“Memang bagus sekali terbang mengikuti kompas di Spanyol, di atas lautan awan memang anggun sekali, tetapi ingatlah : di bawah lautan itu…. keabadian.”, Halaman 14.
Judul Buku : The Last Narco : Memburu El Chapo, Raja Narkoba Paling Dicari di Dunia
Penulis : Malcolm Beith
Penerbit : Serambi
Tebal : 495 halaman
Cetakan I : Juli 2011
Ini adalah kisah tentang El Chapo, raja narkoba yang paling berkuasa di Meksiko. Buronan yang paling dicari oleh Interpol di seluruh dunia. Chapo, atau yang memiliki nama asli Joaquin Archivaldo Guzman Loera lahir pada 4 April 1957 di La Tuna de Badiraguato, Sinaloa. Ia tumbuh di keluarga petani yang miskin tanpa adanya peluang untuk mengenyam pendidikan maupun mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang layak.
Tapi hidup telah mengubahnya, setelah berkenalan dengan kartel narkoba dan memiliki sifat yang ingin berkuasa, saat ini ia dianggap sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Bahkan majalah finansial terkemuka Forbes menempatkan Chapo ke dalam daftar miliarder tahunan mereka pada tahun 2009.
Kartel Sinaloa, yang dikuasai Chapo, diyakini bertanggungjawab terhadap distribusi kokain dalam jumlah besar di Eropa, Amerika Latin dan Afrika Barat. Anehnya berbagai cobaan penagkapan Chapo seringkali berakhir dengan kegagalan. Hal ini menimbulkan bisik-bisik yang menyebutkan adanya permainan kotor pemerintah, bahkan juga tangan para penegak hukum. Pernah pada 22 November 1995, Chapo dijeboskan ke dalam penjara, tapi dengan kekuatannya ia mampu melarikan diri dari Puente Grande, ia bertransaksi dengan “sistem” di dalam penjara.
Meski Kartel Chapo begitu berkuasa, seringkali ia berseteru dengan kartel lainnya untuk berebut wilayah kekuasaan. Kepala yang bergelindingan, bom-bom dan senjata-senjata laras panjang yang dibunyikan sudah tak asing lagi bagi warga sekitar. Itu adlah pemandangan biasa dalam hidup mereka, hidup yang suram dan pemerintah selalu diam. DEA, Badan Anti Narkoba Amerika Serikat juga memburu Chapo dan kroni-kroninya. Kartel Meksiko diyakini telah menyelundupkan banyak kokain dan heroin ke California, Texas dan pantai timur Amerika Serikat. Sayangnya, seperti yang sudah bisa ditebak, penangkapan Chapo masih sulit dilakukan. Bahkan tak sedikit korban dari DEA jatuh akibat perang dengan kartel-kartel saat melakukan penyelidikan.
Tak hanya lewat kekerasan, Chapo juga mendistribusikan narkobanya dengan cerdas. Ia mendistribusikan Obat-obatan haram itu dengan membuat lorong bawah tanah sepanjang 60 meter dari sebuah gudang ke rumah pengacara Chapo di Sonora. Kali lain dia mendistribusikannya lewat kaleng-kaleng bekas makanan. Ambisinya untuk menjadi yang paling berkuasa dan tidak merasakan pahitnya kemiskinan telah menjadikannya bertangan dingin.
Korban terus berjatuhan, sementara Chapo terus mengembangkan wilayah kekuasaannya. Tapi dapatkah buronan ini bisa ditangkap?
Ini buku Biografi pertama yang saya baca, ketegangan dan konflik yang ada di dalamnya pada awalnya cukup seru untuk dilanjutkan. Fakta-fakta mengenai perang perdagangan Narkoba juga diceritakan dengan lengkap. Bagi pencinta dunia konflik, korupsi dan perseteruan berdarah dan Novel biografi, yg satu ini harus masuk dalam daftar buku yang anda baca. Sayangnya novel ini kurang banyak dialog di dalamnya. Fakta mengenai kartel narkoba juga kurang saya nikmati, tapi bisa jadi buku yang tidak saya suka ternyata malah anda suka kan? :)
Sekilas tentang Malcolm Beith, Sang penulis
Malcolm Beith adalah seorang penulis yang menetap di Meksiko City. Ia menulis tentang perang narkoba untuk Newsweek, Slate, World Politics Review dan Jane’s Intelligence Weekly. Selain itu dia juga menjadi kontributor untuk Foreign Policy dan Soldier of Fortune. Ia pernah menjadi editor The News, harian nasional Meksiko yang berbahasa Inggris. Beith juga pernah menjadi editor Newsweek International, di mana ia mendapatkan pengalaman reportase di Irak, Haiti, Meksiko dan Kolombia. Artikelnya yang mengupas mengenai Irak diganjar Clarion Journalism Award oleh The Assocoation of Women in Communications.