Slide Show

November 01, 2011

Rumah Tangga yang Bahagia

Judul buku : Rumah Tangga yang Bahagia

Penulis : Leo Tolstoy

Penerjemah : Dodong Djiwapradja

Penerbit : Pustaka Jaya

Cetakan Kedua, Desember 2008

ISBN : 978-979-419-349-5

Tebal : 168 halaman, paperback


Berawal dari judulnya yang cukup membuat saya penasaran. Terlebih dari sinopsisnya yang menceritakan pernikahan seorang wanita belia dengan seorang pria yang sudah berumur dewasa.


Setelah kematian ayah yang kemudian disusul kematian Ibunya, Marya Alexandrovna, yang biasa dipanggil dengan nama kesayangan ”Masha”, mengalami kemurungan yang sangat. Di usianya yang baru 17 tahun, segala keceriaan dalam dirinya lenyap. Ketika itulah seorang sahabat mendiang Ayah Masha datang berkunjung.


Sergei Mikhailich adalah lelaki berumur 36 tahun yang menyenangkan, ia mampu menghadirkan kembali keceriaan di dalam diri Masha. Perasaan Masha terhadap lelaki itu dari hari kehari semakin melebihi dari rasa simpati biasa. Keadaan hati Masha yang berbahagia berpengaruh terhadap keimanannya terhadap Tuhan. Perasaan Masha menjadi semakin damai, pengaruh apapun yang dibawa Sergei Mikhailich telah membawa Masha ke arah positif kehidupannya.


Tetapi lelaki itu masih belum menyatakan rasa cintanya terhadap Masha, padahal jelas-jelas sudah semua perasaan itu telah terwujud dalam perhatian, tatapan mata dan obrolan-obrolan kecil mereka. Tapi Sergei Mikhailich masih belum menyatakan cintanya kepada Masha. Tabukah jika seorang wanita mengucapkan cinta terlebih dulu terhadap Pria? Setidaknya untuk segera memastikan perasaan, daripada terombang-ambing khawatir bahwa cintanya tidak bersambut.


Ternyata Sergei Mikhailich ragu untuk mengungkapkan perasaannya, perbedaan usia yang jauh antara ia dan Masha menjadi penyebab utamanya. Masha yang masih belia mana mungkin betah membina rumah tangga dengan lelaki yang sudah puas dengan kehidupannya sekarang. Bukankah masa muda itu begitu menggelora? Begitu berwarna? Mendamba dan bukannya bersahaja.


Konflik inilah yang dibangkitkan penulis dalam cerita. Bagaimanakah kriteria rumah tangga bahagia itu? Apakah dengan saling berkorban demi kepentingan pasangan padahal menyiksa diri sendiri juga bisa dimasukkan ke dalam kriteria rumah tangga yang bahagia? Dalam usia yang masih muda, mampukah seorang wanita, dalam hal ini Masha, mampu mengimbangi pola pikir suaminya yang sudah lebih banyak makan asam garam kehidupan? Penulis menceritakan ide biasa ini menjadi sedemikian menariknya sehingga membuat pembaca betah menyimaknya. Selain itu lewat bahasa yang dipergunakan, penulis dapat menceritakan hal-hal biasa menjadi demikian indahnya. Kekuatan berbahasa benar-benar bermain di dalam buku ini.


Mungkin ada baiknya saya cuplikkan sedikit keindahannya,


”Kukhayalkan bahwa mimpi-mimpiku, pikiran-pikiranku, dan do’a-do’aku adalah makhluk-makhluk hidup yang dalam keremangan senja ini ada bersamaku, menggelepar-gelepar di atas ranjangku, terkatung-katung di udara di atas badanku.”, Hal.34


Sayangnya masih ada typo yang muncul, di halaman 34, kata makhluk menjadi kata mahhluk. Lalu di halaman 127, kata pangeran yang berubah menjadi pengeran. Beberapa kata terjemahan yang digunakan juga agak asing di telinga saya, tapi dengan kemudahan internet sekarang ini, saya bisa mencari terjemahannya di KBBI online atau pada kateglo.


Satu kutipan yang saya suka di dalam buku ini, di halaman 160.


”Setiap waktu punya bentuk cintanya sendiri-sendiri.”


4/5 bintang untuk Leo Tolstoy! :)


Sekilas tentang Novel Rumah tangga yang Bahagia.


Novel ini berjudul asli Семейное счастье (Semeynoye Schast'ye), diterbitkan di The Russian Messenger pada tahun 1859, dan pada tahun 1862 Tolstoy menikahi seorang gadis dengan perbedaan usia 18 tahun.

The Russian Messenger


Cuplikan dari beberapa quote buku ini juga muncul di beberapa buku seperti pada Into The Wild karangan Jon Krakauer dan juga muncul di novel The Counterlife karya Phillip Roth.


Untuk yang penasaran edisi aslinya, mungkin bisa berkunjung ke http://az.lib.ru/t/tolstoj_lew_nikolaewich/text_0039.shtml/

Menurut referensi sih, ini naskah aslinya. Tapi berhubung saya juga nggak bisa bahasa Rusia, jadi saya nggak bisa baca ceritanya. -_-”


Nah, daripada versi Rusianya terus nggak ngerti, mending baca versi Indonesianya aja. Bisa pesen lewat internet lagi, praktis. Ini link Pustaka Jaya, yang menerbitkan banyak karya-karya dunia salah satunya Rumah Tangga yang Bahagia-nya Leo Tolstoy.

http://demipustakajaya.wordpress.com/

Selamat berkunjung!!

Oktober 31, 2011

Secret of a Summer Night (Rahasia Malam Musim Panas)

Judul : Secret of a Summer Night (Rahasia Malam Musim Panas)

Penulis : Lisa Kleypas

Alih Bahasa : Lingliana

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : September 2008

ISBN-10 : 979-22-4040-3

ISBN-13 : 978-979-22-4040-5


Annabelle Peyton adalah gadis 25 tahun yang belum menikah. Di Inggris pada tahun 1843, umur seusia Annabelle seharusnya sudah menikah, terutama dengan Bangsawan yang bisa meningkatkan derajat dan membantu kesulitan keuangan keluarganya. Ayah Annabelle sudah meninggal, sedang keluarganya pelan-pelan mulai jatuh miskin. Belum lagi Ibu dan adik kecilnya, Jeremy, yang masih harus meneruskan sekolah, membuat Annabelle benar-benar memaksakan diri bahwa di akhir musim panas ini ia harus menikahi salah seorang bangsawan yang masih belum menikah. Sayangnya meskipun Annabelle cantik, kemiskinannya membuat ia tidak memiliki mas kawin untuk menikahi seorang lelaki. Hambatan yang membuatnya harus memilih di akhir musim ini, apakah ia akan berhasil menikahi bangsawan yang rela menikahinya tanpa mas kawin, atau terpaksa menikah dengan rakyat jelata dan meninggalkan status kebangsawanannya.


Ternyata selain Annabelle, ada gadis-gadis lain yang juga belum mendapatkan pasangan di musim ini. Miss Jenner yang pemalu dan kakak beradik Bowman, gadis-gadis New York yang masih belum bisa beradaptasi dengan tata krama Inggris. Sebagai sesama Wallflower, mulailah kedekatan mereka sebagai sahabat dimulai. Dengan misi yang jelas, mereka akan membantu satu sama lain untuk mendapatkan suami seorang Bangsawan. Dan gadis pertama yang akan dicomblangi adalah Annabelle dengan Bangsawan yang diincar adalah Lord Kendall. Sosok lelaki pendiam, yang meskipun Annabelle kurang cocok dengan Kendall, Annabelle akan melakukan apa saja agar hidup keluarganya terjamin kembali.


Tersebutlah Simon Hunt, lelaki anak tukang daging yang sukses menapaki tangga sosial dengan menjadi salah satu orang terkaya di Inggris saat itu. Simon sudah mengenal Annabelle sejak 2 tahun yang lalu, ketika mereka bertemu di suatu teater panorama dan Simon mencium Annabelle pertama kalinya. Ciuman itu begitu mengesankan, hingga Annabelle menjauhi Simon karena ia takut dengan perasaan yang tumbuh di hatinya.


Simon ternyata diam-diam menyukai Annabelle, ia ingin sekali memiliki gadis itu meski Simon tahu Annabelle tidak suka dengannya. Seperti kisah cinta pada umumnya ya, Simon mulai mendekati Annabelle, eh tapi Annabelle malah jual mahal. Kan yang diincar dia bukan Simon, tetapi Kendall. Sampai suatu hari, ketika Annabelle tiba-tiba jatuh sakit, Simon menunjukkan perhatian yang besar kepada Annabelle, hingga gadis itu mulai berpikir ulang dengan perasaan dia ke Simon yang sebenarnya.


Belum lagi ditambah dengan peristiwa di satu malam yang jelas-jelas menjadikan keduanya sadar Bahwa mereka saling menyukai. Tapi Annabelle ragu untuk memilih, haruskah ia memilih Simon, yang bukan seorang Bangsawan, atau Kendall yang sudah termakan umpan dari comblangan teman-teman wallflowernya?


Membaca cerita ini awalnya sih datar aja, begitu sampai ke tengah.. emm.. menurut saya pribadi, buku ini untuk orang-orang yang usianya 16 tahun ke atas. Secara keseluruhan sih ide kisah cintanya tentang seorang wanita yang harus memilih di antara dua pria. Namun yang saya suka dari cara penulis menggambarkan detail latar cerita sehingga saya bisa membayangkan suasana yang terjadi di sana. Atau membayangkan kostum yang sedang dipakai tokohnya. Saya juga menyukai ide bagaimana sebuah perkenalan itu bisa bermula, yaitu dari hal-hal yang sama dan akhirnya berkembang menjadi lebih dari pertemanan biasa.


Persahabatan mereka tentunya selain misi utama mencarikan suami, dengan segera juga membantu dalam hal lainnya. Misalkan membantu Miss Jenner yang pemalu agar lebih percaya diri lagi, membantu Kakak adik Bowman agar mengerti tata krama Bangsawan Inggris, atau memfasilitasi pakaian Annabelle yang sebelumnya sudah banyak cela di sana-sini. Sayang di awal ceritanya terkesan datar, konflik yang disiapkan juga sebenarnya sudah dapat terbaca dan teramalkan dari awal. Tapi toh, saya tetap bisa menikmati ceritanya sampai akhir.

Ow, satu kutipan dari Annabelle yang saya suka.


”Aku lebih baik mati dalam pelukanmu daripada menghadapi seumur hidup tanpa dirimu. Semua tahun-tahun panjang itu... seratus musim menginginkanmu, dan tidak pernah bisa mendapatkanmu. Menjadi tua, sementara kau tetap muda dalam kenanganku.”

Sebuah buku yang cukup menggelitik. Bahkan saya yang agak anti romance jadi penasaran sama Wallflower seri keduanya. :D


4 bintang untuk para Wallflowers

Oktober 27, 2011

Vampire Academy 4; Blood Promise


Judul Buku : Blood Promise
Penulis : Richelle Mead
Penerjemah : Harisa Permatasari
Penyunting : Lulu Fitri Rahman
Korektor : Mery Riansyah
Penerbit : Matahati
Cetakan Pertama : Oktober 2011
Tebal : 572, paperback

Setelah serangan Strigoi di Akademi St. Vladimir, Rose memutuskan meninggalkan sekolah dan teman-teman tercintanya untuk menepati janjinya terhadap lelaki yang dicintainya, Dimitri. Perubahan Dimitri menjadi Strigoi membuat Rose memutuskan harus membunuh kekasihnya tersebut, seperti dulu yang pernah diminta Dimitri jika hal itu terjadi padanya. Permasalahannya adalah, Rose tidak tahu kemana Dimitri pergi. Sedangkan meninggalkan Lissa adalah hal tersulit yang Rose lakukan. Ia teramat mencintai Dimitri, dan ikatan batin dengan Lissa membuat Rose tidak tega meninggalkan sahabatnya itu.

Tapi janji adalah janji, sebuah hutang yang harus dipenuhi.

Rose memutuskan pergi ke Rusia, mungkin Dimitri akan kembali ke sana, ke masa lalunya sebelum ia menjalani tugas sebagai seorang Pengawal. Tapi Rose tidak punya siapa-siapa di sana, dan Rose tidak bisa bahasa Rusia, bagaimana ia bisa menemukan Dimitri? Mungkin Takdir yang akan menuntunnya. Saya ralat. Takdir yang menuntun Rose untuk masuk ke kehidupan masa lalu Dimitri. Pertemuan Rose dengan Sydney, seorang alkemis sedikit banyak memang berperan dalam kebetulan-kebetulan kecil yang akhirnya membawa Rose masuk ke keluarga Dimitri. Ya, saudara-saudara perempuan Dimitri, Neneknya yang terkesan misterius, dan Ibu Dimitri.

Bagaimanapun juga Rose harus memberitahu keluarga Dimitri, bahwa laki-laki itu telah mati. Atau mungkin, lebih tepatnya berubah menjadi Strigoi. Tapi mampukah Rose bercerita kepada mereka?

Sedangkan tiap hari Rose begitu mendambakan Dimitri, bayangan Dimitri sering muncul dalam mimpi. Dimitri yang tampan, yang seksi, yang sempurna di mata Rose. Jika Rose bertemu dengannya, mampukah Rose membunuh lelaki yang begitu dipujanya?

Sementara itu di Akademi, Lissa yang ditinggalkan Rose, menjadi lebih sering uring-uringan. Kehadiran Avery, putri Kepala Sekolah St. Vladimir yang baru, membuat Lissa menjadi gadis yang lebih ceria, sehingga Avery dengan cepat menjadi teman baru Lissa tepat di saat Rose meninggalkan Lissa. Tetapi kemunduran latihan Lissa dalam mengendalikan kemampuan roh, serta sifat uring-uringannya menjadikan ia tidak peka, bahwa sesuatu yang berbahaya sedang menantinya. Tapi toh, tidak semua orang tau, kejutan ini benar-benar tersimpan sampai akhir cerita.

Buku ini benar-benar membuat saya penasaran sampai halaman terakhirnya. Dari awal yang ada di pikiran saya cuma rasa penasaran yang besar ” Dimitri, kamu di mana sih..”. Eh ternyata, sampai halaman belakang, saya menemukan akhir cerita yang mengejutkan. Kok jadi gini akhir ceritanya????

Yah, 5/5 bintang untuk Blood Promise. Hanya satu pesan saya, jangan salahkan saya kalau Anda jadi semakin nggak sabar buat baca buku ini. :D

Blog, Buku, dan Saya. -Memperingati Hari Blogger Nasional--

Selama ini saya sering sekali baca buku, saya juga sering nulis meski waktu itu belum rajin meresensi buku. Saya punya blog biasa, yang postingannya biasanya berupa curhat-curhatan saya doank atau tulisan tulisan ngga jelas. Kadang kalo lagi rajin, saya sering menyelipkan beberapa tugas kuliah di postingan saya, tapi itu Cuma beberapa kali doank. Sejujurnya, saya pingin blog saya bermanfaat buat orang lain. Tapi apa yang bisa saya tulis ya? Sedangkan postingan tugas aja sering males-malesan.


Sampai suatu hari saya tahu dari seorang teman yang udah ikut BBI duluan, bahwa ada perkumpulan orang-orang yang ”gila baca” dan ”hobi nulis”. Okelah, dua sebutan itu saya rasa cukup tepat untuk mendiskripsikan diri saya sendiri. Maka saya putuskan memelihara satu blog lagi, khusus untuk tempat saya mengoceh tentang buku-buku yang pernah saya baca. Masih awal sebenarnya ketika saya memutuskan untuk bergabung dengan BBI. Dan ternyata saya nyaman sekali di kumpulan teman-teman ini.


Akhirnya saya punya teman ”nyata” yang punya hobi sama kaya saya. Teman-teman yang tau bagaimana nyamannya masuk ke dunia dalam sebuah buku. Maklum, soalnya selama ini saya jarang banget ketemu sama orang-orang yang benar-benar punya hobi sama saya. Seringkali saya ngerasa ”aneh” di dunia saya sendiri. Banyak yang saya kenal tapi nggak ada teman-teman yang bisa saya ajak diskusi atau saya ajak bicara tentang buku terbaru, minta rekomendasi buku yang bagus atau ngobrol apaaa aja tentang buku.


Maka BBI ini resmi menjadi ”zona nyaman” saya. Seneng lho rasanya begitu tau ada orang yang sama gilanya tentang buku kaya saya. Seneng nimbun buku, kalo tidur temennya buku, punya banyak buku, (pingin) punya perpus sendiri di rumah yang gedeeee. Kalau ke toko buku nggak betah rasanya pulang Cuma bawa satu buku, yaah.. semacam keunikan kaya gitu. :)


Setelah gabung ke BBI juga jadi makin banyak dapat keuntungan. Selain banyak rekomendasi buku-buku dari blognya teman-teman, Alhamdulillah saya juga mulai sering dapet "buntelan" buku buat direview dari penerbit. Nggak sering-sering banget sih, tapi rasanya bangga banget kalo ada penerbit yang bukunya mau direview sama saya gitu. hohohh.. Ya tentunya masih dalam tahap pembelajaran mereview dan ngeblog yang asyik. Tapi sungguh, rasanya dengan ngeblog dan ngereview buku, saya berharap blog saya bisa membantu temen-temen dalam memilih buku-buku yang ingin dibaca. Dan ngeblog ini telah menjadi perpaduan dua hobi saya yang paling utama, membaca.. lalu menuliskannya lagi dan memberitahukan kepada dunia.


Yaaa.. semoga blog ini bisa saya rawat sampai lamaaa sekali. Semoga teknologi yang kecepatan majunya bukan main itu tidak menggerus saya, blog dan buku. Selamat berpesta,blogger Indonesia.. Semangat hari blogger Nasional!!
Oktober 24, 2011

A Tale Dark and Grimm


Judul buku : A Tale Dark and Grimm

Penulis : Adam Gidwitz

Penerjemah : Khairi Rumantati

Penyunting : Jia Effendie

Penyelaras : Fenty Nadia

Pewajah isi : Husni Kamal

Tebal : 230 halaman, paperback

Penerbit : Atria

Cetakan I : Juni 2011


Pernah membaca atau mendengar tentang kisah kakak adik, Hansel dan Gretel? Iya, yang kisahnya melibatkan penyihir dan rumah cokelat. Well, cerita di buku ini bukan seperti cerita Hansel Gretel yang itu. Yang ini lebih.. asli dan.. berdarah-darah. Syukurlah Sang penulis sudah memperingatkan di bagian belakang buku, bahwa ini bukan bacaan yang tepat untuk anak-anak. Kalaupun ada anak-anak yang bersikeras membacanya, jangan salahkan kami, karena kami sudah memperingatkan terlebih dulu.

Kisah ini dimulai pada suatu hari di sebuah kerajaan bernama Grimm. Hiduplah seorang pelayan yang bernama Johannes, ia melayani keluarga kerajaan selama bertahun-tahun dan ia sangat setia. Nah, setelah Sang Raja meninggal dan meninggalkan Raja Muda seluruh kekayaan istana. Raja tersebut juga menyampaikan sebuah peringatan kepada Johannes bahwa Di sebuah ruangan di dalam istana, ada lukisan seorang putri yang cantik jelita, tapi Sang Raja Muda tidak boleh membuka kamar itu apalagi mengetahui lukisan Putri yang cantik jelita itu. Sebuah malapetaka akan terjadi pada Sang Raja Muda kalau ia sampai menikahi putri di lukisan itu.


Tapi namanya anak muda, kalau dilarang biasanya malah semakin penasaran. Maka dibukalah pintu kamar itu dan Sang Raja Muda langsung jatuh cinta kepada putri berambut emas di dalam lukisan itu. Tentu saja Sang Raja Muda tersebut, memerintahkan Johannes dan pasukannya untuk menjemput Puteri itu dari rumahnya di suatu pulau. Setelah berhasil menjemput Puteri, Sang Raja Muda yang sudah menjadi Raja tersebut bersikeras akan menjadikan putri itu Permaisurinya.


Tepat di kapal, Johannes mendengar para gagak sedang bercakap-cakap tentang ramalan masa depan yang menyebabkan Puteri ataupun Sang Raja kelak menjadi celaka. Tapi para Gagak juga menjelaskan cara menghindari kutukan atau ramalan-ramalan yang buruk itu. Karena Johannes sedemikian setianya terhadap Raja, maka ia berusaha agar Sang Raja dan Putri tidak celaka. Meski akhirnya Johannes menerima kutukan menjadi batu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Nah, setelah peristiwa ”membatunya” Johannes, Sang Ratu dan Sang Raja menaruh patung Johannes di dekat ranjangnya, agar ketika mereka bangun di pagi hari, mereka ingat betapa setianya Johannes kepada mereka.


Sang Raja dan Sang Puteri lalu hidup bahagia dan memiliki seorang anak lelaki yang diberinama Hansel dan anak perempuan yang diberi nama Gratel. Selesai? Belum. Ini baru pengantarnya. Cerita demi cerita masih akan dibawakan oleh Sang Penulis yang di buku ini berperan besar dalam menceritakan dongeng seram ini. Yah, nggak seram-seram banget sih, palingan ada beberapa tukang sihir, cerita tentang Iblis dan Naga. Yak, belum pernah denger Naga di dalam cerita Hansel Gretel kan? Kalau belum, maka Anda harus baca buku ini, karena dongeng di dalamnya diceritakan dengan banyak misteri dongeng yang bermacam-macam.


Sang penulis dengan semaunya seringkali menuliskan ”tamat” di beberapa bagian cerita, meski sebenarnya belum. Yang ada malah membuat penasaran bagaimana kelanjutan cerita petualangan kakak beradik ini. Sayangnya masih ada beberapa typo yang muncul di sana-sini, tapi selain itu ceritanya asyik untuk diikuti. Hurufnya yang besar-besar dan ukurannya yang tidak terlalu tebal membuat saya betah membaca ceritanya.


Ow, ya. Ada kutipan yang saya suka di halaman 136,


”Kesetiaan itu penting. Memahami itu penting. Tapi, tak ada yang lebih berharga selain anak.”


4/5 Bintang untuk Hansel dan Gretel!!

Salam,

Salam,