Forgiveness may take a lifetime to come, Al
Judul Buku : A Very Yuppy Wedding
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Keempat : Desember 2008
Tebal : 288 halaman, softcover
ISBN -10 : 979-22-3181-1
ISBN – 13: 978-979-22-3181-6
Mau tahu gimana kehidupan business banker? Ya, kursus singkatnya bisa Anda dapatkan di buku ini. Nggak kebayang gimana rasanya berangkat pagi pulang pagi buat meeting ama Boss, ngurusin debitur, nasabah, atau apalah yang berhubungan dengan Bank.
Novel ini menceritakan seorang bankir muda bernama Andrea Siregar. Di usianya yang masih muda, kariernya mulai menanjak, proyek-proyeknya banyak yang disetujui, hidup mewah, difasilitasi kantor, dan dia punya pacar yang “too good to be true”. Adjie, pacarnya, adalah seorang bankir yang juga bekerja di Bank tempat Andrea bekerja, di Perdana. Dia tampan, cool, romantis, perhatian, dan jujur. Dengan tinggi 181 cm dan berat 77 kg, Adjie sering menjadi incaran wanita-wanita disekitarnya.
Meski mereka berdua bekerja di kantor yang sama dan berstatus “pacar”, tapi tak banyak orang kantor yang tahu akan hubungan mereka. Karena di Bank ada aturan yang tidak memperbolehkan sesame pegawainya menikah, maka mereka berdua menutupi rapat-rapat fakta bahwa sebenarnya mereka pacaran.
Nah, karena rahasia, alhasil baik Andrea maupun Adjie seringkali cemburu saat pasangannya memiliki hubungan dekat dengan lawan jenisnya. Padahal rencananya setelah kontrak kerja mereka habis, salah satu akan mengundurkan diri dan mencari pekerjaan di tempat lain agar mereka bisa langsung menikah. Tentu saja jalan menuju pernikahan itu tidak mudah, selain rasa cemburuan yang super duper baik antara Adjie maupun Andrea, pernikahan yang “perfeksionis”, calon mertua yang berbeda adat, dan masih ada banyak lagi hal yang membuat lika-liku cinta Adjie dan Andrea bikin penasaran.
Hebatnya si penulis benar-benar bisa membuat pembaca sebal dengan masalah-masalah “cemburu” yang ditimpakan ke kedua tokoh utama. Sayangnya banyak sekali istilah perbankan yang buat saya (yang nggak ada basic pengetahuan tentang Bank) amat sangat asing saat mendengarnya. Belum lagi ada banyak merk toko, baju, kemeja, celana sampai nama masakan bertebaran di dalam buku ini yang membuat saya sebagai pembaca yang nggak ngikutin trend belanja begituan jadi nggak ngerti barang apa yang sedang dibicarakan penulis. Belum lagi campuran bahasa yang digunakan, Inggris dan Indonesia yang meski pada percakapan-percakapan ringan, tetap saja membuat saya agak nggak nyaman waktu baca.
Ya, saya rasa 3 bintang cukup deh untuk Adjie. Oh you’re too good to be true, Djie.