Slide Show

Tampilkan postingan dengan label Science Fiction. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Science Fiction. Tampilkan semua postingan
Juli 11, 2017

Game Off



Judul Buku : Game Off
Penulis : La Waiz
Penerbit : Diandra Kreatif
Tebal : 353 halaman
Cetakan pertama : April 2017
ISBN : 978-602-336-384-1



Cerita Game Off berlatar Indonesia di tahun 2020. Berkisah tentang Ardana, seorang ilmuwan yang berhasil memodifikasi lubang cacing dan membuat dirinya dapat melakukan perjalanan antarwaktu. Tentu saja keberhasilannya ini membuat banyak orang iri dan ingin memiliki pengetahuan tentang lubang cacing tersebut. Negara negara lain ikut mengincar dan memperebutkan Ardana. 

Merasa terancam keberadaannya, Ardana menghilang dari kehidupan lamanya. Tetapi ternyata tak hanya ia yang memiliki pengetahuan tentang alat time travel melainkan juga seorang anak lelaki bernama Cuded. Masalah muncul ketika Cuded ini juga hilang dan bersembunyi. 

Januari 27, 2016

Memoria



Judul Buku : Memoria
Penulis : Priscila Stevanni
Penyunting : Bonni Rambatan
Penerbit : Kosong
Cetakan Pertama : Oktober 2015
Tebal : 276 halaman, paperback
ISBN : 978-602-72868-6-3

Bukan ingatan fotografis yang membuatku special, tapi bagaimana aku menggunakannya. Itu yang menjadikannya berharga

Setelah pesta ulang tahunnya, Maira kehilangan sahabatnya yang bernama Rega. Malam itu setelah pesta, Rega masih sempat mengantar Maira pulang ke rumah sebelum Maira melihat dengan jelas bahwa sebuah van putih melaju keras ke arah mobil Rega. Tetapi saat Maira terbangun, ia merasa semua kejadian tadi adalah mimpi. Dengan panik ia mencoba menghubungi Rega, tetapi tak ada nomor kontaknya di ponsel. Ketika di sekolah pun semua temannya tak ada yang mengenal Rega.

Sumpah, Ra. Nggak ada yang namanya Rega di kelas ini!

Maira mulai kebingungan. Apakah ini lelucon? Tapi ketika ia ke rumah Rega dan menemukan bahwa kedua orang tua Rega bahkan tidak memiliki anak seorang pun, Maira mulai ketakutan. Bagaimana bisa orang tua Rega juga tidak ingat siapa Rega?

Oktober 09, 2015

The Martian





Judul Buku : The Martian
Penulis : Andy Weir
Tebal : 384 halaman
Penerbit : Broadway Books
ISBN : 9780804139038

All of Earth is watching but powerless to help

Ketika badai menerpa Mars, Mark Watney terjatuh dan hilang dari barisan rombongannya dan terpaksa ditinggalkan krunya karena tanda-tanda kehidupan di monitoring menunjukkan bahwa ia telah mati. Para Kru kembali ke pesawat ulang alik mereka dan meneruskan perjalanan untuk kembali ke Bumi meninggalkan Mark di permukaan Mars. Yang tidak mereka ketahui adalah, Mark Wetney masih hidup meski saat itu pingsan dan terluka.

Setelah Mark sadar, ia harus menerima kenyataan bahwa ia adalah satu-satunya manusia yang mungkin akan meninggal di Mars. Ia masuk ke Hab (bangunan tempat Mark dan krunya seharusnya melakukan penelitian) dan memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya di sana. Mark bisa saja menyalahkan keadaan lalu depresi dan yang paling parah mungkin bunuh diri. Tetapi ia punya pikiran positif yang kelak kemudian akan menyelamatkannya dari ratusan hari panjang dan membosankan yang harus ia hadapi. 

Sementara itu di Houston, seseorang yang bertugas mengamati citra satelit di permukaan Mars, Mindy Park, menemukan citra yang memberitahu bahwa Mark masih hidup. Setelah ia memberi tahu kepada atasannya, mereka mencari tahu apa yang sebenarnya dilakukan Mark di Mars. Ternyata Mark mencoba berkendara menuju Pathfinder, sebuah robot yang pada tahun 1997-an mendarat di Mars. Dengan menggunakan salah satu bagian dari robot tersebut, Mark berharap bisa berkomunikasi dengan bumi, setidaknya memberitahukan bahwa ia masih hidup. Singkat cerita, NASA kemudian berusaha untuk menyelamatkan Mark dengan cara mengirimkan bantuan suplai hidup agar Mark mampu bertahan sampai misi berikutnya (Ares IV)  sampai ke Mars dan membawanya pulang ke bumi..

Tapi bagaimana caranya membangun roket dalam waktu cepat? Sedangkan Mark sendiri seakan tak habis ditimpa kesialan saat di Mars. Semesta seakan sedang mengajaknya bermain-main dengan kehidupannya… Pertanyaan penting lainnya, Apakah Mark bisa kembali ke Bumi?

Yup, sejujurnya saya katakan bahwa saya terbawa hysteria beberapa blogger yang menyebutkan bahwa buku ini bagus dan worth it banget buat dibaca. Dulu saya pernah nyoba sih, tapi di awal-awal saya menyerah karena tak tahan dengan monolog  Mark meski saya akui saya menyukai humornya yang sarkastis. Kali ini saya mencoba membaca lagi dan bertekad akan menghabiskannya sampai akhir. Lagipula cita cita saya kan ingin menjadi astronot, eaaaa.. Dan akhirnya saya berhasil membaca sampai akhir. Yihaaaa!

Also, he’s a good-natured man. Usually cheerful, with a great sense of humor. He’s quick with a joke. In the months leading up to launch, the crew was put through a grueling training schedule. They all showed signs of stress and moodiness. Mark was no exception, but the way he showed it was to crack more jokes and get everyone laughing.”“He sounds like a great guy,” Cathy said. “He really is,” Irene said. “He was chosen for the mission in part because of his personality. An Ares crew has to spend thirteen months together. Social compatibility is key.
Selain menceritakan tentang eksplorasi Mars, buku ini juga bercerita tentang Mark Watney. Mulai dari cara pemikirannya, tingkah lakunya saat menghadapi suatu masalah, kelakuannya saat bosan serta humornya yang khas mengisi sebagian besar cerita. Tak semua orang bisa bertahan seperti Mark, apalagi menghadapi kondisi ekstrem dan tanpa bantuan. Mark sebenarnya memiliki dasar pendidikan sebagai botanis, hal ini sangat bermanfaat saat ia harus memutar ide mencari suplai makanan tambahan agar ia mampu bertahan sampai bantuan datang. Caranya? Dengan berkebun kentang. Ya, dia mengiris kentang-kentang utuh yang ada dalam paket makanan di Hab, dan menanamnya dengan tanah Mars, di dalam Hab. Edan tapi keren kan? Well, itu hanya salah satu kegilaan yang dilakukan Mark saat di Mars.

I’m the first guy to drive long-distance on Mars. The first guy to spend more than thirty-one sols on Mars. The first guy to grow crops on Mars. First, first, first!
Ia juga harus memanfaatkan oksigenerator, mengaktifkan alat pengurai CO2, serta penyuling air agar ia mampu bertahan hidup. Memodifikasi kendaraan yang ada agar dapat menempuh jarak ratusan kilometer agar bisa berkomunikasi dengan Bumi, Kelak Ia bahkan juga membuat bath tub plus air hangat di Hab. XD

Harus saya akui, buku ini penuh dengan bahasa ilmiah, perhitungan-perhitungan matematis dan reaksi-reaksi kimia tak sedikit yang diceritakan di log harian Mark. Saya sendiri salut akan penelitian yang dilakukan sang penulis karena konon dia sendiri hanya bermodal online research saat menulis buku ini. Kamu bisa simak banyak tanya jawab lainnya bersama sang penulis mengenai The Martian di sini.

Oh ya, saya juga udah nonton filmnya, sama-sama mendebarkan dan banyak membantu saya memperbaiki kesulitan yang sebelumnya saya alami saat membayangkan istilah-istilah baru yang ada di buku ini. Seperti probe, rover, MAV, isinya Hab itu kayak gimana, pesawat ulang aliknya para kru itu kayak apa dalamnya, dan hal-hal mendasar lainnya sih. Tapi secara keseluruhan saya lebih suka bukunya, lebih detail dalam bercerita dan humor-humornya Mark lebih kerasa XD

Kabarnya akhir tahun 2015 ini akan terbit terjemahannya lho, jadi kalau kamu penasaran.. tunggu aja!
Juli 14, 2015

Because You’ll Never Meet Me




Judul Buku : Because You’ll Never Meet Me
Penulis : Leah Thomas
Penerbit : Bloomsburry Children’s Books
ISBN : 978-1-61963-591-3


Even if you are powerless, your words are not


Pernah nggak kamu membayangkan, ada orang di luar sana yang hidupnya bisa beresiko kalau dia dekat dekat dengan sesuatu yang berhubungan dengan listrik? Tersebutlah Ollie, seorang anak laki-laki yang mengalami kelainan seperti itu. Ia tinggal bersama ibunya di pondok di tengah hutan, tanpa barang barang elektronik di sekitarnya. Tidak ada telepon, televisi apalagi komputer. Sebab jika ia terlalu dekat dengan sesuatu hal yang berhubungan dengan listrik, ia langsung kolaps, kejang kejang sambil mimisan. Pada intinya sih ya... taruhannya nyawa. 

Akibatnya, Ollie tidak punya seorang teman. Ia terisolasi dari dunia luar, hidupnya hanya mengenal ibunya dan Dr. Auburn-Stache, lelaki yang sering menjenguk mereka untuk memastikan keduanya baik baik saja. Atas usul Dr. Auburn-Stache, Ollie diminta untuk menulis sebuah surat kepada seseorang untuk memulai sebuah pertemanan. Hanya ini cara yang dinilai aman saat Ollie mencoba berinteraksi dengan orang luar.

Sebuah surat balasan diterima Ollie, dari seorang anak lelaki yang juga berkelainan, Moritz namanya. Tetapi Mo malah hidup berdasarkan listrik, sebab di tubuhnya ada alat yang bertugas membantu jantungnya berdetak. Selain itu, Mo tidak memiliki bola mata, tetapi meski demikian, ia masih dapat melihat keadaan sekitarnya melalui metode yang disebut echolocation, ia melihat dunia melalui telinganya, dengan decakan lidah yang ia keluarkan, ia dapat meraba seperti apa di sekelilingnya.
Maret 20, 2013

George’s Secret Key to the Universe – Kunci Rahasia George ke Alam Semesta




Judul Buku :  George’s Secret Key to the Universe – Kunci Rahasia George ke Alam Semesta
Penulis : Lucy dan Stephen Hawking
Alih Bahasa : Andang H. Sutopo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama : Mei 2009
Tebal : 336 halaman, paperback.
ISBN : 978-979-22-4582-0

Satu lagi novel yang mengasyikkan tentang ilmu pengetahuan. Di buku ini, kita akan diajak berkenalan dengan George, seorang anak laki-laki yang memiliki orangtua super protektif dan tidak pernah mau berurusan dengan teknologi. Keduanya adalah aktivis lingkungan, sehingga mereka berusaha agar tidak terlalu menyebabkan polusi bagi bumi, rumah tercinta kita (yang Cuma satu-satunya). Mereka tidak menggunakan listrik, tidak punya televisi, memasak makanan dari sayuran di kebun dan George sebagai anak tentu harus nurut sama orang tuanya. Tapi anak lelaki ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu impiannya adalah memiliki komputer, yang tidak pernah disetujui baik oleh Ayah atau Ibunya. (poor George)

Suatu hari, Freddy, babi peliharaan George, menerobos pagar halaman tetangga sebelah. Kabarnya rumah itu telah lama tidak berpenghuni, bahan pernah juga dijadikan sarang gelandangan sebelum akhirnya mereka diusir oleh polisi. Antara takut tapi juga khawatir dengan babinya yang menghilang, George memberanikan diri masuk ke halaman rumah tetangganya. Di sana, ia bertemu dengan seorang anak perempuan manis bernama Annie dan berkenalan juga dnegan ayahnya, Eric yang ternyata adalah seorang ilmuwan.

Kunjungan pertama George amat sangat berkesan, ia juga dikenalkan kepada Cosmos. Sebuah komputer paling canggih di dunia. Komputer ini tidak hanya bisa berbicara, bernyanyi atau mengolah data, ia juga dapat membuka portal ke ruang angkasa.

Tapi selama ada kebaikan, tentu ada kejahatan. Ternyata ada orang yang menginginkan Cosmos untuk sesuatu yang buruk bagi umat manusia, yang lebih parah, orang tersebut adalah guru George di sekolah. Tak hanya itu, petualangan George juga terjadi di luar angkasa, sialnya, yang kemudian berakhir dengan penampakan Lubang Hitam. Yah, lubang hitam itu tidak hanya menyedot caahaya atau bebatuan di luar angkasa, ia juga menyedot... Pak Eric.

Dapatkah George menyelamatkan Pak Eric dan menjauhkan gurunya dari Cosmos?

Novel yang ringan, yang membuat pembacanya sumringah disuguhi foto-foto luar angkasa dan banyak ilustrasi cerita. Tidak terlalu banyak ilmu Fisika diceritakan dalam buku ini, tapi lebih ke pelajaran astronominya.

Buku yang keren, cover yang eye-catching, ah.. 4 bintang layak buat buku ini, mah :D
Agustus 11, 2012

The Lost Java


Judul Buku :  The Lost Java
Penulis : Kun Geia
Editor : Baharuddin dan Ika Yuliana K.
Penerbit : IG Press
Tebal : 366 halaman, paperback
Cetakan Pertama : Juni 2012
ISBN : 978-602-18409-0-0


Semenjak munculnya The Inconvenient Truth yang dibawakan Al Gore ke tengah tengah penduduk dunia, kita dihadapkan pada satu fakta yang tak terelakkan lagi, kalau suhu Bumi memang mulai memanas, istilah kerennya global warming. Melelehnya gletser-gletser di kutup pun di pegunungan bersalju, termasuk di Jaya Wijaya, negeri kita sendiri, adalah salah satu buktinya, yang juga menyebabkan kenaikan permukaan air laut beberapa tahun terakhir ini. Well, kalau film sih sudah banyak yang mengambil latar fenomena ini, tapi rasanya tidak demikian dengan novel.

Sampai suatu hari seorang teman mempromosikan buku ini kepada saya. Cocok sih, karena saya sangat suka hal-hal yang berhubungan dengan fiksi ilmiah, baik Film maupun Novel. Nah, berhubung di buku ini tidak dituliskan sinopsisnya, ad abaiknya saya mengawali review ini dengan sedikit bocoran kisahnya.

Kisah berawal dari 29 tahun ke belakang, tanpa waktu yang jelas (karena di novel ini hanya diberikan tanggal dan bulan tanpa tahunnya) seorang anak laki-laki lahir dan sayangnya mengalami kelainan jantung. Di usianya yang kesembilan bulan kemudian, ia diberi bantuan jantung buatan yang setelah sepuluh tahun kemudian bisa dilepas karena jantung aslinya diharapkan sudah mengalami perbaikan.

Dr. Gia Ihza, M.Sc, 29 tahun kemudian anak lelaki itu telah menjadi seorang ilmuwan di bidang kimia. Mewakili Indonesia, ia berbicara singkat di depan panel ilmiah iklim internasional tentang bahayanya global warming. Setelah acara selesai, ia diberi kabar dari Indonesia untuk segera pulang, ada hal yang jauh mendesak untuk dipenuhi.
Lelaki ini ternyata tergabung dalam kelompok Ilmuwan Garuda Putih Lab, sebagai general manager lab, di mana kelompok ini sedang meneliti dan mencoba menyelamatkan dunia dari dampak pemanasan global. Dipimpin tiga orang ilmuwan yang bertempat tinggal di tiga lokasi yang berbeda, mereka memiliki misi untuk menciptakan hujan salju di kutub sampai bisa menurunkan suhu sehingga gas metana yang tersimpan di dalamnya tidak keluar. Metana adalah salah satu gas rumah kasa yang memiliki dampak 25 kali lebih parah daripada CO2, sehingga benar diperlukan penanganan khusus terhadap ratusan ribu kubik lebih gas tersebut yang terpendam dalam es kutub.

Tapi ada kelompok Dark Star Night milik zionis yang berupaya menggagalkan rencana para ilmuwan ini. Tanpa disadari, ada mata-mata yang membocorkan info-info penting dari GarPu Lab ke Dark Star Night. Untuk itu Gia dan teman-teman ilmuwannya harus segera pergi ke Antartika meledakkan peluru peluru nuklir yang juga berisi perak iodide ke awan-awan tertentu agar mampu menurunkan salju di tempat itu.

Berhasilkah Gia dan teman-temannya? Sedangkan kaum Zionis semakin mengancam keselamatan manusia di seluruh dunia..

Saya pertama kali membaca science fiction milik penulis Indonesia kayaknya waktu masih duduk di bangku SMP. Judul bukunya Area-X, semenjak itu saya jatuh cinta terhadap buku ataupun film bertemakan science fiction. Buku itu adalah salah satu karya anak negeri yang sanggup membuat saya bertahan membacanya dari awal sampai akhir dan sampai susah berhenti bacanya XD

Tadinya saya berharap novel tentang global warming ini juga begitu, berhubung salah satu film yang sangat berkesan tentang global warming ini adalah The Day After Tomorrow jadi saya benar-benar mengharap lebih untuk novel dalam negeri. (Berharap kan boleh aja yah). Well, ternyata saya salah memberikan penilaian awal dan ekspektasi awal. Ditambah sinopsis yang biasa aja, (bahkan lebih banyak endorsmentnya daripada sinopsis di buku ini) dan banyaknya keterangan membuat jalan ceritanya kaku.

Sebuah buku science fiction memiliki sinyal kelemahannya sendiri, terutama dalam menyajikan data-data ilmiah yang diharapkan bisa luwes masuk ke dalam cerita. Di buku ini memang ada banyak fakta ilmiah global warming yang dimasukkan, termasuk data-data Negara dan di bagian akhir bahkan disertakan jenis tanaman apa yang bisa mengurangi polusi udara. Yah, semuanya dalam bentuk tabel. Adalagi beberapa catatan kaki yang berkelimpahan di buku ini, bahkan beberapa hal yang dijelaskan menurut saya adalah suatu hal yang umum, seperti keterangan apa itu UNESCO, Eskimo, dan NASA.
-____-“
Selain itu detail yang terasa tak perlu juga dijelaskan di buku ini, seperti seperti apa bentuk Pesawat Jet Cessna 525C, Mobil phantom Couple, identifikasi scanner retina, dan ah.. beberapa hal lainnya.

Lalu kalimat-kalimat yang digunakan, saya cukup.. kecewa. Boros. Saya tahu menulis novel itu suasahnya bukan main, apalagi kalau jumlah halamannya dirasa kurang banyak. Tapi untuk pemborosan kata, saya rasa nggak perlu deh. Mendingan tipis tapi nyaman dibaca daripada kepanjangan tapi intinya gitu doank. Saya ambil contoh ya :

”Tidak tampak retakan sedikitpun di setiap jengkalnya. Semua molekul cat berpigmen hijau berikatan satu sama lain untuk menutup rapat seluruh permukaan dinding kamar.”-Hal. 9

”Semua pelayanan pasca melahirkan tetap tidak dapat memberikan pengaruh besar manakala hati yang gundah tak jua mereda, manakala pikiran yang kalut tak lagi memberi ketenangan rasa.”- Hal.11

Dan..
Ah, dua aja cukup ya, daripada kepanjangan. XD

Saya paham kalau penulis merasa perlu menambahi kisah cinta yang Islami di buku ini, tetapi sampai harus ada option menikah lagi? Poligami? What The... aduh, nggak banget deh. Nggak perlu begituan deh menurut saya, nambah kegaringan aja. -___-

Sebenarnya saya suka dengan ide utama cerita, penyelamatan bumi dari ancaman global warming. Misi yang terencana (meski eksekusinya kurang mantaap), konflik yang memuncak, serta unsur-unsur Islami di buku ini, semuanya membuat saya gemes, kecewa karena sayang banget buku ini masih belum memuaskan saya.

Lalu Ending. Aaaaa... Endingnya bikin saya gegoleran di kasur buat ndinginin kepala. Masa iya gitu doank sih endingnya? Nggak selese dengan lengkap. That’s it. Gitu aja.
Dan saya secara jujur kurang suka dengan tokoh Gia di sini. Gentle sih, tapi nggak spesial.

Well, saran saya yang utama untuk buku ini kalau-kalau dicetak ulang, singkirkan itu sebagian besar endorsment. Sisakan sedikit saja. Beri ruang untuk sinopsis, karena sebuah buku tanpa sinopsis akan jarang dilirik pencinta buku yang sedang memilih-milih buku di toko dengan ekstra hati-hati karena budgetnya sedikit, contohnya saya.

Oh, satu lagi. kenapa mbangun lab tersembunyinya di Pulau Jawa? Kenapa ngga di Kalimantan, di sana kan lebih aman secara geologis. Sedang Pulau Jawa kan rawan gempa dan longsor dsb.

Salam,

Salam,