Penulis : Mikkael Birkegaard
Penerbit : Penerbit Serambi
Tebal : 588 halaman, soft cover
Cetakan III : April 2010
ISBN : 978-979-024-178-7
Kisah Libri di Luca berawal dari sebuah toko buku di Distrik Vesterbo di Kopenhagen, Denmark. Pemilik toko buku itu, Luca Campelli ditemukan terjatuh dari balkon dan meninggal dengan dugaan karena mengalami serangan jantung. Karena kematiannya, maka Toko Buku yang bernama Libri di Luca itu beralihtangan menjadi milik anaknya, Jon Campelli. Setelah kematian Ayah yang setelah ia dewasa tidak pernah lagi ia temui, warisan sebuah toko buku terasa sangat memberatkannya. Maka semula ia berniat memberikan toko buku itu kepada asisten Ayahnya selama ini, Iversen. Terlebih Jon terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengacara yang harus menyelesaikan sebuah kasus pembajakan perusahaan tingkat tinggi, Otto Remer nama klien barunya tersebut.
Kematian ayahnya ternyata merupakan awal dari berbagai rahasia yang selama ini disembunyikan Ayahnya dari Jon. Luca ternyata mengikuti Perkumpulan Pencinta Buku, para Lector yang saat membaca buku bisa membuat penekanan sesuai keinginan mereka dan mempengaruhi sikap dan pengalaman para pendengarnya. Perkumpulan ini sedang dilanda konflik dimana akhirnya terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu ”penerima” dan kelompok ”pemancar”. Luca adalah jembatan yang mencoba mengakhiri perselisihan kedua kelompok tersebut dan mencoba menciptakan rekonsiliasi damai, tapi setelah kematiannya, perseteruan ini semakin panas. Apalagi adanya dugaan bahwa Luca meninggal karena dibunuh. Pertanyaannya adalah siapa yang membunuh Luca?
Disinilah Jon berperan, ia harus menemukan pembunuh Luca, dan di tengah penyelidikannya ia menemukan adanya pengkhianat dalam Perkumpulan Pencinta Buku. Bersama dengan Katherina, Ivversen dan anggota perkumpulan lainnya, ia mencoba mengungkapkan kebenaran demi kebenaran dari rahasia rahasia yang ia temui. Sementara karir pekerjaannya merosot tajam, ia diancam oleh klien barunya, tapi bukan tentang kasus pengacaranya. Ini tentang Libri di Luca. Mengapa kliennya begitu menginginkan Libri di Luca? Siapa sebenarnya yang membunuh Luca dan mengancam keselamatan para Lector lainnya? Jon harus memecahkan ini semua sebelum terlambat, bahkan ia sendiri tidak sadar, sebuah rencana jahat telah dirancang juga untuk menjebaknya.
Secara keseluruhan, cerita ini cukup unik, adanya perkumpulan pencinta buku dan dapat mempengaruhi orang lain dari buku yang dibacanya mungkin bagi saya terdengar seperti sebuah hipnotis. Namun berhubung saya juga belum pernah dihipnotis, jadi saya tidak bisa benar-benar membandingkannya. Beberapa typo yang cukup banyak sejujurnya mengganggu saat saya membaca. Padatnya informasi yang diberikan di tiap halaman membuat saya membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa memahami detail cerita ini. Terjualnya buku ini 10.000 eksemplar dalam tiga hari mungkin faktor utama yang menghasut saya untuk membaca, terlebih karena ceritanya merupakan tentang para pencinta buku. Meski tepatnya para “penguasa keadaan” hanya dengan sebuah buku. Cerita tokoh ketika di Alexandria juga menurut saya masih terlalu singkat, penggambaran suasananya entah mengapa terasa cepat dan terkesan mudah ditebak. Meski begitu, Libri di Luca adlaah sebuah novel yang kaya akan fakta dan hipotesa. Ini membuat saya berpikir, jangan-jangan benar ada para Lector di sekeliling kita, di dunia kita sebenarnya?
Sedikit tentang Perpustakaan Alexandria di Mesir
Perpustakaan Alexandria pada awalnya dibangun ketika pemerintahan Ptolemy I, tahun 323–283 BC. Seperti yang sudah dijelaskan dalam buku ini, Perpustakaan ini pernah menjadi surga bagi dunia literatur dan para pencari ilmu pengetahuan. Sayangnya, banyak koleksinya yang telah dijarah, dibakar dan hilang karena perang. Bibliotheca Alexandrina saat ini telah dibangun dan dikembangkan kembali dalam rangka turut melestarikan literatur yang ada di dunia. Di dekatnya juga dibangun sebuah planetarium berupa bangunan yang berbentuk seperti bola. Yah, membuat saya kepingin banget mengunjunginya..