Slide Show

Tampilkan postingan dengan label U. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label U. Tampilkan semua postingan
Januari 13, 2016

The Silkworm – Ulat Sutra






Judul Buku : The Silkworm – Ulat Sutra
Penulis : Robert Galbraith
Alih Bahasa : Siska Yuanita dan Aan Mansyur
Cetakan Pertama : 2014
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 536 halaman, baca di IJak
ISBN : 978-602-03-0981-1


Nama Saya Cormoran Strike, dan saya Detektif Partikelir


Tidak dapat saya sangkal lagi, Cormoran telah mencuri perhatian saya dalam dua hari ini. Berlanjut ke sekuelnya, The Silkworm, saya menemukan sebuah kasus baru yang seru sekaligus menjijikkan untuk diselidiki.

Cormoran tidak dalam keadaan sehat ketika ia memutuskan untuk menerima kedatangan Leonora. Wanita itu meminta Cormoran untuk menemukan suaminya yang telah 10 hari hilang. Owen, suaminya tersebut, adalah seorang penulis egois, besar kepala dan tinggi hati. Kabarnya Owen baru saja menyelesaikan satu naskah terbaiknya yang diberi judul Bombyx Mori, ulat sutra. Wanita itu tak mau melaporkan kepada polisi karena Owen pernah kabur dari rumah selama berhari-hari dan setelah Leonora lapor ke Polisi, ternyata bajingan itu sedang bermalam di rumah simpanannya.
Oktober 25, 2015

Ulysses Moore – Kunci Utama




Judul Buku : Ulysses Moore – Kunci Utama
Penulis : Pierdomenico Baccalario
Penerjemah :  Sarah Pakpahan
Penerbit : Erlangga For Kids
Cetakan pertama : 2015
Tebal : 296 halaman
ISBN : 978 6022 525356

 Ketika akhirnya kamu berhasil mengungkap rahasia, tetap berhati-hatilah. Aku mohon, jangan lupa bahwa ketenangan Kilmore Cove ada di tanganmu

Membaca buku ini memang sebaiknya urut dari seri pertama. Saya mulai membaca di seri keenam, dan jujur saja agak kesulitan memahami peran peran tokoh di dalamnya bahkan meski saya sudah membaca sinopsis kelima buku sebelumnya di goodreads. Secara garis besar, berbagai macam kejutan muncul di buku ini yang merupakan rahasia rahasia tersembunyi dari kisah Jason dan Julia sebelumnya. Mereka semua mencari Kunci Utama, yang memiliki kemampuan membuka dan menutup semua pintu waktu.

September 29, 2012

[un]affair



Judul Buku :[un]affair
Penulis : Yudhi Herwibowo
Editor : Anton WP
Penerbit : Bukukatta
Tebal : 172 halaman
ISBN : 978-979-1032-78-0

Pernahkah kamu bertemu seseorang di suatu tempat umum, secara tak sengaja entah kenapa bayang wajahnya ada terus di pikiranmu. Bukan mengganggu, sampai suatu hari lagi kalian berjumpa di tempat yang lain, lalu kamu semakin penasaran dengan orang itu, mengapa kalian selalu bertemu?

Bajja pernah mengalami perasaan seperti itu terhadap seorang wanita bernama Arra. Pertemuan pertama mereka sebenarnya hanya sambil lalu di sebuah pemberhentian rel kereta, lalu mereka bertemu lagi di kantor Bajja ketika Arra ingin mencetak sebuah buku tulisannya sendiri. Buku yang sangat spesial, sepertinya, sampai Bajja terkadang merasa risih ketika tak sengaja membaca isi di dalamnya. Memang Arra sendiri sudah berpesan agar buku itu jangan dibaca, tapi tentu saja rasa penasaran ditambah keperluan me-layout membuat Bajja sesekali membaca isinya.

Walau menyilaukan
Pada satu matahari aku akan menuju

Ya, sepertinya buku itu memang buku spesial yang dibuat Arra khusus untuk orang terkasihnya. Tetapi ternyata selama proses buku itu di-layout dan dicetak, Arra seperti mengalami masalah dalam hubungannya dengan si kekasih tersebut.

Seringkali Arra datang ke rumah kontrakan Bajja dan tidur nyaman di sofanya. Meski kedatangan Arra tiba-tiba, dengan raut muka duka, dan masih ada sisa air mata, tapi Bajja memilih diam dan membiarkan Arra menikmati waktunya sendiri. Dan itu terjadi berulangkali, saat malam sepi, gerimis menepi.

Perlahan Bajja sadar bahwa ia menyukai Arra. Yah, meski rasa sukanya lebih dari sekadar sahabat biasa, tapi Bajja begitu menghormati Arra. Ia juga tak berani menyatakan perasaannya, secara ya, Arra kan udah suka sama seseorang.

Suatu hari Arra menghilang dari kehidupan Bajja, sebesar apapun rasa rindu di hati, tapi Bajja tak pernah bertemu lagi dengannya. Yang ada malah kehadiran Canta, mantan kekasih Bajja yang mencoba kembali lagi ke kehidupan Bajja.

Adakah Bajja akan kembali ke Canta? Atau ia malah setia menunggu Arra?

Sebuah jalinan cerita yang manis dengan sentuhan kesenduan di setiap halamannya. Pasti asyik dibaca waktu gerimis, waktu senja, atau sekadar menunggu waktu. Jalan ceritanya ringan, meski bahasanya khas Mas Yudhi (puitis-melankolis) membuat segala hal yang sebenarnya biasa menjadi bacaan yang istimewa. Nah cuma ada satu yang bikin penasaran, kenapa di bagian keterangan tertulis kalau buku ini dicetak tahun 2010 ya? salah ketikkah?

Tokoh Bajja yang sabar, kalem, pemalu disandingkan dengan Arra yang misterius sehingga membuat penasaran pembaca bagaimana akhir kisah mereka.

Satu kutipan yang saya suka,

Kupikir senja menjadi indah bila kita memiliki jeda untuk tak melihatnya.
April 25, 2012

Uglies

Pengarang : Scott Westerfeld
Penerjemah : Nita Candra
Penerbit : Matahati
Cetakan pertama : April 2010
Soft Cover
Tebal :432 halaman
ISBN : 978-602-8590-12-9

Uglies menceritakan tentang kehidupan di sebuah kota bernama Uglyville, isinya orang-orang buruk rupa, salah satunya bernama Tally Youngblood. Sama seperti semua anak buruk rupa lainnya, tepat pada usia 16 tahun ia akan menjalani operasi menjadi seorang dewasa yang rupawan. Kenekadan Tally membawa rasa penasarannya ke Kota Rupawan, tempat dimana orang orang yang telah menjalani operasi tinggal di sana. Tentu saja sesuai dengan namanya, kota itu hanya berisikan Kaum Rupawan. Dengan pemandangan kota yang indah dan seakan bersinar di malam hari, Tally nekad berjumpa dengan seorang sahabat sejak kecilnya di sana, Peris namanya. Peris telah lebih dulu dioperasi karena umurnya 3 bulan lebih tua daripada Tally.

Sayangnya pertemuan Tally dengan Peris berakhir dengan kegaduhan, Tally terpaksa melarikan diri dengan meninggalkan kehebohan di Garbo Mansion, tempat Peris tinggal sekarang. Ditengah pelariannya, Tally bertemu dengan Shay, seorang gadis buruk rupa yang punya kesukaan sama dengan Tally, melakukan petualangan ekstrem. Persahabatan mereka yang hanya hitungan minggu sebelum mereka dioperasi menjadi rupawan (mereka lahir pada tanggal yang sama) telah menjadi sangat erat.

Tetapi suatu hari Shay mengatakan sesuatu, ia tidak mau menjadi rupawan, ia akan pergi ke kota Smoke, tempat para Buruk rupa lainnya tinggal dan hidup dengan alam. Shay memutuskan ia tidak ingin menjadi rupawan. Shay mengajak Tally ikut dengannya, tapi Tally tidak mau, ia ingin menjadi rupawan karena seumur hidupnya ia sudah mengharapkan operasi itu dilakukan. Maka Shay meninggalkan Tally dan menuju Smoke sorang diri, meski Shay meninggalkan catatan sebagai peta panduan kalau-kalau Tally mengubah keputusannya dan mau ikut dengan Shay.

Saat ulang tahunnya, kenyataan pahit diterima Tally, ia tidak akan dioperasi kalau tidak menunjukkan Kota Smoke kepada Dr. C, karena selama ini sudah terlalu banyak anak yang hilang dari Uglyville dan pergi ke Kota Smoke. Ketika Tally berhasil sampai di Smoke, ia jatuh cinta dan ia menemukan kenyataan yang disembunyikan tentang Kaum Rupawan selama ini. Dilema menghantuinya, haruskah ia mengkhianati Seluruh isi Kota dengan menyalakan alat pelacak yang diberikan Dr.C padanya, atau ia memilih untuk hidup di Kota Smoke, dengan menjadi buruk rupa selamanya..

Sebelum membaca sampai jauh, agak sulit membayangkan si buruk rupa dengan rupawan, tapi akhirnya setelah membaca cukup jauh, Kaum Buruk rupa yang dimaksud adalah kaum seperti kita sekarang ini, apa adanya. Sedang mereka yang dioperasi adalah mereka yang mukanya seperti boneka mainan orang-orangan, yang sempurna, simetris dan menarik, persis seperti boneka tanpa cela. Buku ini alurnya cepat, jadi untuk membacanya nggak butuh lama-lama, bahasanya juga ringan dan mudah dicerna. Buku yang berbeda, karena jarang ada yang mbahas cantik-buruk rupa dalam novel. Kecuali mungkin dongeng beauty and the Beast kali ya.

Ide cerita Uglies dan Uglyville ini saya rasa agak mewakili atau bahkan menyindir kehidupan manusia sekarang ini. Seperti yang kita tahu, Kecantikan di akhir-akhir ini telah menjadi semacam Dewa bagi banyak orang. Kamu nggak cantik? Ke laut aja deh. Sehingga ada banyak produk-produk baru yang ditawarkan atau lebih tepatnya dijejalkan kepada manusia.

Kecantikan sebenarnya telah menjadi ikon yang diagungkan sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Seperti yang kita ketahui, di Yunani ada Dewi Aphrodite, di Mesir ada Hathor dan di Romawi ada Dewi Venus. kesemuanya melambangkan betapa kecantikan itu sudah sejak dulu menjadi pujaan atau sebuah kebanggaan tersendiri memilikinya. Meski jaman telah berubah, kepintaran telah menjadi tolak ukur lain. Tapi tak urung masih banyak pendapat yang mengatakan bahwa kecantikan yang terbaik itu adalah kecantikan luar dan dalam.

Di Uglies ini saya sedikit seram membayangkan apa jadinya ketika sebuah bangsa dikekang aturan penguasa untuk menjadikan mereka semua pribadi yang 'cantik'?
Dua bintang untuk Tally, dan dua bintang untuk Shay. :)
Agustus 18, 2011

Untung Surapati


Penulis : Yudhi Herwibowo

Penerbit : Metamind – Tiga Serangkai

Cetakan pertama : Februari 2011

Tebal : 660 halaman

ISBN : 978-602-98549-1-6


Perjalanan ini dimulai dengan dipilihnya dua orang budak anak-anak di pasar Banten oleh Kapitein Van Beber, perwira VOC senior yang sebelumnya bertugas di Makasar. Kepindahannya ke Batavia membuat ia membutuhkan budak untuk membantu mengangkut barang-barang dan keperluan lainnya. Namun setibanya di Batavia, kehadiran dua budak anak-anak itu sudah tidak dibutuhkan lagi, maka ia memberikan budak-budak itu kepada seorang sahabatnya, saudagar dari Belanda yang bernama Mijnheer Moor.


Mijnheer Moor memiliki seorang anak perempuan bernama Suzanne, kedua budak anak-anak yang diketahui bernama Si Pande dan Si Kurus itu dengan cepat menjadi teman bermain bagi Suzanne. Nona kecil itu yang tadinya sakit-sakitan berubah menjadi periang dan semakin sehat, kehidupan si Pande dan Si Kurus pun berubah menjadi jauh lebih layak, karena mereka lebih banyak diperintahkan untuk menemani Juffrouw Suzanne bermain daripada bekerja keras sebagai budak.


Suatu hari, si Pande melarikan diri dari rumah Mijnheer Moor, ia menginginkan kebebasan sepenuhnya, meninggalkan Si Kurus yang memang tidak mau diajak pergi bersamanya. Dari hari-hari itulah, Si Kurus mulai menghabiskan harinya berdua saja dengan Suzanne. Ketika Si Kurus tinggal di rumah Mijnheer Moor, hari-hari penuh keberuntungan selalu memayungi Mijnheer Moor, ini yang membuat Mijnheer Moor memutuskan untuk memberikan nama bagi anak laki-laki itu bukan dengan sebutan Si Kurus lagi, tetapi berubah menjadi Untung.


Persahabatan yang dijalani Suzanne dan Untung berdua saja tak urung menanamkan benih-benih cinta diantara keduanya, meski akibatnya Mijnheer Moor marah besar dan menyiksa Untung dengan menjebloskannya ke dalam penjara bersama tahanan lainnya. Tapi Suzanne demikian besar memperjuangkan cintanya terhadap Kakak sepermainannya itu, maka ia membantu Untung dan seluruh tawanan untuk melarikan diri.


Untung yang kemudian melarikan diri bersama Suzanne, memilih kediaman Ki Tembang Jara Driya yang merupakan guru bela dirinya selama ini sebagai tempat persembunyian. Tetapi akhirnya Untung memilih berpisah dari Suzanne, demi keselamatan mereka berdua yang sudah pasti dikejar oleh pasukan Mijnheer Moor.


Dari pelarian diri inilah, Untung mulai melakukan penyerangan terhadap VOC sedikit demi sedikit. Ia melakukan penyerangan dengan teman-teman yang melarikan diri bersamanya yang telah mengikat janji untuk terus mengikuti Untung kemanapun ia pergi. Peperangan yang satu demi satu terus dilalui Untung dan pasukannya makin meneguhkan namanya sebagai seorang yang ditakuti oleh VOC, disegani para pemberontak lainnya dan dikagumi rakyat jelata. Sementara banyak penguasa daerah yang diam-diam memberikan bantuan kepadanya, tak sedikit pula yang secara terang-terangan menentang Untung dan membela VOC. Mereka menganggap Untung dan gerombolannya hanyalah kelompok kraman (perampok) biasa.


Perjalanan Untung ini berawal dari Batavia, lalu memenuhi janjinya terhadap Pangeran Purbaya untuk mengembalikan istri Pangeran, Raden Ayu Goesik Kusuma ke Kartasura, dan terus melawan VOC dengan bertahan di Pasuruan. Novel sejarah ini alurnya cepat, meski penuh detail kesejarahan, tapi masih bisa membuat kita betah membacanya. Juga terlihat ciri khas tulisan Mas Yudhi yang banyak menyertakan detail tempat atau suasana dan sering menyelipkan keindahan bahasa dalam beberapa bagian cerita,


“Dan bagaimana engkau melukiskan waktu? Mungkin itu bagai walet-walet yang selalu terbang di atas kepala kita, kala senja mulai tiba. Tak pernah benar-benar tersadari. Karena engkau tak akan pernah benar-benr mencoba untuk menghitungnya? “

Sayangnya masih ada beberapa kali ketidak konsistenan penulisan nama, atau kesalahan pengejaan dan beberapa typo yang cukup membuat saya terganggu waktu membacanya. Tapi selain itu, novel ini membuat saya yang tadinya paling ngantuk kalau baca buku sejarah menjadi bersemangat. 4 bintang untuk Untung Surapati!!


Sedikit tentang Untung Surapati dan sastra


Seorang penulis bernama Melati van Java mengangkat kisah Untung Surapati dalam sebuah roman berbahasa Belanda. Roman tersebut berjudul Van Slaaf Tot Vorst, diterbitkan oleh Blom & Olivierse pada tahun 1887 dalam Bahasa Belanda. Melati van Java adalah nama samaran dari Nicolina Maria Sloot, seorang Belanda yang dilahirkan dan pernah menetap selama 18 tahun di Semarang. Selain Melati van Java, Abdoel Moeis juga mengangkat kisah tentang Untung Surapati dalam bentuk roman. Seperti yang telah banyak kita ketahui, Abdoel Moeis adalah pengarang Salah Asuhan, dan pernah menerjemahkan Tom Sawyer Anak Amerika pada tahun 1928.


Karya Melati van Java pada tahun 1898 terbit di tanah Hindia, diterjemahkan oleh FH Wiggers. Wiggers dikenal sebagai jurnalis peranakan Eropa yang memelopori produksi karya-karya sastra di negeri ini. Tapi sayangnya saya belum berhasil menemukan referensi lainnya yang menyebutkan tentang roman sejarah ini.


Ya, seperti kisah manusia pada umumnya, demikian juga dengan kisah pejuang. Selalu ada roman yang mengiringi jejak-jejak mereka yang bersejarah...

Salam,

Salam,