Judul Buku : Memory and Destiny
Penulis : Yunisa KD
Editor : Hetih Rusli
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : April 2010
ISBN : 978-979-22-5658-1
Yaaaa.. akhirnya saya berhasil membaca buku bertuah ini! (ketawa dulu sebentar)
Lanjutin cerita
dulu ya baru berbagi kesan pesan :p.
Cerita di buku ini
berawal di tahun 1999, di Westminster Abbey, London. Ketika sebuah mobil pengantin mengalami
kecelakaan, sebelum mereka sempat mengikrarkan janji sehidup-semati. Pengantin
wanita meninggal, sedangkan mempelai pria mengalami koma (CMIIW). Arwah
pengantin pria ini berkelana di luar tubuhnya, sampai ia bertemu dengan seorang
gadis kecil yang dapat melihat dia.
Semenjak itu,
arwah si pengantin pria, yang bernama Donald, terus mendekati gadis kecil yang
bernama Maroon itu. Donald membantu Maroon mengerjakan tugas sekolah,
menguatkan Maroon yang masih dalam tahap beradaptasi dengan lingkungan
sekolahnya yang baru, menceriakan hari Maroon, menjadi teman Maroon,
sampai-sampai membantu Maroon memberikan CPR kepada Ayah Maroon yang kena
serangan jantung.
Catet ya, Maroon berumur
10tahun-an, saat itu.
Lalu cerita
berkembang lagi, maju ke masa depan, sepuluh tahun lebih setelah pertemuan
Maroon dan Donald.
Di bagian ini
diceritakan bagaimana kehidupan Maroon dewasa. Ia sebagai dokter, ia sebagai
anak, ia sebagai wanita yang suatu hari bertemu lelaki yang mirip sekali dengan
Donald. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama (CMIIW) dengan lelaki yang
membuatnya penasaran itu.
Akankah mereka
bersatu?
Ini sinopsis singkat
yang bisa saya berikan atas cerita di buku ini. Meski cerita aslinya nggak
sesederhana itu.
Jadi begini kesan
saya setelah membaca ceritanya Maroon dan si Donald.
- Capek. Berasa kayak Yoyo yang dilempar maju mundur-maju mundur buat memahami isi cerita. Tahun 1999-2009-2000-2013 dst
- Bingung. Kadang diceritain dari sudt pandang Maroon, kadang dari PoV orang ketiga, kadang juga dari Donald bahkan dari Sharon, sahabat Maroon ß ini Nggak konsisten.
- Boros. Banyak kata-kata yang diperpanjang sampai berpanjang-panjang ria membahas cerita yang sebenarnya bisa disingkat dalam dua atau tiga kalimat terpisah saja seperti contoh kalimat panjang saya yang satu ini. ß mengutip dosen saya ”Penggunaan kalimat yang terlalu panjang itu Nggak efektif . menandakan kamu iu nggak ngerti apa yang sebenarnya akan kamu bicarakan atau kamu memang tidak mengerti pola penggunaan SPOK untuk kalimat.”
- Lebay. Contohnya seperti saat menggunakan tenaga Flash dan Superman waktu Maroon ngasih CPR. Atau pada bagian yang menjelaskan Maroon pulang sekolah bareng bersama sahabatnya dengan tujuan hemat dan mengurangi polusi udara. (sekalian kampanye Go Green, Mbak?)
- Typo. Ah sudah banyak review senior-senior yang membahas hal ini. Jadi nggak perlu saya ulangi deh, daripada dibilang otak ngga prima.
- terkurung. Alias kebanyakan tanda kurung, contoh : (mode kedip-kedip, harap-harap tidak cemas) dll.
Kalau ada yang bertanya, berapa bintang yang akan saya
berikan untuk buku ini.. Hmm.. bintang tujuh aja kali ya. Soalnya saya perlu
menenggak puyer bintang toedjoeh setelah membaca buku ini. Kepala saya mules,
perut saya pusing.
Dan ya. Keprimaan yang membuat saya berhasil menyelesaikan
membaca buku ini dalam wkatu < 4 jam bukan berarti saya suka membaca buku
ini. Tetapi lebih dikarenakan semangat memotivasi diri agar selesai baca sekali
duduk, biar kagak kebawa mimpi kalo kudu baca lama-lama.