Judul Buku : All the Light We Cannot See
Penulis : Anthony Doerr
Tebal : 544 halaman
ISBN : 9781476746609
Awards : National Book
Award Nominee for Fiction (2014), Goodreads Choice Awards (2014), ALA Alex
Award (2015)
Only through the hottest fires, whispers the radio, can purification be achieved. Only through the harshest tests can God’s chosen rise.
Marie-Laure tiba tiba mengalami
kebutaan, kongenital katarak dan tak dapat disembuhkan, vonis dokter. Gadis
kecil yang telah kehilangan ibunya itu jadi semakin lekat dengan ayahnya yang
seorang pegawai di Natural history Museum di Paris. Sang Ayah bertugas memegang
kunci dari seluruh pintu yang ada di museum tersebut, sehingga setiap pagi
hari, ia selalu sudah harus siap di ruangannya untuk menyalurkan kunci kunci
kepada karyawan karyawan lain di berbagai divisi. Sambil menunggu Sang ayah
bekerja, Marie Laure biasanya pergi ke berbagai ruang di museum yang sudah
seperti rumah keduanya tersebut. Mulai dari taman sampai ke ruangan para
kurator, ia gemar menanyakan banyak hal dan mencari tahu hal baru meskipun
penglihatannya tak dapat digunakan. Ia mulai belajar menajamkan indera indera
lainnya, lewat sentuhan ia mempelajari bentuk, lewat pendengaran ia mempelajari
perbedaan suara. Sang ayah juga mendidik anaknya dengan kasih sayang dan
mengajarkan kemandirian. Ia membuat miniatur kota lengkap dengan presisinya,
sehingga Marie dapat belajar menjelajahi kota tanpa bantuan orang lain. Hal ini
sulit dilakukan di awal, tetapi kelamaan Marie mulai mengerti mengenai detail
dan berani melakukannya.
Suatu hari, sang ayah diberi tugas untuk menyimpan sebuah batu antik milik museum. Sebenarnya ada 4 orang yang diberikan batu yang sama, 3 di antaranya memegang replika dan salah satunya memegang batu yang sebenarnya. Tidak ada yang tahu yang mana batu yang asli, semuanya harus berusaha menjaga batu yang mereka terima seakan akan itu batu asli. Batu itu terkenal akan kutukannya. Ia akan membiarkan orang yang memilikinya hidup abadi, tetapi orang orang disekitarnya, orang orang yang ia sayangi akan meninggalkannya satu demi satu. Marie dulu pernah mendengar kutukan ini dan berharap ayahnya jauh jauh dari batu tersebut, sehingga ketika sang ayah mendapat tugas tersebut, Sang ayah merahasiakannya dari Marie.