Judul Buku : Thirteen Reasons Why
Penulis : Jay Asher
Penerjemah : Mery Riansyah
Penyunting : Endah Sulwesi, Lulu Fitri Rahman
Korektor : Tisa Anggriani
Tebal : 288 halaman, paperback
Cetakan pertama : September 2011
Penerbit : M-Pop (Kelompok Penerbit Matahati)
Pertama melihat cover buku ini dan membaca cerita di bagian belakang buku, bikin saya agak khawatir, ceritanya serem nggak ya? Bayangin, kamu mendapatkan kaset-kaset rekaman dari cewek yang kamu suka, padahal dia baru aja bunuh diri. Ya, kamu mendapatkan kaset dari orang yang sudah meninggal. Serem kan?
Tapi kenyataannya cerita ini nggak begitu.
Setelah dua minggu kematian Hannah Baker, Clay Jensen menemukan paket seukuran kotak sepatu di pintu depan rumahnya. Tidak ada nama pengirimnya. Ketika Clay membuka paket itu, isinya tujuh buah kaset rekaman. Di masing sisi-sisinya tertulis nomer yang urut dari 1 sampai dengan 13. Kaset yang berkesan ketinggalan jaman itu tak urung membuat Clay penasaran, siapa yang di jaman modern ini masih merekam menggunakan kaset seperti itu?
Ketika ia mendengarkan kaset dengan sisi nomer 1, sontak Clay terkejut. Suara di kaset rekaman itu adalah suara Hannah, gadis yang diam-diam Clay suka selama ini.
”Kuharap kalian siap, sebab aku akan menceritakan kisah hidupku pada kalian. Lebih jelasnya, kenapa kehidupanku berakhir. Dan jika kalian sedang mendengarkan rekaman-rekaman ini, berarti kalian salah satu alasannya. ”, Hal.13
Clay termasuk salah satu orang di cerita dalam kaset itu? Benarkah ia termasuk ke dalam alasan kenapa Hannah bunuh diri?
Ah ya, di dalamnya ada banyak orang yang membuat hidup Hannah Baker menjadi berantakan. Kebanyakan adalah anak-anak yang bersekolah sama dengan Hannah, yang menyebarkan gosip tentang Hannah, yang membuat putus asa Hannah, yang merenggut kepercayaan diri Hannah. Dan yang lebih parah, kesemuanya menjadi efek bola salju yang menjadikan Hannah tertekan dan nekad mengakhiri hidupnya.
Di kaset itu, Hannah menceritakan semuanya. Ciuman pertamanya, teman dekat waktu awal kepindahannya, orang-orang yang menertawakannya diam-diam, teman sekaligus musuh baginya, dan cerita tentang Clay Jensen. Reputasi Hannah yang ”kotor” membuat Hannah mengasihani dirinya sendiri. Di dunia ini seakan tak ada yang mampu menyelamatkannya dari keputusan bunuh dirinya. Dan kaset itu akan jadi pengenang yang permanen bagi orang-orang yang telah melukai Hannah.
Pesan Hannah hanya dua bagi para penerima kaset itu. : ”mendengarkan dan mengedarkan.” Mengedarkan ke orang berikutnya yang ada dalam daftar. Jika kaset itu tidak diedarkan, siap-siap saja, kopi kaset itu akan disebarkan ke semua orang. Agar semua orang tahu bagaimana kisah hidup Hannah Baker yang sebenarnya. Agar mereka tahu, siapa saja yang turut berhubungan dengan bunuh diri Hannah.
Rasa penasaran Clay terus berlanjut sampai namanya tersebut di dalam kaset itu. Bagaimana mungkin Clay menjadi salah satu alasan kematian Hannah? Clay menyukai gadis itu dengan sungguh-sungguh, sialnya, dia tidak pernah mengungkapkannya pada Hannah. Gadis yang telah bunuh diri 2 minggu yang lalu itu.
4 bintang untuk Hannah, waktu baca ceritanya, entah kenapa saya kasihan terhadap Hannah. Dia terlalu muda untuk bunuh diri. Cerita yang sanggup membuat saya betah membaca kisahnya lama-lama.