Judul Buku : Ther Melian- Revelation
Penulis : Shienny M.S
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tebal : 448
halaman, paperback
ISBN :
978-979-27-9866-1
Cetakan Pertama :
2011
Ther Melian adalah
sebuah benua yang menjadi rumah bagi tiga bangsa besar, yaitu manusia, Draeg dan
Elvar. Dua bangsa terakhir adalah ras sangat tua yang telah mendiami Ther
Melian ribuan tahun sebelum manusia datang. Nah, setelah lama berselang,
munculnya ras baru di Ther Melian, yaitu Vier-Elv, campuran Manusia dan Elvar.
Vier Elv memiliki keunikan karena merupakan ras campuran, maka mereka juga
memiliki sifat fisik maupun kemampuan yang tak jauh beda dengan Manusia dan
Elvar.
Di antara para
Vier-Elv ini, tersebutlah Vrey, seorang gadis yang profesinya (kalau bisa
dibilang profesi) adalah mencuri. Ia dan kawan-kawannya yang tergabung ke dalam
Komplotan Kucing Liar yang sering menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka dengan mencuri. Karena Vrey adalah seorang Vier-Elv, ia
memiliki kemampuan seperti Elvar, yaitu penglihatan dan pendengaran yang tajam,
karena itu ia termasuk ahli saat mencuri.
Petualangan Vrey
yang sebenarnya dimulai saat ia mendapat dukungan teman-temannya untuk
menemukan cara membuat Jubah Nymph. Vrey sudah punya banyak sayap Nymph, jadi
yang ia butuhkan hanya cara agar sayap-sayap tersbeut bisa dirangkai menjadi
jubah Nymph yang Konon seringan bulu tapi sekuat baja. Maka berangkatlah ia
bersama Aelwen, seorang teman komplotannya, untuk pergi ke Granville, Ibukota
kerajaan di mana mereka harap dapat menemukan petunjuk mengenai Jubah Nymph.
Di sisi lain Ther
Melian, Valadin yang seorang Elvar sedang merekrut orang-orang kepercayaannya
untuk membantunya menjalankan misi besar. Misi untuk menunjukkan pada dunia
bahwa Bangsa Elvar adalah Bangsa yang paling berkuasa. Misi agar para Manusia
berhenti berbuat semena-mena terhadap keberlangsungan hidup makhluk-makhluk di
sekitarnya.
”Mereka menebangi pohon dan membakar hutan untuk dijadikan tanah pertanian mereka. Mereka juga menumpahkan darah dari makhluk-makhluk ajaib yang hidup di hutan suci kita, semuanya untuk keuntungan mereka sendiri.”-Hal.233
dari deviantart.net |
Tetapi karena para
Tetua tidak bersedia membantu, maka Valadin bergerak bersama teman-temannya
untuk membangunkan para Aether, Jiwa dari tujuh elemen alam pujaan Bangsa
Elvar. Tapi tentu saja pemberontakan terhadap Tetua ini tidak mudah dilakukan,
terlebih segala hal yang berhubungan dengan ritual pemanggilan Aether telah
dihapus oleh Para Tetua untuk mencegah ada pihak yang menyalahgunakan kekuatan
tersebut.
Lalu apa hubungan
yang mempertemukan Vrey dengan Valadin? Dapatkah mereka menemukan jalan mencapai tujuan
perjalanan masing-masing?
dari deviantart.net |
Nah, di situlah
letak keistimewaan buku ini. Dua tokoh yang tertulis di sinopsis cerita
bukannya kompak sejak awal, tapi diceritakan lewat dua jalan berbeda yang
akhirnya mempertemukan mereka. Jalan cerita di awal memang terkesan lambat,
tapi setelah lewat beberapa bab, saya mulai bisa menikmati ritme dan keseruan
yang ditampilkan penulis. Karakter Vrey sebagai seorang gadis yang bengal,
nekad dan punya keistimewaan diceritakan dengan penokohan yang kuat. Selain itu
jarang ada novel yang mana tokoh utama wanitanya diceritakan sejak awal
memiliki kemampuan spesial, karena biasanya tokoh wanita itu diceritakan
biasa-biasa saja, lalu tiba tiba dia punya kekuatan tersembunyi. Ya, meski Si
Aelwen di buku ini diceritakan dengan runutan kisah seperti itu juga, sih..
Tapi kan Aelwen saya anggap bukan sebagai tokoh utama di buku ini. :p
Valadin, sebagai
Tokoh Utama Pria juga memiliki karakteristik yang unik. Biasanya sih kalau
tokoh Pria diceritain punya superpower, dingin, rada ngeselin. Nah di cerita
ini, Valadin berkebalikan banget sama tokoh-tokoh utama pria yang biasa. Dia
ramah, ganteng, sabar (lihat aja kelakuannya sama si Eizen), dan ’berperasaan’.
Meski kadang suka aneh sih, Valadin ini bencinya minta ampun sama manusia, tapi
kok dia oke-oke aja ya sama Vier-Elv, padahal mereka kan juga blasteran
manusia. -__-”
Apalagi ya..
Hmm.. Oh, iya,
ilustrasi yang bertebaran di dalam buku juga membuat saya lebih mudah
membayangkan tokoh-tokohnya. Apalagi ditambah peta dan glosarium yang lengkap
memuat istilah-istilah yang bagi telinga saya masih tergolong baru. Covernya
juga glamour gitu, duh waktu baca di kereta jadi dilihatin orang-orang, mungkin
pada penasaran ya ini buku kok mengkilap begitu.. :D
Pesan kemanusiaan
dan lingkungan yang dimasukkan sejak awal sempat membuat saya berpikir ini
penulis kayaknya ’memaksakan’ sekali bahwa hal-hal itulah yang membuat Valadin
sebegitu bencinya sama manusia. Meski ide 'pemberontakan' sering muncul dalam
beberapa buku (salah satunya HG yang masih booming), tapi pemberontakan
yang dilakukan Valadin agak berbeda. Kenapa? Karena sebagai 'orang
dalam', Valadin terlihat nggak jelas statusnya di buku ini. Apakah ia
memiliki peran antagonis atau malah protagonis?
Selain itu (Jujur saja) yang menyiksa saya saat membaca buku ini adalah typonya. Rasanya gemes banget kalau lagi seru-serunya baca, eh ketemu sama typo.
Selain itu (Jujur saja) yang menyiksa saya saat membaca buku ini adalah typonya. Rasanya gemes banget kalau lagi seru-serunya baca, eh ketemu sama typo.
Tokoh favorit saya
di buku ini? Ya.. sudah jelas
ketebak donk ah. Siapa lagi kalau nggak Eizen (*si cuek nan judes :p).
Empat bintang saya
berikan untuk buku ini :)
Yuk, baca buku
terusannya, Chronicle atau 'Kisah' yang menegaskan bahwa kisah mereka terus
berlanjut. (kutipan dari obrolan Shienny dengan Opsir Panda di Goodreads) :D