Judul
Buku : Seri Petualangan Sherlock Holmes; Wisteria House
Penulis
: Sir Arthur Conan Doyle
Alih
Bahasa : Deta Ariani S.
Penerbit
: Delphi (Yogyakarta)
Tebal
: 132 halaman
Cetakan
ketiga : September 2006
ISBN
: 979-7564-43-6
Buku
ini berisikan tiga cerita pendek tentang kasus-kasus Sherlock Holmes, di cerita
pertama ada ‘Hilangnya Lady Frances Arfax’, yang mengisahkan hilangnya seorang
wanita berusia 40an yang gemar melakukan petualangan di seluruh dunia dari
hotel satu ke hotel yang lain. Lady Frances setiap dua minggu sekali
mengirimkan surat kepada pengasuhnya di Inggris, tetapi sudah lima minggu
terakhir tidak ada surat yang datang darinya. Nn. Dobney, pengasuh Sang Lady,
sangat khawatir akan keselamatan wanita itu, sehingga membawa kasus ini kepada
Holmes dan Watson. Maka berangkatlah mereka ke Swiss untuk menyelidiki kasus
ini, karena surat terakhir Lady Frances dikirimkan dari sebuah hotel di
Lausanne. Kasus ini semakin menegangkan karena menurut salah satu saksi, ternyata
Lady Frances pernah terlihat bersitegang dengan seorang pria berkulit hitam dan
bertubuh kekar. Apakah lelaki ini yang menculik Sang Lady? Atau lebih parah
lagi, apakah ia membunuhnya?
Cerita
kedua berjudul ‘Tiga Orang yang bernama Garridebs’. Bercerita tentang wasiat
dari seorang tua bernama Garridebs yang akan membagikan hartanya kepada 3 orang
lelaki lain bernama Garridebs. Sayangnya, nama keluarga yang satu ini cukup
langka, dan baru ada dua orang yang memiliki nama akhir sama. Mereka meminta
bantuan kepada Holmes untuk mencari satu orang Garridebs lagi, agar mereka
dapat menerima warisan yang dijanjikan. Dapatkah Holmes membantu mereka mencari
satu orang lagi yang memiliki nama langka ini?
Cerita
ketiga digunakan sebagai judul buku ini, ‘Wisteria House’. Seorang lelaki paruh
baya dicurigai telah membunuh seorang pria muda bernama Garcia. Lelaki itu,
Scott Eccles, diketahui memberikan sepucuk surat kepada Garcia, yang ditemukan
di bajunya. Ternyata, Eccles bercerita bahwa semalam ia menginap di rumah
Garcia setelah bertemu di sebuah acara makan malam teman mereka. Anehnya,
Garcia diperkirakan meninggal pada pukul 1 malam, padahal Eccles pada jam 1
malam maish bertemu dengan Garcia di kamarnya. Lalu bagaimana kisah sebenarnya?
Dapatkah Holmes membantu memecahkan kasus ini, bersama dengan kepolisian?
Sebelumnya
saya ternyata sudah pernah membaca cerita tentang Holmes ini di buku yang
dikeluarkan oleh penerbit berbeda. Jelas masing-masing memiliki keunggulan
tersendiri, buku penerbit tersebut yang jauh lebih tebal, menceritakan tidak
hanya tiga cerita dalam satu buku, tetapi ada cukup banyak cerita. Sedang buku
yang diterbitkan Delphi ini menurut saya unggul dalam kisahnya yang jauh lebih
sedikit. Memang kalau dilihat, semakin tebal maka akan semakin banyak kisah
yang diceritakan, tapi terkadang kesederhanaan yang diambil oleh Delphi
membuat pembaca nyaman dan betah menghabiskan satu buku dalam satu kali baca,
tanpa perlu maraton. Buku yang tipis juga memiliki keunggulan untuk mudah
dibawa ke mana-mana, tidak membutuhkan banyak tempat, dan huruf-huruf yang
digunakan juga pas sesuai kebutuhan pembaca. Meski covernya terkesan muram
(karena toh Inggris pada era Holmes memang ‘muram’ dan ‘kelam’), selebihnya
saya suka dengan buku ini. Terjemahannya juga tidak ‘rewel’, nggak neko-neko
dan lancar.
Di
buku ini, banyak sisi kepribadian Holmes yang diungkap. Di awal cerita pertama,
kita sudah disuguhi kecerdikan Holmes dalam mencari petunjuk meski yang jadi ‘pasien’nya
adalah Watson, sahabatnya sendiri. Holmes juga menunjukkan kesabaran dan
keingintahuan yang tinggi dalam setiap penyelidikannya, meski keras kepala dan
kadang bisa seenaknya sendiri (seperti tiba-tiba menyuruh Watson pergi ke Swiss
sendirian, bertanya hal aneh yang nggak nyambung dalam penyelidikan) tapi
Holmes juga memiliki perasaan sayang yang besar. Ini muncul di cerita ketiga,
ketiga terjadi suatu hal yang buruk pada Watson.
Yah,
buat kalian yang suka cerita detektif, apalagi tentang Sherlock Holmes, tak ada
salahnya membaca dan mengoleksi buku ini :)