Kurasa itulah yang terjadi kalau ada orang yang meninggalkan kita. Saat mereka pergi, kau tidak perlu diingatkan tentang semua hal buruk. Kau bisa mengenang orang itu sekehendakmu. Selamanya. Sempurna.
Kurasa itulah yang terjadi kalau ada orang yang meninggalkan kita. Saat mereka pergi, kau tidak perlu diingatkan tentang semua hal buruk. Kau bisa mengenang orang itu sekehendakmu. Selamanya. Sempurna.
Judul buku : The Woman in The Window
Penulis : A.J Finn
Penerbit : Noura (Mizan Publika)
Cetakan : Pertama, Mei 2018
Tebal : 584 halaman, e-book
ISBN-13 : 978-602-385-3281
Sudah berbulan bulan Anna tidak keluar rumah. Agarophobia - ketakutan akan dunia luar - demikian ia menyebut penyakitnya. Suami dan anaknya tidak tinggal bersamanya lagi, hanya seorang penyewa di lantai bawah yang sesekali bertemu jika Anna membutuhkan bantuan untuk membetulkan rumah atau sekadar membuang sampah. Selain itu ada juga Bina, terapisnya, juga Dr. Fielding, psikiaternya yang sesekali mengunjungi Anna. Selebihnya, hari hari Anna hanya dihabiskan untuk menonton film hitam putih atau meluncur di forum online.
Ada satu lagi kegiatan favorit Anna, meneropong kegiatan para tetangganya secara diam-diam. Berbekal kamera dengan lensa zoom, Anna dengan mudah dapat mengetahui siapa siapa tetangganya yang sedang terlibat perselingkuhan. Atau tentang siapa yang pergi dan siapa tetangga baru yang datang.
Judul Buku : Silsilah Duka
Penulis : Dwi Ratih Ramadhany
Editor : Muhammad Aswar
Penerbit : Basabasi
Cetakan Pertama : September 2019
ISBN : 978-623-6631-652
Tebal : 136 halaman
Tak ada yang tahu mengapa Ramlah mengambil tindakan senekad itu. Baru beberapa minggu ia melahirkan anaknya yang kedua, sekarang ia sudah pergi ke alam baka. Dengan cara bunuh diri. Menenggak malan panas untuk membatik. Seakan tak yakin itu cukup untuk menghilangkan nyawanya, Ramlah kemudian menggorok batang lehernya, di rumahnya sendiri.
Farid yang selama ini merasa istrinya baik baik saja, terkejut setengah mati mendengar berita kematian istrinya. Mengapa Ramlah bunuh diri?
Buku ini menceritakan kehidupan Farid dan Ramlah sebelum tragedi itu terjadi juga setelah pemakaman selesai.
Judul Buku : Mengapa Luka tidak Memaafkan Pisau
Penulis : M Aan Mansyur
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 98 halaman, paperback
ISBN : 9786020644813
Cetakan Pertama : Desember 2020
Rasanya ngga lengkap kalau buku terakhir yang saya baca di tahun ini ngga direview. Jadi biar lah ya saya review meski sekelumit dan tak mendalam.
Mengapa Luka Tidak memaafkan Pisau adalah buku puisi yang terdiri dari lima babak. Bagi saya dua babak pertama terasa lebih romantis daripada babak belakangnya.
Meski romantis tapi sebenernya ngga manis manis amat sih. Sederhana, tapi telak. Tepat dalam penggunaannya. Tapi tentu saja ada bagian yang rumit.
Judul Buku : Juru Tato dari Auschwitz ( The Tattooist of Auschwitz)
Penulis : Heather Morris
Alih bahasa : Lulu Wijaya
Editor : Rosi L Simamora
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : 2018
Tebal : 304 halaman (baca di Gramedia Digital)
ISBN : 978-602-06-4281-9
Hanya kematian yang abadi di tempat ini
Kereta hewan itu menuju Auschwitz, bukan berisi sapi atau hewan ternak lainnya. Melainkan berisi pria-pria yang berdesak desakan dengan paksa di setiap gerbongnya, Lale termasuk salah satunya.
Sebagai seorang Yahudi, Lale mengetahui adanya pengumuman untuk menyetorkan seorang lelaki dari setiap rumah untuk membantu pemerintah Jerman yang sedang berperang. Maka berangkatlah ia dari kota kecilnya di Slovakia, menuju Praha untuk kemudian dibawa ke camp konsentrasi pekerja paksa.
Setelah diproses penatoan dan pemberian seragam, Lale dan kelompoknya dibawa ke Auschwitz dua yang juga disebut Birkenau. Di sini ia ditempatkan di Blok 7 bersama beberapa tahanan lainnya.
Selang beberapa bulan, Lale terkena tifus yang cukup parah hingga tak sadar beberapa hari. Tetapi teman temannya menjaganya agar tetap hidup dan tidak ketahuan penjaga SS. Ketika ia akhirnya bangun, ia bertemu Sang Penato di kamp tersebut dan dijadikan asisten.
Tapi suatu hari, sang penato tak pernah muncul lagi. Sejak itulah hari-hari Lale sebagai Tatowierer dimulai.