Slide Show

Januari 10, 2012

Kopdar BBI + Solo dan Jogjakarta



Kalender menunjukkan tanggal 8 Januari 2011, sesuai jadwal yang telah disepakati sama temen-temen BBI Solo dan Jogjakarta, hari ini mereka bakal kumpul di rumahku. Peta udah saya berikan ke masing-masing person yang berencana datang, semoga mereka nggak kesasar. Maklum, rumahku berada di pelosok Solo. Sebenernya nggak jauh banget dari jalan utama tapi khas rumah di kampung, keluar masuk gangnya rumit kayak mencari jalan ke rumah semut.


Pukul 10.00 semua perlengkapan udah disiapkan, karpet udah digelar, kipas angin udah dinyalakan, buku-buku pesanan mereka yang rencananya akan dipinjem juga udah saya tumpuk, termasuk sajen makanan. :p . Yang pertama datang adalah Mas Yudhi Herwibowo, (penulis Untung Surapati, Mata Air Air Mata Kumari dan ownernya Penerbit bukukatta) mungkin karena rumahnya yang paling deket sama rumahku ya, jadi dia menguasai ”medan” dan nggak kesasar. Hoohoh, begitu dateng terlihat agak pucet gitu mukanya Mas Yudhi, setelah aku tanyain, ternyata tiga hari yang lalu dia jatuh terpeleset dari motor, alhasil kakinya keseleo dan.. bengkak. Bener-bener salut buat Mas Yudhi yang masih mau dateng kumpul sama kita-kita, padahal ya kakinya beneran bengkak. >_<


Kloter kedua yang dateng adalah Sulis @peri_hutan dan Bzee, eh bareng sebenernya sama duo dari Yogya, Dion @dion_yulianto dan Oky @okeyzz. Kecuali kalo Sulis berhasil sampe rumahku dengan tidak tersasar (soalnya dia udah berkali-kali main ke rumahku) tapi Si Dion dan Oky kesasar (--"), mereka akhirnya di drop bapak Supir taksi di AUB kampus III deket rumahku. Alhasil saya njemput Oky dulu, baru balik lagi ngajak Sulis buat jemput Dion.

Sulis dan Oky


Oke, personil udah pada dateng, jadilah bincang-bincang kita dimulai, apalagi kalau tidak membahas... buku. XD. Begitu Dion dan Mas Yudhi mengeluarkan buntelan buku mereka, kita-kita langsung nggak ragu buat ambil. Rejeki jangan ditolak. *eh*. Bahkan Suami juga ikut nyulik satu bukunya Mas Yudhi, tumben banget lo dia mau baca buku yg nggak ada hubungannya sama pelajaran. Heheheh. Berikutnya kita saling tukar buku pesenan, Sulis Si Ratu Romance, Dion Si Raja Fantasi, Sedangkan saya, Bzee sama Oky agak labil karena bukunya campur baur (pokoknya dapet pinjeman.. :D), Eh saya lupa bilang ya, Bzee @bzee_why ini temen dari GRI Solo. Lagi asyik ngobrol, eh nambah satu orang lagi dari GRI Solo juga yang dateng ke rumah setelah minta tolong dijemput Sulis (lagi-lagi karena rumahku yang terpelosok) di USB (deket rumahku juga), namanya Mbak Dani @daneeollie


Semakin ramelah rumah saya. Sebenernya acara ini bermaksud mempererat hubungan temen-temen BBI dan GRI Solo yang bisa hadir serta mengundang Mas Yudhi sebagai senior di bidang penerbitan, kepenulisan, dan promosi untuk sedikit mengulik hal-hal yang berhubungan dengan buku. Banyak yang diobrolin waktu pertemuan, Mas Yudhi bercerita bahwa Judul suatu buku terkadang harus diubah oleh penerbit dengan maksud untuk lebih menjual di pasar. Ini mungkin termasuk manajemen marketing ya, tapi entah kenapa menurut saya judul bukunya yang diubah kok malah terkesan alay gitu deh.. Bukunya Mas Yudhi pernah ada yang diganti jadi ” Basketball in Action”, dan seorang temennya juga pernah diganti judul bukunya oleh penerbit yang sama pula, berubahnya cukup ekstrim karena menjadi : ”Eh, akhirnya mereka berciuman”.


Dari buku, kita juga mbahas tentang kereta prameks yang sekarang ada gerbong khusus wanitanya. Sempet berandai-andai kalo ada Mas-mas terus diusir pindah gerbong, kira-kira gimana caranya biar dia tetep digerbong itu?

Ini hasil diskusi Mas Yudhi dan Dion. Yang sungguh waktu mereka cerita bikin kami yang cewek kebahak-bahak ndengernya.

Satpam : ”Mas, ini gerbong wanita, mas silakan pindah ke gerbong lain.”

Mas-mas : (memandang si Satpam, mengeluarkan aksi mautnya) ”Eh, Si Bapak, eke kan juga wanita” (tangan melambai gemulai ala cowok alay bin lebay).

Satpam : .....


Terus ceritanya juga nggak cuma ngebanyol, kita diskusi singkat tentang beberapa film yang baru diputer di bioskop Indonesia. Seperti cerita Sang Penari yang berdasarkan novel Ronggeng Dukuh Paruk-nya Ahmad Tohari. Saya yang belum pernah baca buku atau nonton filmnya kemudian jadi tahu, ternyata itu cerita berlatar pemberontakan PKI di Banyuwangi. Juga bagaimana fakta bahwa masyarakat setempat benar-benar ”mengagungkan” Sang Ronggeng, bahkan sampai para wanitanya pun begitu mengidolakan wanita tersebut karena diyakini bahwa Ronggeng adalah titisan Dewa. Diskusi juga berlanjut tentang bagaimana kemantapan masing-masing pemain terhadap watak yang diperankannya, serta kritik yang ditujukan pada beberapa bagian filmnya yang terkesan ”terlalu bermetafora”.


serunya diskusi 'Sang Penari'


Yang paling seru adalah obrolan tentang beberapa penerbit, yang bagi penulis baru merupakan sebuah kesulitan untuk dapat bergabung dengan mereka. Selain karena terlalu banyak naskah, ada juga oknum penerbit yang memilih kalangan artis untuk menerbitkan cerita mereka di penerbitan tersebut. Tidak hanya itu yang dibahas, kita juga membahas beberapa penerbit yang ramah terhadap penulis baru.


Oh, dan kita juga saling pamer hadiah secret santa, oke, lebih tepatnya bukan pamer tetapi saling penasaran siapa secret santa masing-masing. Tapi.. tenang saja, rahasia itu masih kukuh tersimpan, kecuali.. sepertinya Dion udah tau siapa secret santa saya bahkan tanpa saya beritahu. XD


Jadi apa yang kita dapet setelah kopdar seru kemarin? Kalo saya dapet 8 buku hasil pinjeman dengan teman-teman, dapet 3 buku dari Mas Yudhi, 1 buku dari Dion, berhasil dapet tandatangan Mas Yudhi di buku Untung Surapati dan Mata Air Air Mata Kumari, dapet gantungan kunci dari Mbak Truly lewat Dion, dapet pin IRF (eh ada yg ngerasa ketinggalan Pin nggak kemarin?soalnya ada satu yang terselip di tumpukan buku), ada pembatas buku wayang dari Oky dan dapet sekeranjang salak dari Dion (terima kasih semuanyaa)


Bener-bener suatu kebanggaan dan keceriaan tersendiri dapat berkumpul dan mengenal kalian lebih dekat, teman-teman. :)

Mohon maaf kalo sebagai tuan rumah kemarin saya banyak kurangnyaa..


Semoga suatu saat bisa kopdar seluruh anggota BBI se-Indonesia. Aamiin.


Salam.


Pelapor : Alvina Ayuningtyas. @alvina13 , FB : Alvina Vanila. Email : orybun@yahoo.com

Januari 06, 2012

Pretties


Judul Buku : Pretties
Penulis : Scott Westerfeld
Penerjemah : Yunita Candra S.
Penerbit : Matahati
Cetakan Pertama : Oktober 2010
ISBN : 602-859-021-5

Masih ingat dengan Tally Youngblood? Ya, seorang buruk rupa yang kabur dari operasi perubahan menjadi rupawan sebelum ulang tahunnya ke-16. Di buku kedua ini, diceritakan bahwa Tally telah hidup bahagia di kota Rupawan Baru, tentu saja menjadi seorang yang sempurna, seperti cirri khas Kaum Rupawan. Kehidupannya bahagia, persahabatannya dengan Shay yang dulu sempat hancur sekarang kembali normal kembali. Tally bahkan juga sudah bisa berteman lagi dengan Peris, sahabat lamanya dari Uglyville.

Petualangan Tally dimulai ketika ia mencoba masuk dalam keanggotaan kelompok Crim, kelompok yang berisi anak-anak muda yang sering menantang bahaya dan kelompok yang disegani di Kota tersebut. Ketika proses inisiasi diadakan, Tally bertemu dengan Croy, seorang buruk rupa yang mengantarkan pesan bahwa Tally harus pergi ke Valentino 317. Diiringi rasa penasaran dan ditemani Zane, cowok keren yang merupakan ketua dari Kelompok Crim, Tally pergi dan mencari kamar 317 tersebut.

Tapi ternyata proses menemukan kamar itu sendiri telah memberikan efek besar bagi ingatan dan pikiran Tally. Dalam usahanya menemukan kunci kamar tersebut, ia merasa pikirannya lebih segar dan lebih tajam. Padahal Tally harus memanjat menara yang tingginya lima kali lebih tinggi daripada Valentino mansion itu sendiri. Di kamar ini, Tally menemukan sebuah surat dan 2 butir obat yang ditujukan untuknya.

Jalan cerita berikutnya mungkin sudah bisa ditebak, Tally harus melarikan diri dari kota Rupawan Baru. Tapi ke mana? Dengan siapa? Naik apa? (lhah kayak lirik lagu..)

Pertanyaan-pertanyaan sederhana itu yang dirangkai dengan apik oleh Si Penulis sampai menjadikan petualangan Tally kali ini tak kalah seru dengan Seri pertamanya. Meski saya bisa menebak endingnya, tetapi saya cukup puas dengan “tambahan” lain yang diceritakan penulis di akhir cerita.

Satu pikiran Tally yang saya suka,
" Setiap orang di dunia terikat pada tempat asalnya, namun setidaknya kau harus mencoba berpikir lebih luas. Kalau tidak, kau ibarat katak dalam tempurung, yang menyembah para dewa gadungan." (Hal. 320)

Penulis juga menyisipkan beberapa poin kehidupan di dalam cerita ini, seperti naluri alamiah manusia untuk merusak, untuk menghancurkan, tapi kita juga punya naluri untuk merawat, menyayangi dan mengasihi. Serta bagaiaman cerdiknya penulis membawa kita mempertanyakan ke”ada”an diri kita sebagai manusia. Apakah hanya pion yang diatur ataukah sebagai individu yang bebas dan merdeka? Serta bagaimana kekuatan alam itu sebenarnya. Bahkan ide mengenai bakteri pengurai minyak bumi itu membuat saya bergidik mendengarnya. Tentu saja bakteri seperti itu ada, hanya saja saya tidak tahu apakah efeknya bisa sedahsyat itu?

Jadi, tiga bintang untuk Pretties, dan saya penasaran bagaimana cerita Tally ini akan berakhir di buku ketiga?

Top 5 of Book Best Boyfriends

Ikutan postingannya temen-temen yang sedang memburu Top 5 of Book Best Boyfriends.

Sebenernya agak susah juga memilih 5, (pengennya lebih banyak lagi *eh*), tapi kayaknya 5 aja udah cukup ye.. :D


Untuk pilihan pertama, langsung jatuh ke Gerry Kennedy. Tokoh utama Pria di P.S I Love You, penulis : Cecelia Ahern


Kenapa saya milih dia di peringkat pertama? Karenaa... Arghh.. romantis banget si Gerry ini, bahkan setelah kematiannya pun ia masih mendukung Istrinya yang sedih dan putus asa. Waktu baca bukunya dan nonton filmnya, entah udah berapa tissue yang saya habiskan, lha ceritanya sedih bangeet.. Mungkin dia sosok suami terbaik yang pernah saya baca dalam buku.


Pilihan kedua jatuh pada Henry DeTamble , tokoh utama di The Time Traveler's Wife, penulis : Audrey Niffenegger.


Kenapa saya suka dia? Karena dia.. tipe Ayah yang sayang dan perhatian terhadap keluarganya dan terhadap orang-orang disekitarnya. Kadang nggak rela sama tokohnya yang dibikin bisa pergi antar waktu tapi nggak bisa mengendalikannya. Sama seperti filmnya, bikin nangis sesenggukan.


Pilihan ketiga? Hohohh.. jatuh ke Dimitri Belikov, di Vampire Academy yang ditulis Richelle Mead.


Dimitri di cerita Vampire Academy ini "angkuh" tapi "romantis", dia tipe cowok yang cool, cuek, tapi sayang banget sama pacarnya (Rose). Dia setia, melindungi, perhatian tapi dalam batas wajar, dan nggak posesif gitu deh.. :p


Pilihan Keempat jatuh ke... Jace Wayland di City of Bones nya Cassandra Clare.


Agak nggak sreg sih sama pemain filmnya, soalnya kurang mewakili kesangarannya si Jace. dan tatapan matanya kurang mewakili pekerjaannya. Kenapa saya milih Jace? Jace ini tipe cowok slengean tapi dia care sama adiknya. Dia juga tipe cowok yang bisa diajak ngobrol dan romantis. Hohohh..



Pilihan terakhir, saya sandangkan di bahunya Henri, si Alien dari Planet Lorien dalam buku I Am Number Four nya Pittacus Lore



Mungkin pada heran ya, kenapa Henri yang saya pilih kok bukannya Si John? Soalnya Henri ini cẻpan yang setia sekali, bahkan sampai ending cerita ini berakhir, saya masih mengagumi keteguhan dan rasa sayangnya yang besar terhadap keluarganya yang ditinggalkan demi menjalankan amanat untuk menjaga John.
Satu pesannya yang saya masih inget, "Saat Kau Kehilangan Harapan, segalanya pun musnah. Saat kau pikir semua telah berakhir, ketika segala sesuatu tampak buruk dan sia-sia, harapan itu selalu ada."


Yak, itu 5 tokoh Pria yang paling-paling mengesankan saya selama membaca buku di tahun 2011 kemarin. Mungkin Anda mau membuat versi Anda juga? :D
Januari 04, 2012

Kau


Judul Buku : Kau
Penulis : Sylvia L’ Namira
Editor : Kinanti Atmarandy
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 206 halaman
Cetakan ketiga : 2011
ISBN : 979-780-499-2

Namanya Viola Sembiring, nama panggilannya Piyo. Seorang gadis berusia 25 tahun yang masih fresh graduate dan bekerja di sebuah stasiun TV milik Om-nya, menjadi seorang reporter. Viola menjadikan awan sebagai sumber “firasat”nya. Jika awan memberi firasat bahwa ada bahaya, maka Viola akan memakai topi rajut warna merah sebagai penangkalnya. Jika tidak terlalu berbahaya, maka yang dipakai adalah topi rajut warna kuning. Jika awan bersekongkol dengannya menciptakan aroma keceriaan, topi rajut yang dipakai warna hijau. (Mungkin dia terinspirasi dari lampu lalu lintas)

Si Viola ini belum punya pacar padahal usianya 25 tahun yang membuat Mamanya kelabakan mencarikan jodoh untuk Viola. Jaman gini masih dijodohin? Ya.. Viola tentu saja menolak mentah-mentah. Tapi seperti kebanyakan adegan film “berSiti Nurbaya”, Viola harus segera memperkenalkan pacarnya sebelum deadline. Kalau nggak sukses, maka Viola harus mau dijodohin sama cowok pilihan Mamanya.

Kalang kabut awalnya tapi setelah bertemu seorang Laki-laki yang sesuai dengan kriterianya, mulailah kisah cinta Viola dimulai. Nggak banyak aral melintang dalam hubungan mereka sampai suatu tragedi terjadi.

Alur ceritanya cepat, bahasanya juga sederhana dan mudah dibayangkan. Sayang endingnya kok drastis sekali ya? Mudah ditebak tapi sebenernya nggak nyangka juga kalau bakal sesederhana itu. Kok tau-tau hilang terus muncul lagi? Terus kok tau-tau mencoba melupakan? Lha emangnya kenapa? Terus kok mamanya Si Pria juga berubah sikap begitu.

Satu lagi kelemahannya, mungkin akan lebih pas kalau namanya Viola nggak usah pakai Sembiring kali ya. Kan yang orang Sumatera itu Mamanya, bukan Papanya. *sekedar usul*.

Tapi mungkin Si Igo itu.. ah, waktu baca karakternya dan penampilannya, saya jadi inget sama Si Suami di rumah. Hohohhh. Lha kok mirip ya? *lirik kedip-kedip*.

3 bintang untuk buku ini.. :D

*review ini saya ikut sertakan di Romance reading Challenge 2012* Nomer 1. :D
http://thebookworm07.blogspot.com/2011/12/romance-reading-challenge-2012.html

Catching Fire


Judul Buku : Catching Fire – Tersulut-
Penulis : Suzanne Collins
Alih bahasa : Hetih Rusli
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Juli 2010
Tebal : 424 halaman
ISBN : 978-979-22-5981-0
Kisah Katniss Everdeen ternyata belum berakhir meskipun ia bersama Peeta telah memenangkan perlombaan Hunger Games. Setelah kemenangannya yang membuat banyak pihak resah, mulai timbul pemberontakan di beberapa distrik sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap Capitol. Yak, semuanya hanya karena buah berry yang dijadikan senjata menjelang berakhirnya pertempuran mereka kemarin.
Karena mereka dianggap memberontak oleh Presiden Snow dan adanya keyakinan di masyarakat umum bahwa Katniss dan Peeta adalah sepasang kekasih, maka Presiden Snow mendesak Katniss untuk ambil bagian dalam menenangkan rakyat yang berontak. Terutama dalam Tur Kemenangan yang diadakan Capitol untuk merayakan pemenang Hunger Games. Sialnya, semua sandiwara Katniss dan rahasia-rahasia hatinya terbongkar oleh Presiden Snow, yang menjadikan hal tersebut sebagai kunci dalam mengendalikan Katniss. Tentu saja dengan ancaman bahwa jika Katniss berbuat macam-macam, maka orang-orang yang disayanginya akan berakhir dengan kematian.
Katniss tentu saja berusaha ”membahagiakan” Presiden Snow, tapi mungkin memang sudah sifatnya yang memberontak, hal-hal yang refleks dilakukannya tetap saja membuat pemberontakan lebih kacau lagi. Terlebih setelah ia menjadi ikon bagi mereka yang melawan Capitol.
Presiden Snow tentu adalah orang yang paling berkuasa, karena kemudian ia menetapkan peraturan baru untuk Quarter Quell, pertandingan Hunger Games berikutnya yang tentu membuat banyak orang terkesima.
Berhasilkah Katniss menyelamatkan orang-orang yang ia cintai dari ancaman kematian Presiden Snow? Mampukah pemberontakan yang semakin melebar di beberapa distrik tersebut menggulingkan Capitol?
Serta pertanyaan terakhir, siapa yang tersisa dalam pertandingan Quarter Quell berikutnya?
Seperti buku pertama, Penulis dengan piawai membuat pembaca penasaran akan apa yang terjadi dengan Katniss selanjutnya. Ditambah aksi dan lokasi Quarter Quell yang dijabarkan cukup rinci dan unik, menambah ketegangan yang berlangsung di buku ini. Tidak seperti di buku pertama, buku kedua ini menurut saya lebih banyak menyorot tentang pemberontakan yang sebenarnya, tentu melibatkan banyak korban jiwa. Ending Quarter Quell cukup mengejutkan karena saya pikir akhir yang diperoleh mungkin akan semanis buku pertama. Penulis juga mampu membuat saya sebagai pembaca setengah kesal karena keplin-planan Katniss dalam hal cintanya terhadap Gale, atau mungkin terhadap Peeta? Entahlah, yang pasti saya sudah tidak sabar menantikan buku ketiganya terbit bulan ini.

5 bintang untuk Catching Fire!!

Salam,

Salam,