Hari itu kayaknya hari minggu deh, waktu ditawarin Mas Yudhi Herwibowo buat ngisi acara di Bedah Bukunya Mbak Sanie B. Kuncoro di Balai Soedjatmoko, Solo. Ih rasanya keren banget ya kalau bisa ikutan acara ngobrol-ngobrol begituan. Dasar emang sayanya yang kepedean alias nekad, maka saya meng-iyakan tawaran Mas Yudhi tersebut. Usut punya usut, ternyata memang yang akan membedah buku-buku Mbak Sanie tersebut adalah kebanyakan wajah-wajah baru.
Masalahnya saya belum pernah baca buku Mbak Sanie!!
Nah, begitu tawaran itu saya iyakan, untungnya Mas Yudhi bilang kalo buku Mbak Sanie yang akan saya bedah bisa saya ambil tgl 15 Februari besok pas acara Ulang Tahunnya Pawon. Jadilah saya bergembira dan antusias banget menunggu tgl 15 itu datang. Singkat cerita, begitu saya dapat bukunya dari Mbak Sanie, saya langsung bergegas pulang. Maklum, serombongan sama suami dan anak, jadi saya udah dikejer-kejer diajak pulang karena udah jam 21.30, lewat jam malam booo’..
Besok pagi langsung saya baca itu buku, dan ternyata nggak butuh waktu lama menghabiskan cerita di dalamnya. Nah, kalau penasaran bisa cek review saya
di sini .
Tanggal 4 Maret, hari minggu jam setengah tujuh malam saya berangkat sendirian ke BS, si anak saya tinggal sama suami di rumah, katanya sih mereka bakalan akur. Meski hati agak keder juga, soalnya nggak pernah ninggalin anak malem malem. Sampai di BS, ternyata yang dateng itu banyaak banget dari Pawon dan dunia perbukuan. Matteekk. Itu yang terlintas di pikiran saya. Saya cuman seorang penikmat buku dan blogger biasa, nerbitin buku juga buku kumpulan soal-soal, bukan karya sastra berkelas high kayak mereka. Langsung ke-pede-an saya musnah seketika.
Untungnya saya ketemu Mbak
Lia Achmadi ‘ProResensi’ (yang sering streaming denger tiap minggu sore di Pro2 RRI pasti tahu acara ini deh). Mbak Lia ini supell banget orangnya, syukurlah saya bisa ngobrol-ngobrol banyak dan diperkenalkan dengan dua pembicara wanita lainnya. Eh, begitu kenalan, saya lebih shock lagiih.. ternyata mereka senior-senior di bidang sastra. Jegeeerrr.. bak petir menggelegar, ciut lagi deh keberanian saya untuk tampil. Seorang pembicara wanita bernama
Nusya Kuswantin yang telah memiliki sebuah novel berjudul
Lasmi. Nah wanita yang satu lagi bernama
Ita Siregar, di goodreads udah punya 3 novel berjudul
Satu hari penuh keajaiban, JustLooking For Daniel, dan Emeritus.
Pembicara ketiga bernama Bandung Mawardi, seorang penulis, editor dan kritikus sastra.
Huaa.. kesalahan saya adalah tidak browsing mencoba mencari siapa saja yang menjadi pembedah buku di acaranya Mbak Sanie. Tapi namanya udah kadung nyemplung, ya lanjutin aja doonk. Syukur terbesar saya adalah karena bisa berkenalan dengan wanita-wanita penulis yang saya sebutkan di atas. Bangga banget, yakiin deh!! Untungnya lagi Ada Mbak Busyra (@bzee_why) yang ikut hadir di acara tersebut, beneran jadi agak tenang waktu acara berlangsung. Heheheh.
Acara dimulai jam 19.30 oleh Mas Yudhi dilanjutkan dengan Mbak Lia sebagai moderator acara. Diskusi-diskusi singkat tentang tiga buku Mbak Sanie akan saya uraikan sedikit ya.
- Dari Mbak Ita, Buku Melepas Ranting Hati terbitan Gradien. Kebanyakan cerita di buku ini ternyata merupakan cerita-cerita lama yang ‘diperbaharui’ menjadi cerpen-cerpen gaya baru. Membaca buku ini seperti membaca karya Mbak Sanie yang sering muncul di majalah Anita Cemerlang jaman tahun 80-an. Cowok yang ditampilkan juga khas cowok-cowok jadul yang seneng hiking dsb. Merupakan buku yang kuat unsur perempuannya, yang merupakan ciri khas tulisan Mbak Sanie.
- Dari Mbak Nusya, Buku Sayap Cahaya, terbitan Elexmedia. Pas banget sama hal yang sedang digeluti Mbak Nusya sekarang ini di bidang antropologi. Buku ini membahas kehidupan wanita dengan lelaki dan satu wanita lagi yang kali ini hadir sebagai wanita ketiga yang tidak diharapkan. Seperti beberapa kisah tentang wanita kupu-kupu malam, contohnya. Pesan kemanusiaan dan ‘perempuan’ khas Sanie muncul di buku ini (ya iya donk, secara.. ini kan bukunya Mbak Sanie.. :D)
- Dari Mas Bandung, Buku Memilikimu, terbitan GagasMedia. Nah, yang ini seru lo waktu dia cerita. Seperti khas sastrawan, Mas Bnadung ini cerita sambil berprosa (atau puisi ya?), pokoknya berima dan romantis gitu deh. Buku ini sanggup membuat dia mengalirkan air mata. Buku yang membahas tentang ke-piatu-an seorang manusia. Penokohan kuat dan karakter yang dibangun bisa membuat Mas Bandung melihat cerita ini dari sisi seorang wanita yang disewa rahimnya atau melihat dari sisi si Suami yang nggak puas sama apa yang dimiliki istrinya!
Bedah buku diisi lebih seru lagi dengan musikalisasi beberapa paragraf dalam cerita di buku Melepas Ranting Hati oleh Mas Yudi Teha. Ada dua lagu yang ia nyanyikan bersama musik yang mengalun merdu dari gitarnya. Yang pertama berjudul Renjani, dan yang kedua berjudul Melepas Ranting Hati.
Ada juga pembacaan cerpen karya Mbak Sanie oleh
Dewi Chandraningrum, yang berkisah tentang seorang anak piatu yang sedemikian inginnya memiliki seorang Ibu. Cerita yang indah dan dibawakan dengan cantik bahkan membuat Mbak Sanie sangat puas dan kagum dengan penampilan Mbak Dewi.
Mbak Sanie juga mengisi acara, loohh.. Beliau bercerita betapa bahagianya bisa mengeluarkan 3 buku baru berurutan dalam waktu 3 bulan di dekat dengan hari ulangtahunnya. Tidak semua penulis memiliki kenangan manis seperti ini, karena itu ia bersyukur dan berbahagia sekali bisa membagi kesenangannya itu bersama orang-orang terdekatnya dan para pembaca bukunya.
Tak lupa ada buku-buku gratis yang dibagikan saat Tanya jawab dengan Mbak Sanie. Ada 5 atau 6 orang gitu yang mendapat kesempatan Tanya jawab dan membawa pulang buku-buku ini. Keren kan? Kapan lagi penulis ulang tahun malah bagi-bagi buku? :D
Acara ditutup dengan penampilan Suyud Nugrahawati, yang sayangnya tidak bisa saya nikmati karena anak saya (yang tadi di tengah acara tiba-tiba nyusul sama bapaknya ) nangis minta pulang. Heheheh.. (teteuup ya, Ibu-Ibu mahh…).
Saya senang banget bisa menikmati waktu yang dihabiskan di acaranya Mbak Sanie tersebut. Suatu kebanggan sendiri yang belum tentu bisa saya rasakan kedua kalinya. :D
Terima kasih banyak untuk Mas Yudhi Herwibowo dan Mbak Sanie B. Kuncoro yang sudah memberikan saya kesempatan dan pengalaman berharga. :)
Jadi, siapa yang mau ngundang saya untuk bedah buku lagi? XD
*note : foto-foto di atas saya ambil dari Doc. Balai Soedjatmoko dari FB Buletin Sstra Pawon. *maklum, kemarin waktu acara nggak berani foto-foto.wakakak. Maluuww..