Slide Show

Januari 17, 2012

Dunsa

Judul Buku : Dunsa

Penulis : Vinca Callista

Penyunting : Jia Effendie

Penerbit : Atria

Cetakan Pertama : November 2011

ISBN : 978-979-024-492-4


Dunsa adalah sebuah novel fiksi Fantasi dengan penulis orang Indonesia. Sebenarnya sejak awal, kehebohan novel ini terus muncul di antara review teman-teman. Bahkan bintangnya pun cukup tinggi di Goodreads. Alhasil, saya sebagai konsumen novel fantasi ikut mencoba rasa fantasi dalam buku ini.


Dunsa bercerita tentang seorang gadis bernama Merphilia Dunsa. Seperti yang sudah ditulis di covernya, gadis ini harus membunuh Ibu kandungnya yang bernama Ratu Veruna. Alkisah, ketika Phi, panggilan akrab Merphilia, berulang tahun yang ketujuh belas, ia dan Bibinya didatangi oleh seorang Zauberei. Sebuah berita kemudian diterimanya, Phi harus membunuh Ibu kandungnya yang sangat Jahat. Ratu Merah atau Ratu Veruna, atau Mergogo Dunsa adalah seorang wanita yang pernah mencintai Claresta Ardelazam, maharaja yang memimpin negeri Naraniscala. Kecintaan itu sayangnya tidak berjalan dengan baik, karena perbedaan status mereka membuat Mergogo Dunsa ditolak mentah-mentah oleh Ibu dari Claresta. Akhirnya Mergogo tersingkirkan, Claresta terpaksa menikahi Danella, wanita pilihan Ibunya.


Batas antara cinta dan benci itu sangat tipis, karena kemudian Mergogo memberontak terhadap Istana. Claresta bahkan mati ditangannya saat mencoba membujuk wanita yang dicintainya itu untuk tidak membelot terhadap Istana. Perang kemudian terjadi, sampai Mergogo yang kemudian dikenal sebagai Ratu Merah berhasil dibunuh. Sialnya, Jiwa Ratu Merah berhasil disimpan oleh orang kepercayaannya dan kemudian dibangkitkan lagi.


Perang yang terjadi saat Ratu Merah berkuasa disebut Masa Merah, kali ini Naraniscala tidak ingin peristiwa itu terjadi lagi. Ratu Merah harus dimusnahkan, dan menurut penafsiran Zauberei atas kitab Kahrama, hanya dapat dilakukan oleh Merphilia Dunsa.


Phi yang merasa tidak pernah mengenal ibunya, mengiyakan perintah Ratu Alanisador untuk mencari Ratu Merah dan membunuhnya. Tapi cerita Phi tidak hanya tentang membunuh ibunya. Di buku ini juga diceritakan bagaimana kisah cintanya dengan Pangeran Skandar Ardelazam, kakak tirinya. Serta cinta segitiga yang terjadi antara Phi, Skandar dan Putra Mahkota Naraniscala.


Buat pembaca yang suka akan makhluk magis, di buku ini ada banyak makhluk baru yang bisa anda temui, seperti Wyattenakai, Ororoku, Fata dan lainnya. Anda bisa membayangkannya berbekal glosarium yang ada di bagian akhir buku. Masing-masing makhluk dijelaskan dengan rinci. Di bagian awal buku, kita dapat membaca peta dan silsilah Istana Naraniscala. Sayangnya, huruf yang dipakai agak “keriting” dan ukuran yang mungil membuat saya agak susah membacanya.


Kelemahan buku ini juga terlalu banyak judul buku yang disisipkan di dalamnya. Okelah kalau Phi dan Skandar suka membaca, tapi masa iya perlu sedetail itu sampai menulis judul-judul buku yang panjang itu? Kejanggalan lainnya saya rasakan di awal cerita, ketika Bruzila membereskan kamar Phi dan kasurnya yang basah karena hujan menghancurkan langit-langit kamar. Bruzila membereskannya dengan cepat. Padahal kalaupun memanggil tim “bedah rumah”, saya rasa juga tidak akan secepat itu beresnya. Dan anehnya, Phi terima begitu saja, bahkan kecurigaan Phi kalo Bibinya pakai sihir juga terkesan hanya main-main.


Lalu kurangnya peran kerajaan Ciracindiga di dalam cerita, Padahal ketiga negeri lainnya mampu dilibatkan ke dalam jalannya cerita. Kejanggalan lainnya ketika Phi harus masuk ke Lukisan. Awalnya dia tidak mampu menyentuh lukisan tersebut tanpa berhalusinasi bahkan sampai kejang-kejang, tapi kenapa dia bisa masuk tanpa kejang-kejang lagi? Apakah karena pengaruh Wyattenakai, atau karena sudah dijampi jampi dulu begitu? Mungkin penulis bisa lebih mengembangkan bagian ini. Serta saat di mana Phi dirasuki dua jiwa selain jiwanya sendiri. 3 jiwa dalam satu tubuh? Wow, bagi saya terlampau berat untuk dibayangkan.


Tapi selain itu, saya suka adegan perangnya, ketegangan yang ditimbulkan saat membaca dan akhir percintaan Phi yang… emmm.. baca sendiri aja ya… XD


Secara keseluruhan, 3 bintang untuk buku ini. Dua jempol untuk penulisnya, yang mampu membangkitkan kembali fiksi fantasi dalam negeri. :)

Januari 10, 2012

Lullaby


Judul Buku : Lullaby

Penulis : Rina Suryakusuma

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan Pertama : November 2011

ISBN : 978-979-22-7730-2


Lullaby bercerita tentang seorang wanita muda bernama Audytha Amarillis Capelle (Audy), yang memiliki saudari kembar bernama Rosalind Alexandra Capelle (Rose). Keduanya kembar, namun memiliki karakter yang sama sekali berbeda. Audy adalah seorang wanita yang ceria, memiliki banyak teman dan memiliki pekerjaan tetap di salah satu kantor auditor ternama di Jakarta. Sedangkan Rose dikisahkan bahwa ia kurang percaya diri, sering menutup diri, tidak punya teman dekat dan pekerjaannya hanya melukis di apartemen mereka. Apartemen itu ditinggali empat orang bersaudara, Mas Austin sebagai kakak pertama, Mbak Karin kakak kedua, Audy dan Rose yang kembar.


Ikatan yang menali hubungan antara Audy dengan Rose sangatlah kuat, terlebih sejak lahir Audy menderita penyakit kelainan jantung yang membuat ia terlihat rapuh dan sering dikasihani oleh orang-orang terutama keluarga besarnya. Tetapi dari sudut pandang Audy, Rose juga sama rapuhnya dengan dia. Rose adalah orang yang dianggap Audy paling sering berkorban untuknya. Terlebih sejak kecil mereka sudah sering bersama-sama, setiap Audy masuk rumah sakit, Rose selalu ada di sampingnya, menemani dan ikut menceriakan harinya. Namun seiring berjalannya waktu, Audy tahu bahwa sikap semua orang berbeda dalam memperlakukan ia dan kembarannya tersebut.


Rose sering tidak dianggap dan diabaikan di keluarga tersebut, kehadirannya hanya dianggap sambil lalu. Bahkan sering terjadi ketika ada percakapan antar anggota keluarga, Rose sama sekali tidak pernah terlibat di dalamnya. Rose hanya mau bercerita dengan Audy, dan Audy sangat tertekan karena sikap Rose tersebut. Terlebih ketika Audy didekati seorang cowok bernama Mardinanto Nolan, atasannya di kantor yang sudah 3 tahun berhubungan dengan Audy. Sebenarnya sudah empat kali Mardi melamar Audy, tapi Audy belum pernah menjawab bahwa ia bersedia. Audy takut jika ia menerima lamaran tersebut, maka Rose akan semakin tersisihkan di keluarganya. Rose akan semakin merasa ditinggalkan karena ia tidak memiliki orang lagi yang memerhatikannya. Audy semakin dilema, karena di satu sisi ia begitu mencintai Mardi tapi di satu sisi ia tidak tega meninggalkan saudari kembarnya begitu saja. Terlebih karena sikap keluarganya semakin aneh dan terlihat resah, bahkan Mardi juga, setelah Audy bercerita bahwa Ia tidak akan menerima lamaran Mardi sebelum Rose mendapatkan pasangan hidupnya.


Apa yang sebenarnya disembunyikan keluarganya sehingga di mata Audy mereka semua terlihat tidak suka jika Audy membahas Rose, bahkan Mardi juga.

Bagaimana hubungan Audy dengan Mardi, sanggupkah mereka bertahan dalam bayang-bayang Rose yang selalu mengikuti langkah Audy?


Sebuah novel yang apik, gaya bahasanya yang sederhana membuat saya mampu dengan cepat membaca cerita ini. Ide ceritanya juga cukup membuat penasaran karena bagaimana mungkin ada orangtua yg tega menganaktirikan anak kandung mereka sendiri? Kelemahan buku ini adalah beberapa typo di dalam tulisannya. Pada awalnya saya sempat berpikir bahwa cerita khas anak kembar ini kok malah kaya sinetron, yang tentu saja setelah di pertengahan cerita baru saya ketahui bahwa ceritanya berbeda meskipun pada awalnya terlihat sama.


Jadi... saya beri bintang empat untuk Lullaby.:D

Kopdar BBI + Solo dan Jogjakarta



Kalender menunjukkan tanggal 8 Januari 2011, sesuai jadwal yang telah disepakati sama temen-temen BBI Solo dan Jogjakarta, hari ini mereka bakal kumpul di rumahku. Peta udah saya berikan ke masing-masing person yang berencana datang, semoga mereka nggak kesasar. Maklum, rumahku berada di pelosok Solo. Sebenernya nggak jauh banget dari jalan utama tapi khas rumah di kampung, keluar masuk gangnya rumit kayak mencari jalan ke rumah semut.


Pukul 10.00 semua perlengkapan udah disiapkan, karpet udah digelar, kipas angin udah dinyalakan, buku-buku pesanan mereka yang rencananya akan dipinjem juga udah saya tumpuk, termasuk sajen makanan. :p . Yang pertama datang adalah Mas Yudhi Herwibowo, (penulis Untung Surapati, Mata Air Air Mata Kumari dan ownernya Penerbit bukukatta) mungkin karena rumahnya yang paling deket sama rumahku ya, jadi dia menguasai ”medan” dan nggak kesasar. Hoohoh, begitu dateng terlihat agak pucet gitu mukanya Mas Yudhi, setelah aku tanyain, ternyata tiga hari yang lalu dia jatuh terpeleset dari motor, alhasil kakinya keseleo dan.. bengkak. Bener-bener salut buat Mas Yudhi yang masih mau dateng kumpul sama kita-kita, padahal ya kakinya beneran bengkak. >_<


Kloter kedua yang dateng adalah Sulis @peri_hutan dan Bzee, eh bareng sebenernya sama duo dari Yogya, Dion @dion_yulianto dan Oky @okeyzz. Kecuali kalo Sulis berhasil sampe rumahku dengan tidak tersasar (soalnya dia udah berkali-kali main ke rumahku) tapi Si Dion dan Oky kesasar (--"), mereka akhirnya di drop bapak Supir taksi di AUB kampus III deket rumahku. Alhasil saya njemput Oky dulu, baru balik lagi ngajak Sulis buat jemput Dion.

Sulis dan Oky


Oke, personil udah pada dateng, jadilah bincang-bincang kita dimulai, apalagi kalau tidak membahas... buku. XD. Begitu Dion dan Mas Yudhi mengeluarkan buntelan buku mereka, kita-kita langsung nggak ragu buat ambil. Rejeki jangan ditolak. *eh*. Bahkan Suami juga ikut nyulik satu bukunya Mas Yudhi, tumben banget lo dia mau baca buku yg nggak ada hubungannya sama pelajaran. Heheheh. Berikutnya kita saling tukar buku pesenan, Sulis Si Ratu Romance, Dion Si Raja Fantasi, Sedangkan saya, Bzee sama Oky agak labil karena bukunya campur baur (pokoknya dapet pinjeman.. :D), Eh saya lupa bilang ya, Bzee @bzee_why ini temen dari GRI Solo. Lagi asyik ngobrol, eh nambah satu orang lagi dari GRI Solo juga yang dateng ke rumah setelah minta tolong dijemput Sulis (lagi-lagi karena rumahku yang terpelosok) di USB (deket rumahku juga), namanya Mbak Dani @daneeollie


Semakin ramelah rumah saya. Sebenernya acara ini bermaksud mempererat hubungan temen-temen BBI dan GRI Solo yang bisa hadir serta mengundang Mas Yudhi sebagai senior di bidang penerbitan, kepenulisan, dan promosi untuk sedikit mengulik hal-hal yang berhubungan dengan buku. Banyak yang diobrolin waktu pertemuan, Mas Yudhi bercerita bahwa Judul suatu buku terkadang harus diubah oleh penerbit dengan maksud untuk lebih menjual di pasar. Ini mungkin termasuk manajemen marketing ya, tapi entah kenapa menurut saya judul bukunya yang diubah kok malah terkesan alay gitu deh.. Bukunya Mas Yudhi pernah ada yang diganti jadi ” Basketball in Action”, dan seorang temennya juga pernah diganti judul bukunya oleh penerbit yang sama pula, berubahnya cukup ekstrim karena menjadi : ”Eh, akhirnya mereka berciuman”.


Dari buku, kita juga mbahas tentang kereta prameks yang sekarang ada gerbong khusus wanitanya. Sempet berandai-andai kalo ada Mas-mas terus diusir pindah gerbong, kira-kira gimana caranya biar dia tetep digerbong itu?

Ini hasil diskusi Mas Yudhi dan Dion. Yang sungguh waktu mereka cerita bikin kami yang cewek kebahak-bahak ndengernya.

Satpam : ”Mas, ini gerbong wanita, mas silakan pindah ke gerbong lain.”

Mas-mas : (memandang si Satpam, mengeluarkan aksi mautnya) ”Eh, Si Bapak, eke kan juga wanita” (tangan melambai gemulai ala cowok alay bin lebay).

Satpam : .....


Terus ceritanya juga nggak cuma ngebanyol, kita diskusi singkat tentang beberapa film yang baru diputer di bioskop Indonesia. Seperti cerita Sang Penari yang berdasarkan novel Ronggeng Dukuh Paruk-nya Ahmad Tohari. Saya yang belum pernah baca buku atau nonton filmnya kemudian jadi tahu, ternyata itu cerita berlatar pemberontakan PKI di Banyuwangi. Juga bagaimana fakta bahwa masyarakat setempat benar-benar ”mengagungkan” Sang Ronggeng, bahkan sampai para wanitanya pun begitu mengidolakan wanita tersebut karena diyakini bahwa Ronggeng adalah titisan Dewa. Diskusi juga berlanjut tentang bagaimana kemantapan masing-masing pemain terhadap watak yang diperankannya, serta kritik yang ditujukan pada beberapa bagian filmnya yang terkesan ”terlalu bermetafora”.


serunya diskusi 'Sang Penari'


Yang paling seru adalah obrolan tentang beberapa penerbit, yang bagi penulis baru merupakan sebuah kesulitan untuk dapat bergabung dengan mereka. Selain karena terlalu banyak naskah, ada juga oknum penerbit yang memilih kalangan artis untuk menerbitkan cerita mereka di penerbitan tersebut. Tidak hanya itu yang dibahas, kita juga membahas beberapa penerbit yang ramah terhadap penulis baru.


Oh, dan kita juga saling pamer hadiah secret santa, oke, lebih tepatnya bukan pamer tetapi saling penasaran siapa secret santa masing-masing. Tapi.. tenang saja, rahasia itu masih kukuh tersimpan, kecuali.. sepertinya Dion udah tau siapa secret santa saya bahkan tanpa saya beritahu. XD


Jadi apa yang kita dapet setelah kopdar seru kemarin? Kalo saya dapet 8 buku hasil pinjeman dengan teman-teman, dapet 3 buku dari Mas Yudhi, 1 buku dari Dion, berhasil dapet tandatangan Mas Yudhi di buku Untung Surapati dan Mata Air Air Mata Kumari, dapet gantungan kunci dari Mbak Truly lewat Dion, dapet pin IRF (eh ada yg ngerasa ketinggalan Pin nggak kemarin?soalnya ada satu yang terselip di tumpukan buku), ada pembatas buku wayang dari Oky dan dapet sekeranjang salak dari Dion (terima kasih semuanyaa)


Bener-bener suatu kebanggaan dan keceriaan tersendiri dapat berkumpul dan mengenal kalian lebih dekat, teman-teman. :)

Mohon maaf kalo sebagai tuan rumah kemarin saya banyak kurangnyaa..


Semoga suatu saat bisa kopdar seluruh anggota BBI se-Indonesia. Aamiin.


Salam.


Pelapor : Alvina Ayuningtyas. @alvina13 , FB : Alvina Vanila. Email : orybun@yahoo.com

Januari 06, 2012

Pretties


Judul Buku : Pretties
Penulis : Scott Westerfeld
Penerjemah : Yunita Candra S.
Penerbit : Matahati
Cetakan Pertama : Oktober 2010
ISBN : 602-859-021-5

Masih ingat dengan Tally Youngblood? Ya, seorang buruk rupa yang kabur dari operasi perubahan menjadi rupawan sebelum ulang tahunnya ke-16. Di buku kedua ini, diceritakan bahwa Tally telah hidup bahagia di kota Rupawan Baru, tentu saja menjadi seorang yang sempurna, seperti cirri khas Kaum Rupawan. Kehidupannya bahagia, persahabatannya dengan Shay yang dulu sempat hancur sekarang kembali normal kembali. Tally bahkan juga sudah bisa berteman lagi dengan Peris, sahabat lamanya dari Uglyville.

Petualangan Tally dimulai ketika ia mencoba masuk dalam keanggotaan kelompok Crim, kelompok yang berisi anak-anak muda yang sering menantang bahaya dan kelompok yang disegani di Kota tersebut. Ketika proses inisiasi diadakan, Tally bertemu dengan Croy, seorang buruk rupa yang mengantarkan pesan bahwa Tally harus pergi ke Valentino 317. Diiringi rasa penasaran dan ditemani Zane, cowok keren yang merupakan ketua dari Kelompok Crim, Tally pergi dan mencari kamar 317 tersebut.

Tapi ternyata proses menemukan kamar itu sendiri telah memberikan efek besar bagi ingatan dan pikiran Tally. Dalam usahanya menemukan kunci kamar tersebut, ia merasa pikirannya lebih segar dan lebih tajam. Padahal Tally harus memanjat menara yang tingginya lima kali lebih tinggi daripada Valentino mansion itu sendiri. Di kamar ini, Tally menemukan sebuah surat dan 2 butir obat yang ditujukan untuknya.

Jalan cerita berikutnya mungkin sudah bisa ditebak, Tally harus melarikan diri dari kota Rupawan Baru. Tapi ke mana? Dengan siapa? Naik apa? (lhah kayak lirik lagu..)

Pertanyaan-pertanyaan sederhana itu yang dirangkai dengan apik oleh Si Penulis sampai menjadikan petualangan Tally kali ini tak kalah seru dengan Seri pertamanya. Meski saya bisa menebak endingnya, tetapi saya cukup puas dengan “tambahan” lain yang diceritakan penulis di akhir cerita.

Satu pikiran Tally yang saya suka,
" Setiap orang di dunia terikat pada tempat asalnya, namun setidaknya kau harus mencoba berpikir lebih luas. Kalau tidak, kau ibarat katak dalam tempurung, yang menyembah para dewa gadungan." (Hal. 320)

Penulis juga menyisipkan beberapa poin kehidupan di dalam cerita ini, seperti naluri alamiah manusia untuk merusak, untuk menghancurkan, tapi kita juga punya naluri untuk merawat, menyayangi dan mengasihi. Serta bagaiaman cerdiknya penulis membawa kita mempertanyakan ke”ada”an diri kita sebagai manusia. Apakah hanya pion yang diatur ataukah sebagai individu yang bebas dan merdeka? Serta bagaimana kekuatan alam itu sebenarnya. Bahkan ide mengenai bakteri pengurai minyak bumi itu membuat saya bergidik mendengarnya. Tentu saja bakteri seperti itu ada, hanya saja saya tidak tahu apakah efeknya bisa sedahsyat itu?

Jadi, tiga bintang untuk Pretties, dan saya penasaran bagaimana cerita Tally ini akan berakhir di buku ketiga?

Top 5 of Book Best Boyfriends

Ikutan postingannya temen-temen yang sedang memburu Top 5 of Book Best Boyfriends.

Sebenernya agak susah juga memilih 5, (pengennya lebih banyak lagi *eh*), tapi kayaknya 5 aja udah cukup ye.. :D


Untuk pilihan pertama, langsung jatuh ke Gerry Kennedy. Tokoh utama Pria di P.S I Love You, penulis : Cecelia Ahern


Kenapa saya milih dia di peringkat pertama? Karenaa... Arghh.. romantis banget si Gerry ini, bahkan setelah kematiannya pun ia masih mendukung Istrinya yang sedih dan putus asa. Waktu baca bukunya dan nonton filmnya, entah udah berapa tissue yang saya habiskan, lha ceritanya sedih bangeet.. Mungkin dia sosok suami terbaik yang pernah saya baca dalam buku.


Pilihan kedua jatuh pada Henry DeTamble , tokoh utama di The Time Traveler's Wife, penulis : Audrey Niffenegger.


Kenapa saya suka dia? Karena dia.. tipe Ayah yang sayang dan perhatian terhadap keluarganya dan terhadap orang-orang disekitarnya. Kadang nggak rela sama tokohnya yang dibikin bisa pergi antar waktu tapi nggak bisa mengendalikannya. Sama seperti filmnya, bikin nangis sesenggukan.


Pilihan ketiga? Hohohh.. jatuh ke Dimitri Belikov, di Vampire Academy yang ditulis Richelle Mead.


Dimitri di cerita Vampire Academy ini "angkuh" tapi "romantis", dia tipe cowok yang cool, cuek, tapi sayang banget sama pacarnya (Rose). Dia setia, melindungi, perhatian tapi dalam batas wajar, dan nggak posesif gitu deh.. :p


Pilihan Keempat jatuh ke... Jace Wayland di City of Bones nya Cassandra Clare.


Agak nggak sreg sih sama pemain filmnya, soalnya kurang mewakili kesangarannya si Jace. dan tatapan matanya kurang mewakili pekerjaannya. Kenapa saya milih Jace? Jace ini tipe cowok slengean tapi dia care sama adiknya. Dia juga tipe cowok yang bisa diajak ngobrol dan romantis. Hohohh..



Pilihan terakhir, saya sandangkan di bahunya Henri, si Alien dari Planet Lorien dalam buku I Am Number Four nya Pittacus Lore



Mungkin pada heran ya, kenapa Henri yang saya pilih kok bukannya Si John? Soalnya Henri ini cẻpan yang setia sekali, bahkan sampai ending cerita ini berakhir, saya masih mengagumi keteguhan dan rasa sayangnya yang besar terhadap keluarganya yang ditinggalkan demi menjalankan amanat untuk menjaga John.
Satu pesannya yang saya masih inget, "Saat Kau Kehilangan Harapan, segalanya pun musnah. Saat kau pikir semua telah berakhir, ketika segala sesuatu tampak buruk dan sia-sia, harapan itu selalu ada."


Yak, itu 5 tokoh Pria yang paling-paling mengesankan saya selama membaca buku di tahun 2011 kemarin. Mungkin Anda mau membuat versi Anda juga? :D

Salam,

Salam,