Slide Show

Mei 24, 2012

Character Thursday 12


Seperti biasaaaa.... Character Thursday

Adalah book blog hop di mana setiap blog memposting tokoh pilihan dalam buku yang sedang atau telah dibaca selama seminggu terakhir (judul atau genre buku bebas).
- Kalian bisa menjelaskan mengapa kalian suka/benci tokoh itu, sekilas kepribadian si tokoh, atau peranannya dalam keseluruhan kisah.
- Jangan lupa mencantumkan juga cover buku yang tokohnya kalian ambil.
- Kalau buku itu sudah difilmkan, kalian juga bisa mencantumkan foto si tokoh dalam film, atau foto aktor/aktris yang kalian anggap cocok dengan kepribadian si tokoh.
 


Syarat Mengikuti :

1. Follow blog Fanda Classiclit sebagai host, bisa lewat Google Friend Connect (GFC) atau sign up via e-mail (ada di sidebar paling kanan). Dengan follow blog ini, kalian akan selalu tahu setiap kali blog ini mengadakan Character Thursday Blog Hop.
2. Letakkan button Character Thursday Blog Hop di posting kalian atau di sidebar blog, supaya follower kalian juga bisa menemukan blog hop ini. Kodenya bisa diambil di box di bawah button (cukup copas saja kode itu di posting atau di sidebar kalian).
3. Buat posting dengan menyertakan copy-paste “Character Thursday” dan “Syarat Mengikuti” ke dalam postingmu.
4. Isikan link (URL) posting kalian ke Linky di bawah ini. Cantumkan nama dengan format: "Nama blogger @ nama blog", misalnya: Fanda @ Fanda Classiclit.
5. Jangan lupa kunjungi blog-blog peserta lain, dan temukan tokoh-tokoh pilihan mereka. Dengan begini, wawasan kita akan bertambah juga dengan buku-buku baru yang menarik…




Kamis ini saya mau memperkenalkan seorang tokoh dari buku Ther melian #2 ~ Chronicle, yang bernama Pangeran Leighton. Pangeran Leighton ini sebenarnya sudah ada di buku pertama, tapi dengan cantik disembunyikan oleh penulis dan dihadirkan di buku kedua. Ia adalah putra mahkota kerajaan Granville yang 3 tahun lalu melarikan diri dari istananya karena ada perseteruan tentang siapa yang berhak meneruskan Tahta Kerajaan berikutnya.


Ya, dia memang hanya Putera seorang Selir, tapi karena dia lebih tua daripada putera Permaisuri, tadinya ia yang akan disuruh menjadi Raja. Tapi ia menolak dan memilih kabur dari Granville karena keserakahan dan ketidaknyamanan yang ada di Istana.

Leighton adalah seorang pria yang tampan, berambut pirang, tinggi dan berdada bidang *eh salah fokus. Selain jago bermain pedang, Leighton juga bisa menyembuhkan. Uniknya, Si Leighton ini cukup ‘perasa’ atau sensitif  dan sangat perhatian sama Vrey, cewek Vier-Elf yang jadi temannya. Tentu saja tak lain dan tak bukan, karena Si Leighton ini suka sama Vrey. XD

Eh tapi unik lho, ada cowok yang ditokohkan memiliki sifat perasa, karena kebanyakan cerita biasanya tokoh pria itu diceritakan cuek, nggak sensitif, bengal.. Nah Leighton ini kebalikan banget sama sifat-sifat itu.

Makanya kalau disuruh milih siapa orang yang pas buat memerankan Leighton, saya agak kesusahan..

Hmm.. mungkin saya milih..

Christian Sugiono

 :D


Mei 23, 2012

Ther Melian #2 – Chronicle


Judul Buku : Ther Melian #2 – Chronicle
Penulis : Shienny M.S
Penerbit : Elex Media Komputindo
Cetakan Pertama : 2011
Tebal : 520 halaman, paperback
ISBN : 978-602-00-0227-9



Masih ingat donk perjalanan Valadin dan teman-temannya dalam menemukan Relik Elemental? Juga bagaimana kisah Vrey dan kawan-kawannya yang terluka parah?

Nah, sebelum membahas itu, ada baiknya saya mengulas sedikit “Chronicle Vrey dan Valadin” yang ada di bagian awal buku ini. Buat saya (semoga demikian juga dengan pembaca lainnya), satu bab paling awal ini sangat membantu dalam memberikan kejelasan mengenai hubungan antara Vrey dan Valadin bertahun-tahun silam.

Valadin ~ dari deviantart.net
Saat itu Vrey tertangkap basah oleh Valadin karena memasang jebakan di Hutan Telssier. Ternyata wajah Vrey mengingatkan Valadin akan seorang kawan lamanya yang hilang, yaitu Lord Reuven. Dari Valadin juga kemudian Vrey tahu cerita tentang orang tuanya. Ayahnya Lord Reuven adalah seorang Elvar, dan Ibunya yang bernama Lyra adalah seorang manusia. Semenjakk kematian Lyra, Reuven menghilang dan diperkirakan bunuh diri karena kehilangan kekasih sejati hatinya. Hal itu yang menjadikan Vrey selama ini hanya diurus oleh Kakeknya tanpa ada berita apa-apa tentang orang tuanya.

Pertemanan Vrey dan Valadin berlanjut hingga akhirnya Valadin mengajak Vrey tinggal di Kota Falthemnar, kota para Elvar. Tapi ternyata Vrey merasa tidak cocok tinggal di kota itu, sampai suatu ketika ia melarikan diri meski Valadin memergokinya. Valadin yang mencoba membujuk Vrey untuk tetap bertahan di Falthemnar ternyata gagal melawan keras kepalanya Vrey.

”Aku berusaha berubah untuk membahagiakanmu. Tapi aku hanya menipu diriku sendiri, aku nggak akan pernah bisa menjadi seperti yang kamu harapkan. ” –Vrey ~ Hal. Xliii

Nah itu kisah singkat Vrey dan Valadin pada awal pertemuan mereka. Sekarang kita kembali ke cerita lanjutan di buku kedua, ya..

Leighton ~ dari forum elexmedia
Vrey, dan teman-temannya berhasil selamat dari apa yang mereka alami di Gunung Ash. Setelah dirawat dan menyembuhkan luka-luka, mereka berencana akan pergi ke Istana Laguna Biru di Granville untuk memulangkan Pangeran hilang yang telah ditemukan kembali. Dengan itu Vrey dan Rion berharap Sang Pangeran (yang bernama Leighton Thaddeus Granville) bisa membantu mereka menyelesaikan masalah yang ada, karena dengan gelarnya tentu Leighton lebih berkuasa daripada mereka. Awalnya Leighton enggan, tetapi karena ia sadar betapa besar bahaya yang mengancam mereka, maka ia mengiyakan ’tuntutan’ dari Vrey dan Rion. Tapi perjalanan mereka masih panjang, masih harus menuju Kota Yamuna dan mendapatkan Kapal Udara untuk mengantar mereka ke Granville. Sudah begitu, sesampainya di Yamuna, semua kapal udara telah berangkat dan tak akan ada yang pergi lagi sebelum Festival di Kota itu selesai diadakan, kecuali satu kapal udara milik keluarga Kerajaan Lavanya. Beruntung Leighton memiliki kenalan seorang Putri kerajaan tersebut.

Putri Ascha Shela Lavanya adalah seorang alkemis yang sangat pintar dan juga cantik. Ia bersedia membantu Vrey, Leighton dan Rion dengan memberikan surat ijin supaya mereka diperbolehkan naik ke Kapal Udara Kerajaan. Tapi di tengah perjalanan menuju kanal, mereka diserang oleh Karth dan Laruen. Yang lebih parah, ada ledakan yang berasal dari tempat kerja Putri Ascha.


Ascha ~ dari forum elexmedia
Karena peristiwa inilah, kemudian Vrey dan kawan-kawannya berpisah. Ia dan Rion membawa emblem (tanda pengenal Istana) milik Leighton bersama surat ijin dari Putri Ascha untuk segera berangkat ke Granville. Sedangkan Leighton dan Desna, orang kepercayaan Putri Ascha kembali ke tempat kerja Putri untuk menyelamatkannya. Ledakan besar itu terjadi berkali-kali di beberap tempat berbeda, Putri Ascha menghilang dan diiringi kesadaran yang lambat, Desna menyadari bahwa orang-orang yang menculik Putri pasti karena ingin menemukan jalan ke tempat Naian Mujdpir, tempat paling rahasia di bawah Istana.


Sementara itu Valadin dan Ellanese yang menunggu kabar keberhasilan timnya dalam mengambil Relik Aquamarine makin tak sabar. Tak ada yang mengabarinya apakah mereka sukses atau gagal dalam misi tersebut? Lalu apakah Vrey berhasil sampai di Granville dan mendapatkan pertolongan dari Raja?

Sebuah Chronicle ~ kisah yang sangat apik. Bahkan saya jauh lebih puas membaca buku ini daripada buku seri pertama. Di buku kedua ini, alurnya lebih cepat, kejutannya lebih banyak dan tentu saja, ending cerita yang bikin penasaran setengah pingsan. Typo masih ada meski sudah jauh berkurang daripada buku Revelation. Gambar-gambar tokoh di dalam buku juga turut menghidupkan cerita di tiap babnya.

Dari awal saya bersyukur karena penulis membeberkan kisah awal tentang Vrey dan Valadin, meski sejujurnya saya masih nggak menemukan apa yang sebenarnya membuat Valadin jatuh hati dengan Vrey. (mungkin penulis menciptakan Valadin ini tipe cowok yang berpendapat : Cinta nggak butuh alasan) :p

Awalnya saya sempat kecewa dengan tokoh Vrey yang ’berubah’ karena bersama Valadin. Aduh, udah cocok sama Leighton, kenapa harus diganggu Valadin sih.. *kesel sambil gemes sendiri. Tapi toh akhirnya dia kembali menjadi Vrey yang keras kepala dan setia kawan, bahkan rela menyakiti Valadin demi menyelamatkan teman-temannya.

Yah, singkat kata... empat bintang untuk buku ini. Dan ....

Saya harus punya buku ketiga dan keempatnya!!

Wishful Wednesday #11

Seperti biasa, buat yang mau ikutan eventnya Perpus kecil.  Wishful Wednesday, ini saya kasih tau caranya ya..



1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =) 
2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya! 
3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)


Kali ini saya mau berbagi Wishlist saya, yang berjudul The Thirteenth Tale..






Bagaimana tidak? Ratingnya di Goodreads tinggi, dan pernah menyabet penghargaan New York Times Bestseller di tahun 2006. Untuk versi terjemahannya ini, sayangnya saya jarang pernah menemukannya di toko buku lagi. Mungkin dengan mengharap sedikit keajaiban, siapa tahu buku ini bisa dicetak ulang (eh, mau lebih pantasnya) oleh Si Penerbit.

sedikit sinopsis dari GR


"Ceritakan padaku yang sesungguhnya."

Permintaan sederhana itu mengusik hati Vida Winter, novelis ternama yang penuh rahasia. Bukankah selama enam puluh tahun ini dia telah mengarang banyak dongeng, tapi tak pernah mengungkapkan kisahnya sendiri? Namun, menjelang ajal, masa lalu tak dapat dihindarinya lagi, berapa pun banyaknya dongeng yang telah ditenunnya.

Maka Vida Winter mengundang Margaret Lea, penulis biografi muda, yang memiliki rahasia sendiri tentang kelahirannya, yang telah dikubur dalam-dalam oleh orang-orang yang paling dia kasihi, dan menciptakan bayang-bayang kelam yang membuntuti tiap langkahnya.

Inilah kisah Vida dan keluarga Angelfield: Isabelle yang cantik dan keras kepala, si kembar Adeline dan Emmeline yang liar, rumah besar Angelfield yang tua dan nyaris ambruk, serta semua penghuninya, hidup atau mati. Sementara Margaret tenggelam dalam dongeng Vida, rahasia kelam itu lambat laun tersingkap, dan saat kebenaran mengemuka, kedua wanita itu pun harus menghadapi hantu-hantu yang selama ini membayangi hidup mereka

Untuk review, nah ada Mel yang udah pernah baca buku ini nih, kalau mau lebih jelas tentang buku ini, berkunjung saja ke blognya :) 

Jadi, ini Wishlistku, mana Wishlistmu? :D

Ther Melian- Revelation


Judul Buku : Ther Melian- Revelation
Penulis : Shienny M.S
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tebal : 448 halaman, paperback
ISBN : 978-979-27-9866-1
Cetakan Pertama : 2011




Ther Melian adalah sebuah benua yang menjadi rumah bagi tiga bangsa besar, yaitu manusia, Draeg dan Elvar. Dua bangsa terakhir adalah ras sangat tua yang telah mendiami Ther Melian ribuan tahun sebelum manusia datang. Nah, setelah lama berselang, munculnya ras baru di Ther Melian, yaitu Vier-Elv, campuran Manusia dan Elvar. Vier Elv memiliki keunikan karena merupakan ras campuran, maka mereka juga memiliki sifat fisik maupun kemampuan yang tak jauh beda dengan Manusia dan Elvar.

Di antara para Vier-Elv ini, tersebutlah Vrey, seorang gadis yang profesinya (kalau bisa dibilang profesi) adalah mencuri. Ia dan kawan-kawannya yang tergabung ke dalam Komplotan Kucing Liar yang sering menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan mencuri. Karena Vrey adalah seorang Vier-Elv, ia memiliki kemampuan seperti Elvar, yaitu penglihatan dan pendengaran yang tajam, karena itu ia termasuk ahli saat mencuri.

Petualangan Vrey yang sebenarnya dimulai saat ia mendapat dukungan teman-temannya untuk menemukan cara membuat Jubah Nymph. Vrey sudah punya banyak sayap Nymph, jadi yang ia butuhkan hanya cara agar sayap-sayap tersbeut bisa dirangkai menjadi jubah Nymph yang Konon seringan bulu tapi sekuat baja. Maka berangkatlah ia bersama Aelwen, seorang teman komplotannya, untuk pergi ke Granville, Ibukota kerajaan di mana mereka harap dapat menemukan petunjuk mengenai Jubah Nymph.

Di sisi lain Ther Melian, Valadin yang seorang Elvar sedang merekrut orang-orang kepercayaannya untuk membantunya menjalankan misi besar. Misi untuk menunjukkan pada dunia bahwa Bangsa Elvar adalah Bangsa yang paling berkuasa. Misi agar para Manusia berhenti berbuat semena-mena terhadap keberlangsungan hidup makhluk-makhluk di sekitarnya.

”Mereka menebangi pohon dan membakar hutan untuk dijadikan tanah pertanian mereka. Mereka juga menumpahkan darah dari makhluk-makhluk ajaib yang hidup di hutan suci kita, semuanya untuk keuntungan mereka sendiri.”-Hal.233

dari deviantart.net
Tetapi karena para Tetua tidak bersedia membantu, maka Valadin bergerak bersama teman-temannya untuk membangunkan para Aether, Jiwa dari tujuh elemen alam pujaan Bangsa Elvar. Tapi tentu saja pemberontakan terhadap Tetua ini tidak mudah dilakukan, terlebih segala hal yang berhubungan dengan ritual pemanggilan Aether telah dihapus oleh Para Tetua untuk mencegah ada pihak yang menyalahgunakan kekuatan tersebut.

Lalu apa hubungan yang mempertemukan Vrey dengan Valadin? Dapatkah mereka menemukan jalan mencapai tujuan perjalanan masing-masing?

dari deviantart.net
 Nah, di situlah letak keistimewaan buku ini. Dua tokoh yang tertulis di sinopsis cerita bukannya kompak sejak awal, tapi diceritakan lewat dua jalan berbeda yang akhirnya mempertemukan mereka. Jalan cerita di awal memang terkesan lambat, tapi setelah lewat beberapa bab, saya mulai bisa menikmati ritme dan keseruan yang ditampilkan penulis. Karakter Vrey sebagai seorang gadis yang bengal, nekad dan punya keistimewaan diceritakan dengan penokohan yang kuat. Selain itu jarang ada novel yang mana tokoh utama wanitanya diceritakan sejak awal memiliki kemampuan spesial, karena biasanya tokoh wanita itu diceritakan biasa-biasa saja, lalu tiba tiba dia punya kekuatan tersembunyi. Ya, meski Si Aelwen di buku ini diceritakan dengan runutan kisah seperti itu juga, sih.. Tapi kan Aelwen saya anggap bukan sebagai tokoh utama di buku ini. :p

Valadin, sebagai Tokoh Utama Pria juga memiliki karakteristik yang unik. Biasanya sih kalau tokoh Pria diceritain punya superpower, dingin, rada ngeselin. Nah di cerita ini, Valadin berkebalikan banget sama tokoh-tokoh utama pria yang biasa. Dia ramah, ganteng, sabar (lihat aja kelakuannya sama si Eizen), dan ’berperasaan’. Meski kadang suka aneh sih, Valadin ini bencinya minta ampun sama manusia, tapi kok dia oke-oke aja ya sama Vier-Elv, padahal mereka kan juga blasteran manusia. -__-”

Apalagi ya..
Hmm.. Oh, iya, ilustrasi yang bertebaran di dalam buku juga membuat saya lebih mudah membayangkan tokoh-tokohnya. Apalagi ditambah peta dan glosarium yang lengkap memuat istilah-istilah yang bagi telinga saya masih tergolong baru. Covernya juga glamour gitu, duh waktu baca di kereta jadi dilihatin orang-orang, mungkin pada penasaran ya ini buku kok mengkilap begitu.. :D 

Pesan kemanusiaan dan lingkungan yang dimasukkan sejak awal sempat membuat saya berpikir ini penulis kayaknya ’memaksakan’ sekali bahwa hal-hal itulah yang membuat Valadin sebegitu bencinya sama manusia. Meski ide 'pemberontakan' sering muncul dalam beberapa buku (salah satunya HG yang masih booming), tapi pemberontakan yang dilakukan Valadin agak berbeda. Kenapa? Karena sebagai 'orang dalam', Valadin terlihat nggak jelas statusnya di buku ini. Apakah ia memiliki peran antagonis atau malah protagonis?

Selain itu (Jujur saja) yang menyiksa saya saat membaca buku ini adalah typonya. Rasanya gemes banget kalau lagi seru-serunya baca, eh ketemu sama typo.

Tokoh favorit saya di buku ini? Ya.. sudah jelas ketebak donk ah. Siapa lagi kalau nggak Eizen (*si cuek nan judes :p).

Empat bintang saya berikan untuk buku ini :)

Yuk, baca buku terusannya, Chronicle atau 'Kisah' yang menegaskan bahwa kisah mereka terus berlanjut. (kutipan dari obrolan Shienny dengan Opsir Panda di Goodreads) :D
Mei 22, 2012

His Last Bow


Judul Buku : His Last Bow : Salam Terakhir Sherlock Holmes
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Alih Bahasa : Daisy Dianasari
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kesembilan : November 2010
Tebal : 320 halaman
ISBN : 978-979-22-3751-1



Bagi pecinta serial Detektif, tentunya tidak akan asing dengan Sherlock Holmes. Tokoh yang dibuat Conan Doyle ini setahu saya masih memegang ketenaran pertama di jagad buku atau ceirta perdetektifan. Selain karena keeksentrikannya, Holmes terkenal karena keberhasilannya memecahkan kasus-kasus yang bisa dibilang sudah terlalu pelik dihadapi pihak berwenang saat itu.

Buku ”His Last Bow” ini terdiri dari 8 cerita pendek yang kesemuanya menceritakan misteri-misteri yang dipecahkan Holmes. Ada Petualangan di Wisteria Lodge, Misteri Kotak Kardus, Petualangan Lingkaran Merah, Kasus Pencurian Rancangan Kapal Selam Bruce-Partington, dan Misteri hilangnya Lady Frances Carfax. Dua cerita lainnya akan saya bahas di sini ya...

Cerita ketujuh adalah cerita favorit saya yang berjudul Petualangan Detektif yang Sekarat. Apa yang ada di pikiran Anda karena judul tersebut? Bila Anda mengira Sherock Holmes sedang sekarat saat mengerjakan kasus ini, ya, berarti Kesimpulan Anda benar. Tiga hari dia tak turun dari tempat tidur, bahkan juga tidak makan dan minum sampai-sampai Mrs. Hudson, Sang Pemilik Rumah yang disewa Holmes memanggil Dr. Watson untuk memeriksa kesehatan Holmes. Setahu Nyonya pemilik rumah tersebut, Holmes memang sedang menyelidiki kasus yang berkaitan dengan Demam Sumatra, atau lazimnya disebut Tapanuli Fever. Kemungkinan besar, Sherlock juga terjangkit penyakit yang sama.

Seperti yang kita tahu betapa keras kepalanya Sherlock, bahkan saat sekarat pun dia masih sibuk menyelidiki kasus. Ketika Watson hendak memeriksa Sherlock, dengan segera Sherlock menolak, dengan alasan penyakit ini amat sangat mudah menular. Yang ada malah Si Watson ini diperalat Sherlock untuk membantu Sherlock menyelidiki kasus yang ia kerjakan. Lalu dapatkah Sherlock sembuh dan menyelesaikan kasusnya? Tentu saja bagi pembaca yang teliti dan awas, pasti tahu bagaimana cara Sherlock menyelesaikan kasus ini akhirnya.

Cerita terakhir di buku ini adalah cerita yang menjadi judul utama, His Last Bow. Panah terakhir Sherlock Holmes. Diceritakan bahwa akhirnya Holmes berhenti menjadi detektif dan tinggal di pertanian kecil di South Downs, bersama tawon tawon peliharaannya. Karena sebuah kasus sangat penting, yang bahkan membuat Perdana Menteri turun tangan langsung meminta bantuan dari Holmes, maka ia terpaksa ’turun gunung’ kembali mengerjakan kasus bersama Watson, sahabatnya.

Kasus ini berhubungan dengan perang dan keselamatan Negara Inggris. Diketahui ada mata-mata dari Jerman yang diam-diam mencuri berbagai data keamanan Negara Inggris, Sherlock ditugaskan untuk menemukan siapa mata-mata tersebut dan menangkapnya. Tentu saja dengan caranya yang unik, Sherlock dan Watson bekerja sama mencari tahu siapa tersangka berbahaya tersebut. Sebuah cerita yang seru tapi ada juga bagian yang lucu. :D

Secara keseluruhan saya menyukai cerita-cerita di dalam buku ini, masing-masing cerita memiliki keistimewaan dan kemisteriusannya sendiri. Seperti biasa kesemua cerita diceritakan dari sudut pandang Dr. Watson, sahabat setia Sherlock Holmes. Nah, si Watson ini menurut saya adalah orang yang unik. Pria yang memiliki nama lengkap John H. Watson ini bertemu pertama kali dengan Sherlock Holmes ketika akan menyewa bersama sebuah flat di 221B Baker Street (dalam kisah Holmes berjudul A Study in Scarlet), keeksentrikan dan kejeniusan Holmes membuat Dr. Watson penasaran dan anehnya malah bersahabat dengan Detektif tersebut.


Dr. Watson dalam Serial BBC
Dr. Watson, seperti biasa adalah seorang yang saya yakin banyak orang lain yang mau jadi sahabatnya. Bagaimana tidak, dalam kisah-kisah di buku ini ditekankan dengan jelas bahwa Watson adalah seorang sahabat yang sabar, mungkin karena sudah berpengalaman menghadapi Holmes yang penuh misteri, makanya ketika Watson penasaran (dalam hal ini adalah tentang kasus yg ditangani Holmes), ia memilih tetap diam saja mengendapkan rasa penasarannya. Hebat ya? Dia nggak nanya yang macem macem atau sok cerewet kepada Holmes. Yang ia yakini, suatu hari nanti Holmes pasti akan menceritakan detail apa saja yang teramati Holmes tapi terlewat oleh Watson.

Watson juga selalu siap sedia ketika dimintai saran atau pendapat tentang suatu kejadian yang memerlukan pengamatan medis. Cerita yang dibawakannya (Conan Doyle menceritakan kisah Holmes dari sudut pandang Dr. Watson) pun penuh detil sehingga membuat pembaca serasa ikut menyelami kejadian tersebut bersama dia dan Holmes berbarengan.

Sherlock dalam serial BBC
Berbalikan dengan sifat Watson yang penyabar, Holmes lebih sering diidentikkan dengan sifat keras kepala, nggak sabaran, dan sarkastis. Tetapi dibalik keegoannya tersebut, sebenarnya Holmes adalah seorang yang lembut dan sayang sekali dengan orang terdekatnya, yang ditampilkan dalam beberapa bagian dalam cerita di buku ini. Keduanya memang berbeda, tetapi toh perbedaan itu malah membuat cerita Sherlock lebih hidup. Meski kadang sering monoton juga sih, pasti adaaa aja adegan di mana Si Watson ini secara tidak langsung diperalat atau di’bully’ sama Si Sherlock :p

Cover bukunya sederhana, sampai-sampai waktu menemukan buku ini saya sempat nggak yakin kalau ini buku seri Sherlock Holmes beneran. Tapi Covernya terlalu gelap dan suram, sehingga ketika pembaca membaca ceita di dalamnya, ikut-ikutan merasa suram juga. Semoga kalau diterbitkan ulang, akan muncul dengan warna yang lebih ngejreng tapi tidak terlalu ramai, karena toh Sherlock bukan pecinta keramaian. *salahfokus. Terjemahannya terkadang kurang smooth, nah, selain itu ada kata ’Tut’ yang sering muncul (ini terjemahan atau bukan ya?) yang menurut saya kurang pas sama adegan yang terjadi.

Saya memang memiliki kesukaan terhadap cerita detektif , terutama pada seri Sherlock Holmes. Sebenarnya dulu sempat membaca beberapa serinya, tetapi karena sudah lama, jadinya malah lupa. Maka event @bacaklasik dan Gramedia ini menjadi titik awal saya untuk kembali membaca dan mengoleksi semua buku-buku serial Sherlock Holmes.

Ada beberapa kutipan yang saya suka

Ternyata tetap saja ada misteri besar dalam hidup ini yang tak bisa dijelaskan nalar manusia - Hal.97
Apa yang fantastis itu kok gampang sekali menjadi mengerikan - Hal.60
Jadi, 4 bintang untuk His Last Bow. Buat Penggemar serial detektif, saya sarankan harus punya buku ini!





Salam,

Salam,