Judul Buku : Abraham Lincoln-Vampire Hunter
Penulis : Seth-Grahame Smith
Tebal : 258 halaman, e-book
Penerbit : Grand Central Publishing
ISBN : 0446571857 (ISBN13:
9780446571852)
Pasti banyak orang yang mengenal siapa itu Abraham Lincoln.
Kisah kepemimpinannya sebagai presiden Amerika Serikat ke-16, kemampuannya
berorasi serta tragedy kematiannya membuat Lincoln (menurut saya) layak mendapatkan
kemegahan dan dikenang dalam bentuk Monumen di Lincoln Memorial. Sejarah telah
mencatat Lincoln terutama dalam perang American
Civil War, bgaimana Lincoln
sedemikian perhatiannya terhadap perbudakan di Amerika saat itu.
Seth-Grahame Smith kali ini mencoba menambahkan ‘kemistisan’
dalam kisah hidup Lincoln, yaitu bagaimana Lincoln memiliki ’pekerjaan
sampingan’ sebagai pemburu vampir.
Tak lama setelah kemerdekaan Amerika diumumkan, tingkat
kematian bukannya semakin menurun malah makin banyak. Sebagian besar tentu
karena pembunuhan terjadi dengan keji yang anehnya tanpa saksi mata, bahkan tak
jarang tanpa motif pembunuhan. Asumsi bahwa ada ‘hantu’ mulai berkembang di
masyarakat, bahkan kata ‘Vampir’ juga mulai disebut diam-diam oleh banyak
orang.
Abe kecil tak menyadari itu semua sampai ibunya meninggal
dunia. Kelak kemudian ia tahu bahwa Sang Ibu dibunuh oleh vampire, alih-alih
karena penyakit seperti kata Ayahnya. Geram dan Dendam, Abe mencari Jack Barts,
vampire yang bertanggung jawab atas kematian Ibunya dan juga merupakan vampire
pertama yang berhasil dibunuh Abe. Semenjak itu Abe memutuskan bahwa ia akan
berburu vampire, menghabisi vampir-vampir yang makin berkeliaran di Amerika.
Dalam perburuan berikutnya, Abe hampir mati saat bertarung
namun ia berhasil diselamatkan oleh Henry Sturges, yang sayangnya adalah
vampire. Awalnya Abe bertahan untuk cuek, nggak mau ngomong, nggak mau minum
obat, gara-gara Henry adalah vampire. Tapi kelamaan mereka saling mengenal,
terlebih setelah Henry mengatakan
“Judge us not equally, Abraham.” – p.45
Henry kemudian menjadi sahabat Abe dalam perburuan vampire
yang dilakukannya. Henry melatih Abe dalam bertarung, pagi lewat teori dan
malam prakteknya. Bahkan sampai Abe meninggalkan kediaman Henry, mereka masih saling
berkomunikasi melalui surat, mencari dan
mengenali letak vampir-vampir di kota
atau yang sekiranya berbahaya. Menandai mereka untuk kemudian dibasmi oleh
Abraham.
Kehidupan Abraham berikutnya tak pernah jauh-jauh dari
berburu vampire, seakan ia telah terikat dengan sumpah. Ia bahkan bertemu
dengan seorang kawan dan mengajarinya berburu vampire. Sampai ia mulai masuk ke
dunia hokum dan politik. Sampai ia jatuh cinta dengan seorang wanita.
Ann Rutledge, gadis cantik itu berumur sekitar 20 tahun. Dia
juga mencintai Abe, tapi orangtuanya telah menjodohkan seorang laki-laki lain
untuk dinikahinya. Seakan kenyataan tersebut belum begitu buruk, Ann kemudian
meninggal dunia dengan cara yang sama seperti Ibu Abraham, gara-gara Vampir.
Semakin lama, Abe akhirnya memutuskan berhenti dari pekerjaan
pemburu vampirnya. Ia lebih sering terjun di dunia politik, pembebasan budak,
dunia hukum dan kemudian jatuh cinta lagi dengan seorang wanita. Akankah Abe
benar-benar berhenti dari memburu vampire? Atau hidupnya malah diteror oleh
keberadaan vampire yang makin banyak di sekitarnya?
Membaca buku
ini sejujurnya terasa membosankan. Sebenarnya sudah banyak teman dan review
yang kecewa dengan buku ini. Alur yang lambat, penokohan yang dangkal dan
ketidakfokusan penulis dalam tema utamanya membuat buku ini menjadi sebuah buku
sejarah plus Vampir di dalamnya.Yang pintar diselipkan oleh penulis adalah ketika Abe bertemu dengan Poe, yaak, Edgar Allan Poe, yang ceritanya selaluuu suram dan kadang seram. Si Abe menduga kalau si Poe ini juga Vampire. Benarkah begitu? X)
Tokoh utama,
Abraham Lincoln, dari awal merupakan anak laki-laki yang berkemauan keras dan
selalu ingin tahu. Meski keras kepala, tetapi ia juga mencintai keluarga dan
orang-orang terdekatnya. Semakin dewasa, Lincoln makin matang terutama dalam
hal berkemanusiaan. Dari cerita juga bisa diketahui dia memiliki keinginan yang
kuat dalam menghapus perbudakan terutama di Amerika.
Henry, tokoh
sampingan yang lebih berperan lewat surat-suratnya dalam perburuan vampir yang
dilakukan Lincoln memiliki karakter yang tidak terlalu terekspose. Meski demikian,
ada satu kalimatnya yang membuat saya berpikir bahwa Henry mungkin telah
menyesal karena ia menjadi vampir.
“Without death, life is meaningless. It is a story that can never be told. A song that can never be sung. For how would one finish it?”-p.48
Alasan saya membaca buku ini sebenarnya lebih tertarik karena tokoh utamanya Lincoln. Apalagi juga sudah difilmkan, dan meski banyak yang kecewa dengan jalan cerita, beberapa cukup puas dengan visual efek yang digunakan dalam film. Nah, karena penasaran maka beberapa hari yang lalu saya memutuskan untuk mencari dan nonton versi filmnya.
Ternyata jalan ceritanya memang masih sama membosankannya. yah, dan seperti halnya banyak novel yang kemudian di filmkan, yang ini pun antara film dan novelnya banyak yang berbeda. Yang paling utama adalah proses perkenalan Henry dengan Abe, di novel sudah sejak awal Abe tahu bahwa Henry adalah vampire, baru mereka memulai latihan bersama. Tapi di film, setelah Abe menjadi pemburu vampire, barulah dia mnegetahui kalau sahabatnya itu se'orang' vampire.
Di novel, diceritakan bahwa pembantaian vampire yang pertama dilakukan oleh Abe dilakukan saat masih ada Ayahnya. Tapi di film, Abe harus menunggu 9 tahun dulu baru ia menjadi pemburu vampire yang menghabisi nyawa Ibunya.
2,5/5 bintang untuk Abraham Lincoln – The Vampire Hunter.
Posting ini dibuat dalam rangka posting bareng BBI tema 'Fiksi Fantasi'