Slide Show

Tampilkan postingan dengan label wawancara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wawancara. Tampilkan semua postingan
Desember 10, 2017

Pertemuan tak Terduga dengan Penulis Impian Demian





Dua buah lagu telah selesai dinyanyikan Is di panggung. Para pengunjung mulai dibuai dengan lagu ketiga, Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan. Meski lagunya bagus, aku terpaksa mundur dari dekat panggung untuk mencari tempat duduk yang cukup nyaman. Kaki mulai kecapekan berdiri sejak tadi.  Konser terakhir Payung Teduh senja hari di taman Balekambang ini benar benar padat dengan para peneduh. Mungkin mereka tak rela grup kesayangan mereka bubar begitu saja di masa kejayaannya. 

Meski remang-remang, aku masih bisa melihat sosok yang kukenal sedang duduk berselonjor di pinggir jalan setapak.
April 14, 2017

Wawancara Author bersama Dion Yulianto



Selamat Pagi! Untuk postingan Hari ini, kemarin kemarin niatnya mau melakukan bedah penulis novel thriller luar negeri. Tapi karena waktunya mepet, saya ngga yakin bakal bisa nyari bahan, nyusun postingan, ngedit ini itu dalam waktu singkat. Alhasil saya kepikiran untuk mewawancarai penulis thriller dalam negeri. Tapi ini pun jadi kendala, karena selain saya ngga pede, ngga enak juga ngejar ngejar orang yang ngga akrab buat wawancara nanya ini itu. Apalagi waktunya mepet.
Alhasil karena kepepet ini, saya baru ingat kalau saya punya teman akrab yang seorang penulis. Maka di suatu siang, saya todong dia untuk menjawab email email saya. Ngoahahhaha.

April 12, 2017

Yuk Kenalan Sama Salah Satu Member BBI




Postingan kali ini temanya wawancara dengan para anggota baru BBI. Sebelumnya perkenankan saya cerita dulu kalau tema ini sebenarnya agak membua saya panik, karena saya hanya kenal sedikit member baru di angkatan 16/17 ini. XD
Setelah mencari ke sana-sini, beberapa sudah ditag orang buat diwawancarai. Tapi untungnya saya berhasil bertemu dengan Ami. Dan yang lebih seneng lagi, dia mau diwawancarai oleh saya ini. :')

Jadi, beginilah hasil wawancara saya sama si Lailaturrahmi atau biasa dipanggil Ami.


November 08, 2016

[Wawancara] Blogtour The Bond bersama Eve Shi







Selamat pagi!

Mulai hari ini, akan ada giveaway The Bond di blog saya. Tapi sebelum postingan giveaway saya publish, saya akan mewawancarai sang penulis terlebih dahulu.
Berikut obrolan saya dengan Mba Eve Shi mengenai novel barunya, The Bond.

D:\TWIGORA\MATERI PROMO\9.jpg
Me :  Adakah inspirasi khusus saat Kak Eve Shi membuat cerita The Bond ini? Terutama karena berhubungan dengan kaset-kaset tua.
Eve Shi : Ide kaset itu dari editor saya, Christian Simamora. Saya pikir bagus juga, sebagai variasi dari buku harian atau catatan tertulis lain. Lalu mengapa Shava senang merekam suaranya? Apa dia punya hobi yang berhubungan dengan suara? Dari situ saya mendapat ide untuk profesi Shava.


Me : Apa kak Eve percaya kalau Cermin memiliki kekuatan yang berhubungan dengan dunia lain?
Eve Shi : Saya belum pernah lihat buktinya dengan mata kepala sendiri, tapi siapa yang tahu?


Me : Apakah ada perombakan total terhadap naskah  novel ini dari awal? Atau tidak ada yang banyak berubah?
Eve Shi : Perombakan ada, hanya saja tidak total. Selama proses editing, saya mengubah dan menukar beberapa adegan supaya ritme narasi lebih enak. Agar mengurangi detail yang kurang perlu, nama beberapa tokoh minor dihilangkan

Me : Kak Eve Shi telah menerbitkan beberapa novel dengan genre Horor, mengapa kakak memilih untuk menulis di genre ini?
Eve Shi : Kebanyakan buku horor di Indonesia mengangkat pengalaman pribadi atau mitos. Saya ingin menyumbang jumlah novel horor yang lebih berdasarkan imajinasi sendiri.

Me : Adakah novel misteri yang menginspirasi Kak Eve Shi?
Eve Shi : Novel Stephen King, tapi inspirasi saya umumnya bukan novel. Biasanya medium lain seperti komik detektif dan film-film horor Asia.


Juni 01, 2016

Ngopi : Saran dan Masukan perihal akses buku di Luar Jawa






Setelah artikel Ngopi tentang akses buku di luar Jawa kemarin-kemarin, kali ini saya akan membagikan saran dan masukan dari mereka yang telah memberikan waktunya untuk bersedia saya wawancarai.
Bagaimana saran dan masukan kalian terkait akses buku di Luar Jawa?

Steven (Ambon)
Buat yang tinggal di luar jawa. Jangan berkecil hati. Manfaatkan aplikasi iJak. Kalo ada uang lebih bisa beli buku di scoop. #bukaniklan.

Azmi (Lombok)
Kalau di Lombok menurutku akses buku sudah mulai bagus, beberapa taman baca juga mulai digalakkkan yang mengajak orang-orang untuk membaca, nah ini bisa jadi salah satu cara masyarakat bisa mendapatkan bahan bacaan atau buku. Masalahnya sih yaa harga buku yang mahal, dan kesadaran orang-orang di sini untuk mau baca dan belanja buku karena nyatanya banyak toko buku yang sepi pengunjung. Jadi sarannya, harus terus mengkampanyekan bahwa membaca itu keren dan penting, terus turunin harga bukunya dong, minimal sering-sering ada diskon atau obralan buku.

Mei 31, 2016

Ngopi - Beli buku murah di luar Jawa, Gimana caranya?





Berdasarkan IKAPI dalam makalahnya yang berjudul Industri Penerbitan Buku Indonesia di tahun 2015, tercatat ada lebih dari 30.000 judul buku yang terbit dalam setahun. Anda bisa membayangkan betapa cepatnya roda perputaran buku baru di toko buku. Bahkan ada toko buku yang hanya mau menampangkan buku-buku baru di “Rak Buku Baru” selama dua minggu, setelah itu akan terus digeser oleh buku-buku baru lainnya. Padahal penerbit di Indonesia saja ada 711 penerbit aktif .  Jumlah yang fantastis dan persaingan yang perlu strategi tentunya untuk menggelontor judul-judul baru kepada pembaca.

Berbahagialah kita yang tinggal di Pulau Jawa dengan kemudahan untuk mendapatkan buku-buku baru di toko buku. Tidak seperti teman-teman kita yang tinggal di daerah yang jauh dari ibukota propinsi, mengeluhkan akses buku yang sulit.

Ira Elvira (Padang)
Kalau untuk Kota Padang, akses buku cukup mudah, kecuali untuk buku-buku impor. Mungkin karena ibukota provinsi kali ya. Tapi kalau aku lihat di kota lain seperti Bukittinggi yang kebanyakan ada adalah toko-toko buku yang jualan buku pelajaran dan stationery. Kadang-kadang nyempil novel fiksi atau komik. Jadinya di Bukittinggi banyak juga yang ‘kreatif’ buka lapak di pasar jual buku/komik bajakan alias fotokopian... :(

Mei 30, 2016

Ngopi - Diskon!





Bagi pencinta buku, diskonan adalah hal yang adem buat didengar. Yah sekaligus panas sih, soalnya meski seringnya buku diskon adalah buku buku  terbitan lawas, atau buku hasil pajangan di toko buku, tapi pasti jadi penasaran buku buku apa yang ada di sana. Apakah ada buku inceran kita? Apakah harganya benar benar didiskon? Kalau di luar Jawa, apa ada event diskonan di toko buku di daerah mereka?

Linda (Palembang)
Obral buku nggak terlalu sering, paling sekali atau dua kali setahun. Cuman ya jarang merasa puas sama diskonnya. Soalnya yang sering didiskon itu buku masak dan kerajinan tangan. Kalo fiksi diskonnya kebanyakan 20 atau 30 persen, kayak di onlen shop. :') Tapi pernah tuh beberapa tahun yang lalu diskon besar-besaran di GOR. Itu beneran kalap sampe dua atau tiga kali ke sana dan ranselku penuh buku. Cuman skrg udah gak pernah ada yang begitu lagiiii.. :'(((

Resita (Denpasar)
Diskon biasanya ada di momen-momen tertentu. Biasanya kalau tahun ajaran baru, hari raya, sama pergantian tahun. Selain itu saya kurang tahu. Karena di sini informasi-informasi diskon itu jarang yang tahu.

Evyta (Medan)
Obralan atau diskonan gitu yang sering ngadain palingan gramedia aja. Kalo bookfair kayak di jawa gitu jarangggg. Bisa dihitung dengan jari.

Sering kepo atau iri ngga sih kalau ada obralan di Pulau Jawa?

Amaya (Kendari)
Iri senantiasa pokoknya, Mbak. kayaknya hampir tiap bulan ada aja momen bazaar buku, bookfair, event yang ada bagi buku-buku gratisnya gitu. Pokoknya irinya sampe bikin insomnia. Kadang ngayal bisa bertukar nasib sama temen-temen Pulau Jawa, minimal bisa dapet jodoh orang sana, biar diboyong ke kampung halamannya 

Maya (Banjarmasin)
Pernah bangeet.. sering malah. Apalagi kalau ada event semacam Islamic Bookfair, terus yang lagi hangat-hangatnya nih, Big Bad Wolf :( Pas liat temen-temen di Pulau Jawa kayaknya gampang banget kalau mau ngadain meet-up, gatehring (secara orangnya banyak) Di Banjarmasin sendiri kami bikin grup WA "Kalsel Bookworm", belum ada kegiatan apa-apa sih dan jumlah orangnya juga masih kurang dari 20, hehe.

Linda (Palembang)
Sering banget, Vin!!! Iri bangeeeet di Jawa keseringan diskon buku sedangkan disini cuman setaon sekali. Mau nitip ngerasa nggak enak soalnya nggak kenal deket. Aku mah apa cuman nasi kering yang nempel di pinggiran magic jar.. :') *ini apa-apaan, Lin?!*

Desty (Palopo)
Banget. Soalnya saya udah ngerasain tinggal di jogja dengan toko buku diskonan sepanjang masa itu. Itupun masih iri sama teman-teman di jakarta yg aksesnya jaaauuuh lebih mudah. Ga usah nyampe bbw deh... kalau ada diskonan di gramed matraman aja bikin mupeng.
Awal-awal pindah ke sini setelah dr jogja (2015 kemarin) aku sempat stres. Ga bisa ke toko buku. Ga mungkin juga belanja online melulu. Ongkirnya muaaahaal. 50rb-an utk sekilo, itu juga cuma dpt 2. Jadi kalau ada yang bilang aku nyinyir atau iri...please pindah deh ke sini.
Tapi aku juga bersyukur dengan adanya blog buku, sering dapat gratisan. Dapat dari penulis atau penerbit. Maaf aja ya kalau aku suka pajang hadiah buntelan di medsos. Itu buat ngobatin ego...hahahaha.


Simak artikel Ngopi lainnya

Akses Buku di Luar Jawa


Gimana caranya Biar dapat buku murah di luar Jawa? (Publish besok)

Ngopi - Ebook dan Perpus? Ya gitu deh





Berdasarkan data dari perpustakaan nasional RI, di Indonesia ini ada sekitar 25 ribu perpustakaan di seluruh Indonesia. Dari puluhan ribu perpustakaan itu, yang paling banyak adalah perpustakaan sekolah, jumlahnya lebih dari 22 ribu. Padahal peminat baca tak melulu anak sekolah ya. Terlebih jika perpustakaan isinya hanya buku buku pelajaran, sedangkan minat baca menurut saya ngga bisa dipupuk dengan membaca buku pelajaran doank.

Masih dari data yang sama, jumlah perpustakaan terbanyak di Indonesia ada di Jawa Barat. Nah, gimana dengan teman teman di luar Jawa. Apakah mereka pernah meminjam buku dari perpustakaan di daerah mereka?

Ngopi- Akses Buku di Luar Jawa





Sebenernya waktu tema posbar ini diumumkan, saya ngga punya ide mau ngapain. Sempet kepikiran untuk bikin postingan tentang buku dan anak, tapi kok udah mainstream. Mau bikin postingan tentang ebook, saya ngga sempet nyelesein risetnya, maklum, sedikit banget data tentang pengaruh ebook di Indonesia. Terus sempet ada euforia Big Bad Wolf yang rame di media sosial saya, mulai dari temen sampai artis seperti Andhien ikutan rame pamer belanjaan BBW. Iya ga apa kok pamer. Manusiawi. *pake jubah*

Nah, berawal dari ngobrol dengan beberapa teman, ternyata banyak juga yang sedih karena ngga bisa dateng ke BBW (iya, saya sedih loh ngga bisa ke sana. Disuruh ikut bahagia tapi ga bisa dateng itu rasanya lebih sakit daripada kesundut gagang knalpot. Belum pernah kesundut? Ya pokoknya sakit gitu lah. Perih). Nah, saya aja yang di Solo seneng sekaligus sedih, gimana ya perasaan temen temen di luar pulau Jawa dengan akses buku yang terbatas?


Karena itulah, saya jadi penasaran, sebenernya seberapa susah sih akses teman teman di luar Jawa terhadap buku?

Terus ya meluncurlah ide itu, saya mewawancarai enam belas orang anak BBI via email ataupun Whatsapp dan mengajukan sembilan pertanyaan. Sengaja saya pilih anggota BBI karena menurut saya, pengetahuan mereka akan akses buku baik toko offline maupun online lebih bervariasi daripada teman teman saya yang suka baca tapi bukan anggota BBI.

Saya memilih random sih karena anggota BBI banyak banget ternyata yang tinggal di luar Jawa. Per Januari 2016, ada 52 anggota yang domisilinya di luar Jawa dari total 286 anggota BBI. Bahkan per Mei ini sepertinya member BBI udah 300an! (Tapi kok aku jarang kenalan ama member baru ya?)

Mei 16, 2016

Blog Tour + Giveaway Gadis Penenun Mimpi dan Pria yang Melipat Kertas Terbang



Selamat datang di postingan Giveaway Gadis Penenun Mimpi dan Pria yang Melipat Kertas Terbang!
Karena saya sudah pernah mereview buku ini di sini, maka postingan kali ini saya isi dengan ngobrol-ngobrol ringan bareng Gina, sang penulis. 
April 29, 2016

Ngobrol Bareng Pustakawan Anak - SylNamira







Posting Bareng bulan April ini bertema anak-anak dan literature. Nah, karena saya tidak sedang membaca buku anak, plus saya juga sebenernya kepo gimana sih rasanya jadi pustakawan di sekolah tempat anak-anak ngumpul. Apakah mereka beneran membaca buku di sana? Buku kayak apa sih yang dipinjem? Terus berisik banget ngga sih kalau mereka lagi baca gitu? Atau mereka juga taat peraturan dengan menciptakan perpustakaan yang hening dan senyap?

Yuk, simak obrolan saya dengan Mbak SylNamira yang merupakan seorang pustakawan. 


Halo Mba Syl, kenalan dulu donk. Sudah berapa lama kerja di perpustakaan?
Kerja di perpustakaan sudah 19 tahun. Wuih lama juga ya? (Ini harusnya komen saya, mbaaak) Pertama dulu kerja di perpustakaan SMP JIS, sekarang di Perpus SD Mentari School Bintaro.

Perpus Sekolah tempat mba Syl bekerja, dapat diakses semua anak atau hanya kelas tertentu saja?
Dapat diakses semua anak yang menjadi siswa di sekolah ini.

Bagaimana tata cara peminjamannya? Apakah tiap kelas dijadwal pada hari tertentu atau bebas?
Untuk prosedur peminjaman, setiap anak boleh meminjam 2 buku selama satu minggu. Setiap minggu mereka punya jadwal untuk pinjam buku, namun dipersilahkan datang di luar jadwal juga. (whoaa senangnya seminggu boleh dua buku. Aku inget dulu waktu SD cuma boleh pinjem satu buku tiap hari Jumat di perpus sekolah)

Paling sering anak-anak minjem buku tentang apa mba, yang ada gambarnya atau malah novel gitu?
Karena masih di level SD, beda-beda ya. Kalau kelas 1-2, mereka memang diperbolehkannya pinjam buku cerita bergambar. Baru setelah kelas 3-4 mereka pinjam chapter book (novel tipis yang masih ada gambarnya), kemudian kelas 5-6 baru pinjam novel yang agak beratan, tanpa gambar.

Biasanya peminjaman meningkat ngga mbak kalau di akhir pekan?
Karena setiap kelas ada jadwal peminjaman sendiri, tingkat peminjaman standard saja, tidak ada lonjakan khusus kalau weekend.

Saya pernah melihat perpustakaan tempat mba Syl bekerja, rasanya cozy banget, pasti banyak anak anak yang betah di situ ya?
Iya, mereka memang betah banget, sampai-sampai lupa kalau itu di perpus. Jadi ngobrolnya sambil berisik. Euuhh!! (Penasaran sama fotonya? Nanti saya kasih tahu di akhir post ya!)

Apa kesulitannya meminjamkan buku kepada anak anak? Apakah mereka sering melanggar lama waktu peminjaman, misalnya, atau yang lain gitu?
Kalau telat balikin tuh sering banget! Makanya kami punya kebijakan mengirimkan overdue notice ke siswa tiap 2 minggu sekali. Itu pun masih aja ada yang telat balikin, bahkan sampai 90 hari. Untuk anak-anak kecil, kendalanya suka rusak, biasanya kesiram air yang tutup botolnya nggak rapat, atau sobek, gitu-gitu deh. (Hahahahhh.. Aku tahu perasaanmu, Mbak..*mandangi halaman buku bocah yang keriting ketumpahan air*) Tentu ada konsekuensinya. Mereka harus mengganti buku yang hilang/rusak untuk pembelajaran tanggung jawab juga, kan? (Betul betuul!)

Jadi petugas perpus anak menyenangkan ngga sih mba? Tiap hari harus menata ulang buku?
Menyenangkan sih kalau anak-anaknya banyak yang pinjam kan berarti koleksi terpakai dengan maksimal ya. Soal menata ulang atau mengembalikan buku yang dibaca anak ke rak kembali sih memang sudah jadi makanan sehari-hari. Tiap pagi dan sore jelang pulang kami melakukan itu. (Saya dibantu seorang asisten)

Menurut mba Syl, sudah ngga nyari buku anak lokal di Indonesia? Atau lebih gampang nyari yang terjemahan?
Buku anak lokal sebenarnya gampang aja dicari. Kalau rajin ke toko buku kan banyak tuh dijual. Atau biasanya saya cari di internet, beli lewat online saja karena kendala waktu. Kadang juga banyak penerbit yang menawarkan buku mereka dengan mengirimkan katalog atau sampel buku, itu memudahkan dalam mencari buku untuk koleksi.

Gimana pendapat mba Syl tentang pentingnya akses perpustakaan bagi anak anak? 
Sangat penting dan harus dikenalkan sejak dini. Karena kemampuan mengakses perpus itu salah satu life skill yang perlu dimiliki setiap orang. Bayangkan dengan banyaknya informasi yang bertebaran, berupa buku, artikel, dan lainnya, sangat disayangkan jika tidak bisa diakses hanya karena ketidaktahuan mereka bagaimana caranya. Oleh karenanya, sebaiknya ilmu dasar pengenalan perpustakaan diberikan sejak usia dini. Sebab perpustakaan di mana pun berada, susunannya sama, kan? Kita menggunakan standard yang sama, yaitu alphabetic dan DDC. 

FYI,  DDC ini adalah Dewey Decimal Classification. 
Ada sepuluh kelas utama dalam klasifikasi Dewey. Sepuluh kelas tersebut dibagi lagi kepada 10 bagian; yang lalu bisa dibagi lagi kepada 10 bagian.
Sepuluh kelas utama tersebut adalah:
  • 000 Komputer, informasi dan referensi umum
  • 100 Filsafat dan psikologi
  • 200 Agama
  • 300 Ilmu sosial
  • 400 Bahasa
  • 500 Sains dan matematika
  • 600 Teknologi
  • 700 Kesenian dan rekreasi
  • 800 Sastra
  • 900 Sejarah dan geografi

Oke, sebagai penutup wawancara yang singkat ini, adakah rekomendasi buku untuk anak SD? Yang paling laris di perpus misalnya :)

Diary of a wimpy kid, Geronimo stilton, Goosebumps, Captain underpants
Sama buku nonfiksi Seri 'Who was' --> ini laku banget! Sampai jarang ada di library karena dipinjam terus :D

Sip sip, sekarang jadi punya rekomendasi deh buat nambah koleksi si kakak di rumah. Barangkali dia juga akan suka XD 

Terima kasih udah mau ngobrol, Mba Syl!

PS. Buat yang penasaran, ini sekilas jepretan Mba Syl di perpustakaannya. Nyaman banget kan ya... :)


*jadi pingin SD Lagi*

Salam,

Salam,