Slide Show

Oktober 24, 2011

A Tale Dark and Grimm


Judul buku : A Tale Dark and Grimm

Penulis : Adam Gidwitz

Penerjemah : Khairi Rumantati

Penyunting : Jia Effendie

Penyelaras : Fenty Nadia

Pewajah isi : Husni Kamal

Tebal : 230 halaman, paperback

Penerbit : Atria

Cetakan I : Juni 2011


Pernah membaca atau mendengar tentang kisah kakak adik, Hansel dan Gretel? Iya, yang kisahnya melibatkan penyihir dan rumah cokelat. Well, cerita di buku ini bukan seperti cerita Hansel Gretel yang itu. Yang ini lebih.. asli dan.. berdarah-darah. Syukurlah Sang penulis sudah memperingatkan di bagian belakang buku, bahwa ini bukan bacaan yang tepat untuk anak-anak. Kalaupun ada anak-anak yang bersikeras membacanya, jangan salahkan kami, karena kami sudah memperingatkan terlebih dulu.

Kisah ini dimulai pada suatu hari di sebuah kerajaan bernama Grimm. Hiduplah seorang pelayan yang bernama Johannes, ia melayani keluarga kerajaan selama bertahun-tahun dan ia sangat setia. Nah, setelah Sang Raja meninggal dan meninggalkan Raja Muda seluruh kekayaan istana. Raja tersebut juga menyampaikan sebuah peringatan kepada Johannes bahwa Di sebuah ruangan di dalam istana, ada lukisan seorang putri yang cantik jelita, tapi Sang Raja Muda tidak boleh membuka kamar itu apalagi mengetahui lukisan Putri yang cantik jelita itu. Sebuah malapetaka akan terjadi pada Sang Raja Muda kalau ia sampai menikahi putri di lukisan itu.


Tapi namanya anak muda, kalau dilarang biasanya malah semakin penasaran. Maka dibukalah pintu kamar itu dan Sang Raja Muda langsung jatuh cinta kepada putri berambut emas di dalam lukisan itu. Tentu saja Sang Raja Muda tersebut, memerintahkan Johannes dan pasukannya untuk menjemput Puteri itu dari rumahnya di suatu pulau. Setelah berhasil menjemput Puteri, Sang Raja Muda yang sudah menjadi Raja tersebut bersikeras akan menjadikan putri itu Permaisurinya.


Tepat di kapal, Johannes mendengar para gagak sedang bercakap-cakap tentang ramalan masa depan yang menyebabkan Puteri ataupun Sang Raja kelak menjadi celaka. Tapi para Gagak juga menjelaskan cara menghindari kutukan atau ramalan-ramalan yang buruk itu. Karena Johannes sedemikian setianya terhadap Raja, maka ia berusaha agar Sang Raja dan Putri tidak celaka. Meski akhirnya Johannes menerima kutukan menjadi batu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Nah, setelah peristiwa ”membatunya” Johannes, Sang Ratu dan Sang Raja menaruh patung Johannes di dekat ranjangnya, agar ketika mereka bangun di pagi hari, mereka ingat betapa setianya Johannes kepada mereka.


Sang Raja dan Sang Puteri lalu hidup bahagia dan memiliki seorang anak lelaki yang diberinama Hansel dan anak perempuan yang diberi nama Gratel. Selesai? Belum. Ini baru pengantarnya. Cerita demi cerita masih akan dibawakan oleh Sang Penulis yang di buku ini berperan besar dalam menceritakan dongeng seram ini. Yah, nggak seram-seram banget sih, palingan ada beberapa tukang sihir, cerita tentang Iblis dan Naga. Yak, belum pernah denger Naga di dalam cerita Hansel Gretel kan? Kalau belum, maka Anda harus baca buku ini, karena dongeng di dalamnya diceritakan dengan banyak misteri dongeng yang bermacam-macam.


Sang penulis dengan semaunya seringkali menuliskan ”tamat” di beberapa bagian cerita, meski sebenarnya belum. Yang ada malah membuat penasaran bagaimana kelanjutan cerita petualangan kakak beradik ini. Sayangnya masih ada beberapa typo yang muncul di sana-sini, tapi selain itu ceritanya asyik untuk diikuti. Hurufnya yang besar-besar dan ukurannya yang tidak terlalu tebal membuat saya betah membaca ceritanya.


Ow, ya. Ada kutipan yang saya suka di halaman 136,


”Kesetiaan itu penting. Memahami itu penting. Tapi, tak ada yang lebih berharga selain anak.”


4/5 Bintang untuk Hansel dan Gretel!!

Oktober 20, 2011

Nguping Jakarta

Judul Buku : Nguping Jakarta

Penulis : Kuping Kiri dan Kuping Kanan (Rey Saroso dan Rangga Sastrowardoyo)

Penyunting : Isman H. Suryaman dan Primadonna A.

Pemeriksa Aksara : Pritameani

Penata Aksara : Beni

Cetakan Pertama : Agustus 2011

Penerbit : B First

ISBN : 978-602-8864-37-4


Sesungguhnya, reaksi para pembaca sebelumnya-lah yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini. Kabarnya cerita-cerita atau humor di dalamnya bisa membuat Anda terbahak-bahak waktu membacanya. Sebagai mantan penduduk Jakarta, saya tergoda sekali untuk mengetahui sisi humor Ibukota yang katanya lebih kejam dari Ibu tiri ini.


Buku ini terdiri dari enam bab, yang tiap babnya berisikan humor-humor yang sejenis. Pada Bab I, isinya tentang humor-humor di sekitar dunia pendidikan.


Saya ambil contoh ya,


”Ah, mahasiswa seperti kamu paling bisanya Cuma ngomong. Pasti IP kamu Cuma 6, kan! IP segitu aja bangga!”, -secuplik percakapan di Hal.15-

Bab II tentang beberapa humor yang isinya tentang kata-kata yang pengucapannya sering salah, atau malah sering nggak pada tempatnya.


”Rambut Boleh acak-acakan, tapi lihat dong otaknya|Kenapa otaknya?| Bilyaran! | Hah?| Biliaran!!|...| Brilian, Mas!|” - Hal.37-


Bab III tentang Teknologi. Terus Bab IV, judulnya sih Tepuk Jidat Berjamaah.


”(nyolek kenek) Bang, bagi apinya dong!| Kenek: Emangnya Gue naga?!!|”


Atau yang ini

"Ah gila, gue baru nonton Ghost Ship!Keren Banget! Kita bikin film kayak gini aja, tapi temanya di kereta!| Terus lo mau kasih judul apa filmnya?"| Train Ship!!|...|"

Dan Bab-bab setelahnya yang juga membuat saya tidak bisa menahan ketawa di depan orang-orang banyak di atas kereta. Ya, sepertinya saat Anda membaca buku ini di keramaian, Anda harus siap-siap untuk diliatin orang banyak. Karena paling nggak pasti ada humor-humor yang cukup ”gila” untuk ditertawakan. Atau kalau tidak, biasanya pada akhir tiap­-tiap humor akan ada tulisan tentang reaksi orang-orang yang turut ada di lokasi kejadian.


Misalnya gini,


”Angkot 43, di dengar oleh semua penumpang yang ingin melontarkan kutukan Crucio ke Ibu#1”, hal 77

Nah, kadang yang kaya beginian jadi membuat saya tertawa membayangkan reaksi orang-orang itu.


Mungkin karena isinya humor, jadi untuk membacanya pun saya tidak memerlukan waktu yang lama. Habis sekali lahap. Sayangnya masih ada beberapa typo yang muncul di buku. Tapi untungnya Cuma sedikit, jadi nggak terlalu mengganggu. Yang agak mengganggu mungkin ada beberapa humor yang karena saya nggak paham, jadi terasa kurang lucu. Tapi secara keseluruhan, 4 bintang untuk Para Kuping!! Dan bila Anda masih belum puas dengan humor-humor di buku ini, bisa intip blog mereka di ngupingjakarta.blogspot.com , Ini tempat berkumpul para dialog absurd yang berseliweran di kota Jakarta. Selamat membaca!!

Oktober 13, 2011

Prophecy of The Sisters


Judul Buku : Prophecy of The Sisters
Penulis : Michelle Zink
Penerjemah : Ida Wajdi
Penyunting : Aisyah
Korektor : Tisa Anggriani
Penerbit : Matahati
Cetakan Pertama : Maret 2011

Kematian Thomas Milthorpe tidak urung membuat kedukaan mendalam di hati keluarga yang ditinggalkan. Terutama bagi Amalia Milthorpe, sang anak yang kini menjadi yatim piatu bersama kembarannya Alice dan adik bungsunya, Henry. Meski masih ada Bibi Virginia, adik dari mendiang Ibu mereka, rasa kehilangan itu terasa menyakitkan. Apalagi meninggalnya Sang Ayah secara tak wajar dan sekarang sebuah parut luka tertera di pergelangan tangan Lia. Parut luka yang muncul begitu saja, dengan bentuk ular yang menyelubungi sebuah lingkaran di mana kepala ular itu memakan ekornya sendiri.

Keanehan ternyata belum berhenti sampai di sana, sebuah buku di temukan tersembunyi di ruang perpustakaan oleh James, kekasih Lia. Buku yang berjudul The Book of Chaos itu berisikan ramalan tentang saudari kembar yang menjadi legenda akan kembalinya Iblis ke muka bumi. Ramalan itu menyebutkan akan adanya saudari kembar dimana yang satu menjadi Sang Garda, yang bertugas menjaga kedamaian Bumi, dan Sang Gerbang, Sang Malaikat kekacauan yang memiliki kemampuan untuk melepaskan Sang Iblis dan Roh yang tersesat sebagai pasukannya kembali ke dunia manusia.

Lia dan Alice ternyata ditakdirkan menjadi saudari dalam legenda tersebut. Namun seperti halnya kebaikan dan keburukan yang memiliki dua sisi berbeda, si kembar ini juga memiliki jalan hidup pilihan yang berbeda. Lia, begitu besar keinginannya agar Iblis tidak kembali ke muka bumi untuk selamanya, sedangkan Alice, berada di jalan yang lain, di mana Para Roh telah mendidiknya sejak kecil sehingga ia ingin mengembalikan kekuatan kegelapan untuk menguasai dunia.

Di dalam ramalan juga disebutkan tentang 4 kunci yang bisa digunakan untuk menjaga Gerbang, membukanya atau menguncinya secara permanen. Lia, dibantu dengan Sonia dan Lucia, dua sahabatnya yang juga memiliki parut luka bertekad mencari pengetahuan akan kunci itu yang ternyata sebelumnya pernah dicari oleh Thomas, mendiang Ayahnya Lia dan Alice. Perebutan pengetahuan antara Lia dan Alice juga tak bisa ditengahi lagi. Mereka telah memantapkan diri berada di dua jalur yang berbeda, dan pencarian kunci yang bahkan baru saja dimulai itu telah menelan nyawa..

Cerita tentang si kembar mungkin jarang saya baca, apalagi kalau tokohnya wanita. Jadi kisah ini dari segi itu memiliki nilai plusnya sendiri. Yang kurang asyik bagi saya adalah Lia yang mendominasi cerita di buku ini, meski penggambaran karakter masing-masing tokoh sudah cukup jelas. Alur ceritanya yang terkesan suram juga terasa sekali, dan sayangnya bagi saya sangat mudah ditebak. Oh, dan bumbu romance-nya terasa kurang pas di cerita suram beginian :p
Secara keseluruhan, 3/5 bintang untuk Alice, Sonia dan Lucia. :)
Oktober 07, 2011

I Am Number Four


Judul Buku : I Am Number Four

Penulis : Pittacus Lore

Penerjemah : Nur Aini

Penyunting : Esti A. Budihabsari

Proofreader : Ocllivia Dwiyanti P.

Cetakan Pertama : Januari 2011

Penerbit : Mizan Fantasi


Ternyata ini cerita tentang seorang alien yang tampan!!


Dia berasal dari planet Lorien, Planet selain Bumi yang bisa didiami makhluk hidup seperti manusia. Alien yang tampan ini, namanya Nomor Empat, atau dalam cerita ini ia memilih nama John Smith untuk dicantumkan di kartu identitasnya. Mengapa namanya Nomor Empat? Karena ia adalah anak keempat dari sembilan anak yang dibawa keluar Lorien saat planet itu diserang Bangsa Mogadorian. Sembilan anak itu yang disebut Garde, memiliki masing-masing seorang yang bertugas menemani dan mempersiapkan mereka untuk tumbuh dewasa dan memiliki Pusaka. Penjaga itu disebut Cẻpan, dan untuk John, cẻpan yang dimilikinya lebih suka dipanggil Henri. Masing-masing Garde diharapkan suatu saat nanti bisa kembali ke Planet Lorien dan memenangkan pertarungan melawan Bangsa Mogadorian, lalu Lorien kembali sembuh.


Planet yang bisa ditempati yang paling dekat dari Lorien adalah bumi. Maka mereka tinggal di sini, di dunia kita manusia, bersembunyi sampai Pusaka mereka muncul dan mereka siap menyelamatkan Lorien. Masing-masing dari sembilan anak itu ditandai dengan jimat khusus, dan diasingkan satu sama lainnya. Mereka dimantrai agar mereka tidak pernah bertemu, dan kemungkinan mereka mati dibunuh Morgadorian adalah sesuai urutan dengan nomor jimat mereka masing-masing. Nanti apabila salah seorang dari bocah-bocah itu telah mati, maka di sekeliling pergelangan kaki kanan mereka akan muncul bekas luka berbentuk goresan. Saat ini, goresan itu telah berjumlah tiga, yang berarti sekaranglah nyawa Nomor Empat benar-benar terancam bahaya.


Persembunyian dan penyamaran telah sering ia dan Cẻpannya lakukan, kali ini mereka pergi ke Ohio. Di Kota kecil ini, satu demi satu, Pusaka John mulai muncul. Ia juga jatuh cinta dengan manusia bumi bernama Sarah Hart yang membuatnya tidak mau melarikan diri lagi ketika Morgadorian sudah dekat dengan mereka.


Ya, Morgadorian yang mengincar nyawa John mulai menjamah Ohio, mencari identitas Nomor Empat yang bisa mereka lacak. Mungkinkah John dan Henri menyelamatkan diri? Akankah kisah cinta John dan Sarah tetap berlanjut atau takdir memutuskan untuk memisahkan mereka?


Ceritanya memang bikin penasaran, apalagi ada bumbu Romancenya. Sanggup membuat kita penasaran sampai lembar terakhir, bahkan sampai penasaran edisi selanjutnya.

Terlebih saya suka semangat positifnya Henri


"Saat Kau Kehilangan Harapan, segalanya pun musnah. Saat kau pikir semua telah berakhir, ketika segala sesuatu tampak buruk dan sia-sia, harapan itu selalu ada."

Ow, dan endingnya.... Sukses bikin saya meneteskan air mata!! Unpredictable >_<

Oktober 03, 2011

13 Reasons Why


Judul Buku : Thirteen Reasons Why
Penulis : Jay Asher
Penerjemah : Mery Riansyah
Penyunting : Endah Sulwesi, Lulu Fitri Rahman
Korektor : Tisa Anggriani
Tebal : 288 halaman, paperback
Cetakan pertama : September 2011
Penerbit : M-Pop (Kelompok Penerbit Matahati)

Pertama melihat cover buku ini dan membaca cerita di bagian belakang buku, bikin saya agak khawatir, ceritanya serem nggak ya? Bayangin, kamu mendapatkan kaset-kaset rekaman dari cewek yang kamu suka, padahal dia baru aja bunuh diri. Ya, kamu mendapatkan kaset dari orang yang sudah meninggal. Serem kan?

Tapi kenyataannya cerita ini nggak begitu.

Setelah dua minggu kematian Hannah Baker, Clay Jensen menemukan paket seukuran kotak sepatu di pintu depan rumahnya. Tidak ada nama pengirimnya. Ketika Clay membuka paket itu, isinya tujuh buah kaset rekaman. Di masing sisi-sisinya tertulis nomer yang urut dari 1 sampai dengan 13. Kaset yang berkesan ketinggalan jaman itu tak urung membuat Clay penasaran, siapa yang di jaman modern ini masih merekam menggunakan kaset seperti itu?

Ketika ia mendengarkan kaset dengan sisi nomer 1, sontak Clay terkejut. Suara di kaset rekaman itu adalah suara Hannah, gadis yang diam-diam Clay suka selama ini.

”Kuharap kalian siap, sebab aku akan menceritakan kisah hidupku pada kalian. Lebih jelasnya, kenapa kehidupanku berakhir. Dan jika kalian sedang mendengarkan rekaman-rekaman ini, berarti kalian salah satu alasannya. ”, Hal.13
Clay termasuk salah satu orang di cerita dalam kaset itu? Benarkah ia termasuk ke dalam alasan kenapa Hannah bunuh diri?

Ah ya, di dalamnya ada banyak orang yang membuat hidup Hannah Baker menjadi berantakan. Kebanyakan adalah anak-anak yang bersekolah sama dengan Hannah, yang menyebarkan gosip tentang Hannah, yang membuat putus asa Hannah, yang merenggut kepercayaan diri Hannah. Dan yang lebih parah, kesemuanya menjadi efek bola salju yang menjadikan Hannah tertekan dan nekad mengakhiri hidupnya.

Di kaset itu, Hannah menceritakan semuanya. Ciuman pertamanya, teman dekat waktu awal kepindahannya, orang-orang yang menertawakannya diam-diam, teman sekaligus musuh baginya, dan cerita tentang Clay Jensen. Reputasi Hannah yang ”kotor” membuat Hannah mengasihani dirinya sendiri. Di dunia ini seakan tak ada yang mampu menyelamatkannya dari keputusan bunuh dirinya. Dan kaset itu akan jadi pengenang yang permanen bagi orang-orang yang telah melukai Hannah.

Pesan Hannah hanya dua bagi para penerima kaset itu. : ”mendengarkan dan mengedarkan.” Mengedarkan ke orang berikutnya yang ada dalam daftar. Jika kaset itu tidak diedarkan, siap-siap saja, kopi kaset itu akan disebarkan ke semua orang. Agar semua orang tahu bagaimana kisah hidup Hannah Baker yang sebenarnya. Agar mereka tahu, siapa saja yang turut berhubungan dengan bunuh diri Hannah.

Rasa penasaran Clay terus berlanjut sampai namanya tersebut di dalam kaset itu. Bagaimana mungkin Clay menjadi salah satu alasan kematian Hannah? Clay menyukai gadis itu dengan sungguh-sungguh, sialnya, dia tidak pernah mengungkapkannya pada Hannah. Gadis yang telah bunuh diri 2 minggu yang lalu itu.

4 bintang untuk Hannah, waktu baca ceritanya, entah kenapa saya kasihan terhadap Hannah. Dia terlalu muda untuk bunuh diri. Cerita yang sanggup membuat saya betah membaca kisahnya lama-lama.

Salam,

Salam,