pegar tanpa ketahuan?

Yak, ini adalah salah satu buku Dahl favorit saya. Terutama karena tokoh Si Ayah yang asyik banget. Kan ada gitu bapak-bapak yang pokoknya mah taunya kerja doank, jaraang banget mau main sama anaknya. Iya sih, ini mungkin karena ibunya Danny udah meninggal, tapi terus ngga ngelemparin tanggung jawab sebagai ayah gitu aja. Dia malah jadi bapak sekaligus Ibu, alih-alih nyari emak baru buat anaknya atau nitipin si anak ke rumah eyangnya.

Meski orangnya asyik, tapi si Ayah ini agak kelewatan juga sih. Apa nggak horor gitu ngajak anak kecil main di bengkel, kan banyak baut-baut kecil atau malah alat alat berat yang berbahaya. Ah tapi namanya cerita, boleh boleh aja donk ya XD


Wishful Wednesday #42

Hari ini emang HPL si adek dalem perut sih, tapi berhubung masih anteng anyem di rumah, masih sempet deh bikin WW minggu ini. X)

Ini buku sebenernya udah dipegang pegang kemarin waktu ke TM, aih tapi karena belum sreg banget alhasil malah beli buku yang lain. XD



Tara Johandi, gadis berusia delapan belas tahun, menjadi satu-satunya saksi dalam perampokan tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan dia disekap di dalam kotak perkakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tapi selama penyelidikan, satu demi satu petunjuk mulai menunjukkan keganjilan.

Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Meski dia tahu itu tidak mudah. Ada sesuatu dalam masa lalu Tara yang disembunyikan gadis itu dengan sangat rapat. Namun, sebelum hal itu terpecahkan, muncul Ello, pria teman masa kecil Tara yang mengusik usaha Alfons.

Dan bersamaan dengan kemunculan Ello, polisi dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan kotak perkakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara. Apakah Tara sesungguhnya hanya korban atau dia menyembunyikan jejak masa lalu yang kelam
 


Seperti biasa, kalau kamu ingin ikutan eventnya Perpus Kecil, begini caranya :


1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =) 
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya! 
3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


April 13, 2013

Selamat Ulang Tahun Bebiiii



Selamat ulang tahun, Bebiiiii…

Eits, belum kenalan sama Bebi? Bebi ini si Imut Blogger Buku Indonesia, yang hari ini merayakan ulang tahunnya yang kedua. Duh, cepet banget kayaknya baru kemaren setahun eh hari ini udah dua tahun ajaah.. X)
 
 
Tahun ini karena satu-dua hal, saya ngga bisa hosting Giveaway Hop dib log inii. Pertimbangannya sih daripada nanti malah Giveawaynya ngga keurus dan milih pemenangnya jadi terlambat, maka saya nebeng nge-host GA sama Dion di Blognya Baca Biar Beken . (Ikutan yak, hadiahnya keren loh! *maksa)

Ini memang belum tahun kedua saya jadi member BBI, sih (saya juga bukan ‘pendiri’nya Bebi) X) , tapi di tahun ini saya mengikuti bagaimana perkembangan Bebi makin beragam daripada tahun sebelumnya. Terutama membernya yang makin banyak!! *tebar confetti

Terus program demi program juga terlaksana tak hanya di dalam komunitas (Kaos, Pin, Secret Santa) tapi juga peranan Bebi bagi masyarakat (seperti BBI Berbagi, contohnya). Semoga kedepannya Bebi makin bermanfaat bagi dunia perbukuan Indonesia bahkan Internasional, makin eksis juga di dunia maya atau di dunia nyata (sering sering kopdar, gituh X)),   makin update dan makin imut pastinya (sodorin bakpao ke Bebi).

And yes, saya bahagia gabung di BBI ini. Punya banyak temen yang doyan baca, doyan nimbun, doyan belanja obralan buku, terus minjem meminjem buku  (hemat deh). XD


Selamat ulang tahun, Bebiii.. I do love you, so much. :D

Salam,

Salam,