Judul Buku : The Boy Sherlock Holmes “Eye Of The Crow”
Penulis : Shane Peacock
Penerjemah : Maria Lubis
Penerbit : Mizan Publika
Cetakan Pertama : Oktober 2011
Tebal : 368 halaman, paperback
ISBN : 978-602-8579-92-6
Anda pasti sering mendengar kisah Sherlock Holmes, tapi pernahkah Anda penasaran seperti apa kehidupan Sherlock di masa kecilnya? Jika hal itu pernah terlintas di pikiran Anda, maka buku ini berisi jawabannya.
Sherlock Holmes adalah anak kedua dari tiga bersaudara, dengan orangtua mereka bernama Wilber dan Rose Holmes. Rose sebenarnya adalah seorang Bangsawan Inggris dengan sedikit campuran Prancis, sedangkan Wilber adalah seorang lelaki genius yang sangat menyukai ilmu tentang burung. Dua sejoli ini mengalami cinta yang tidak disetujui orangtua, mereka menikah dan kabur dari masa lalu, lalu memilih sebuah flat sederhana di kawasan Southwark, selatan Sungai Thames.
Kasus Sherlock pertama ini dimulai ketika ia membaca Koran yang berisi berita tentang pembunuhan seorang wanita di sebuah gang sempit di London. Pembunuhan kali ini begitu menarik perhatian Sherlock, karena ada gagak-gagak yang seakan selalu mengikutinya. Sebenarnya polisi sudah menemukan seorang tersangka utama kasus ini, yaitu seorang remaja keturunan Arab bernama Mohammad Adalji. Pada hari ketika tersangka itu akan diadili di Gedung Pengadilan, Sherlock pergi ke sana Karena ia begitu penasaran apakah benar anak lelaki itu seorang pembunuh. Ketika Adalji diseret oleh para polisi, secara tidak sengaja, Sherlock jatuh dan ia bersitatap dengan Si tersangka tersebut.
“Bukan aku pelakunya.”, Hal. 36
Kalimat Adalji itu seakan memenuhi pikiran Sherlock dan ia terus berpikir untuk membuktikan bahwa anak Arab tersebut tidak bersalah. Kemudian ia mencoba mencari sesuatu yang barangkali dapat ditemukan di TKP pembunuhan perempuan itu. Ternyata ia menemukannya, dengan bantuan gagak, ia menemukan sebuah bola mata palsu yang terselip di antara bebatuan.
Sialnya, saat itu ada polisi bertugas mengawasi tempat itu yang memergoki Sherlock dan menjebloskannya ke penjara karena dianggap merupakan sekutu Adalji. Lalu bagaimana cara Sherlock membuktikan bahwa ia dan Adalji tidak bersalah? Ya, sejujurnya Sherlock butuh banyak keberuntungan dan kelengahan Polisi untuk bisa melarikan diri dari penjara dan mencari tahu siapa pembunuh yang sebenarnya. Secepatnya. Sebelum Adalji kehilangan nyawanya untuk suatu hal yang tidak ia lakukan!
Karakter Sherlock di masa muda ini agak berbeda dengan karakter di masa tuanya yang suka slengean, sarkatis. Tapi sudah menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dan sangat teliti yang kadang memasukkan Sherlock ke dalam bahaya tapi juga membantunya dalam memecahkan masalah. Sikap kritis dan ingatan fotografis yang dimiliki Sherlock sejak kecil ini yang saya rasa awet bertahan sampai kisah-kisah di masa tuanya. Otaknya yang brilian seakan terus bekerja mengolah informasi-informasi yang ia dapatkan, hingga mendapat titik temu yang mencerahkan.
Suasana Inggris yang suram serta kekumuhan yang terjadi mungkin akibat dari Revolusi Industri mampu dikisahkan penulis dengan rapi dan gamblang. Cerita yang cukup menegangkan, ditambah beberapa ilustrasi kasar yang menambah keistimewaan buku ini. Ending cerita yang apik meski menyedihkan membuat saya sebagai pembaca semakin penasaran akan buku keduanya. Akankah kisah tragis di buku pertama ini mengubah kepribadian Sherlock?