Slide Show

Mei 30, 2012

Manxmouse

Judul Buku : Manxmouse
Penulis : Paul Gallico
Penerjemah : Maria Lubis
Penyunting : Abu Ibrahim
Penerbit : Media Klasik Fantasi (divisi Mahda Books)
Cetakan Pertama : April 2011
Tebal : 228 halaman, paperback
ISBN : 978-602-97067-3-4


Suatu hari, seorang perajin keramik bernama Tiddly merasa akan membuat sebuah Mahakarya, yaitu seekor tikus yang akan amat mirip dengan bentuk tikus aslinya. Tikus ini dibuat oleh Si Perajin dengan mengerahkan seluruh kebijaksanaan dan pengetahuan yang ia miliki. Keesokan paginya, sambil berharap-harap cemas seperti apa Mahakarya yang telah jadi, Si Perajin mengeluarkan benda yang berada di dalam tungku. Tapi ternyata yang ia buat bukan sebuah tikus biasa. Tikus itu berwarna biru, tidak memiliki ekor, cakar depannya milik monyet dan telinganya panjang seperti kelinci.

Ya, Si Perajin membuat seekor Manxmouse, tikus yang memiliki ciri tidak berekor.

Ajaibnya, tikus keramik ini kemudian hidup dan melarikan diri dari rumah Si Perajin. Dan inilah awal petualangannya..

Di jalan, ia bertemu Clutterbumph, makhluk yang sangat suka menakut-nakuti siapapun, termasuk si Manxmouse yang saat itu ada di dekatnya. Tetapi Clutterbumph tidak bisa menakut-nakuti jika orang yang akan ditakutinya tidak memiliki ketakutan terhadap sesuatu. Nah, Manxmouse ini ternyata sama sekali tidak takut terhadap apapun. Jadi gagal donk perjuangan Clutter buat menakut-nakuti si Manxmouse. Tapi di akhir pertemuan mereka, Clutter menyampaikan pesan

”Berhati-hatilah terhadap Kucing Manx”, Hal. 28

Manxmouse pada awalnya tidak terlalu khawatir terhadap pesan yang disampaikan Si Kucing Manx. Tetapi lama kelamaan hampir semua hewan yang ia temui selalu memberikan sorot mata prihatin ketika menyampaikan pesan yang serupa, bahwa Manxmouse adalah milik Kucing Manx, itu sudah ketetapannya. Semakin lama, ia mulai khawatir terhadap Kucing Manx. Seperti apa wujudnya, dimana tinggalnya, bagaimana kisah akhir hidupnya yang sudah ditentukan menjadi milik Kucing Manx tersebut?

Manxmouse bertemu banyak sekali hewan dan orang-orang sebelum akhirnya ia bertemu Kucing Manx. Ada Kapten Pilot Hawk Si Elang, Nelly si Gajah Gugup, Burra Khan Si Harimau. Tapi yang paling saya suka adalah pertemuannya dengan Wendy H. Troy, seorang anak perempuan yang juga memberikan nama kepada Manxmouse, yaitu Harrison G. Manxmouse. Si Wendy ini senang karena akhirnya memiliki teman, tetapi ketika ia membawa Manxmouse ke sekolah, keributan terjaid dan Wendy dihukum karena membawa makhluk imajinasi ke sekolah. Manxmouse juga ditangkap dan direncanakan akan dibedah untuk diteliti jika ia tidak segera diselamatkan.

Satu kalimat indah yang saya temukan di bab ini
”Karena kita tidak pernah diizinkan menyimpan impian kita yang paling kita sayangi.”~ Hal.110

Perjalanan Manxmouse terus berlanjut sampai akhirnya ia memutuskan akan menghadapi takdirnya sendiri. Ia akan mencari Kucing Manx. Namun sanggupkah ia menyerahkan dirinya dengan rela untuk disantap Si Kucing?

Buku yang terdiri dari 12 bab ini benar-benar menyenangkan dibaca dari awal sampai akhir. Kalimat-kalimatnya sederhana, bahkan dalam dua hari saya sudah selesai ’menghabisinya’. Perjalanan Manxmouse mengantarkan saya pada satu pesan moral yang kuat tertanam, bahwa

”Ketakutan itu ada karena ditanam. Selayaknya kertas, sebenarnya awal kita lahir ke dunia, kita tidak membawa ketakutan. Ia diciptakan bersama waktu dan pengalaman. Tapi bukan berarti harus ditinggalkan, karena terkadang ia harus dihadapi dan ditaklukkan.”

Sampul bukunya sudah manis, Cuma agak keramaian kali ya, saya Lebih suka cover dari HarperCollins. Ilustrasi di dalam buku juga membantu saya berimajinasi saat membaca. Terlebih font yang bersahabat dan tebal tidak terlalu berat menambah nilai plus pada buku ini. Dan ending cerita yang manis menjadikan saya merekomendasikan buku ini kepada mereka yang suka bacaan ringan khas anak-anak. 


Cerita manxmouse ini telah diadaptasi menjadi seri televisi untuk anak-anak di Jepang dengan judul Tondemo Nezumi Daikatsuyaku: Manxmouse (Manxmouse's Great Activity) dan juga telah disiarkan oleh Nickelodeon pada tahun 1990an dengan judul The Legend of Manxmouse.



Empat bintang untuk Manxmouse! :)

Sedikit tentang Paul Gallico
Ia lahir pada 26 Juli 1897 di New York. Karirnya berawal sebagai penulis dan editor berita olahraga di New York Daily News. Dia telah menerbitkan lebih dari 30 buku yang beberapa diantaranya juga telah diadaptasi ke dalam film. Anda bisa mengunjungi karya-karyanya di web http://www.paulgallico.info/


Mei 28, 2012

Room


Judul Buku : Room
Penulis : Emma Donoghue
First published 2010 by Picador
ISBN : 978-0-330-53398-0 (PDF)

Jack adalah anak laki-laki berusia 5 tahun yang tinggal bersama ibunya, Ma, di suatu tempat bernama Room. Room adalah segalanya bagi Jack, ia lahir dan dibesarkan di tempat itu. Di luar Room yang ada hanya Outside, yang selama ini menurut Jack semuanya tak nyata. Apa yang ada di Room itulah yang nyata, ada Ma, Lemari pakaian, Kasur, Tanaman, TV dan beberapa benda lainnya. Tapi semua yang ada di TV tak benar-benar nyata, seperti Dora, Diego, Backyardigans, Spongebob Squarepants, orang-orang, es krim, menurut Ma semua yang ada di TV adalah tak nyata .

Tapi ada Old Nick, seorang laki-laki yang sering membawakan barang-barang pesanan Jack dan Ma. Old Nick juga membuang sampah yang diletakkan Ma di dekat Door. Bila pukul 9 malam, dan Door berbunyi Beep..Beep.. itu berarti Old Nick datang ke Room. Terkadang Old Nick berbicara sesuatu dengan Ma, tapi Jack selalu dilarang Ma untuk bertemu Old Nick. Jack pikir Old Nick mungkin bukan sesuatu yang nyata

”Men aren’t real except Old Nick, and I’m not actually sure if he’s real for real. Maybe half ? He brings groceries and Sundaytreat and disappears the trash, but he’s not human like us. He only happens in the night, like bats. Maybe Door makes him up with a beep beep and the air changes.”

Suatu hari, Jack membuat Old Nick marah sampai-sampai listrik dimatikan selama dua hari. Dalam kesepian itu, Ma menceritakan sejarah hidupnya sampai tiba di Room. Ternyata saat berusia 19 tahun, Ma diculik oleh Old Nick lalu disekap di dalam Room sampai kemudian ia melahirkan Jack dan membesarkannya. Ma juga mengatakan bahwa di luar Room masih ada kehidupan nyata lainnya. Jack yang masih kecil amat sulit memahami penjelasan yang diberikan Ma, terlebih karena selama ini yang ia tahu tak ada yang benar-benar nyata selain Room.

Ma kemudian bertekad untuk melarikan diri dari Room, tapi untuk itu ia butuh bantuan Jack. Mampukah Jack membantu Ma melarikan diri dari Room, tempat yang selama ini membuatnya nyaman? Jika ia berhasil, mampukah ia dan Ma bertahan di Outside? Namun jika ia gagal, sanggupkah mereka menghadapi kemurkaan Old Nick?

Satu kesan saya dalam membaca buku ini, ceritanya amat menggugah. Bagaimana tidak, dikisahkan dari PoV anak 5 tahun membuat cerita ini memiliki kekuatannya sendiri. Konflik yang dibangun adalah konflik yang diciptakan oleh Ma, namun berimplikasi pada cara pandang Jack. Diceritakan dalam Lima bab, yaitu Presents, Unlying, Dying, After dan Living, pembaca diajak sedikit demi sedikit belajar menjadi anak kecil kembali.

Buku ini sungguh memiliki pesan moral yang banyak, meski kalau saya boleh menggaris bawahi yang paling utama adalah bagaimana seorang anak belajar memandang keluar zona nyamannya. Room adalah segalanya bagi Jack, sedangkan Ma adalah sumber segalanya. Bagaimana ia belajar mempercayai bahwa ada benda dan hal-hal di luar sana yang tak pernah ia sentuh, tak pernah benar-benar ia lihat (selain melalui televisi) dan harus ia percayai bahwa semuanya itu nyata?

Tokoh favorit saya tentu saja Ma, ia seorang wanita dan Ibu yang memainkan perannya dengan berani. Ia mampu menghadirkan zona nyamannya yang baru yang dibangun bersama dengan anaknya, hanya berdua. Ma mampu menciptakan berbagai permainan, mengajarkan kosakata, menceritakan berbagai kisah, belajar hitung-hitungan dan hidup selama 7 tahun tanpa ada kontak langsung dengan dunia luar. Dear, catat, ia diculik ketika berumur 19 tahun, ketika masih usia kuliah dan mungkin sama sekali belum kepikiran bagaimana cara merawat anak, tapi somehow dengan kekuatannya ia bertahan.

Ada banyak kutipan yang saya suka, tapi saya comotkan satu yang paling saya suka ya..
"If we don’t mind, it doesn’t matter.”

Ada beberapa kali muncul kalimat yang tak lazim, seperti The He, The She, Brung dan beberapa kata lainnya yg tidak tepat, tapi saya anggap ini karena Si Penulis mencoba mempertahankan keluwesan cara anak kecil berbicara yang belum teratur dengan baik. Selain itu kecerewetan Jack dan ketidaknyamanannya jika harus keluar dari rutinitas dan zona nyamannya saya rasa juga hasil riset penulis yang benar-benar berhasil menghadirkan bagaimana kelakuan seorang anak berumur lima tahun.

Sebenarnya sudah lama saya berniat membaca buku ini, tetapi kemarin setelah menonton Criminal Minds S7, di sebuah episode, mengingatkan saya akan cerita di buku ini. Tentang seorang penculik anak perempuan yang kemudian menghamilinya dan menyekapnya. Tapi sayangnya di film tersebut, Si anak perempuan ini tidak mampu bertahan meski hidupnya difasilitasi oleh Si Penculik. Ia lebih memilih bunuh diri sekaligus membunuh anak yang dikandungnya daripada hidup bersama Si Penculik.

Ya, dunia memang penuh manusia. Tak semuanya baik, sebab di antara mereka juga ada binatang yang menyamar sebagai manusia.

4 bintang untuk Ma dan Jack.

 
Mei 24, 2012

Character Thursday 12


Seperti biasaaaa.... Character Thursday

Adalah book blog hop di mana setiap blog memposting tokoh pilihan dalam buku yang sedang atau telah dibaca selama seminggu terakhir (judul atau genre buku bebas).
- Kalian bisa menjelaskan mengapa kalian suka/benci tokoh itu, sekilas kepribadian si tokoh, atau peranannya dalam keseluruhan kisah.
- Jangan lupa mencantumkan juga cover buku yang tokohnya kalian ambil.
- Kalau buku itu sudah difilmkan, kalian juga bisa mencantumkan foto si tokoh dalam film, atau foto aktor/aktris yang kalian anggap cocok dengan kepribadian si tokoh.
 


Syarat Mengikuti :

1. Follow blog Fanda Classiclit sebagai host, bisa lewat Google Friend Connect (GFC) atau sign up via e-mail (ada di sidebar paling kanan). Dengan follow blog ini, kalian akan selalu tahu setiap kali blog ini mengadakan Character Thursday Blog Hop.
2. Letakkan button Character Thursday Blog Hop di posting kalian atau di sidebar blog, supaya follower kalian juga bisa menemukan blog hop ini. Kodenya bisa diambil di box di bawah button (cukup copas saja kode itu di posting atau di sidebar kalian).
3. Buat posting dengan menyertakan copy-paste “Character Thursday” dan “Syarat Mengikuti” ke dalam postingmu.
4. Isikan link (URL) posting kalian ke Linky di bawah ini. Cantumkan nama dengan format: "Nama blogger @ nama blog", misalnya: Fanda @ Fanda Classiclit.
5. Jangan lupa kunjungi blog-blog peserta lain, dan temukan tokoh-tokoh pilihan mereka. Dengan begini, wawasan kita akan bertambah juga dengan buku-buku baru yang menarik…




Kamis ini saya mau memperkenalkan seorang tokoh dari buku Ther melian #2 ~ Chronicle, yang bernama Pangeran Leighton. Pangeran Leighton ini sebenarnya sudah ada di buku pertama, tapi dengan cantik disembunyikan oleh penulis dan dihadirkan di buku kedua. Ia adalah putra mahkota kerajaan Granville yang 3 tahun lalu melarikan diri dari istananya karena ada perseteruan tentang siapa yang berhak meneruskan Tahta Kerajaan berikutnya.


Ya, dia memang hanya Putera seorang Selir, tapi karena dia lebih tua daripada putera Permaisuri, tadinya ia yang akan disuruh menjadi Raja. Tapi ia menolak dan memilih kabur dari Granville karena keserakahan dan ketidaknyamanan yang ada di Istana.

Leighton adalah seorang pria yang tampan, berambut pirang, tinggi dan berdada bidang *eh salah fokus. Selain jago bermain pedang, Leighton juga bisa menyembuhkan. Uniknya, Si Leighton ini cukup ‘perasa’ atau sensitif  dan sangat perhatian sama Vrey, cewek Vier-Elf yang jadi temannya. Tentu saja tak lain dan tak bukan, karena Si Leighton ini suka sama Vrey. XD

Eh tapi unik lho, ada cowok yang ditokohkan memiliki sifat perasa, karena kebanyakan cerita biasanya tokoh pria itu diceritakan cuek, nggak sensitif, bengal.. Nah Leighton ini kebalikan banget sama sifat-sifat itu.

Makanya kalau disuruh milih siapa orang yang pas buat memerankan Leighton, saya agak kesusahan..

Hmm.. mungkin saya milih..

Christian Sugiono

 :D


Mei 23, 2012

Ther Melian #2 – Chronicle


Judul Buku : Ther Melian #2 – Chronicle
Penulis : Shienny M.S
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan Pertama : 2011
Tebal : 520 halaman, paperback
ISBN : 978-602-00-0227-9



Masih ingat donk perjalanan Valadin dan teman-temannya dalam menemukan Relik Elemental? Juga bagaimana kisah Vrey dan kawan-kawannya yang terluka parah?

Nah, sebelum membahas itu, ada baiknya saya mengulas sedikit “Chronicle Vrey dan Valadin” yang ada di bagian awal buku ini. Buat saya (semoga demikian juga dengan pembaca lainnya), satu bab paling awal ini sangat membantu dalam memberikan kejelasan mengenai hubungan antara Vrey dan Valadin bertahun-tahun silam.

Valadin ~ dari deviantart.net
Saat itu Vrey tertangkap basah oleh Valadin karena memasang jebakan di Hutan Telssier. Ternyata wajah Vrey mengingatkan Valadin akan seorang kawan lamanya yang hilang, yaitu Lord Reuven. Dari Valadin juga kemudian Vrey tahu cerita tentang orang tuanya. Ayahnya Lord Reuven adalah seorang Elvar, dan Ibunya yang bernama Lyra adalah seorang manusia. Semenjakk kematian Lyra, Reuven menghilang dan diperkirakan bunuh diri karena kehilangan kekasih sejati hatinya. Hal itu yang menjadikan Vrey selama ini hanya diurus oleh Kakeknya tanpa ada berita apa-apa tentang orang tuanya.

Pertemanan Vrey dan Valadin berlanjut hingga akhirnya Valadin mengajak Vrey tinggal di Kota Falthemnar, kota para Elvar. Tapi ternyata Vrey merasa tidak cocok tinggal di kota itu, sampai suatu ketika ia melarikan diri meski Valadin memergokinya. Valadin yang mencoba membujuk Vrey untuk tetap bertahan di Falthemnar ternyata gagal melawan keras kepalanya Vrey.

”Aku berusaha berubah untuk membahagiakanmu. Tapi aku hanya menipu diriku sendiri, aku nggak akan pernah bisa menjadi seperti yang kamu harapkan. ” –Vrey ~ Hal. Xliii

Nah itu kisah singkat Vrey dan Valadin pada awal pertemuan mereka. Sekarang kita kembali ke cerita lanjutan di buku kedua, ya..

Leighton ~ dari forum elexmedia
Vrey, dan teman-temannya berhasil selamat dari apa yang mereka alami di Gunung Ash. Setelah dirawat dan menyembuhkan luka-luka, mereka berencana akan pergi ke Istana Laguna Biru di Granville untuk memulangkan Pangeran hilang yang telah ditemukan kembali. Dengan itu Vrey dan Rion berharap Sang Pangeran (yang bernama Leighton Thaddeus Granville) bisa membantu mereka menyelesaikan masalah yang ada, karena dengan gelarnya tentu Leighton lebih berkuasa daripada mereka. Awalnya Leighton enggan, tetapi karena ia sadar betapa besar bahaya yang mengancam mereka, maka ia mengiyakan ’tuntutan’ dari Vrey dan Rion. Tapi perjalanan mereka masih panjang, masih harus menuju Kota Yamuna dan mendapatkan Kapal Udara untuk mengantar mereka ke Granville. Sudah begitu, sesampainya di Yamuna, semua kapal udara telah berangkat dan tak akan ada yang pergi lagi sebelum Festival di Kota itu selesai diadakan, kecuali satu kapal udara milik keluarga Kerajaan Lavanya. Beruntung Leighton memiliki kenalan seorang Putri kerajaan tersebut.

Putri Ascha Shela Lavanya adalah seorang alkemis yang sangat pintar dan juga cantik. Ia bersedia membantu Vrey, Leighton dan Rion dengan memberikan surat ijin supaya mereka diperbolehkan naik ke Kapal Udara Kerajaan. Tapi di tengah perjalanan menuju kanal, mereka diserang oleh Karth dan Laruen. Yang lebih parah, ada ledakan yang berasal dari tempat kerja Putri Ascha.


Ascha ~ dari forum elexmedia
Karena peristiwa inilah, kemudian Vrey dan kawan-kawannya berpisah. Ia dan Rion membawa emblem (tanda pengenal Istana) milik Leighton bersama surat ijin dari Putri Ascha untuk segera berangkat ke Granville. Sedangkan Leighton dan Desna, orang kepercayaan Putri Ascha kembali ke tempat kerja Putri untuk menyelamatkannya. Ledakan besar itu terjadi berkali-kali di beberap tempat berbeda, Putri Ascha menghilang dan diiringi kesadaran yang lambat, Desna menyadari bahwa orang-orang yang menculik Putri pasti karena ingin menemukan jalan ke tempat Naian Mujdpir, tempat paling rahasia di bawah Istana.


Sementara itu Valadin dan Ellanese yang menunggu kabar keberhasilan timnya dalam mengambil Relik Aquamarine makin tak sabar. Tak ada yang mengabarinya apakah mereka sukses atau gagal dalam misi tersebut? Lalu apakah Vrey berhasil sampai di Granville dan mendapatkan pertolongan dari Raja?

Sebuah Chronicle ~ kisah yang sangat apik. Bahkan saya jauh lebih puas membaca buku ini daripada buku seri pertama. Di buku kedua ini, alurnya lebih cepat, kejutannya lebih banyak dan tentu saja, ending cerita yang bikin penasaran setengah pingsan. Typo masih ada meski sudah jauh berkurang daripada buku Revelation. Gambar-gambar tokoh di dalam buku juga turut menghidupkan cerita di tiap babnya.

Dari awal saya bersyukur karena penulis membeberkan kisah awal tentang Vrey dan Valadin, meski sejujurnya saya masih nggak menemukan apa yang sebenarnya membuat Valadin jatuh hati dengan Vrey. (mungkin penulis menciptakan Valadin ini tipe cowok yang berpendapat : Cinta nggak butuh alasan) :p

Awalnya saya sempat kecewa dengan tokoh Vrey yang ’berubah’ karena bersama Valadin. Aduh, udah cocok sama Leighton, kenapa harus diganggu Valadin sih.. *kesel sambil gemes sendiri. Tapi toh akhirnya dia kembali menjadi Vrey yang keras kepala dan setia kawan, bahkan rela menyakiti Valadin demi menyelamatkan teman-temannya.

Yah, singkat kata... empat bintang untuk buku ini. Dan ....

Saya harus punya buku ketiga dan keempatnya!!

Wishful Wednesday #11

Seperti biasa, buat yang mau ikutan eventnya Perpus kecil.  Wishful Wednesday, ini saya kasih tau caranya ya..



1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =) 
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya! 
3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


Kali ini saya mau berbagi Wishlist saya, yang berjudul The Thirteenth Tale..






Bagaimana tidak? Ratingnya di Goodreads tinggi, dan pernah menyabet penghargaan New York Times Bestseller di tahun 2006. Untuk versi terjemahannya ini, sayangnya saya jarang pernah menemukannya di toko buku lagi. Mungkin dengan mengharap sedikit keajaiban, siapa tahu buku ini bisa dicetak ulang (eh, mau lebih pantasnya) oleh Si Penerbit.

sedikit sinopsis dari GR


"Ceritakan padaku yang sesungguhnya."

Permintaan sederhana itu mengusik hati Vida Winter, novelis ternama yang penuh rahasia. Bukankah selama enam puluh tahun ini dia telah mengarang banyak dongeng, tapi tak pernah mengungkapkan kisahnya sendiri? Namun, menjelang ajal, masa lalu tak dapat dihindarinya lagi, berapa pun banyaknya dongeng yang telah ditenunnya.

Maka Vida Winter mengundang Margaret Lea, penulis biografi muda, yang memiliki rahasia sendiri tentang kelahirannya, yang telah dikubur dalam-dalam oleh orang-orang yang paling dia kasihi, dan menciptakan bayang-bayang kelam yang membuntuti tiap langkahnya.

Inilah kisah Vida dan keluarga Angelfield: Isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar Adeline dan Emmeline yang liar, rumah besar Angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya, hidup atau mati. Sementara Margaret tenggelam dalam dongeng Vida, rahasia kelam itu lambat laun tersingkap, dan saat kebenaran mengemuka, kedua wanita itu pun harus menghadapi hantu-hantu yang selama ini membayangi hidup mereka

Untuk review, nah ada Mel yang udah pernah baca buku ini nih, kalau mau lebih jelas tentang buku ini, berkunjung saja ke blognya :) 

Jadi, ini Wishlistku, mana Wishlistmu? :D

Salam,

Salam,