Slide Show

Tampilkan postingan dengan label Myth. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Myth. Tampilkan semua postingan
Oktober 10, 2016

Siwa- Kesatria Wangsa Surya [Review dan Giveaway]





Judul Buku : Siwa- Kesatria Wangsa Surya
Penulis : Amish
Penerjemah : Desak Nyoman Pusparini
Penerbit : Javanica
Cetakan pertama : 2016
Tebal : 426 halaman, paperback
ISBN : 978-602-6799-15-9

"Keyakinan adalah senjata yang sangat ampuh, Batara."

Siwa sudah muak dengan pertempuran sukunya dengan suku-suku tetangga, terutama suku Pakrati yang ingin merebut wilayah mereka. Suatu hari, ada utusan dari negara Meluha yang mengajak Suku Guna untuk masuk menjadi bagian rakyat Meluha atau Wangsa Surya. Ide ini kemudian disetujui Siwa, dengan harapan seluruh anggota sukunya akan mendapat ketentraman, tanpa perlu was-was terhadap serangan suku lain lagi. 

Setelah pindah ke Meluha, Siwa kemudian mengetahui bahwa sebenarnya ia adalah seorang yang telah lama dinanti-nanti oleh rakyat Meluha. Lehernya yang secara ajaib memancarkan warna Nila membuatnya langsung dikenali oleh para petinggi Wangsa Surya sebagai Sang Nilakantha yang diramalkan akan memimpin rakyat Wangsa Surya ke kemenangan melawan kejahatan.


Akhir-akhir ini memang sering terjadi serangan terhadap kota-kota di Meluha, sehingga rakyat merasa terancam dan ketakutan. Berdasarkan laporan yang masuk, serangan itu merupakan serangan dari negara Wangsa Chandra dengan bantuan kaum Naga. Semenjak memahami keteraturan Meluha, Siwa mulai menyukai negara tersebut. Sehingga meski ia meragukan ramalan atas dirinya, ia tetap akan berusaha semampunya untuk membantu rakyat Meluha memerangi kejahatan bagaimanapun caranya.

Di Meluha, Siwa berkenalan dengan Sati, putri dari Sang Maharaja Dhaksa. Wanita ini memiliki keterampilan  bertarung yang belum pernah dilihat Siwa sebelumnya. Siwa juga mengagumi tingkah laku Sati serta kecantikannya. Pada dasarnya, Siwa jatuh cinta terhadap Sati. Sayangnya, ada peraturan yang membuat Siwa kesulitan untuk mendekati Sati. Selain itu, wanita itupun terkesan menjaga jarak terhadap keakraban dan keramahan yang coba Siwa tawarkan.

Lalu bagaimana kisah Siwa selanjutnya? Mampukah ia menjalankan dharmanya sesuai dengan ramalan yang telah digariskan? Atau apakah kisah cintanya kelak akan berakhir tanpa harapan?

Salam,

Salam,