Slide Show

Juli 29, 2011

The Day of The Jackal


Pengarang : Frederick Forsyth
Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
Cetakan I : Juni 2011
ISBN : 978-979-024-356-9
Tebal : 606 Halaman, Soft Cover

Kisah ini diawali dengan ditembak matinya seorang perwira Angkatan Udara Perancis bernama Jean-Marie Bastien-Thiry. Seorang petinggi OAS, organisasi yang berniat menggulingkan pemerintahan Presiden Perancis saat itu, Charles de Gaulle. Sayangnya hukuman mati terhadap Bastien-Thiry hanya memperparah semangat anggota OAS.

Sudah berkali-kali usaha pembunuhan terhadap Presiden de Gaulle gagal, banyak petinggi OAS yang ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, terlalu banyak kebocoran berita di sana-sini yang mengakibatkan lemahnya kekuatan OAS. Kepala operasi OAS yang baru, Marc Rodin, berinisiatif secara pribadi untuk menyewa seorang pemburu bayaran yang akan membunuh Presiden de Gaulle. Ia memanggil dua orang anggota OAS lainnya, Rene Montclair dan Andre Casson, untuk dimintai bantuan tentang perihal pembunuh bayaran ini.

Setelah memilih beberapa calon pembunuh bayaran yang akan mereka sewa, mereka memutuskan akan menggunakan jasa orang Inggris, dengan nama sandi Jackal. Begitu cerdiknya Jackal ini selain karena ia bekerja sendiri, ia mampu dengan cepat menghapus jejak. Sayangnya, rencana pembunuhan de Gaulle ini tercium oleh pihak Perancis yang akhirnya menugaskan seorang detektif terbaik di Perancis, Komisaris Claude Lebel. Lebel mengerahkan seluruh upaya dan bantuan dari koneksinya untuk menemukan seorang dengan nama sandi Jackal ini. Hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan identitas Jackal sesungguhnya.

Tapi Jackal tidak berhenti sampai di situ, meski ia sudah tahu bahwa identitasnya ketahuan, ia selalu punya banyak cara untuk menghilangkan jejak sebelumnya dan masih meneruskan niatnya untuk membunuh sang Presiden. Karena ia merasa rencananya sudah matang, dan ia adalah seorang pembunuh bayaran Profesional. Di lain pihak, Lebel terus berusaha menaklukkan Sang pembunuh bayaran ini, agar kasus percobaan pembunuhan ini tidak tercium pers dan agar akhir masa jabatannya berakhir dengan tenang.

Buku ini terdiri dari tiga bagian, yang secara total terdiri dari 21 bab. Di awal cerita, bahasa dan detail yang digunakan agak susah dibayangkan, mungkin karena saya tidak terlalu paham Kota Paris atau politik dan susunannya, jadi di awal-awal cerita saya agak “ngadat” bacanya. Apalagi karena kebanyakan detail itu diceritakan dalam paragraf-paragraf tanpa ada percakapan di dalamnya, sedikit membuat bosan, tapi kalau dilewati tanpa dibaca, maka kita akan kesulitan memahami kelanjutan ceritanya. Serba salah memang, tapi setelah menemukan ritmenya, novel suspense Thriller ini seru untuk diikuti sampai akhir. Sayangnya, dalam banyak percakapannya, kebanyakan masih murni bahasa Perancis yang, sekali lagi, nggak saya kenal. Hanya beberapa percakapan saja, dalam bahasa Perancis, yang bisa saya ikuti, karena untungnya sedikit berbau Bahasa Inggris kalau diucapkan.

Untuk Typo, paling hanya beberapa tanda kutip di bagian percakapan, yang sering menggantung di awal tanpa di akhiri di akhir kalimat. Selain itu, saya nggak nemuin typo yang parah sih. :)

Kali ini saya tampilin mobilnya. Antik ya? Apalagi di tahun 1960 an, mobil ini termasuk kalangan mobil "kereen". Alfa Romeo juga sering banget dipake di novel-novel James Bond. Tapi untuk Jackal, yang saya dapatkan dari internet, dari filmnya sih pake yang versi Giulietta ini. Kalo untuk versi modernnya, Giulietta ini menjadi kayak gini


Top Gear bilang : What a very, very good car this is.
:D

Satu bintang untuk Lebel, satu lagi untuk Jackal, dan satu lagi untuk Alfa Romeo, mobilnya kereen!!
Juli 28, 2011

Madre


Penulis : Dee/ Dewi Lestari

Penerbit : Penerbit Bentang

Cetakan Pertama : Juni 2011

Tebal : 162 halaman, soft cover

ISBN : 978-602-8811-49-1


Madre berisi tentang 13 cerita yang disuguhkan dalam bentuk istimewa. Kadang berupa cerita pendek, kadang puisi, kadang curahan hati penulis. Cerita yang dibawakan juga tak melulu kisah cinta seorang pria dan wanita, tapi juga mengisahkan “cinta” antara seorang ibu dengan calon anaknya, cerita tentang kepahlawanan di atas Jembatan, juga cerita tentang biang roti, Madre.


Madre, biang roti, berkisah tentang seorang pemuda bernama Tansen yang di darahnya mengalir darah Tionghoa, India dan Manado mendapatkan wasiat dari seorang yang tidak pernah dikenalnya, bahkan warisan itu pun lebih parah lagi hanyalah setoples Madre.


“Saya cari di Google, kata ‘Madre’ itu ternyata berasal dari bahasa Spanyol, artinya ‘Ibu’. Madre, Sang Adonan Biang, lahir sebelum ibu kandung saya. Dan dia bahkan sanggup hidup lebih panjang dari penciptanya. “

“Mengerikan.”


Dee tidak hanya pandai mengemas cerita dalam bahasa yang tertata dalam rima, ia juga pandai menyisipkan humor di dalam cerita-ceritanya, bikin orang yang membacanya bisa senyum senyum sendiri. Meski begitu hampir dalam tiap cerita di buku ini ada beberapa kalimat-kalimat yang saya suka. Saya ambil contoh beberapa,


”Itulah cinta. Itulah Tuhan. Pengalaman, bukan penjelasan. Perjalanan, bukan tujuan. Pertanyaan, yang sungguh tidak berjodoh dengan segala jawaban.”- Semangkok Acar Untuk Cinta dan Tuhan-


”Dan aku bertanya : apakah yang sanggup mengubah gumpal luka menjadi intan

Yang membekukan air mata menjadi kristal garam?

Sahabatku menjawab : Waktu ”Percakapan di Sebuah Jembatan-


”Layang-layang itu bebas di langit. Tapi tetap ada benang yang mengikatnya di Bumi."Menunggu Layang-Layang-


Yup, buku yang ringan, berisi, dan membuat saya nggak bisa berhenti membacanya. :D

Juli 27, 2011

The Sorceress


Kisah Flamel dan si kembar Josh dan Sophie kali ini bercerita di Inggris. Flamel hendak bertemu dengan seorang kawan lama, dalam usaha menyelamatkan dunia dari kuasa Dark Elders. Dalam perjalanan itu, Josh dan Sophie baru mengetahui bahwa ternyata selama ini sepanjang hidupnya, Flamel dan istrinya telah berkali-kali mencari dan mencoba menemukan pasangan kembar yang ditakdirkan seperti pada lembar buku Codex. Josh dan Sophie penasaran, apa yang terjadi dengan pasangan – pasangan kembar tersebut ketika mereka dibangkitkan padahal mereka bukanlah si Kembar dalam ramalan Codex.

Sementara itu, Master dari Dr. Dee menuntut agar kali ini Dee harus berhasil mendapatkan si Kembar dan membunuh Flamel. Maka berbagai cara ia lalui, termasuk dengan bekerja sama dengan Mars, sang Dewa Perang yang sama seperti yang telah membangkitkan Josh. Di Amerika, Alcatraz, Machiavelli ditugaskan Masternya untuk menghabisi Perenelle, yang masih tertawan di Alcatraz dengan Sang Laba-Laba Aereop-enap diantara sphinx dan makhluk “tidak biasa” lainnya. Perenelle yang semakin lemah mulai khawatir, akankah ia bisa selamat dari penjara itu dan bertemu kembali dengan suaminya?

“Do not attempt to capture or imprison Perenelle. Do not talk to her, bargain with her or try to reason with her. Kill her on sight. The Sorceress is infinitely more dangerous than the Alchemyst.”

Sampai separuh cerita, kayaknya nggak begitu dapet gregetnya. Tapi karena alurnya juga cepet, begitu dapet “asyiknya”, yaa.. cepet selesenya juga sih..
Juli 26, 2011

Mata Air Air Mata Kumari


Kumpulan cerita : Yudhi Herwibowo
Penerbit : KATTA
Tebal : 140 halaman, soft cover
Cetakan I, 2010
ISBN : 978-979-1032-41-4

Mata Air Air Mata Kumari berisikan 14 cerita pendek yang sebagian besar berkesan agak “seram”. Beberapa ceritanya mengambil latar belakang kisah di Nusa Tenggara Timur, seperti pada Cerpen berjudul “Kofa” yang menceritakan sebuah dusun kecil di utara Larantuka. Kemudian pada cerpen “Lama Fa”, kisah tentang seorang pemburu paus di Lamalera, sebuah kampung di pulau Lembata. Pada cerpen dengan judul “Ana Bakka”, cerita berlatar belakang sebuah desa bernama Mafat-to, 3 jam dari Kupang.

Meski sebagian berlatar belakang di Nusa Tenggara Timur, Penulis juga menyertakan cerita yang berlatar belakang di Nepal, dengan judul sama seperti buku ini, “Mata Air Air Mata Kumari”, tentang seorang Kumari, seorang gadis kecil yang dipilih berdasarkan waktu kelahiran oleh pihak Isatana Nepal, Kumari adalah Dewi Perawan, yang bertugas memberi berkah pada masyarakat setempat, dengan tanda berupa Agni Chakcuu yang dilukis di keningnya.

Kisah-kisah di buku ini diceritakan dengan latar budaya dan tradisi yang kuat, pada ”Keris Kiai Setan Kober”, kita seakan turut serta menyaksikan bagaimana kekuatan keris terbentuk, bahkan ketika membacanya saya sedikit merinding merasakan hausnya keris yang meminta jatuhnya korban.

Pada “Lama Fa”, penulis mengambil latar cerita tentang pantangan yang harus dilakukan oleh Lama Fa ketika musim berburu paus tiba. Sedang pada “Anak Nemang Kawi”, adanya unsur pertentangan antar suku turut disisipkan di situ.
“Dari mana kau?” teriak salah seorang dari mereka dengan golok di tangan, sementara orang-orang yang ada di belakangnya membidikkan anak pada ke arah beta. “ Dani, Damal atau Amungbe?”

Bahasa yang digunakan penulis juga penuh pilihan kata, halus seperti puisi padahal bagian dari cerita.
“Kini setiap hari, aku menulis sajak-sajakku dalam gelap, di dinding-dinding rumahku yang selama ini selalu putih.” - Bayang pada tempayan penuh air, cermin retak, langit-langit kamar, rumah kosong penuh debu, dan epitaf yang patah-

“Hari ini kuputuskan bersekutu dengan angin lainnya, melupakan jadi diriku, memunculkan sosok yang aku sendiri seakan tak mengenalinya. Aku tak lagi ingin mengalun pelan. Tak juga ingin membuai ramah.” – Mata Air Air Mata Kumari.

Meski banyak jalan cerita seremnya yang nggantung, tapi malah bikin penasaran untuk segera menamatkan seluruh cerita di buku ini. Kekurangannya adalah typonya cukup..mengganggu..
Juli 24, 2011

Muhammad : Para Pengeja Hujan


Penulis : Tasaro GK
Penerbit : Penerbit Bentang
Tebal : 688 halaman, soft cover
Cetakan Petama : Mei, 2011
ISBN : 978-602-8811-38-5

Kashva telah sampai di Tibet, di Puncak Kesepuluh Pegunungan Suci di mana ia bertemu dengan Biksu Tashidelek. Sekarang Kashva hanya ditemani Vakhshur, ia kehilangan jejak Mashya dan Xerxes setelah hanyut terbawa arus sungai ketika meninggalkan Gunung Kailash. Ia kini bimbang antara mencari jejak Astvat-ereta atau mencari Xerxes dan Mashya. Di Kuil Perdebatan, ia mendengarkan kisah Budha Maitreya, Budha yang memiliki ciri-ciri yang hampir sama dengan Astvat-ereta dari ajaran Zardhust kepercayaannya.

Dalam perjalanan ini, sesuatu yang aneh terlihat dari sikap Vakhshur kepada Kashva, seperti ada yang disembunyikan oleh anak muda itu, bahkan pesan yang disampaikan Biksu Tashidelek juga memperkuat kecurigaannya terhadap Vakhshur. Meski demikian, Vakhshur tidak mau menceritakan rahasianya itu kepada Kashva, ia malah menemukan jejak Xerxes dan Mashya di antara pahatan-pahatan yang ada di Pegunungan Tibet. ‘Mashya, Xerxes, ke Persia’.

Sementara itu di Persia, terjadi pertumpahan darah akibat perebutan kekuasaan. Seorang arsitek ternama perempuan bernama Atusa diminta untuk bertemu dengan Para Putri keturunan Khosrou, yang meminta bantuannya untuk menghidupkan kembali pasukan Atanatoi, pasukan Immortal yang melindungi pemimpin Persia. Atusa yang ternyata memiliki kemampuan militer yang baik, diangkat menjadi Jenderal Atanatoi. Meski Atusa tahu, akan ada peperangan lagi di Persia untuk perebutan kekuasaan yang dilakukan para Putri (Purandokht, Azarmidokht dan Turandokht) terhadap kekuasaan Persia sekarang ini, tetapi yang terlihat paling berambisi merebut hanyalah Putri Azarmi. Kudeta terjadi, Putri Puran terbunuh dan Putri Turan terancam nyawanya, semua karena ambisi Azarmi untuk mencapai Kursi kepemimpinan Persia. Atusa, Sang arsitek dan ahli militer itu ternyata menyimpan masa lalu yang dipalsukannya selama ia menetap di Persia. Ia bukan hanya mata-mata, ia seorang perempuan yang menyimpan dendam kepada Khosrou dan berniat membalaskannya.

Di Madinah, datanglah banyak utusan dari berbagai negeri yang menerima Kenabian Muhammad atau membayarkan pajak untuk mereka yang tetap dalam agamanya, sebagai ganti perlindungan Islam kepada mereka. Perluasan Islam oleh Pasukan juga mulai menyisiri daerah Utara. Nabi mengutus Usamah sebagai pemimpin pasukan, untuk memberikan pilihan kepada Rakyat di negeri yang akan mereka datangi, memeluk Islam atau tetap dalam Agama mereka tetapi membayar pajak keamanan, atau jika tidak memilih keduanya maka mereka berarti memilih berperang.

”Setiap yang hidup pasti mati, segala yang baru pasti basi, setiap yang besar pasti sirna.”

Nabi Muhammad mengehembuskan nafas terakhirnya, setiap sudut Kota Cahaya seolah kehilangan Cahayanya. Semua orang di sana berduka kehilangan Rasulullah, pemimpin dan orang yang mereka cintai. Belum lagi Rasulullah dikebumikan, perselisihan tampuk kepemimpinan mulai terjadi baik antara Kaum Anshar atau pun Kaum Muhajirin. Meski perselisihan itu dapat diselesaikan dengan dibaiatnya Abu Bakar sebagai Khalifah pengganti Rasulullah, tapi perpecahan dan pembangkangan Umat Islam mulai muncul di mana-mana. Sang Nabi yang sudah wafat seakan dijadikan alasan mereka untuk berkelit lagi dari kepercayaan mereka terhadap Islam. Belum lagi perbedaan pendapat antara Abu Bakar dengan Fatimah putri Rasulullah tentang harta warisannya. Umat Islam di ambang perpecahan, sedang dirinya terlibat sengketa dengan Putri Rasulullah, sanggupkah Abu Bakar meneruskan kepemimpinan Rasulullah dan membawa kejayaan Islam kembali?

Buku kedua dari Novel biografi Muhammad ini sejak awal sudah mampu memikat pembaca. Beberapa percakapan yang mungkin dalam bahasa Persia ada di dalamnya, tetapi tidak perlu khawatir tidak mengerti, karena disertakan pula penjelasannya, sehingga kita tidak kesulitan memahaminya. Alur cerita terjadi di 3 bagian dunia berbeda, tetapi penulis mampu menghubungkan satu dengan yang lainnya dengan cermat sehingga menghasilkan hubungan di antaranya.

Untuk typo, nggak parah sih.. hanya beberapa saja, di antaranya :
Hal. 334, ”Haru ada yang mati. Hanya boleh ada satu ratu dalam satu istana.”
Hal. 588 dan 589, penulisan nama Al-Mutsanna yang berubah menjadi A-Mutsanna

Salam,

Salam,