Slide Show

Maret 14, 2012

Semburat Senyum Sore



Judul Buku : Semburat Senyum Sore
Penulis : Vinca Callista
Penyunting : Jia Effendie
Penerbit : Atria
Cetakan Pertama : Mei 2011
Tebal : 244 halaman, paperback



 Langit Astreila Kawiswaran adalah seorang gadis berumur 20 tahun yang bekerja sebagai seorang penyiar di Ganendra Radio. Untuk merayakan ulang tahun Ganendra Radio yang kesepuluh, general manager Ganendra meminta Langit untuk membuat naskah film. Bahagia bukan kepalng, Langit tentu saja langsung menyanggupi permintaan itu. Me nulis sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi gadis yang supel itu, ia telah sering membuat cerpen, tulisan di blog, bahkan sampai menulis novel. Tapi keinginan terbesar Langit sebenarnya adalah membuat jalan cerita sebuah film.

Ternyata membuat sebuah film itu tidaklah mudah. Menentukan jalan cerita yang sesuai dengan kemauan banyak pihak dan terlibat langsung dalam pengambilan gambarnya membuat Langit cukup lelah, meski dijalaninya dengan semangat 45. Padahal saat itu di keluarganya sedang ada masalah. Oom kesayangannya meninggal dunia, sementara tantenya berbuat semena-mena terhadap Mama Langit dan Nini, neneknya. Belum lagi masalah yang timbul dari kisah cintanya Langit. Khas anak muda, menyukai dua orang pada saat yang bersamaan. XD

Tapi pertemuan Langit dengan Nenek Romlah dan Waris membuat cara pandang Langit terhadap hidup ini berubah. Pedagang tasbih di pinggir jalan itu menyadarkan Langit bahwa Langit masih jauh lebih beruntung daripada banyak orang yang tak mampu seperti Si Nenek. Pertemuan sederhana membuat Langit terlibat dan terikat lebih erat dalam jalinan kasih sayang yang diciptakan melalui senyum tulus dan keikhlasan Nenek Romlah.

Sebuah cerita yang benar-benar padat dan sarat makna. Yang paling saya suka dari buku ini adalah kata-kata indah yang ditulis di bagian bawah bab baru. Sebenarnya memang merupakan inti dari kisah yang tertuang dalam bab tersebut, tapi dengan manis, penulis menulisnya dalam kalimat yang panjang, tapi bermakna.

Membaca cerita ini sebenarnya membuat saya seperti menonton alur padat sinetron, cerita khas anak muda dan reality show tentang kehidupan yang disajikan secara singkat. Terlalu banyak masalah pada tokoh utama sehingga menyebabkan masalah itu jadi berlompatan di tiap-tiap bab. Kurang terpadu, kesannya.

Tapi tetaplah, pembawaan Langit yang riang. Alur yang cepat. Bahasanya yang keren dan gampang melekat, membuat saya memberi 4 bintang untuk buku ini.

Satu kalimat Langit yang saya suka,
“Kalau kita nggak bisa dapet apa yang kita suka, lebih baik kita suka apa yang udah kita dapet.”
Maret 11, 2012

Delirium


Judul Buku :  Delirium (Delirium #1)
Penulis : Lauren Oliver
Penerjemah : Vici Alfanani Purnomo
Penerbit : Mizan Fantasi
Cetakan Pertama : Desember 2011
ISBN : 978-979-433-646-5

Kenapa Orang yang merasakan cinta disebut : jatuh cinta?
Mari saya bantu menjawab. Disebut jatuh, karena merasakan cinta itu berarti merasakan sakit. Dengan kata lain, layak donk kalau cinta disebut sebagai penyakit?



Nah, di buku ini diceritakan pada suatu masa ketika pada usia 18 tahun, orang-orang diwajibkan mendapatkan penawar akan sebuah  penyakit bernama amor deliria nervosa, nama lain dari cinta. Jadi bayangkan sebuah kehidupan yang begitu teratur tetapi tanpa cinta di dalamnya! Menyedihkan? Well, bagi mereka yang hidup di masa itu, penawar tersebut adalah sebuah kebutuhan yang selalu diidam-idamkan bagi mereka yang belum mendapatkannya. Termasuk bagi Lena Haloway, yang masih harus menunggu sembilan puluh lima hari lagi untuk dapat ‘disembuhkan’.

Sejarah keluarga Lena tidak begitu menyenangkan untuk diceritakan. Ibunya bunuh diri karena sakit ‘cinta’nya terlalu parah, dan bibinya meninggal karena suaminya dicurigai merupakan seorang Simpatisan, yaitu orang-orang yang masih menganggap cinta itu bukanlah sebuah penyakit yang begitu menakutkan. Inilah yang membuat Lena sedemikian besar berharap bahwa setelah ia lulus evaluasi, disembuhkan dan segera dipasangkan, ia akan dapat hidup normal tanpa harus mendapat pandangan iba dan jijik dari orang-orang. Ia ingin membuktikan bahwa penyakit cinta tersebut bukan hasil keturunan, bahwa ia akan mengembalikan nama baik keluarganya yang sebelumnya telah tercoreng. Pada intinya, ia hanya ingin membebaskan dirinya.

Sayangnya, perkenalan Lena dengan Alex Sheates membuat semuanya berubah. Bersama Alex, Lena melanggar banyak peraturan dan mengetahui apa makna sebenarnya dari kebebasan. Mereka bahkan melewati perbatasan untuk pergi ke ‘Alam Liar’, di mana akhirnya Lena mengetahui bahwa selama ini orang-orang telah dibodohi dan dikekang oleh peraturan-peraturan atas alasan yang tidak tepat. Namun masalahnya, waktu masih mengalir dengan cepat dan Lena masih harus bersiap dengan proses penyembuhannya. Ia harus memilih akankah hidup dengan pilihan ‘kebebasan’ yang diberikan pemerintah, atau ‘kebebasan’ yang ia rasakan ketika ia bersama Alex?

Di awal cerita, saya agak bosan dengan penokohan Lena yang terlalu ‘kelam’ dan alur cerita yang agak lambat. Pertemuan pertamanya dengan Alex juga tidak serta merta membuat cerita ini menjadi menarik. Tetapi semakin lama, penulis semakin terampil dalam menceritakan suasana cinta yang tumbuh di antara mereka berdua. Di latari tempat-tempat romantis dan pertemuan diam-diam demi menghindar dari para Regulator, membuat pembaca turut tegang tapi juga berbunga-bunga.

Di antara semua kisah yang saya baca di buku ini, saya paling suka ketika penulis menceritakan masa kecil Lena yang tumbuh dengan seorang Ibu yang benar-benar mencintainya.

“Aku mencintaimu. Ingat. Mereka Tidak bisa mengambilnya.”

Padahal saat itu tidak ada orangtua lain yang bersikap begitu sayang terhadap anaknya, seperti kasih sayang Ibunya Lena terhadap Lena dan Rachel, kakak Lena. Mereka bernyanyi (padahal musik adalah suatu hal yang diatur ketentuannya oleh undang-undang, jadi tidak boleh sembarang musik bisa didengarkan dengan legal), bermain kejar-kejaran di rumah, pesta piyama, tertawa-tawa, dan semuanya dilakukan secara rahasia, dengan pintu dan sela-sela jendela yang tertutup rapat, agar tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi di rumah mereka.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika seorang anak hidup tanpa diberikan cinta sejak kecil. Itu yang sebenarnya saya suka dari kisah di buku ini. Meski mungkin itu hanya kisah sampingan dari kisah utama yang terjadi dalam diri Lena, saya tersentuh dan menitikkan air mata ketika tahu berkali-kali Ibunya menyatakan betapa ia sangat mencintai Lena. Cinta adalah hal yang sudah pasti akan dirasakan manusia, tidak terbatas terhadap pasangannya, tetapi juga terhadap keluarga dan orang-orang terdekat kita.


Delirium adalah buku pertama dari sebuah Trilogi dengan buku keduanya, Pandemonium, yang dikabarkan terbit di tahun 2012 ini. Dari segi kesehatan, delirium sendiri sebenarnya adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kedasaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif, Penderita gangguan mental ini biasanya menunjukan tanda-tanda seperti, rasa mengantuk, pemahaman keliru tentang waktu, ruang dan orang, tidak punya orientasi (sumber : health.detik).

Sayangnyaaaa.. sewaktu membaca buku ini, saya terbayangi cerita Uglies (2005, Scott Westerfeld) yang dulu pernah saya baca. Tokoh utamanya sama-sama seorang gadis remaja yang menantikan ‘penyembuhan’. Bedanya kalau di Uglies, orang-orang di sana disembuhkan dari buruk rupa, sedangkan di Delirium, orang-orangnya disembuhkan dari penyakit cinta. Si Pria juga berasal dari orang-orang yang ‘tidak disembuhkan’ yang telah kabur ke daerah di luar ‘daerah aman’, dan si Tokoh utama wanitanya memiliki seorang teman (wanita juga) yang mengajak berbuat ‘nekad’ dengan melanggar peraturan yang telah ditetapkan.

Entahlah, apakah sebuah ketidak sengajaan atau bagaimana, tetapi bagi saya baik Delirium ataupun Uglies, keduanya sama-sama mengusung nilai-nilai sosial yang mulai bergeser di masyarakat. Di Uglies, kita disuguhi cerita tentang kecantikan yang sekarang ini menjadi ‘segalanya’. Sedangkan di Delirium, kita disuguhi fakta bahwa urusan pribadi (dalam hal ini, cinta) sudah semakin dibatasi kebebasannya oleh peraturan yang tidak beralasan kuat.

4 bintang untuk Delirium!

Ow, anda bisa berkunjung ke Website penulis di http://www.laurenoliverbooks.com/


Buku ini dapat kamu peroleh di Toko Buku Online Bookoopedia.com | FB bookoopedia | Twitter @bookoopedia

http://www.bookoopedia.com/id/book/id-57019/delirium.html

Selanjutnya aku menyerahkan tongkat estafet ini kepada temanku Rahmatika Dian Amalia, di blognya:
Ayo tulis review di blogmu, siapa tau ntar kamu yang menang lho! http://www.bookoopedia.com/id/berita/id-88/lomba-estafet-review-buku.html


Maret 08, 2012

Character Thursday 2

Character Thursday Keduaaa..





Peraturannya masih samaa..

Character Thursday
 
Adalah book blog hop di mana setiap blog memposting tokoh pilihan dalam buku yang sedang atau telah dibaca selama seminggu terakhir (judul atau genre buku bebas).
- Kalian bisa menjelaskan mengapa kalian suka/benci tokoh itu, sekilas kepribadian si tokoh, atau peranannya dalam keseluruhan kisah.
- Jangan lupa mencantumkan juga cover buku yang tokohnya kalian ambil.
- Kalau buku itu sudah difilmkan, kalian juga bisa mencantumkan foto si tokoh dalam film, atau foto aktor/aktris yang kalian anggap cocok dengan kepribadian si tokoh.

Syarat Mengikuti :

1. Follow blog Fanda Classiclit sebagai host, bisa lewat Google Friend Connect (GFC) atau sign up via e-mail (ada di sidebar paling kanan). Dengan follow blog ini, kalian akan selalu tahu setiap kali blog ini mengadakan Character Thursday Blog Hop.
2. Letakkan button Character Thursday Blog Hop di posting kalian atau di sidebar blog, supaya follower kalian juga bisa menemukan blog hop ini. Kodenya bisa diambil di box di bawah button (cukup copas saja kode itu di posting atau di sidebar kalian).
3. Buat posting dengan menyertakan copy-paste “Character Thursday” dan “Syarat Mengikuti” ke dalam postingmu.
3. Isikan link (URL) posting kalian ke Linky di bawah ini. Cantumkan nama dengan format: "Nama blogger @ nama blog", misalnya: Fanda @ Fanda Classiclit.
 4. Jangan lupa kunjungi blog-blog peserta lain, dan temukan tokoh-tokoh pilihan mereka. Dengan begini, wawasan kita akan bertambah juga dengan buku-buku baru yang menarik…
 
 
 
Kali ini saya mau cerita tentang seorang tokoh dari buku yang saya baca minggu ini. Judulnya : The Magician's Elephant, karya Kate DiCamillo

 
 
 
 
 
Tokoh ini bernama  Peter Augustus Duchene 


 
Ia adalah seorang anak lelaki yatim piatu yang kehilangan seorang adik perempuannya. Sebagai tokoh utama, Peter diceritakan sebagai kakak yang sangat menyayangi keluarganya, optimis dan imajinasinya tinggi. Ia berani bermimpi dan kadang cukup nekad dalam mewujudkan mimpinya. Ia kadang patuh, kadang malu-malu, tapi bisa menghargai dan menghormati orang lain.
 
Kalo saya punya kakak laki-laki, saya pasti akan bangga punya kakak seperti Peter!
 
 
Sayangnya di buku ini hanya disajikan sedikit keajaiban yang terjadi di ruang lingkup Peter, Gajah, Pesulap, dan Adele, adiknya Peter. Sejujutnya saya merasa kurang puas membaca buku ini. Tapi apaboleh buat. ending yang manis mungkin memang harus diceritakan singkat. Sesingkat kisah Peter dalam mencari adiknya dengan bantuan seekor gajah betina. :)
 

Maret 07, 2012

Bedah Buku Sanie B. Kuncoro 4 Maret 2012


Hari itu kayaknya hari minggu deh, waktu ditawarin Mas Yudhi Herwibowo buat ngisi acara di Bedah Bukunya Mbak Sanie B. Kuncoro di Balai Soedjatmoko, Solo. Ih rasanya keren banget ya kalau bisa ikutan acara ngobrol-ngobrol begituan. Dasar emang sayanya yang kepedean alias nekad, maka saya meng-iyakan tawaran Mas Yudhi tersebut. Usut punya usut, ternyata memang yang akan membedah buku-buku Mbak Sanie tersebut adalah kebanyakan wajah-wajah baru.

Masalahnya saya belum pernah baca buku Mbak Sanie!!

Nah, begitu tawaran itu saya iyakan, untungnya Mas Yudhi bilang kalo buku Mbak Sanie yang akan saya bedah bisa saya ambil tgl 15 Februari besok pas acara Ulang Tahunnya Pawon. Jadilah saya bergembira dan antusias banget menunggu tgl 15 itu datang. Singkat cerita, begitu saya dapat bukunya dari Mbak Sanie, saya langsung bergegas pulang. Maklum, serombongan sama suami dan anak, jadi saya udah dikejer-kejer diajak pulang karena udah jam 21.30, lewat jam malam booo’..

Besok pagi langsung saya baca itu buku, dan ternyata nggak butuh waktu lama menghabiskan cerita di dalamnya. Nah, kalau penasaran bisa cek review saya di sini .

Tanggal 4 Maret, hari minggu jam setengah tujuh malam saya berangkat sendirian ke BS, si anak saya tinggal sama suami di rumah, katanya sih mereka bakalan akur. Meski hati agak keder juga, soalnya nggak pernah ninggalin anak malem malem. Sampai di BS, ternyata yang dateng itu banyaak banget dari Pawon dan dunia perbukuan. Matteekk. Itu yang terlintas di pikiran saya. Saya cuman seorang penikmat buku dan blogger biasa, nerbitin buku juga buku kumpulan soal-soal, bukan karya sastra berkelas high kayak mereka. Langsung ke-pede-an saya musnah seketika.

Untungnya saya ketemu Mbak Lia Achmadi ‘ProResensi’ (yang sering streaming denger tiap minggu sore di Pro2 RRI pasti tahu acara ini deh).  Mbak Lia ini supell banget orangnya, syukurlah saya bisa ngobrol-ngobrol banyak dan diperkenalkan dengan dua pembicara wanita lainnya. Eh, begitu kenalan, saya lebih shock lagiih.. ternyata mereka senior-senior di bidang sastra. Jegeeerrr.. bak petir menggelegar, ciut lagi deh keberanian saya untuk tampil. Seorang pembicara wanita bernama Nusya Kuswantin yang telah memiliki sebuah novel berjudul Lasmi. Nah wanita yang satu lagi bernama Ita Siregar, di goodreads udah punya 3 novel berjudul Satu hari penuh keajaiban, JustLooking For Daniel, dan Emeritus.
Pembicara ketiga bernama Bandung Mawardi, seorang penulis, editor dan kritikus sastra.


Huaa.. kesalahan saya adalah tidak browsing mencoba mencari siapa saja yang menjadi pembedah buku di acaranya Mbak Sanie. Tapi namanya udah kadung nyemplung, ya lanjutin aja doonk. Syukur terbesar saya adalah karena bisa berkenalan dengan wanita-wanita penulis yang saya sebutkan di atas. Bangga banget, yakiin deh!! Untungnya lagi Ada Mbak Busyra (@bzee_why) yang ikut hadir di acara tersebut, beneran jadi agak tenang waktu acara berlangsung. Heheheh.

Acara dimulai jam 19.30 oleh Mas Yudhi dilanjutkan dengan Mbak Lia sebagai moderator acara. Diskusi-diskusi singkat tentang tiga buku Mbak Sanie akan saya uraikan sedikit ya.
  1. Dari Mbak Ita, Buku Melepas Ranting Hati terbitan Gradien. Kebanyakan cerita di buku ini ternyata merupakan cerita-cerita lama yang ‘diperbaharui’ menjadi cerpen-cerpen gaya baru. Membaca buku ini seperti membaca karya Mbak Sanie yang sering muncul di majalah Anita Cemerlang jaman tahun 80-an. Cowok yang ditampilkan juga khas cowok-cowok jadul yang seneng hiking dsb. Merupakan buku yang kuat unsur perempuannya, yang merupakan ciri khas tulisan Mbak Sanie.
  2. Dari Mbak Nusya, Buku Sayap Cahaya, terbitan Elexmedia. Pas banget sama hal yang sedang digeluti Mbak Nusya sekarang ini di bidang antropologi. Buku ini membahas kehidupan wanita dengan lelaki dan satu wanita lagi yang kali ini hadir sebagai wanita ketiga yang tidak diharapkan. Seperti beberapa kisah tentang wanita kupu-kupu malam, contohnya. Pesan kemanusiaan dan ‘perempuan’ khas Sanie muncul di buku ini (ya iya donk, secara.. ini kan bukunya Mbak Sanie.. :D)
  3. Dari Mas Bandung, Buku Memilikimu, terbitan GagasMedia. Nah, yang ini seru lo waktu dia cerita. Seperti khas sastrawan, Mas Bnadung ini cerita sambil berprosa (atau puisi ya?), pokoknya berima dan romantis gitu deh. Buku ini sanggup membuat dia mengalirkan air mata. Buku yang membahas tentang ke-piatu-an seorang manusia. Penokohan kuat dan karakter yang dibangun bisa membuat Mas Bandung melihat cerita ini dari sisi seorang wanita yang disewa rahimnya atau melihat dari sisi si Suami yang nggak puas sama apa yang dimiliki istrinya!



Bedah buku diisi lebih seru lagi dengan musikalisasi beberapa paragraf dalam cerita di buku Melepas Ranting Hati oleh Mas Yudi Teha. Ada dua lagu yang ia nyanyikan bersama musik yang mengalun merdu dari gitarnya. Yang pertama berjudul Renjani, dan yang kedua berjudul Melepas Ranting Hati.






Ada juga pembacaan cerpen karya Mbak Sanie oleh Dewi Chandraningrum, yang berkisah tentang seorang anak piatu yang sedemikian inginnya memiliki seorang Ibu. Cerita yang indah dan dibawakan dengan cantik bahkan membuat Mbak Sanie sangat puas dan kagum dengan penampilan Mbak Dewi.

Mbak Sanie juga mengisi acara, loohh.. Beliau bercerita betapa bahagianya bisa mengeluarkan 3 buku baru berurutan dalam waktu 3 bulan di dekat dengan hari ulangtahunnya. Tidak semua penulis memiliki kenangan manis seperti ini, karena itu ia bersyukur dan berbahagia sekali bisa membagi kesenangannya itu bersama orang-orang terdekatnya dan para pembaca bukunya.


Tak lupa ada buku-buku gratis yang dibagikan saat Tanya jawab dengan Mbak Sanie. Ada 5 atau 6 orang gitu yang mendapat kesempatan Tanya jawab dan membawa pulang buku-buku ini. Keren kan? Kapan lagi penulis ulang tahun malah bagi-bagi buku? :D

Acara ditutup dengan penampilan Suyud Nugrahawati, yang sayangnya tidak bisa saya nikmati karena anak saya (yang tadi di tengah acara tiba-tiba nyusul sama bapaknya ) nangis minta pulang. Heheheh.. (teteuup ya, Ibu-Ibu mahh…).

Saya senang banget bisa menikmati waktu yang dihabiskan di acaranya Mbak Sanie tersebut. Suatu kebanggan sendiri yang belum tentu bisa saya rasakan kedua kalinya. :D

Terima kasih banyak untuk Mas Yudhi Herwibowo dan Mbak Sanie B. Kuncoro yang sudah memberikan saya kesempatan dan pengalaman berharga. :)



Jadi, siapa yang mau ngundang saya untuk bedah buku lagi? XD



*note : foto-foto di atas saya ambil dari Doc. Balai Soedjatmoko dari FB Buletin Sstra Pawon. *maklum, kemarin waktu acara nggak berani foto-foto.wakakak. Maluuww..

Wishful Wednesday #2

Wishful Wednesday keduaaaaa..




Aturan mainnya masih sama:
  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)
Daaan.. Rabu ini saya akan mengajak kalian bergalau ria tentang buku berjudul :


A Tree Grows In Brooklyn, karangan Betty Smith








Untuk cover versi Indonesianya kayak gini :



Sinopsisnya bisa dilihat di sini

Kenapa saya pingin banget buku ini?

Tumben looh saya pingin banget novel klasik! Maklum, biasanya klasik itu identik dengan gaya bahasa yang berat dan buku yang tebeel. Nah, saya tertarik sama buku ini pada awalnya cuman gara-gara cover dan judulnya yang mengusik.

Ada apa dengan pohon di Brooklyn?
Kenapa harus Brooklyn?
Siapa cewek yang ada di cover buku ini?


Nah, begitu baca reviewnya, saya lebih tertarik lagi. Bayangin ajah, ini buku berlatar amerika, padahal jarang lo sepengetahuanku penulis klasik dari amerika. Perasaan kebanyakan malah dari Eropa. Udah gitu penulisnya cewek, jadi pasti gaya bahasanya atau sudut pandang yg digunakan unik.

Nah, sayangnya harga buku ini mahaaaaaaaaal, dan belum ada diskonannya T_T *merintih pilu.

Jadilah saya berharap suatu hari nanti bisa baca buku ini meskipun minjem XD. Tapi akan sangat menyenangkan kan kalo saya punya? :D

Salam,

Salam,