Judul buku : The Lost Apothecary
Penulis : Sarah Penner
Narator : Lorna Bennet, Lauren Anthony, Lauren Irwin
10 Jam Audiobook
Penerbit : Harlequin Audio
That the hardest truths never rest on the surface. They must be dredged up, held to the light and rinsed clean
Caroline memaksakan diri untuk pergi ke Inggris sendirian dalam rangka memperingati hari ulang tahun pernikahannya yang ke-10. Kenangan indah selama sepuluh tahun terhapus begitu saja dalam semalam ketika ia tahu suaminya selingkuh. Karena orang tua Caroline telah memesankan trip dan hotel untuk liburan yang sayang banget kalau dicancel, alhasil Caroline pergi sendiri tanpa mengajak suaminya. Ia bahkan tidak yakin lagi apakah setelah liburan ini berakhir masih mau menghabiskan waktu bersama Sang suami.
Saat melakukan mudlarking, sejenis kegiatan mencari barang-barang kuno di pinggir sungai, Caroline menemukan sebuah vial kusam bergambar beruang. Ia kemudian dengan bantuan kenalan barunya yang bekerja di British Museum mencoba mencari tahu dari era mana vial itu berasal. Caroline suka dengan sejarah, ia memendam mimpi untuk mempelajari sejarah di Cambridge ketika calon suaminya dulu melamarnya. Menemukan sejarah vial ini menjadi semacam penebusan baginya, pengingat betapa ia pernah begitu cinta dengan perkara masa lalu.
Dalam buku ini ada dua alur yang diceritakan bergantian namun beriringan. Di alur kedua berlatar abad ke-18 ketika sebuah apothecary milik seorang wanita bernama Nella mendapat kunjungan seorang anak perempuan bernama Eliza. Apothecary ini khusus diperuntukkan bagi wanita, Nella menyediakan obat sekaligus racun bagi wanita yang memintanya diam-diam. Kedatangan Eliza salah satunya adalah untuk mengambil racun pesanan majikannya. Yang terjadi seiring waktu berlalu adalah hal yang sama sekali tidak pernah diduga Nella, bahwa apothecary warisan ibunya terancam. Bahwa keselamatan hidupnya juga terancam.
Sebenernya motivasi saya buat baca buku ini karena udah lama ngincer semenjak masuk di daftar nominasi Goodreads Award. Apalagi temanya historical fiction, covernya juga cakeeep. Jadi begitu nemu buku ini available di digital library, saya langsung cepet-cepet pinjam.
Alur ceritanya cepat, cuman banyak momen-momen yang kayaknya kok kebetulan banget. Jadi kayak agak dipaksa gitu akhirnya. Tokoh-tokohnya punya karakter yang kuat dan menonjol. Karakter Caroline berkembang dari wanita yang meratapi kesedihannya karena perselingkuhan suaminya menjadi sosok wanita yang sadar kalau ia bisa menjadi wanita mandiri. Sedangkan karakter Nella yang juga seorang wanita mandiri, secara diam-diam masih dihantui oleh masa lalunya. Mungkin karena dua orang ini ada di dua masa yang berbeda sehingga berpengaruh terhadap cara mereka memandang jalan hidupnya.
Dalam audio book yang saya dengar, disertakan link untuk mengunduh peta London pada masa 1791, serta beberapa nama ramuan dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat ramuan itu. Saya tidak tahu apa di buku cetaknya juga tersedia. Ada juga resep minuman dan makanan yang disebut di dalam cerita, jadi ketika saya mendengarkan audionya yang tadinya ga kebayang namanya kaya gimana spellingnya, berkat panduan ini saya jadi tahu.
Karena membahas tentang apothecary, ngga afdol rasanya kalau saya tidak mengupas sedikit tentang Apothecary di London circa abad 17-an. Pada masa itu, kaum wanita biasa menggunakan tumbuh-tumbuhan serta hal lain yang ada di alam sebagai obat. Mungkin sama seperti di Indonesia, kita biasa mengenal jamu-jamuan, nah mereka di sana juga melakukan hal yang yah serupa lah ya. Mungkin karena saat itu muncul revolusi London dan wabah besar yang menghantui Inggris sehingga apothecary tumbuh subur. Wanita pada zaman itu tidak diperbolehkan memiliki properti, tetapi mereka diperbolehkan menjalankan apothecary milik keluarga. Sama seperti Nella di cerita ini yang menjalankan apothecary milik mendiang ibunya.
Beberapa apothecary juga dijalankan dengan bantuan tenaga magang yang membutuhkan latihan bertahun-tahun untuk mengenali rempah-rempah obat dan takaran yang tepat. Ramuan yang dihasilkan juga memiliki nama unik, bukan hanya berdasar kandungannya seperti jejamuan di Indonesia misalnya. Di buku ini misalnya ada Thorn Apple, Nux Vomica. Dari website Science History Institute saya menemukan nama unik ramuan seperti Harts-Horn, Aurum Potabile dan beberapa nama lainnya.
Sebagai sebuah buku berlatar sejarah, saya rasa buku ini sudah mampu membangkitkan rasa penasaran pembacanya perihal apothecary di masa lalu. Layak untuk dibaca selagi senggang :)
To me, the allure of history lay in the minutiae of life long ago, the untold secrets of ordinary people