Slide Show

Tampilkan postingan dengan label PT Kandel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PT Kandel. Tampilkan semua postingan
November 18, 2012

Tofi – Perburuan Bintang Sirius




Judul Buku : Tofi – Perburuan Bintang Sirius
Penulis : Prof. Yohanes Surya, Ellen Conny dan Sylvia Lim
Editor : Dr. Lies Dwiarti
Penerbit : PT Kandel
Cetakan Pertama :2012
Tebal : 856 halaman (Draft)


Tofi adalah seorang pemain basket sekaligus ilmuwan muda yang popular di Odyssa College, ia tampan, baik hati dan cerdas.-profile karakter hal.v



Odyssa College adalah sebuah sekolah untuk para ilmuwan muda yang terletak di Pulau Kencana, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Seperti halnya kehidupan anak muda, ada banyak konflik, persahabatan dan persaingan yang terjadi di sekolah ini. Salah satunya perebutan kekuasaan klub Fosfor, Klub ilmiah yang terdiri dari kumpulan anak-anak muda yang berbakat dengan fasilitas yang mengagumkan. Sayangnya, Klub ini ada di bawah kekuasaan Jupiter, saingan utama Tofi.

Jupiter sekelas dengan Tofi, tetapi yang membedakannya dari Tofi adalah sifat Jupiter yang semena-mena dan terlalu dominan terhadap teman-temannya. Tak banyak anak yang mau berteman dengan Jupiter, tapi ada banyak anak yang takut dengannya. Bersamaan dengan terancamnya Klub Fosfor atas kekurangan dana untuk riset pengembangan teknologi, Odyssa College berencana mengirimkan perwakilan ke sebuah perlombaan ilmuwan muda tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Bandung, sebuah kompetisi bernama Science to Generation.

Kepala Sekolah telah memilih lima anak untuk mengikuti perlombaan tersebut, Abigail si gadis germaphobia, Rahul yang terobsesi dengan angka, William yang terobsesi menjadi agen rahasia, Billy si Pujangga dan Marchia, adik Tofi. Tetapi karena suatu hal, terpaksa Tofi yang menggantikan posisi Abigail untuk berangkat ke STG tersebut meski sebenarnya Tofi enggan setelah sempat mendapat masalah di Pulau Kencana.

Yomosi, ayah Tofi dan Marchia, adalah seorang penerima Nobel Fisika yang ternyata menyimpan misteri dalam hidupnya. Ada hal-hal yang ia tutupi dengan sengaja dengan harapan keluarganya terlindungi, yang dalam buku ini adalah kisah tentang Bintang Sirius. Tapi toh sepintar-pintarnya hal tersebut disembunyikan, musuh dari Prof. Yomosi akhirnya tahu tentang Bintang Sirius tersebut yang membuat anak-anak STG menjadi target pemecahan teka-teki Bintang Sirius.


”Impian ada harganya. Impian menuntut pengorbanan.” –Hal.179


Sementara itu di lomba STG, persaingan mulai terasa dan tim-tim perwakilan daerah membuat kelompok sendiri-sendiri. Ada kelompok Jakarta yang senang mengadu domba dan berbuat curang, Tim Surabaya yang sering bekerja sama dengan Tim Kencana, lalu ada Tim Bandung sebagai tuan rumah yang banyak didekati kelompok lainnya untuk membantu menentukan jawaban dari lokasi teka-teki yang diperlombakan.

Diam-diam, ternyata ada panitia STG yang juga menyelidiki Misteri Bintang Sirius, yang mengancam tak hanya nyawa Tofi atau Tim Kencana, tetapi juga nyawa orang-orang yang dekat dengan mereka.

Pertama kali membaca tawaran mereview buku ini, adalah di FB grup BBI oleh Kezia yang tanpa banyak mikir saya langsung saja daftar untuk dapat draftnya. Lama berselang, saya hampir melupakan buku ini karena tidak juga sampai ke rumah sementara beberapa teman BBI sudah menerima paket mereka yang ternyata tebalnya super duper mengejutkan. Tapi toh akhirnya kiriman untuk saya sampai juga, dan saya makin dibuat geleng-geleng, antara terpesona tapi juga shock, aih ini buku baru satu seri kok tebalnya bukan main.

Pertahanan saya ketika membaca buku ini adalah, kalau bisa dibilang, saya sedang dalam tahap pendidikan menjadi seorang ilmuwan, apalagi ada nama  Prof. Yohanes Surya sebagai salah seorang penulis, membuat saya keukeuh penasaran seperti apa sih kisah Tofi ini? Ilmuwan seperti apakah dia? Apa seperti saya yang labil kapanpun saat masih muda pun dewasa? xD

Dan ternyata saya suka dengan ide ceritanya yang sederhana. Kisah persahabatan dan persaingan yang terjalin juga memberi kekuatan pada jalan cerita buku ini, meski pada beberapa adegan peralihannya tidak smooth terutama di bagian kedua yang akhir ketika... (ups, no spoiler, i promise :D) Ada kesan pemutusan adegan yang tiba-tiba dan endingnya berakhir begitu saja, membuat saya menutup buku ini dengan ketidakpuasan.

Terdiri dari 12 bab dan dua bagian, di peralihan antaranya sering disisipkan kisah-kisah atau paragraf-paragraf menarik tentang Ilmuwan atau ilmu pengetahuan. Huruf yang besar dan ilustrasi yang sesekali menghiasi bagian dalam buku membuat saya tidak terlalu capek saat membacanya, Meski daftar isi di draft ini tidak sesuai dengan halaman sebenarnya.

 Oh ada satu lagi perkataan Einstein yang saya ingat semenjak membaca buku ini,


”Letakkan tanganmu di tungku panas selama semenit, rasanya seperti satu jam. Duduklah bersama gadis pujaanmu selama satu jam, rasanya seperti semenit. Itulah makna relativitas.”-Hal.142








Salam,

Salam,