Judul Buku : Mockingjay
Penulis : Suzanne Collins
Alih Bahasa :
Hetih Rusli
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama :
Januari 2012
ISBN :
978-979-22-7843-9
Sebenarnya sejak
buku ini terbit pertama kali, saya masih panas-panasnya selesai membaca The
Hunger Games dan Catching Fire, apalagi saat filmnya diputer di bioskop-bioskop
di Indonesia. Tapi karena bulan-bulan itu saya masih UAS, persiapan semester
baru lalu kelamaan malah lupa kalau belum baca Mockingjay, seri terakhir dari
Trilogi Hunger Games ini. Paraah.. -____-”
Tunggu sebentar.
Buat yang belum baca HG dan Catching Fire, harap hati hati dengan review saya.
Saya bukannya niat spoiler lho yaaa.. XD
Setelah Katniss berhasil dibawa kabur ke
Distrik 13, Masalah rupanya belum berakhir. Bahkan baru saja dimulai.
Tinggal di Distrik
13 ternyata tidak begitu buruk, meski semuanya serba terorganisir, terjadwal,
bahkan berkesan kaku, setidaknya jauh lebih baik daripada di Distrik 12 yang
sudah menjadi abu. Katniss terus bertahan hidup, meski masih dalam
pengobatan, sampai suatu hari ia
diperbolehkan turun ke lapangan, ke Distrik 8. Bukan untuk menjadi pejuang,
tetapi untuk pengambilan adegan yang nantinya akan diedit dan ditampilkan dalam
iklan propaganda. Para pemberontak
menyebutnya propo. Propaganda pertama
akan di ambil gambarnya di Distrik 8, distrik yang sedang dalam peperangan
melawan Capitol.
Awalnya kami pikir propo itu berhasil, terutama karena berhasil
disiarkan di beberapa distrik. Tapi yang tak terduga adalah kemunculan Peeta di
salah satu acara Capitol, setelah propo itu disiarkan. Badannya kurus, mukanya
pucat serta pernyataan yang ia lontarkan dalam acara tersebut membuat Katniss
semakin khawatir.
“Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kau benar-benar percaya pada orang yang bekerja bersamamu? Apakah kau benar-benar tahu apa yang terjadi? Dan jika tidak.. coba cari tahu.”
Ah, sayang Katniss
mengabaikan peringatan Peeta dari awal. Sampai propo-propo pemberontak berhasil masuk ke penyiaran di Capitol,
semuanya makin parah. Peeta yang terlihat makin pucat di acara yang sedang
disiarkan itu kembali menyampaikan pesan kepada Katniss. Bahwa akan ada
penyerangan di Distrik 13.
Semenjak itu,
Katniss terus memikirkan Peeta, untungnya atau entah karena kasihan, Presiden
Coin menyetujui rencana pembebasan Peeta dan beberapa pemenang Hunger Gmes yang
ditawan Capitol. Yaa, Peeta selamat, tapi sayangnya dia berubah. Menjadi orang
yang paling membenci Katniss, bahkan hampir membunuhnya.
Lha kok bisa?
Terus gimana?
Heheheh.. baca
saja bukunya untuk kisah lebih lengkap. :D
Oke, itu
sinopsisnya. Sekarang kesan saya setelah membaca buku ini.
Well, ceritanya
memang seru. Tapi saya ngga dapet gregetnya. Aaaah, baiklah, salahkan saja saya
kalau bintang untuk buku ini saya berikan jauh lebih rendah dari dua buku
sebelumnya. Tapi beneran, saya kecewa sama buku ini.
Saya berikan poin
poin kekecewaan saya ya.
- Katniss. Yeah, saya mungkin kejem ya, mengingat Katniss ada dalam situasi perang, tertekan sehingga kondisi kejiwaannya ngga stabil. Sampe bolak balik pingsan, kangen sama Peeta lah, ngga tega sama Peeta lah. Eh tapi dia masih cium itu Gale. WTH. Ke mana aja neeeng selama ini? Ngeliat Peeta tersiksa gitu aja sampe pingsan, lha kok masih nyium Gale. Ergghhh.. How Dare you!! *esmosi.... Iya sih memang cerita ini tentang young adult gitu, tapi bosen dengan cinta segitiga yang terus terusan disuguhin sama novel YA biasa. Toh di buku keduanya nggak banyak banyak banget adegan cinta cintaannya, tetep bisa memikat sampai akhir. Udah gitu sepertinya Katniss di MJ ini teramat galau, banyak curahan hatinya, ah.. begitulah. Bikin mangkel waktu baca -____-"
- Ending. Saya tidak menyalahkan penulis, karena biar bagaimanapun hak dia mengeksekusi akhir dari trilogi ini. Tapi rasanya ada yang salah, ada yang kurang dari ending singkat yang sejujurnya sudah bisa saya prediksi dari pertengahan cerita....masa gitu doank sih? Yakin Cuma mau diakhiri dengan gini doank?
- Alur. Saya orang yang nggak suka dengan alur lambat dan bertele-tele. Sayangnya di awal buku ini, saya malah menemukan cerita dengan alur yang lambat itu. Mungkin perlu akselerator? Biar cepat sampai pertengahan cerita, lalu keseruannya meningkat. :D
Nah, ngga adil
donk kalau saya sebutkan poin poin yang ngga saya suka, tapi ngga saya sebutkan
yang saya suka?
Jadi ini dia.
- Saya suka pernikahan yang diadakan di Distrik 13, di buku ini. Tentang bagaimana kebahagiaan itu bisa dengan mudah menular, membebaskan siapa saja yang ikut serta dalam pesta itu dari tekanan (meski sementara). Yeah, kecuali kalau yang nikah mantan gebetan yang masih kamu suka. OOT
- Primm. Rasanya menyenangkan ada tokoh baru yang dieksplore dalam buku ini selain Katniss, Gale dan Peeta. Primm adalah tokoh yang saya suka, dia survive, berpendirian kuat, tapi juga sensitif terhadap keadaan sekitarnya. Yah, saya suka Primm, meski sepertinya penulis suka memberikan adegan kekejaman untuk Primm. Di buku satu, Si Primm ini yg kepilih jadi peserta HG, di buku tiga, Si Primm ini...(cegah spoiler)
- Pertarungan Katniss dan teman-teman saat menuju Capitol. Seru. Bagian seperti inilah yang saya selalu tunggu, selalu cari di Trilogi Hunger Games sebelumnya. Karena itu yang membedakan dystopian ini dengan buku buku dystopia-young adult lainnya.
Udah ah segitu
aja. Kebanyakan spoiler? Nggak kan? Nggak laah, biar pada pengen baca juga
tentunyaa.. :p
3 bintang aja buat
Mockingjay.
Review ini sekalian posting bareng Putri di Celoteh Putri tentang Buku dan OceMei di OceMei's Little World yang thanks buat mereka saya jadi punya semangat membaca timbunan buku ini :D