Judul Buku : Blood Promise
Penulis : Richelle Mead
Penerjemah : Harisa Permatasari
Penyunting : Lulu Fitri Rahman
Korektor : Mery Riansyah
Penerbit : Matahati
Cetakan Pertama : Oktober 2011
Tebal : 572, paperback
Setelah serangan Strigoi di Akademi St. Vladimir, Rose memutuskan meninggalkan sekolah dan teman-teman tercintanya untuk menepati janjinya terhadap lelaki yang dicintainya, Dimitri. Perubahan Dimitri menjadi Strigoi membuat Rose memutuskan harus membunuh kekasihnya tersebut, seperti dulu yang pernah diminta Dimitri jika hal itu terjadi padanya. Permasalahannya adalah, Rose tidak tahu kemana Dimitri pergi. Sedangkan meninggalkan Lissa adalah hal tersulit yang Rose lakukan. Ia teramat mencintai Dimitri, dan ikatan batin dengan Lissa membuat Rose tidak tega meninggalkan sahabatnya itu.
Tapi janji adalah janji, sebuah hutang yang harus dipenuhi.
Rose memutuskan pergi ke Rusia, mungkin Dimitri akan kembali ke sana, ke masa lalunya sebelum ia menjalani tugas sebagai seorang Pengawal. Tapi Rose tidak punya siapa-siapa di sana, dan Rose tidak bisa bahasa Rusia, bagaimana ia bisa menemukan Dimitri? Mungkin Takdir yang akan menuntunnya. Saya ralat. Takdir yang menuntun Rose untuk masuk ke kehidupan masa lalu Dimitri. Pertemuan Rose dengan Sydney, seorang alkemis sedikit banyak memang berperan dalam kebetulan-kebetulan kecil yang akhirnya membawa Rose masuk ke keluarga Dimitri. Ya, saudara-saudara perempuan Dimitri, Neneknya yang terkesan misterius, dan Ibu Dimitri.
Bagaimanapun juga Rose harus memberitahu keluarga Dimitri, bahwa laki-laki itu telah mati. Atau mungkin, lebih tepatnya berubah menjadi Strigoi. Tapi mampukah Rose bercerita kepada mereka?
Sedangkan tiap hari Rose begitu mendambakan Dimitri, bayangan Dimitri sering muncul dalam mimpi. Dimitri yang tampan, yang seksi, yang sempurna di mata Rose. Jika Rose bertemu dengannya, mampukah Rose membunuh lelaki yang begitu dipujanya?
Sementara itu di Akademi, Lissa yang ditinggalkan Rose, menjadi lebih sering uring-uringan. Kehadiran Avery, putri Kepala Sekolah St. Vladimir yang baru, membuat Lissa menjadi gadis yang lebih ceria, sehingga Avery dengan cepat menjadi teman baru Lissa tepat di saat Rose meninggalkan Lissa. Tetapi kemunduran latihan Lissa dalam mengendalikan kemampuan roh, serta sifat uring-uringannya menjadikan ia tidak peka, bahwa sesuatu yang berbahaya sedang menantinya. Tapi toh, tidak semua orang tau, kejutan ini benar-benar tersimpan sampai akhir cerita.
Buku ini benar-benar membuat saya penasaran sampai halaman terakhirnya. Dari awal yang ada di pikiran saya cuma rasa penasaran yang besar ” Dimitri, kamu di mana sih..”. Eh ternyata, sampai halaman belakang, saya menemukan akhir cerita yang mengejutkan. Kok jadi gini akhir ceritanya????
Yah, 5/5 bintang untuk Blood Promise. Hanya satu pesan saya, jangan salahkan saya kalau Anda jadi semakin nggak sabar buat baca buku ini. :D