Slide Show

Oktober 15, 2015

Astrie Ivo : Sepasang Sayap Menuju Surga



 

Judul Buku : Astrie Ivo : Sepasang Sayap Menuju Surga
Penulis : Yugha Erlangga dan Astrie Ivo
Penerbit : Emir
Tebal : 162 halaman
Cetakan pertama : 2015
ISBN : 978-602-0935-16-4

Bagi orang-orang yang lahir di tahun 80-an, nama Astrie Ivo mungkin tidak akan asing terdengar. Sosok wanita ini pernah memainkan beberapa film dan sinetron dan juga mengeluarkan beberapa album lagu. Hanya saja memang akhir-akhir ini kita sudah tak sering melihatnya di layar kaca sebagai bintang televisi, ternyata beliau lebih sering mengisi pengajian-pengajian bahkan sampai ke Negara tetangga. 

Buku ini menceritakan sekelumit kehidupan Astrie Ivo, tumbuh dari keluarga yang memiliki darah seni, ia telah menjadi pemain film sejak kanak-kanak. Dibimbing dan dengan dorongan oleh Ibunya yang seorang biduan, membuat karir Astrie dengan mudah menaik di industri seni. Meski tumbuh dominan dalam seni hiburan, sang ibu cukup disiplin dalam mendidik perihal agama kepada anak-anaknya. Hal ini juga yang dipelajari Astrie dan dicontohnya ketika ia sudah memiliki anak.

Diceritakan juga perihal awal rumah tangga Astrie bersama suaminya. Ternyata Asrie ini menikah di usia muda, di awal dua puluhan sambil mengikuti suaminya yang kuliah di Jerman.  Di Negara ini Asrie menceritakan kesulitan yang ia hadapi terutama karena ada perbedaan “budaya” antara ia dan suaminya. Ada sebuah kalimat apik yang saya suka dari curhat Asrie, 


 Lihat lagi kelebihan pasangan kita dan menilik lagi banyaknya kekurangan kita.


Ayah dan Ibu Asrie yang bercerai malah makin memotivasi Asrie agar tidak melakukan hal yang sama. Ia merasakan kehilangan dan dihina orang lain karena perceraian orang tuanya, hal ini membuat Asrie tidak ingin anak-anaknya mengalami perasaan yang sama seperti yang dulu pernah ia rasakan. Asrie selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi ketiga buah hati dan suami tercintanya.

Oktober 12, 2015

Review and Blogtour Giveaway "7 Kisah Klasik Edgar Allan Poe"



Judul Buku :  7 Kisah Klasik
Penulis : Edgar Allan Poe
Penerjemah : Diyan Yulianto dan Slamet P Sinambela
Penerbit : Diva Press
Cetakan pertama : September 2015
Tebal : 204 halaman, paperback
ISBN : 978-602-255-968-9

Penyuka sastra klasik pasti mengenal Edgar Allan Poe, seorang penulis di awal abad ke-19 yang tulisan-tulisannya bertema gothic. Poe merupakan salah satu penulis yang memperkenalkan bentuk sastra berupa cerita pendek dan cerita detektif. 

Di buku ini ada 7 cerita pendek yang ia tulis dan kesemuanya tentu bernuansa suram. Ada Kucing Hitam, Jantung yang berkisah, William Wilson, Potret Oval seorang gadis, Runtuhnya kediaman keluarga Usher, Obrolan bersama Sesosok Mumi, serta Kumbang Emas.

Kalau Dion kemarin sudah membahas tentang proses penerjemahan buku ini, kali ini saya akan membahas sebuah cerita favorit saya yaitu Kumbang Emas. Bercerita tentang pengalaman si penulis cerita tentang pertemanannya dengan William Legrand, seorang lelaki keturunan keluarga yang kaya raya yang kemudian jatuh miskin. Legrand tinggal di sebuah pulau kecil bersama seorang pembantunya yang setia, Jupiter. Suatu malam, ketika si penulis cerita bertamu ke rumah Legrand, ternyata temannya itu baru saja menemukan seekor kumbang yang istimewa. Seekor kumbang scarab yang ia yakini berasal dari jenis yang benar-benar baru. Lalu berceritalah Legrand tentang kumbang tersebut sambil menggambarkan bentuknya di sebuah kertas. Tapi ternyata si penulis cerita tidak terlalu tertarik dengan kumbang tersebut, sehingga kemudian Legrand merasa agak kecewa dan tersinggung. Apalagi setelah kumbang di gambarannya itu disamakan dengan tengkorak. 

Oktober 11, 2015

Warna Tanah, Warna Air, Warna Langit (Boxset Trilogi Warna)


Judul Buku : Warna Tanah, Warna Air, Warna Langit (Boxset Trilogi Warna)
Penulis : Kim Dong Hwa
Alih Bahasa : Rosi L Simamora
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-6692-4

Kamelia adalah satu-satunya bunga yang mekar di tengah salju.
Mereka nyaris kelihatan seolah-olah begitu tak sabar menantikan sesorang.

Sebelumnya saya belum pernah membaca novel grafis yang cerita dan pesan kehidupannya sedalam buku ini. Saya hanya tahu bahwa banyak yang bilang kalau novel grafis ini bagus dan layak banget buat dikoleksi, maka ketika seorang teman di BBI menawarkan buku ini di obralan Gramdia, tentu saja saya langsung nitip buat dibelikan.

Ternyata semua ekspektasi saya terlampaui ketika membaca trilogi ini.

Saya akan bahas sedikit sinopsis dari buku pertama sampai buku ketiga, ya.

Trilogi ini bercerita tentang kehidupan Ehwa dan Ibunya di sebuah desa kecil bernama Namwon. Sang Ayah sudah lama meninggal dunia, sehingga Ehwa dan ibunya saling menopang satu sama lain. Hal inilah yang membuat perasaan dan rasa saling memiliki mereka amat dekat. Sehari-hari, Ibu Ehwa bekerja di kedai minum yang ia miliki di depan rumahnya, sesekali pekerjaannya juga dibantu oleh Ehwa.

Oktober 09, 2015

The Martian





Judul Buku : The Martian
Penulis : Andy Weir
Tebal : 384 halaman
Penerbit : Broadway Books
ISBN : 9780804139038

All of Earth is watching but powerless to help

Ketika badai menerpa Mars, Mark Watney terjatuh dan hilang dari barisan rombongannya dan terpaksa ditinggalkan krunya karena tanda-tanda kehidupan di monitoring menunjukkan bahwa ia telah mati. Para Kru kembali ke pesawat ulang alik mereka dan meneruskan perjalanan untuk kembali ke Bumi meninggalkan Mark di permukaan Mars. Yang tidak mereka ketahui adalah, Mark Wetney masih hidup meski saat itu pingsan dan terluka.

Setelah Mark sadar, ia harus menerima kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya manusia yang mungkin akan meninggal di Mars. Ia masuk ke Hab (bangunan tempat Mark dan krunya seharusnya melakukan penelitian) dan memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya di sana. Mark bisa saja menyalahkan keadaan lalu depresi dan yang paling parah mungkin bunuh diri. Tetapi ia punya pikiran positif yang kelak kemudian akan menyelamatkannya dari ratusan hari panjang dan membosankan yang harus ia hadapi. 

Sementara itu di Houston, seseorang yang bertugas mengamati citra satelit di permukaan Mars, Mindy Park, menemukan citra yang memberitahu bahwa Mark masih hidup. Setelah ia memberi tahu kepada atasannya, mereka mencari tahu apa yang sebenarnya dilakukan Mark di Mars. Ternyata Mark mencoba berkendara menuju Pathfinder, sebuah robot yang pada tahun 1997-an mendarat di Mars. Dengan menggunakan salah satu bagian dari robot tersebut, Mark berharap bisa berkomunikasi dengan bumi, setidaknya memberitahukan bahwa ia masih hidup. Singkat cerita, NASA kemudian berusaha untuk menyelamatkan Mark dengan cara mengirimkan bantuan suplai hidup agar Mark mampu bertahan sampai misi berikutnya (Ares IV)  sampai ke Mars dan membawanya pulang ke bumi..

Tapi bagaimana caranya membangun roket dalam waktu cepat? Sedangkan Mark sendiri seakan tak habis ditimpa kesialan saat di Mars. Semesta seakan sedang mengajaknya bermain-main dengan kehidupannya… Pertanyaan penting lainnya, Apakah Mark bisa kembali ke Bumi?

Yup, sejujurnya saya katakan bahwa saya terbawa hysteria beberapa blogger yang menyebutkan bahwa buku ini bagus dan worth it banget buat dibaca. Dulu saya pernah nyoba sih, tapi di awal-awal saya menyerah karena tak tahan dengan monolog  Mark meski saya akui saya menyukai humornya yang sarkastis. Kali ini saya mencoba membaca lagi dan bertekad akan menghabiskannya sampai akhir. Lagipula cita cita saya kan ingin menjadi astronot, eaaaa.. Dan akhirnya saya berhasil membaca sampai akhir. Yihaaaa!

Also, he’s a good-natured man. Usually cheerful, with a great sense of humor. He’s quick with a joke. In the months leading up to launch, the crew was put through a grueling training schedule. They all showed signs of stress and moodiness. Mark was no exception, but the way he showed it was to crack more jokes and get everyone laughing.”“He sounds like a great guy,” Cathy said. “He really is,” Irene said. “He was chosen for the mission in part because of his personality. An Ares crew has to spend thirteen months together. Social compatibility is key.
Selain menceritakan tentang eksplorasi Mars, buku ini juga bercerita tentang Mark Watney. Mulai dari cara pemikirannya, tingkah lakunya saat menghadapi suatu masalah, kelakuannya saat bosan serta humornya yang khas mengisi sebagian besar cerita. Tak semua orang bisa bertahan seperti Mark, apalagi menghadapi kondisi ekstrem dan tanpa bantuan. Mark sebenarnya memiliki dasar pendidikan sebagai botanis, hal ini sangat bermanfaat saat ia harus memutar ide mencari suplai makanan tambahan agar ia mampu bertahan sampai bantuan datang. Caranya? Dengan berkebun kentang. Ya, dia mengiris kentang-kentang utuh yang ada dalam paket makanan di Hab, dan menanamnya dengan tanah Mars, di dalam Hab. Edan tapi keren kan? Well, itu hanya salah satu kegilaan yang dilakukan Mark saat di Mars.

I’m the first guy to drive long-distance on Mars. The first guy to spend more than thirty-one sols on Mars. The first guy to grow crops on Mars. First, first, first!
Ia juga harus memanfaatkan oksigenerator, mengaktifkan alat pengurai CO2, serta penyuling air agar ia mampu bertahan hidup. Memodifikasi kendaraan yang ada agar dapat menempuh jarak ratusan kilometer agar bisa berkomunikasi dengan Bumi, Kelak Ia bahkan juga membuat bath tub plus air hangat di Hab. XD

Harus saya akui, buku ini penuh dengan bahasa ilmiah, perhitungan-perhitungan matematis dan reaksi-reaksi kimia tak sedikit yang diceritakan di log harian Mark. Saya sendiri salut akan penelitian yang dilakukan sang penulis karena konon dia sendiri hanya bermodal online research saat menulis buku ini. Kamu bisa simak banyak tanya jawab lainnya bersama sang penulis mengenai The Martian di sini.

Oh ya, saya juga udah nonton filmnya, sama-sama mendebarkan dan banyak membantu saya memperbaiki kesulitan yang sebelumnya saya alami saat membayangkan istilah-istilah baru yang ada di buku ini. Seperti probe, rover, MAV, isinya Hab itu kayak gimana, pesawat ulang aliknya para kru itu kayak apa dalamnya, dan hal-hal mendasar lainnya sih. Tapi secara keseluruhan saya lebih suka bukunya, lebih detail dalam bercerita dan humor-humornya Mark lebih kerasa XD

Kabarnya akhir tahun 2015 ini akan terbit terjemahannya lho, jadi kalau kamu penasaran.. tunggu aja!
Oktober 07, 2015

Seri Siswa Cerdas : Memahami Matematika



Judul : Seri Siswa Cerdas : Memahami Matematika
Penulis : Alex Frith, Minna Lacey, Lisa Jane Gillespie
Penerjemah : Esther Puji Lestari, S.Si
Editor : Betty, S.
Penerbit  : Erlangga
Tebal : 112 halaman
Cetakan pertama : 2015

Pernah ngerasa pelajaran matematika sebagai momok ngga sih? Mungkin karena kebanyakan rumus yang dihafal, ya, jadi kesan yang timbul amat menyebalkan. Tapi kalau buat saya pribadi, paling susah tuh mbayangin bangun 3D. Konon katanya memang wanita paling susah kalau disuruh mbayangin sesuatu gitu. Karena nila setitik, jadi sebel sebelanga deh ya ama matematika. Padahal matematika adalah pelajaran dasar yang akan kepakai seumur hidup kita, lho. Seperti yang diceritakan di buku ini. Sebenarnya buku ini ditujukan untuk kelas 4-6 SD, tapi melihat isinya, saya aja yang udah emak emak masih tertarik untuk membacanya. Apalagi si Kakak, yang meski baru kelas 2 SD, udah penasaran baca buku ini.

Salam,

Salam,