Slide Show

April 08, 2013

The Warlock(The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel #5)




Judul Buku :  The Warlock(The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel #5)
Penulis : Michael Scott
Penerjemah : Mohammad Baihaqqi
Penyunting : Lisa Indriana Yusuf
Penerbit : Matahati
Cetakan pertama : Januari 2012, paperback
ISBN : 978-602-859-039-8

AWAS SPOILER. Buat mereka yang belum membaca buku 1-3 nya, saya rasa lebih baik menghindari review ini, daripada nanti ketebak jalan ceritanya X)


Buku kelima.
Hari Rabu, Tanggal 6 Juni.

Masih ingat bagaimana petualangan Josh dan Sophie, juga persaingan antara Dr. Dee dan pasangan Flamel dalam merebutkan si kembar tersebut?

Kali ini perjalanan masih berlanjut, diawali dengan sekaratnya Nicholas Flamel membuat Perenelle terus mencari cara agar suaminya dapat hidup lebih lama lagi. Sementara John Dee yang berhasil mendapatkan Josh merencanakan untuk menebar teror di kota San Fransisco. Mereka akan melepaskan makhluk-makhluk kegelapan yang terkurung di Alcatraz.

Sementara itu, Joan of Arc, Scathach dan tiga orang lain berada di lini waktu yang berbeda. Mereka berada di Danu Talis, sebelum pulau itu mengalami kehancuran. Tempat di mana Abraham sang Mage akan selesai menuliskan bukunya yang kemudian kelak dijaga oleh pasangan Flamel (seperti yang kita ketahui sebelumnya).

Sophie bersama Niten yang berkunjung ke rumah Bibi Agnes, malah menemukan kejutan tak terduga di sana. Ternyata Bibi Agnes yang selama ini dikenalnya bukanlah benar-benar Bibinya. Yang lebih seru, di tempat ini juga nantinya akan berkumpul banyak manusia abadi, mereka kemudian masing-masing kelak mendapatkan surat dari Abraham yang dititipkan melalui seseorang.

Sambil menunggu ramalan terwujud, makin banyak petualangan dan keseruan yang ada di buku ini. Terus siapa yang jadi Warlock (pengingkar janji)?

Aduh saya mau cerita banyak tapi nanti spoiler donk yaah XD

Meski jalan ceritanya agak membingungkan (karena diceritakan secara bergantian), istilah-istilah yang digunakan juga makin unik, tapi buat saya buku kelima ini jauh lebih seru daripada buku ketiga atau keempat dari serinya Flamel.

Tersisa satu buku lagi, akankah Josh-Sophie punya happy ending? Duh makin penasaran X)
April 03, 2013

Wishful Wednesday #40

Mumpung sempet curi curi waktu onlen disambi nyelesein gawean, mari kita berpingin pingin ria dahulu X)

Kali ini ada buku yang pingiiin banget aku punyaaaak. Well, meski tahun 90an itu aku masih SD sih, tapi ada banyak kenangan di tahun itu XD




Bahagia itu sederhana, nostalgia salah satunya, dan buku ini menjadi mesin waktunya.
Tiada kesan nostalgia bersama teman tanpa kehadiran buku "Generasi 90an"
 


Seperti biasa, kalau kamu ingin ikutan eventnya Perpus Kecil, begini caranya :


1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =) 
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya! 
3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


Maret 28, 2013

Abraham Lincoln-Vampire Hunter




Judul Buku : Abraham Lincoln-Vampire Hunter
Penulis : Seth-Grahame Smith
Tebal : 258 halaman, e-book
Penerbit : Grand Central Publishing
ISBN : 0446571857 (ISBN13: 9780446571852)

Pasti banyak orang yang mengenal siapa itu Abraham Lincoln. Kisah kepemimpinannya sebagai presiden Amerika Serikat ke-16, kemampuannya berorasi serta tragedy kematiannya membuat Lincoln (menurut saya) layak mendapatkan kemegahan dan dikenang dalam bentuk Monumen di Lincoln Memorial. Sejarah telah mencatat Lincoln terutama dalam perang American Civil War, bgaimana Lincoln sedemikian perhatiannya terhadap perbudakan di Amerika saat itu.

Seth-Grahame Smith kali ini mencoba menambahkan ‘kemistisan’ dalam kisah hidup Lincoln, yaitu bagaimana Lincoln memiliki ’pekerjaan sampingan’ sebagai pemburu vampir.

Tak lama setelah kemerdekaan Amerika diumumkan, tingkat kematian bukannya semakin menurun malah makin banyak. Sebagian besar tentu karena pembunuhan terjadi dengan keji yang anehnya tanpa saksi mata, bahkan tak jarang tanpa motif pembunuhan. Asumsi bahwa ada ‘hantu’ mulai berkembang di masyarakat, bahkan kata ‘Vampir’ juga mulai disebut diam-diam oleh banyak orang.

Abe kecil tak menyadari itu semua sampai ibunya meninggal dunia. Kelak kemudian ia tahu bahwa Sang Ibu dibunuh oleh vampire, alih-alih karena penyakit seperti kata Ayahnya. Geram dan Dendam, Abe mencari Jack Barts, vampire yang bertanggung jawab atas kematian Ibunya dan juga merupakan vampire pertama yang berhasil dibunuh Abe. Semenjak itu Abe memutuskan bahwa ia akan berburu vampire, menghabisi vampir-vampir yang makin berkeliaran di Amerika.

Dalam perburuan berikutnya, Abe hampir mati saat bertarung namun ia berhasil diselamatkan oleh Henry Sturges, yang sayangnya adalah vampire. Awalnya Abe bertahan untuk cuek, nggak mau ngomong, nggak mau minum obat, gara-gara Henry adalah vampire. Tapi kelamaan mereka saling mengenal, terlebih setelah Henry mengatakan 

“Judge us not equally, Abraham.” – p.45

Henry kemudian menjadi sahabat Abe dalam perburuan vampire yang dilakukannya. Henry melatih Abe dalam bertarung, pagi lewat teori dan malam prakteknya. Bahkan sampai Abe meninggalkan kediaman Henry, mereka masih saling berkomunikasi melalui surat, mencari dan mengenali letak vampir-vampir di kota atau yang sekiranya berbahaya. Menandai mereka untuk kemudian dibasmi oleh Abraham.

Kehidupan Abraham berikutnya tak pernah jauh-jauh dari berburu vampire, seakan ia telah terikat dengan sumpah. Ia bahkan bertemu dengan seorang kawan dan mengajarinya berburu vampire. Sampai ia mulai masuk ke dunia hokum dan politik. Sampai ia jatuh cinta dengan seorang wanita.

Ann Rutledge, gadis cantik itu berumur sekitar 20 tahun. Dia juga mencintai Abe, tapi orangtuanya telah menjodohkan seorang laki-laki lain untuk dinikahinya. Seakan kenyataan tersebut belum begitu buruk, Ann kemudian meninggal dunia dengan cara yang sama seperti Ibu Abraham, gara-gara Vampir.

Semakin lama, Abe akhirnya memutuskan berhenti dari pekerjaan pemburu vampirnya. Ia lebih sering terjun di dunia politik, pembebasan budak, dunia hukum dan kemudian jatuh cinta lagi dengan seorang wanita. Akankah Abe benar-benar berhenti dari memburu vampire? Atau hidupnya malah diteror oleh keberadaan vampire yang makin banyak di sekitarnya?


Membaca buku ini sejujurnya terasa membosankan. Sebenarnya sudah banyak teman dan review yang kecewa dengan buku ini. Alur yang lambat, penokohan yang dangkal dan ketidakfokusan penulis dalam tema utamanya membuat buku ini menjadi sebuah buku sejarah plus Vampir di dalamnya.Yang pintar diselipkan oleh penulis adalah ketika Abe bertemu dengan Poe, yaak, Edgar Allan Poe, yang ceritanya selaluuu suram dan kadang seram. Si Abe menduga kalau si Poe ini juga Vampire. Benarkah begitu? X)

Tokoh utama, Abraham Lincoln, dari awal merupakan anak laki-laki yang berkemauan keras dan selalu ingin tahu. Meski keras kepala, tetapi ia juga mencintai keluarga dan orang-orang terdekatnya. Semakin dewasa, Lincoln makin matang terutama dalam hal berkemanusiaan. Dari cerita juga bisa diketahui dia memiliki keinginan yang kuat dalam menghapus perbudakan terutama di Amerika.

Henry, tokoh sampingan yang lebih berperan lewat surat-suratnya dalam perburuan vampir yang dilakukan Lincoln memiliki karakter yang tidak terlalu terekspose. Meski demikian, ada satu kalimatnya yang membuat saya berpikir bahwa Henry mungkin telah menyesal karena ia menjadi vampir.

“Without death, life is meaningless. It is a story that can never be told. A song that can never be sung. For how would one finish it?”-p.48


Alasan saya membaca buku ini sebenarnya lebih tertarik karena tokoh utamanya Lincoln. Apalagi juga sudah difilmkan, dan meski banyak yang kecewa dengan jalan cerita, beberapa cukup puas dengan visual efek yang digunakan dalam film. Nah, karena penasaran maka beberapa hari yang lalu saya memutuskan untuk mencari dan nonton versi filmnya.

Ternyata jalan ceritanya memang masih sama membosankannya. yah, dan seperti halnya banyak novel yang kemudian di filmkan, yang ini pun antara film dan novelnya banyak yang berbeda. Yang paling utama adalah proses perkenalan Henry dengan Abe, di novel sudah sejak awal Abe tahu bahwa Henry adalah vampire, baru mereka memulai latihan bersama. Tapi di film, setelah Abe menjadi pemburu vampire, barulah dia mnegetahui kalau sahabatnya itu se'orang' vampire.

Di novel, diceritakan bahwa pembantaian vampire yang pertama dilakukan oleh Abe dilakukan saat masih ada Ayahnya. Tapi di film, Abe harus menunggu 9 tahun dulu baru ia menjadi pemburu vampire yang menghabisi nyawa Ibunya.
2,5/5 bintang untuk Abraham Lincoln – The Vampire Hunter.


Posting ini dibuat dalam rangka posting bareng BBI tema 'Fiksi Fantasi'




Maret 27, 2013

Wishful Wednesday #39

 Sudah hari Rabuuu.. saatnya nambah satu wishlist lagi. (aheem) X)

Kali ini saya lagi pingin bukunya Michael Crichton..
Yah, penggemar fiksi ilmiah pasti pernah denger Jurassic Park kan? Atau macam The Lost World, Sphere. Nah, Crichton ini yang nulis buku-buku keren tersebut.

Tapi yang ada di daftar saya hari ini adalah :




Jamaika, 1665

Sebagai koloni terluar Kerajaan Inggris, Jamaika berupaya bertahan dari supremasi Spanyol. Port Royal, ibukota Jamaika, adalah kota kumuh yang dipenuhi kedai minum dan rumah pelacuran. Kehidupan di Port Royal bisa berakhir dengan mudah, melalui tusukan belati, atau serangan disentri. Namun bagi Kapten Charles Hunter, kehidupan tanpa aturan itu bisa membawanya pada kekayaan.

Galleon pembawa harta karun Spanyol, El Trinidad, terdampar di Matanceros. Pos terluar Spanyol tersebut sangat kuat dan dijaga oleh Cazalla, komandan bengis kesayangan Raja Philip IV. Dengan dukungan dari sang gubernur, Hunter mengumpulkan anak buahnya untuk menyerang Matanceros dan merebut galleon beserta emasnya. Serangan tersebut merupakan serangan tersulit yang pernah dilakukan Hunter. Ia sudah kehilangan anak buah sebelum mencapai pulau tersebut, tempat hutan lebat dan pasukan Spanyol berdiri di antara mereka dan harta tersebut.

Dengan bantuan anak buahnya, Hunter berhasil merebut El Trinidad. Namun malapetaka bagi Hunter baru saja dimulai..
 


Seperti biasa, kalau kamu ingin ikutan eventnya Perpus Kecil, begini caranya :


1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =) 
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya! 
3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


Kesalahan-Kesalahan yang Tidak Diketahui Dalam Hidup Kita – The Unknown Errors of Our Lives




Judul Buku : Kesalahan-Kesalahan yang Tidak Diketahui Dalam Hidup Kita – The Unknown Errors of Our Lives
Penulis : Chitra Banerjee Divakaruni
Alih Bahasa : Gita Yuliani K.
Penerbit : Gramedia Pusataka Utama
Cetakan Pertama : Februari 2010
Tebal : 264 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-5368-9

“The Unknown Errors of Our Lives berisi kumpulan cerita pendek yang terutama berfokus pada kehidupan perempuan-perempuan India yang menjadi imigran di Amerika.”

Ada 9 cerita pendek di buku ini yang semuanya diceritakan dengan apik dari sudut pandang wanita.
Cerita pertama yang berjudul ‘Nyonya Dutta menulis surat’ merupakan cerita pembuka yang manis namun pahit. Bercerita tentang seorang Ibu yang pindah dari India ke Amerika ikut dengan anak laki-laki dan menantunya. Nyonya Dutta, demikian nama Si Ibu, berencana membalas surat dari sahabat dekatnya, Nyonya Basu, yang menanyakan apakah Nyonya Dutta bahagia tinggal di Amerika. Awalnya Nyonya Dutta bersikukuh bahwa ia sudah pasti akan betah tinggal di manapun asal bersama dengan anaknya, tetapi kehidupan Amerika yang lebih ‘individual’ membuat Si Ibu berpikir ulang. Ia ingin sekali mengatakan bahwa akhirnya ia betah, tapi perubahan sikap menantunya, tetangga yang sama sekali tidak ramah, serta rasa rindu Nyonya Dutta dengan kampung halamannya membuat Nyonya Dutta kembali menimbang-nimbang apa yang dimaksud dengan kebahagiaan itu.


“Kalau aku beruntung, kebahagiaan itu letaknya dalam memikirkannya.”, Hal. 45


‘Kehidupan Orang-orang Asing’ adalah cerita ketiga dalam buku ini. Tentang seorang wanita muda keturunan India yang tinggal di Amerika memutuskan untuk pergi ke India. Leela, nama wanita itu, ikut bersama Bibinya dalam serombongan tour ziarah ke kuil suci di Amarnath. Di perjalanan, seperti kebanyakan Ibu-ibu umumnya, Si Bibi bergosip ria dengan teman-temannya perihal Nyonya Das dan nasibnya yang selalu sial. Nyonya Das adalah seorang janda yang ikut serta dalam perjalanan tersebut, Bibi selalu meminta Leela agar menjauhi Nyonya Das agar tidak ikut tertimpa sial. Tetapi suatu malam undian menentukan Leela harus bermalam bersama Nyonya Das dalam satu tenda. Di sinilah awal pertemuan Leela dengan Nyonya Das terjadi hingga bagaimana Leela kemudian melihat Nyonya Das sebagai seorang ‘manusia’ biasa, bukan seorang wanita yang dinaungi bintang sial. Atau benarkah demikian? Apakah pertemuan itu makin menegaskan ‘kesialan’ Nyonya Das?

Cerita kedelapan adalah cerita yang berjudul ’Kesalahan-Kesalahan yang Tidak Diketahui Dalam Hidup Kita’. Tentang seorang wanita yang jatuh cinta dan akan menikahi seorang pria. Lalu seorang mantan pacar yang hamil masuk ke dalam kisah percintaan mereka, diam-diam. Membuat Si Wanita ragu apakah lebih baik baginya untuk terus melanjutkan rencana pernikahan mereka, atau meninggalkan Si Pria dengan mantan pacarnya?

Secara keseluruhan, saya menyukai cerita-cerita dalam buku ini. Tentang wanita, juga tentang kultur budaya yang mau tidak mau akan selalu melekat dalam pribadi kita, ke manapun kita pergi. Membaca kisah pertama membuat saya ingat akan Orang tua serta Nenek yang kalau diajak menginap di rumah saya barang tiga-empat malam, mereka sudah minta pulang. ”Bukannya nggak betah, Na. Cuma pingin pulang aja, rasanya nggak enak lama-lama ninggalin rumah.”, hampir selalu itu ’klaim’ yang diajukan mereka.


Setinggi-tingginya bangau terbang, akhirnya ke pelimbahan (kubang) juga


Membaca kisah-kisah ini mengingatkan saya akan buku Jhumpa Lahiri yang berjudul Interpreter of Maladies, yang juga mengisahkan tentang efek perpindahan penduduk ke luar India, terutama yang menuju ke Amerika yang saat itu disebut “Dunia Baru”. Ini adalah buku kedua Divakaruni yang saya baca setelah The Conch Bearer yang lebih bergenre fantasi.

Kisah favorit saya? Adalah Nyonya Dutta menulis surat. Kental suasana dan makanan indianya. :D


Sedikit tentang Divakaruni :

 Chitra Banerjee Divakaruni adalah seorang penulis dan penyair yang sering memenangkan penghargaan. Karyanya dikenal secara luas, karena telah diterbitkan lebih dari 50 majalah, termasuk Atlantic Monthly dan The New Yorker, dan tulisannya telah dimasukkan ke dalam lebih dari 50 antologi. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa, termasuk Belanda, Ibrani dan Jepang.
Dia lahir di India, tinggal di sana sampai tahun 1976 lalu pindah ke Amerika Serikat. Melanjutkan pendidikannya di bidang bahasa Inggris dengan menerima gelar Master dari Wright State University di Dayton, Ohio, dan Ph.D. dari University of California, Berkeley.

Chitra saat ini mengajar di Program Creative Writing di Universitas Houston. Dia juga bekerja di the Advisory board of Maitri di Area Teluk San Francisco dan Daya di Houston. Keduanya adalah organisasi yang membantu wanita Asia Selatan atau Amerika Asia Selatan yang mengalami situasi kekerasan atau KDRT. Dia juga terlibat dengan Pratham, sebuah organisasi yang membantu mendidik anak-anak (terutama mereka yang tinggal di daerah kumuh perkotaan) di India.


Postingan ini dibuat dalam rangka Posting Bareng BBI Bulan Maret dengan tema 'Sastra Asia'

Salam,

Salam,