Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 254 halaman, Soft Cover
ISBN : 978-979-22-6271-1
Menjadi seorang Ibu yang akan melepas anak kecilnya untuk sekolah ternyata tidak pernah mudah. Ada anak-anak yang berlarian memasuki gedung sekolah barunya, ada yang masih malu-malu memegangi baju Ibunya sambil mengusap air mata di sudut matanya. Anak saya lain lagi, ia tipe yang Nangis ketika mau berangkat sekolah-Nggak mau pulang kalau udah di sekolah.
Kali ini Chicken Soup yang saya baca adalah Chicken Soup for the Mother of Preschooler’s Soul. Seperti biasa, di dalamnya saya selalu bisa merasa sedang berada di perkumpulan Ibu-Ibu yang mencoba merelakan anak mereka dititipkan di “rumah keduanya”, sekolah. Sebagai seorang Ibu, cerita-cerita di buku ini biasanya sanggup membuat saya tertawa sendiri, seperti pada cerita “Peniru”, Karin A. Lovold, yang menceritakan betapa susahnya anak-anak mendengarkan orangtuanya, tetapi tak pernah gagal untuk menirukan orangtuanya. Atau cerita yang heboh “Dalam Pelarian”, Reene Hixson yang menceritakan anaknya yang sempat hilang ketika ia dan ketiga anaknya berjalan-jalan di Mal. Atau cerita tentang “Teman Sewaan”, yang menceritakan seorang anak kecil yang “menyewa” tetangganya untuk menemani Ibunya saat ia sedang sekolah, agar Sang Ibu punya teman bermain dna tidak memakan semua cokelatnya.
Tidak semua yang bisa dihitung itu berharga, dan tidak semua yang berharga bisa dihitung –Albert Einstein-
Bagi saya, cerita-cerita yang inspiratif dan supportif di buku ini mampu menjadi teman cerita, sehati dan berbagi perasaan. Karena kami sama-sama sedang memandangi anak kami yang mulai dewasa perlahan-lahan..
Penulis : Valiant Budi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2011
Tebal : 443 halaman
ISBN 979-780-497-6
Akhirnya kelar juga baca kedai 1001 mimpi nya Vabyo. Jarang-jarang kan seorang penulis sampe rela jadi TKI di negeri Arab sana? Vabyo adalah orang yang berani mengambil keputusan itu *pada awalnya kali ya..*
Buku ini menceritakan pengalaman Vabyo di Salah satu kota di KSA, Berawal dari keberangkatannya di Mei 2009 sampai kepulangannya ke Indonesia di Agustus 2010. Dengan unik, Vabyo menceritakan pengalamannya sebagai Barista di salah satu kedai kopi di Kota Dammam. Ya.. selain menceritakan nasibnya sebagai TKI yang konyol-miris-miris waktu baca, Vabyo juga menceritakan tabiat ”oknum-oknum” Para Orang Arab yang seringkali semena-mena sama para tenaga kerja yang dikirim ke negara mereka.
Ow juga ada peraturan dan cerita-cerita khas mereka yang sebelumnya saya nggak tahu.
Seperti libur dokter di akhir pekan (Jumat) yang menyakitkan, mengelus jenggot orang untuk meredam napsu amarahnya, kebiasaan berlalu lintas yang nggak punya attitude, yaa.. dan banyak keunikan yang bikin saya kadang berapi api waktu baca ini buku. Antara sedih, marah, kecewa, mau murka.. dan ya mau apa lagi. Teruskan saja baca.. :D
Tapi tentu saja, di antara para manusia yang bermoral bejat itu, masih ada orang-orang Arab yang ramah, lalu kenapa mereka terkenal dengan kebejatan dan ketidaksopanannya di dunia?
” Some of saudi tourist behaviour reflects the bad image people have about Saudi. Most of them don’t respect the other country’s law and not to mention their shameful behaviour!”, kata salah seorang warga Saudi sendiri.
Ya, Vabyo bilang it because world Loves bad attitude more. Jadi yang baik-baik tertutup kejelekan yang dilakukan sesama mereka sendiri.
Buku yang kereen!! Wajib dibaca buat yang mau ke KSA, Biar shock culture nya ngga parah waktu kesana. Empat bintang buat Vabyo!! Bravo :p
Penulis : Cassandra Clare
Cetakan I : Februari 2010
ISBN : 978-602-8224-80-2
Penerbit : Ufuk Press
Tebal : 649 halaman
Awal baca buku ini agak khawatir kebawa-bawa sama pengaruh unsur buku-buku lainnya. Maklum, yang dibahas di buku ini semacam vampir, werewolf, warlock dan sebagainya. Takutnya nanti jadi ngebanding-bandingin sama Vampire Academy, Serialnya Nicholas Flamel ato Twilightnya Stephanie Meyer. Tapi ternyata nggak begitu.
Kisah ini menceritakan Clarissa Fray, seorang fana (manusia biasa) yang tiba-tiba bisa melihat makhluk yang bukan jenisnya.
“Apa yang akan Kau lakukan kalau melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain?”
Ketika sedang berada di klab malam bersama Simon sahabatnya, ia pertama kali bertemu dengan Jace, Izzy dan Alec. Ketiga orang ini adalah Pemburu Bayangan, Kaum Nephilim (manusia tapi keturunan malaikat) yang melindungi manusia dari Makhluk-Makhluk Dunia Bawah yang berbahaya. Sebuah kejadian menyeret Clary ke dalam Dunia Bayangan, Ibunya hilang sedang rumahnya diobrak-abrik oleh Yang Terabaikan.
Valentine, Sang pemimpin Lingkaran telah kembali, ia adalah Pemburu Bayangan yang ingin membersihkan dunia dari semua Makhluk Dunia Bawah. Sebuah hal yang tidak disetujui oleh Peraturan Para Pemburu Bayangan, karena yang mereka buru seharusnya hanya mereka-mereka yang melakukan kejahatan terhadap manusia. Valentine menculik Jocelyn, Ibunya Clary. Dari sinilah Clary mulai mencari tahu keberadaan Ibunya dan menemukan rahasia yang dikunci rapat dalam ingatannya.
'‘Kalau aku membuat kesalahan terkecil pun dalam menguraikannya, pikirannya bisa rusak selamanya”
Sampai setengah buku nggak begitu seru, tapi begitu dapat setengah dari Bab 2, Alurnya mulai cepat, bikin penasaran soalnya. Sayangnya typo di buku ini banyak banget, jadi cukup terganggu, lagi seru-seru baca tiba-tiba Typo lagi typo lagi..
Contohnya,
Hal 230, “ Lampur perpustakaan dimatikan. Hanya ada penerangan dari pendaran seperti susu yang membungkus dari jendela tinggi.”
Hal 456, “banyak psikolog setuju bahwa permusahan hanyalah ketertarikan seksual yang diperhalus”
Hal 507, “ Jarinya berhenti bergerang di globe. Clary yakin dia sednag menyentuh lokasi Idris.“
Hal 638, “ Clary minggir saat Jeremiah berjalan melewatinya ke koridor. Clay memperhatikannya menjauh, bercampur dengan keramaian.” (cat : nggga ada tokoh Clay di cerita ini)
Dan jangan khawatir nggak dapet cerita cinta di buku ini, :D
Cerita cintanya unik dan complicated, meski endingnya bisa ditebak tapi sejujurnya.. saya sedikit kecewa sih. Nggak sehappy ending yang aku kira. Tapi mungkin masih bisa berubah di buku keduanya. Heheh.. Selamat membaca J