Judul Buku : A Lady’s Pleasure (Mistress Trilogy #1)
Penulis : Renee Bernard
Penerjemah : Endang Sulistyowati
Editor : Ayuning
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2011
Tebal : 368 halaman, paperback
ISBN : 978-780-483-6
Hal yang membuat saya tertarik membaca buku ini sebenarnya
adalah label : Romantic Times Award
Winner of ‘Best First Historical Romance’ (2006) yang tertulis di cover
depan buku. Tentunya bukan sembarang buku biasa yang bisa mendapatkan label
seperti itu, terlebih karena penerbitnya punya kekhususan tersendiri dalam seri
romance terbitannya, maka tambah penasaranlah saya dengan buku ini.
Ceritanya tentang seorang janda muda yang bernama Merriam
Everett, yang dianggap sebagai seorang wanita muda yang pemalu, penurut dan
pemurung. Suatu hari ia berniat membalas dendam kepada seorang lelaki bernama
Julian Clay yang pernah menghinanya diam-diam dengan beranggapan bahwa Merriam
adalah tidak berguna, baik sebagai janda berwajah pucat ataupun perawan yang
lemah (Hal.3)
Kali ini Merriam akan membuat lelaki itu bertekuk lutut untuk
tidak lagi mengabaikannya, apalagi menghinanya. Ia akan membuat Julian, Sang Cassanova itu tergila-gila bahkan mendamba
Merriam, lalu dengan sekali helaan, Merriam akan meninggalkannya. Biar tahu
rasa bagaimana rasanya bertemu dengan ’si tikus’ yang telah berubah menjadi ’Si
Kucing’.
Sayangnya takdir
menunjukkan jalan yang berbeda. Ketika Merriam meluncurkan jurus rayuannya,
ternyata ia menggoda lelaki yang salah. Lelaki yang bernama Drake Sotherton itu
kelimpungan karena tergoda bujuk rayu Merriam. Kenapa bisa salah goda? Nah,
ceritanya saat itu sednag Pesta Kostum, dan Merriam luput memilih lelaki.
Padahal Julian dan
Drake memiliki konflik pribadi yang belum selesai, hubungannya dengan kematian
Lily, istri Drake yang juga pacar Julian, mereka berdua saling tuduh siapa yang
sebenarnya membunuh Lily. Julian kah dengan hasrat memnangkan persaingan dengan
Drake, atau Drake sendiri karena kesal istrinya berselingkuh dengan lawannya?
Kehadiran Merriam
bukannya memperjelas masalah, yang ada malah memperuncing konflik tersebut.
Karena Julian berambisi merebut Merriam dari Drake dan Drake curiga bahwa
Merriam dan Julian bersekongkol menghancurkan dirinya.. Lalu bagaimana akhir
kisah mereka?
Ide ceritanya
menarik, sayangnya bukan model detektif-detektifan meski ada juga peran
detektif dalam buku ini. Kesan saya ketika membuka 10 halaman pertama adalah
’oh ya ampun, buku ini ya.....’ sambil nyiapin kipas segede gambreng. Ada
banyak adegan ’hot’ yang kemudian saya ’skip’ karena toh saya nggak kehilangan
ide cerita utama meski nggak baca ’itu’. Cover yang elegan sayangnya tidak
diimbangi juga dengan pilihan hurufnya. Saya jadi mikir, ini font dipilih kecil
biar nggak ada yang ngintip waktu baca atau karena pertimbangan lain ya?
Penokohan Merriam
ditonjolkan cukup berani, meski agak labil juga. Lha kadang dia jadi ’kucing’ tapi kali lain dia
jadi ’tikus’. Mungkin idenya bagaimana seorang wanita sebenarnya mampu keluar
dari lingkar amannya sendiri, hanya saja butuh lompatan atau dorongan ekstra
besar agar ia bisa menemukan kehidupan yang jauh lebih baik daripada
rutinitasnya setiap hari. Meski saat melakukan lompatan tersebut, ia mendapat
pandangan negatif atau cemoohan dari pihak lain. Sebenarnya bila pesan itu yang
mau disampaikan, mungkin saya anggap penulis sudah berhasil, karena memang ide
yang tercetuskan tersebut telah tertanam dalam karakter Merriam sendiri.
Sedangkan untuk
penokohan Julian dan Drake, saya rasa agak kurang. Saya masih belum merasa
kedua tokoh ini punya ciri khasnya masing-masing. Karena sama-sama jual mahal,
sok berwibawa, nggak mau kalah dan sama-sama egois. Tapi Si Julian ini
sebenarnya akan menjadi tokoh utama di buku seri ketiga dengan judul A Rogue’s
Game. Siap membaca? Ah, nanti dulu ya.. saya butuh matahari dulu setelah beku
ngadem di kamar saat baca buku ini :p
3 bintang untuk
buku ini
5 kipas untuk
banjir adegan kipasnya.