Slide Show

Februari 29, 2012

Wishful Wednesday #1

Kali ini mau ikutan Blog Hop-nya Mbak Astrid. Judulnya "Wishful Wednesday".



Buat yang mau ikutan, ini ada beberapa aturan mainnya :)

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian. 
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

 Nah, karena aku ikutaaan...  Rabu ini aku mau ber'wishful' salah satu buku yang aku incer baru-baru ini karena terkompor oleh promo penerbitnya. Terlebih suka sama sinopsis ceritanya..

Buku itu adalah :


Sinopsisnya bisa dilihat di sini


Baru-baru ini diterbitin oleh Penerbit Qanita dan setelah baca sinopsisnya, membuat saya langsung jatuh cinta pengen baca. Ehm, maklum, saya termasuk yang 'gandrung' sama yang berbau Romeo-Juliet-Shakespeare. Film Romeo Juliet udah berkali-kali saya tonton, juga 'Shakespeare in Love' yang kemaren diputer di salah satu Channel Tipi Kabel. Tiap ada re-runnya juga saya tonton. XD. Ada lagi Film Letters to Juliet yang membuat saya juga makin jatuh hati sama legenda cinta sepasang muda-mudi ini.


Terlepas dari harga buku ini yang 'mahal' (soalnya buku sexy : tebel), saya masih berharap suatu saat nanti bisa membeli buku ini. Suatu hari nanti. Meski sekarang masih belum bisa beli :)
 

Gajah Selalu Ingat (Elephants Can Remember)


Pencinta novel detektif pasti sudah tak asing lagi dengan Agatha Christie. Kali ini ia muncul dengan kisahnya tentang Gajah. Emm.. bukan ‘Gajah’ dalam makna sebenarnya. Tetapi yang ini diambil dari sebuah ungkapan, ‘Gajah selalu ingat’. Suatu hari, Mrs. Ariadne Oliver, Sang penulis novel detektif terkenal, menghadiri perjamuan makan siang para pengarang. Awalnya semua berjalan lancar, ia gembira dapat hadir dan berbaur bersama mereka, makanan yang disajikan juga lezat, tapi ketika ia bertemu dengan Mrs. Burton-Cox, kebahagiaan itu hilang.

Mrs. Burton-Cox datang dengan topeng ‘penggemar’ sambil memuji-muji karya Mrs. Oliver padahal ia memiliki tujuan lain. Ia bertanya apakah Mrs. Oliver tahu tentang peristiwa kematian orangtua dari salah satu anak baptis Mrs. Oliver yang bernama Celia Ravenscroft. Suami Isteri Ravenscroft ditemukan mati dengan luka tembakan di masing-masing kepala dengan pistol yang diketahui milik Sang Suami. Kasus kematian tersebut masih menjadi misteri bagi banyak orang, karena penyelidikan kepolisian tidak dapat menemukan alasan yang tepat mengapa mereka bunuh diri, atau jika itu dilakukan orang lain mengapa tidak ditemukan jejak petunjuk yang mengarah ke sana.

Mengapa Mrs. Burton-Cox ini tertarik pada kasus Ravenscroft? Ternyata anak lelakinya, Desmond, berencana akan menikah dengan Celia. Seperti Ibu-ibu lainnya yang khawatir tentang anak kesayangannya, Mrs. Burton-Cox was-was apakah kematian itu karena masalah psikologis yang mungkin bisa diturunkan ke Celia?

Nah, Mrs. Oliver yang awalnya tidak mau ikut campur membahas masalah tersebut, diam-diam penasaran juga apalagi karena Lady Ravenscroft adalah sahabatnya sejak kecil. Maka ia menghubungi Mr. Hercule Poirot, Sang Detektif yang sudah sering membahas kasus bersamanya, untuk membantu memecahkan misteri ini.

 

Informasi demi informasi dicari dari banyak orang yang sekiranya dekat dengan keluarga Ravenscroft, terutama dari para ‘Gajah’, yaitu orang-orang yang memiliki ingatan kuat tentang keluarga tersebut. Baik Celia ataupun Desmond ternyata juga berminat menemukan titik penyelesaian akan kasus ini, karena Celia sangat mencintai orang tuanya dan Desmond juga sangat mencintai Celia.

Setelah dihimpun, diteliti dan dipilah-pilah menjadi alur yang dapat diterima dan menunjukkan titik terang, ternyata kasus ini memang bukan bunuh diri biasa! Tapi akankah Oliver dan Poirot sanggup memberitahu kejadian yang sebenarnya terhadap Celia ataupun Desmond?

Sebab mungkin biarlah masa lalu tetap menjadi masa lalu, yang harus kita pikirkan adalah sekarang dan masa depan, sebab itu yang akan kita jalani, kan?


Awalnya saya berharap menemukan kasus yang menantang untuk dipecahkan, terutama karena Agatha Christie terkenal akan cerita-cerita detektifnya yang bahkan sudah sering difilmkan. Tapi sayangnya untuk kasus ini saya tidak dapat menemukan adegan seru atau mendebarkan, semuanya terkesan datar. Apalagi alurnya yang cukup lambat membuat saya agak males membacanya. Yang asyik adalah, detail-detail yang dimunculkan Agatha sebagai kunci cerita ini cukup banyak meski berulang-ulang muncul. Ini membuat saya sebagai pembaca mampu menebak bagaimana akhir cerita, jadi saya seperti ikut merangkai puing-puing yang ditemukan Poirot dan Oliver. Sebab biasanya di cerita detektif, pembaca sering disodori ending cerita yang’tiba-tiba’.

Cover buku yang menarik serta synopsis di belakang buku adalah penarik minat saya membaca buku ini. Terjemahan yang cukup lancar meski terkesan berat dan masih ada beberapa istilah atau ungkapan yang masih dibiarkan seperti aslinya membuat saya cukup nyaman menikmatinya.

Novel Elephants Can Remember ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1972 di Inggris, mendapatkan kritik yang cukup keras karena berdasarkan The Cambridge Guide to Women's Writing in English , Agatha Christie dianggap kehilangan ‘sentuhannya’ yang biasa hadir. Robert Barnard, seorang penulis dan kritikus novel criminal juga menganggap karya Agatha yang satu ini terlalu berbelit dalam percakapannya.

Bagi saya, membaca karya salah satu penulis terkenal sepanjang masa ini tetap merupakan suatu kesenangan tersendiri. Buku ini menyadarkan saya, bahwa seorang penulis yang sukses pun tetap pernah merasakan jatuh dalam karyanya.

3 bintang untuk Gajah. :)










Judul Buku : Gajah Selalu Ingat (Elephants Can Remember)
Penulis : Agatha Christie
Alih Bahasa : Julanda Tantani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Ketujuh : November 2007
ISBN : 979-22-2870-5

Februari 26, 2012

Ten Things We Did (and Probably Shouldn't have)

Judul Buku : Ten Things We Did (and Probably Shouldn't have)
Penulis : Sarah Mlynowski
ISBN : 978-0-06-170124-5
Harper Collins Publisher





Ten things that i have found in this book :

  1. Imagine 2 girls +1 house - the parents! it is chaos but it is really fun!
  2. Unless suddenly you have to start learning to cook, shop and take care of your financial things.
  3. Unless your boyfriend cheat you with another girl!
  4. But still, no parents is… what we should name that? hmm..  cool!! And you can have your own party!
  5. Hang on, You should be aware of the police patrol on duty to handle the noise from your party.
  6. Sometimes we need to 'move on'.
  7. Maybe we need to get into a dangerous problem to awaken and grown us up.
  8. You will not want to give your virginity away to someone, because it is dangerous!
  9. "People found running to something easier than running from something."
  10.  4 stars for the cover, the plot, and the Hudson!
  
The plot was a bit slow at the beginning of the story. But the author can make the reader still enthusiast by inserting some flashbacks story in it. Many moral messages conveyed on this story. Strong characterizations and fairly complete for many prominent story, the language is simple and easy to understand, and close to the life of a typical teenager. And the ending is also quite a sweet story. :)
Februari 24, 2012

Manusia-manusia paling Misterius di Indonesia

Kali ini penerbit bukukatta hadir lagi dengan buku ‘misterius’ lainnya. Berisi sepuluh tokoh Indonesia yang jejak kehidupannya begitu misterius, kita diajak kembali menyusuri sejarah negara kita. Diawali dengan kisah Gajah Mada, kita dikembalikan ke abad ke-14 saat-saat keemasan Kerajaan Majapahit.

Gajah Mada, yang terkenal akan Sumpah Palapa, memiliki asal-usul yang tidak diketahui kebenarannya. Demikian juga tentang akhir hayatnya, ada yang berpendapat Gajah Mada moksa (menghilang secara gaib) dan ada pula yang berpendapat ia meninggal karena sakit. Di buku ini diceritakan riwayat Gajah Mada berdasarkan berbagai literatur seperti kitab Nagarakretagama , Kidung Sunda, Pararaton, juga dari Buku Muhammad Yamin yang berjudul Gajah Mada : Pahlawan Persatuan Nusantara.

Cerita berikutnya adalah kisah Syekh Siti Jenar yang kisahnya sangat kontroversial karena ia dikenal merupakan wali sesat yang dihukum mati oleh Wali Songo. Tapi benarkah demikian? Di sinilah diceritakan kehidupan Siti Jenar sampai misteri tentang apa yang diajarkannya tentang makna ketauhidan. Mengapa ia disebut wali yang sesat? Jangan-jangan perseteruan Siti Jenar dengan Wali Songo hanyalah Mitos belaka? Inilah yang dikupas oleh penulis dari berbagai sumber literatur sehingga menghasilkan ringkasan kisah yang padat tapi tetap misterius.


Siapa tokoh misterius selanjutnya? Mari kita bahas sedikit tentang Supriyadi, seorang tokoh Sejarah Indonesia yang terkenal terutama saat pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) terjadi di tahun 1945. Ia pernah dipilih menjadi Menteri Keamanan Rakyat tetapi tidak pernah hadir untuk menerima amanah tersebut. Ia hilang, keberadaannya seketika lenyap setelah peristiwa pemberontakan PETA berlangsung. Mengapa orang ini sedemikian misteriusnya? Apa yang ia sembunyikan, atau dari apa sebenarnya ia bersembunyi? Di tahun 2008 pernah ada seorang laki-laki yang mengaku bahwa ia adalah Supriyadi, namun benarkah lelaki itu orang misterius yang dulu pernah hilang itu? Bagi saya, kisah Supriyadi ini benar-benar menyimpan misteri...



Tak hanya sejarah yang menjadikan orang-orang di buku ini misterius, Sudjana Kerton adalah satu-satunya tokoh dalam buku ini yang menjadi misteri karena pengalamannya dengan Benda Terbang Aneh (BETA). Seorang pelukis terkenal yang karyanya pernah dipilih UNICEF untuk dicetak pada kartu natal ini menceritakan pengalaman ‘unik’nya ketika terjadi pertama kali saat ia tinggal di Amerika dan terulang kembali ketika ia tinggal di rumahnya di Dago Pakar, Bandung. Anda sering mendengar pengalaman dengan alien dari cerita-cerita orang luar negeri kan? Nah, di buku ini Anda diajak mendengarkan cerita orang negeri sendiri yang menurutnya pernah ‘berinteraksi’ dengan makhluk luar angkasa tersebut.

Belum puas dengan kisah empat orang di atas? Tenang, Anda akan dapat lagi! Ada Hang Tuah, Ronggowarsito, Si Pitung, Tan Malaka, Kahar Muzakkar, dan Syam Kamaruzaman yang siap membuka ke’misterius’annya dengan Anda.

Penulis dengan runut mampu membeberkan sebuah peristiwa lengkap dengan sumber literatur yang ia gunakan. Meski ada beberapa cerita sejarah yang tidak terlalu saya ingat (ketahuan deh kalo nilai sejarah saya dulu di sekolah jelek XD) tapi tidak mengurangi ketertarikan saya dengan orang-orang yang diceritakan di dalam buku ini. Huruf yang cukup memanjakan mata pembaca serta ukuran buku yang tipis juga membuat saya betah membacanya karena inginnya segera mengetahui apa saja kemisteriusan manusia-manusia dari Indonesia ini.

Seperti kalimat Charles Dickens yang terselip di kata pengantar

“Suatu kenyataan menakjubkan untuk direnungkan, bahwa setiap manusia merupakan rahasia besar dan misteri bagi yang lainnya.”


Judul Buku  : Manusia-manusia paling Misterius di Indonesia
Penulis : Anton W.P
Desain sampul dan Layout : Yudhi Herwibowo
Penerbit : bukukatta
Cetakan pertama  : 2012
ISBN : 978-979-1032-71-1
Tebal : 126 halaman, paperback

Nights in Rodante (Malam-malam di Rodanthe)


Judul Buku :  Nights in Rodanthe (Malam-malam di Rodanthe)
Penulis : Nicholas Sparks
Alih Bahasa : Marina Suksmono
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama ; November 2006
ISBN : 979-22-2473-4




Ketika anak perempuannya depresi karena kehilangan sesorang, Adrienne Willis memutuskan ini adalah saat yang tepat untuk bercerita tentang rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat.

Cerita ini berawal di sebuah hari di tahun 1988. Setelah suaminya meninggalkan Adrienne demi perempuan lain, kehidupan Adrienne menjadi kacau. Anak-anak yang frustasi, Ayah yang sakit dan keuangan yang mencekik membuat Adrienne menerima tawaran Jean, temannya, untuk menjaga penginapan kecil di kota kecil, Rodanthe. Jean memberitahukan bahwa akan ada seorang tamu lelaki bernama Paul Flanner yang akan tinggal di penginapan tersebut selama Jane pergi, karena itu ia meminta tolong Adrienne menjaga dan mengurus penginapan.

Pertemuan Adrienne dengan Paul ternyata membawa keduanya ke cinta yang selama ini dirindukan. Pernikahan masing-masing yang berakhir dengan kacau pada awalnya membuat mereka berdua khawatir. But love is strong, of course. Mereka jatuh hati dan memutuskan menjalani cinta itu selama mereka memiliki waktu di penginapan, sebab Paul telah mengatur jadwal untuk memperbaiki hubungan dengan anaknya di Ecuador. Dan Adrienne mengizinkan Paul pergi untuk kembali lagi setahun kemudian.

Sparks dengan pandai mengemas berbagai bentuk cinta dalam buku ini. Penokohan yang kuat dan karakter ‘tak sempurna’ yang dihadirkan juga memberi warna pada kisah percintaan Adrienne dan Paul. Kehilangan tentunya adalah sebuah pemicu yang baik bagi seseorang untuk berkisah, mengenang masa lalu atau merencanakan masa depan, dan itu yang dihadirkan Sparks lewat malam-malam di Rodanthe.

Kisah romantis yang tidak berlebihan memang sudah menjadi ciri khas Sparks, tentunya dengan akhir cerita yang membuat pembacanya labil memutuskan apakah ini happy ending atau sad ending. Meski diceritakan dengan alur yang lambat, tapi Sparks dengan baik mampu membawa romansa yang terjadi di penginapan terceritakan dengan baik sehingga tidak membuat pembaca bosan. Penyampaian jalan cerita juga diceritakan secara bergantian, kadang mundur mengisahkan Adrienne dan Paul, tetapi sesekali dibiarkan maju ke masa sekarang ketika Adrienne bercerita pada Amanda, anaknya.

Nights in Rodanthe bahkan telah difilmkan pada tahun 2008 dengan Diane Lane sebagai Adrienne dan Richard Gere sebagai Paul Flanner. Sayangnya banyak kritik buruk yang diberikan pada filmnya, padahal pada novelnya mendapat sambutan yang baik.


Sebuah kisah kehidupan yang emosional, kisah romantis yang disampaikan dengan indah, kekuatan kehilangan, cinta dan kesabaran, tulus kasih dan rasa sayang, semua hal dalam buku ini membuat saya rela memberikan 4 bintang.

Patut dibaca oleh Anda yang rindu akan cinta. Akan kisah romantis novel yang lebih berwarna!

Salam,

Salam,