Slide Show

September 11, 2011

Senyum


Penulis : Raina Telgemeier
Pewarnaan : Stephanie Yue
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Juni 2011
Tebal : 224 halaman, paperback
ISBN : 978-979-22-7093-8
Novel Grafis

Bagaimana jadinya ketika seorang anak berusia 11 tahun harus bermasalah dengan giginya? Raina Telgemeier berbagi kisahnya untuk kita. Suatu malam, Raina terjatuh ketika berlarian dengan teman-temannya, akibatnya gigi depannya satu melesak ke dalam gusi dan yang satunya copot. Dari situlah ”gigi” telah mendapatkan porsi spesial di hari-hari Raina ke depannya. Bertemu dengan dokter gigi yang ternyata banyak macamnya, berakrab-akraban dengan gips, kawat gigi, headgear, gas tawa, novocaine. Saya nggak bisa ngebayangin rasanya -__-”

Tapi Raina juga gadis normal biasa, dia menghadapi pelajaran-pelajaran yang semakin sulit, diam-diam mulai naksir cowok, kisah jerawat dan perlakuan teman-teman yang menganggapnya beda juga turut mengisi hari-hari Raina. Kebanyakan teman mendukung Raina, tapi teman dekatnya malah sering memperolok Raina. Tega-teganya ya? Saat Raina lagi kurang kepercayaan diri, eh malah dipermainkan.

Tapi Raina seorang gadis yang kuat, dia emang bukan kupu-kupu sih, jadi wajar aja kalo dia ragu, beneran bisa normal lagi nggak hidupnya. Raina buat saya adalah sosok gadis yang aslinya biasa saja, tapi perjuangannya itu yang bikin dia luar biasa. Saya selalu salut buat orang-orang yang berani memakai alat bantu untuk gigi mereka, meski saya sempat mau pakai kawat gigi tapi sama dokter disaranin nggak aja. Bukan apa-apa, saya sering dislokasi rahang kalau terlalu lebar membuka mulut, jadi kunjungan ke dokter gigi adalah kunjungan yang bikin deg-degan, soalnya dokter juga khawatir harus masuk UGD karena rahang saya bermasalah. Dulu sempat sakit-sakitan sih, karena ada lubang di gigi, tapi tekad nggak mau sakit itu yang membuat saya berani duduk di kursi pasien dan menerima saran dokter buat ditambal gigi daripada dicabut. Mungkin tekad itu juga yang dirasakan Raina selain keinginan untuk bisa senyum tanpa ada tambahan ”peralatan” di giginya.

Awalnya selain karena review teman-teman yang bilang ini novel grafis yang keren, saya tertarik juga karena covernya yang sederhana. Gambar senyum di halaman covernya itu yang tidak biasa. :D Novel grafis ini bagi saya penuh pesan sosial, diantaranya mengolok-olok teman itu nggak baik serta sikap positif yang akhirnya timbul di diri Raina setelah ia tidak melihat tampilan luarnya saja. Ow yang penting juga, tersenyumlah!!

”Aneh, sesuatu terjadi saat kau tersenyum pada orang, mereka balas tersenyum.” Hal. 111
”Dan aku takkan membiarkan kalian mempermainkanku lagi! ”, Hal. 191
Kecantikan itu bukan apa-apa yang terlihat dari luar, tapi ia terletak di dalam hati, dalam diri manusia. :)
5/5 bintang untuk Senyum-nya Raina. I love it.
September 10, 2011

The Book With No Name

Penulis : Anonymous
Penerbit : Kantera
Tebal : 473 halaman, paperback
Cetakan Pertama : Juni 2011

The Book with no Name adalah sebuah buku yang penulisnya anonim. Isinya menceritakan sebuah kota yang bernama Santa Mondega, yang tidak akan kalian temukan di peta. Kenapa? Karena kota ini banyak misterinya!!

Tersebutlah sebuah batu yang disebut Mata Rembulan, hilang dari biara Hubal. Batu itu harus segera ditemukan sebelum kegelapan menyelimuti seluruh kota tiba saat gerhana. Batu itu memiliki kemampuan istimewa, yang bisa mengakibatkan kejahatan dan kekuatan mistis memiliki kota mereka sendiri. Dua orang biarawan diutus pergi ke Santa Mondega untuk menemukan batu itu dan membawanya pulang.

Sayangnya, batu itu juga menjadi rebutan banyak orang. Harganya yang snagat besar menjadikan batu itu sering berpindah tangan dari satu pembunuh ke pembunuh keji yang lain. 5 Tahun lalu, ketika terjadi gerhana, di Santa Mondega ada pembunuhan besar-besaran. Sang pemuda yang dikenal sebagai Bocah Bourbon memiliki tingkat kebrutalan yang luar biasa dalam pencariannya akan Mata Rembulan. Setelah pembunuhan keji yang ia lakukan, kabarnya Bocah itu telah mati, atau hilang. Tapi jangan percaya, sebab menjelang gerhana tahun ini, Bocah Pembunuh itu kembali lagi.

Nah, di perpustakaan Santa Mondega juga ada sebuah buku yang nggak ada judul dan nama pengarangnya. Sialnya, setiap orang yang pernah baca buku itu selalu dibantai. Polisi juga sudah mulai mengaitkan berbagai macam pembunuhan ini dengan kehadiran Bocah Bourbon, tapi sepertinya mereka juga takut terhadap Bocah Bourbon yang telah kembali itu. Lalu siapa yang berhasil memiliki Mata Rembulan? Lalu kenapa Bocah Bourbon itu hanya muncul setiap akan ada gerhana?

Ini buku dengan detail penuh darah yang pernah saya baca. Entah mengapa kesan horornya nggak ada, yang berkesan hanya darah yang berceceran di banyak halamannya. Banyak kisah mistis yang diselipkan di dalam buku ini, kisah Vampir, Orang-orangan sawah, serta beberapa kisah yang diceritakan di buku tak berjudul. Awalnya sih sempet bosen juga dicekokin kebrutalan yang ada di Santa Mondega, tapi ternyata akhir-akhirnya seru!! Kalau kita cermat memerhatikan detail-detail ceritanya, kita bisa nebak endingnya. Tapi kalo nggak jeli, mungkin akan kaget dengan endingnya yang berkesan ”ujug-ujug”. Oh ya, buku ini juga banyak mengambil banyak tokoh dari film atau buku yang kemudian disisipkan dengan pas di ceritanya. Mungkin biar punya gambaran juga kali ya..

Yang bikin serem justru simbolnya.. Saya ngga ngerti kenapa pake pentagram dan Kepala kambing di sampulnya.. bukannya itu simbol .... ah ya sudahlah. Semoga bisa lebih kalem lagi cover edisi selanjutnya.
September 01, 2011

99 Cahaya di Langit Eropa


Penulis : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra
Tebal : 414 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-7274-1
Buku traveling yang tidak biasa. Itu kesan saya setelah membaca keseluruhan buku ini. Cara penyampaian penulis terhadap kota-kota istimewa di Eropa begitu memikat. Terlebih keluasan sejarah, rekam jejak yang cukup detail, dan bahasa yang sederhana membuat saya bersemangat untuk segera menuntaskan baca buku ini.
  
Penulis mengajak kita berjalan-jalan dulu di Wina, mengunjungi Restoran spesial, karena menjungkirbalikkan konsep ekonomi di dunia. Lalu berjalan-jalan ke Museum Kota Wina untuk bertemu Kara Mustafa Pasha, seorang pemimpin penaklukan Islam Ottoman yang gagal menaklukan kota Wina. Sebuah potret yang mengabadikan warisan pengetahuan, bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu, penyebaran Islam pun perlu dilakukan secara baik-baik, dengan cinta dan kasih sayang, bukan dengan pedang dan meriam yang akhirnya berujung kekalahan. 
 
    Kara Mustafa Pasha

Perjalanan kedua dalam mencari jejak-jejak Islam di Eropa, adalah ke Paris. Pusat peradaban paling maju di dunia. Di Museum Louvre, kita diperkenalkan dengan Kaligrafi Arab Kuno, Pseudo Kufic di sebuah lukisan terkenal, The Virgin and The Child. Sebuah kalimat tauhid  bertahta di pinggir hijab Bunda Maria. Penasaran? Anda perlu membaca buku ini untuk mengorek keterangannya. :) Di Paris, ada pemandangan satu garis yang indah. Air mancur besar, Monumen Obelisk Mesir, Jalan Champs-Elysees dan Monumen Arc de Triomphe semua membentuk garis lurus sempurna. Yang kalau dipanjangkan jauh ke timur tenggara, berujung ke Mekkah. 

 
        The Virgin and The Child

Pada bagian ketiga perjalanan, kita menuju Cordoba dan Granada. Di sini ada Mezquita yang terkenal, bangunan Masjid yang berubah fungsi menjadi gereja. Bangunan seluas 24.000 m2 itu beraksen merah dan putih. Kaligrafi arab masih menghiasi atap, meski penuh ”luka” karena dicongkel dan dihapus jejaknya. Mihrab yang dijeruji menambah kedukaan yang timbul karena  menjadi refleksi kejayaan Islam sekaligus kejatuhannya.

 
                        Mezquita

Di Granada, ada Al-Hambra, sebuah benteng pertahanan yang menorehkan jejak penaklukan Kristen Spanyol yang terus menggusur wilayah Kesultanan Islam. Benteng yang akhirnya menjadi saksi bisu kekalahan Islam lainnya, dengan diserahkannya Granada dari Sultan terakhir ke tangan Isabella dan Ferdinand yang akhirnya membaptis seluruh warga Granada untuk memeluk agama Kristen. Tindakan yang sebenarnya ditentang oleh semua golongan, termasuk Kaum Kristen asli penduduk Granada.
 
                    Al Hambra
Bagian Empat buku ini adalah perjalanan ke Istanbul, Turki. Negara yang begitu bangga akan dualitas identitasnya. Satu kaki menjejak Eropa, dan Kaki satunya menjejak Asia. Di Istanbul, kita diajak mengunjungi Hagia Sophia, bangunan yang sempat menjadi Gereja, sempat menjadi masjid. Dengan keanggunan kaligrafi Islam raksasa, motif lukisan Yesus dan Bunda Maria, kini bangunan itu diwakafkan untuk menjadi museum demi kepentingan negara. Perjalanan ini Juga mengunjungi keindahan Masjid Biru dan Istana Sultan Topkapi.

 
                    Hagia Sophia

Buku ini memperkaya saya akan keindahan Islam di Eropa. Ketika perbedaan agama hidup dengan selaras, tapi akhirnya juga agama yang dibawa- bawa demi memenuhi ego manusia untuk berkuasa. Buku ini buku traveling yang juga mengingatkan saya untuk menjadi agen Islam yang baik, yang menyebar damai, keteduhan dan keindahan di komunitas nonmuslim. Apalagi ketika Islam menjadi agama minoritas. Buku ini membawa kita kembali ke abad-abad bangkitnya Eropa setelah melewati Masa Kegelapan.
  
” Islam pernah bersinar sebagai peradaban paling maju di dunia, ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan dengan teror atau kekerasan.”  Hal.8
 
Buku yang penuh dengan percakapan-percakapan tentang indahnya Islam, keteduhan dan kegigihan orang-orang yang too good to be true but they are really true dalam mendakwahkan Islam yang rahmat bagi seluruh Alam, bukan hanya rahmat bagi orang Islam saja.  :)
Agustus 30, 2011

Hold Me Closer, Necromancer


Penulis : Lish McBride
Tebal : 460 halaman
Penerbit : Atria
Cetakan Pertama : Juni 2011
ISBN : 978-979-024-481-8

Namanya Samhain Corvus Hatfield, biasa dipanggil Sam, terkadang dipanggil Sammy. Sebenarnya dia hanya seorang remaja laki-laki biasa, putus kuliah di tengah jalan, karier pekerjaan sebagai koki gorengan di sebuah restoran siap saji, hidup dikelilingi teman, apartemen yang semrawut. Semuanya tak ada yang special, kecuali kenyataan bahwa dia adalah seorang Necromancer. Ya, Necromancer yang berhubungan dengan mayat, kematian, dan segala yang berhubungan dengan arwah.

Pada awalnya Sam juga tak tahu dirinya adalah seorang necromancer sampai pertemuannya dengan seorang laki-laki di restoran tempat Sam bekerja. Douglas, nama laki-laki itu, adalah seorang Necromancer utama di Seattle. Dia juga seorang Dewan yang bertugas mengatur kehidupan makhluk ”lain” yang hidup bersama manusia di Seattle. Semenjak pertemuannya dengan Douglas, Sam mulai merasa kehidupannya berubah menjadi lebih mengerikan. Kenyataan bahwa ada keluarganya yang menutupi kemampuannya sebagai Necromancer semakin memperburuk keadaan. Douglas mulai mendekati dan mengancam kehidupan Sam dan orang-orang terdekatnya. Brooke, sahabatnya berubah menjadi mayat hidup dan Sam tak mau jatuh korban lagi dari siapapun di antara orang terdekatnya.
Sementara itu, Douglas diam-diam menculik seorang hibrid manusia serigala untuk diteliti, lalu Douglas juga menculik Sam untuk menjadikannya murid. Namun ternyata Douglas mengambil perhitungan yang salah, Sam jauh lebih kuat daripada yang Douglas kira meski Sam tidak menyadari kemampuannya sendiri. Hidup Sam dalam bahaya, juga gadis hibrid yang dipenjara bersamanya oleh Douglas. Dan sepertinya Douglas sedang menyiapkan rencana kotor yang tersembunyi. Bisakah Sam menyelamatkan diri? Atau justru Douglas yang akhirnya memenangkan kekuasaan?
Hold Me Closer, Necromancer adalah novel yang banyak direkomendasikan teman-teman saya. Tadinya ketika mendengar kata necromancer, yang ada di bayangan saya adalah sejenis dengan ceritanya John Dee di Nicholas Flamel atau kaya film Ghost Rider yang bisa berhubungan dengan arwah-arwah. Ternyata novel ini jauh dibandingin sama cerita-cerita yang pernah saya baca tentang ”hal dunia hitam”. Gaya penulis menceritakan hidup Sam penuh dengan humor yang khas Amerika. Meski ceritanya cukup drmatis alias penuh darah-mayat-arwah dan berkesan penuh ilmu hitam, tapi pembawaannya yang ada di jaman modern begini malah jadi seru kalo dibayangin beneran. Sayangnya typo di buku ini masih perlu dibenahi, kesalahan penulisan tokoh (Ramon jadi Sam), dan beberapa kesalahan eja cukup membuat nggak nyaman waktu baca. Tapi overall, buku ini ceritanya keren, seru, ada romantisnya juga meski rada ”vulgar”. Wajib dibaca bagi penggemar YA atau penggemar fiksi fantasi. :)
Agustus 26, 2011

Arsene Lupin



Penulis : Edgar Jepson dan Maurice LeBlanc
Penerbit : Bukune
Tebal : 306 halaman, paperback
Cetakan Pertama : Juli 2011
Desainer Sampul : Gita Mariana
ISBN : 602-220-006-7
ISBN-13 : 978-602-220-006-2
Monsieur Gournay-Martin adalah orang kaya yang terkenal di lingkungan kebangsawanan Perancis. Putrinya, Mademoiselle Germaine akan menikah dengan Duke Charmerace, Bangsawan muda yang kaya raya, eksentrik dan suka petualangan. Setelah sempat dikabarkan hilang dalam perjalanannya ke Kutub Selatan, Duke Charmerace kembali setelah perjalanannya selama 7 tahun. Pernikahan ini akan diselenggarakan secara besar-besaran, Sonia Kritchnoff, pelayan Mademoiselle Germaine bertugas menuliskan undangan yang bertumpuk-tumpuk banyaknya untuk para Tamu yang akan datang ke pesta pernikahan Majikannya. Germaine adalah seorang wanita manja yang tidak menarik, berbeda dengan Sonia, seorang wanita dengan kulit bersih dan terang dan dengan kesabaran luar biasa dalam melayani majikannya yang angkuh dan ketus ketika berbicara.
3 Tahun lalu, Arsene Lupin, seorang pencuri terkenal yang diburu oleh polisi Perancis telah mencuri Lukisan-lukisan berharga, hiasan dinding, lemari dan jam dinding milik Monsieur Gournay-Martin. Kali ini Sang Pencuri itu kembali lagi dengan mengirim surat yang memberitahukan bahwa Lupin akan mencuri harta berharga milik Gournay-Martin yang berada di Rumah Monsieur di Paris besok pagi. Kehebohan terjadi, Gournay-Martin yang trauma akan pencurian 3 tahun lalu kelabakan dan bergegas untuk pergi ke Rumahnya di Paris tersebut, apalagi di antara koleksinya juga terdapat Mahkota Princesse de Lamballe yang sangat berharga.
Tetapi keberuntungan tak berada di pihaknya. Mobilnya hilang, yang tersisa hanya sebuah mobil bertenaga 100 kuda yang kecil. Maka Duke Charmerace diperintahkan oleh Monsieur Gournay-Martin untuk berangkat ke Paris duluan mengendarai mobil itu. Setelah sampai Paris, Duke harus segera mencari Monsieur Guerchard, Detektif yang menjadi musuh bebuyutan Lupin dari dulu. Sementara Monsieur Gournay-Martin, Germaine dan Sonia akan berangkat naik kereta belakangan.
Sesampainya di Paris, Duke Charmerace segera mencari Monsieur Guerchard. Kejutan telah menanti mereka di kediaman Monsieur Gournay-Martin di Paris. Pencurian Lupin masih berlanjut, bahkan kehadirannya menjadi Misteri. Seorang di antara orang kepercayaan Monsieur Gournay-Martin adalah mata-mata Lupin, tapi benarkah begitu? Atau jangan-jangan Lupin sendiri lah yang menyamar menjadi salah satu dari mereka? Berhasilkah Guerchard kelak menangkat Sang Pencuri ulung itu ?
Sebuah novel misteri yang sayang untuk dilewatkan :)
Alur cerita yang cepat membuat saya betah membaca buku ini berlama-lama. Apalagi rasa penasaran yang ditimbulkan kalau sedang membaca novel detektif seperti ini. Akankah berhasil dicuri ? Siapa pencurinya ? Seperti apa Lupin sebenarnya ? Pertanyaan-pertanyaan itu terus menggentayangi saya waktu membaca buku ini. Sayangnya typo di buku ini masih bertebaran dan cukup mengganggu, juga adanya ketidakkonsistenan penulisan judul bab di Daftar isi dengan Judul di halaman sebenarnya. Buku ini terdiri dari 23 bab, tak lupa ada kisah romance yang mewarnai serunya perburuan Sang Lupin. Dan covernya, saya jatuh cinta terhadap covernya yang sederhana namun terkesan misterius ini.
Sekilas tentang Arsene Lupin
Maurice LeBlanc

Maurice Leblanc (1864-1941) adalah pencipta tokoh Arsene Lupin. Seorang pencuri yang mencuri dari orang-orang kaya dan terkadang dikembalikan ke rakyat miskin. Ada 20 seri Kisah Lupin yang Leblanc tulis. Lupin pertama kali muncul di majalah Je Sais Tout, No. 6 tertanggal 15 Juli 1905. Awalnya ia disebut Arsene Lopin, tetapi seorang politisi lokal memprotes kesamaan nama tersebut, hingga akhirnya Tokoh Lopin itu diganti menjadi Lupin.

Di Negara Perancis, Lupin adalah seorang pencuri yang terkenal sepanjang masa, menyaingi kehebatan Sherlock Holmes di Negara Inggris yang keduanya saling berkebalikan. Holmes yang seorang detektif dengan Lupin yang seorang pencuri. Leblanc mengenalkan Holmes kepad aLupin pada cerita berjudul Sherlock Holmes arrives too late yang diterbitkan di Je Sais Tout No. 17, 15 June 1906. Setelah mendapatkan persetujuan Conan Doyle, namanya diubah menjadi "Herlock Sholmes" ketika cerita Lupin mulai dibukukan. Keduanya juga pernah dipertemukan di game buatan studio Frogwares, di mana pada kisah itu Lupin berniat mencuri harta karun Inggris yang berharga.

Di serial Detective Conan, Nama Lupin juga pernah muncul di dalam serial yang berjudul Lupin the 3rd Vs Detective Conan pada Maret 2009 silam. Lupin III disini dikisahkan merupakan cucu dari Arsene Lupin, ia seorang pemuda campuran Jepang-Perancis. Tokoh Lupin III ini sudah muncul sejak lama, tokoh ini diciptakan oleh Monkey Punch di Weekly Manga Action pada Agustus 1967. Meski menurut saya pribadi, penampilan Kaito Kid lebih mirip Arsene Lupin daripada kemiripan Lupin III dengan kakeknya -__-“
Arsene Lupin juga sudah difilmkan lebih dari 20 judul, diantaranya diproduksi di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Meksiko dan Perancis. Fil Lupin yang baru-baru ini dikeluarkan adalah pada tahun 2004 dengan dibintangi Romain Duris dan pada 2011 oleh Jepang dengan diperankan oleh Koichi Yamadera.
Arsene Lupin, Film Tahun 2004

Salam,

Salam,