Slide Show

Tampilkan postingan dengan label N. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label N. Tampilkan semua postingan
April 26, 2023

The Nightingale

 




Judul buku : The Nightingale
Penulis : Kristin Hannah
Penerjemah : Airien Kusumawardhani
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2023 (New Edition)
Tebal :  520 halaman
ISBN : 978-602-04-4936-4


Kita semua rapuh, Isabelle. Itulah yang kita pelajari dalam perang


Mengambil latar cerita di Prancis pada masa pendudukan tentara Jerman di tahun 1940-an, Nightingale berkisah tentang kehidupan kakak beradik Vianne dan Isabelle Rossignol. V tinggal di kota kecil bernama Carriveau bersama suami dan anak perempuannya dan Isabelle di Paris bersama ayah mereka.


Kedua kakak beradik ini memiliki sifat yang berbeda. V, karena ditinggal suaminya pergi berperang, cenderung lebih denial dengan kesulitan dalam perang. Awalnya Ia menganggap Jerman tidak akan menguasai kota kecil mereka tetapi setelah berhasil dikuasai, V masih berharap Jerman berperilaku sopan terhadap mereka. Entah karena kepolosan atau memang naluri keibuannya yang cenderung terus ingin melindungi anaknya dari ancaman luar, hal ini membuat Isabelle gemas dan kesal.


Karena sejak kecil Isabelle dikenal sebagai gadis yang blak-blakan dan sulit mengikuti aturan, kedatangan pasukan Jerman ke Prancis semakin membuatnya marah dan mencari cara untuk melakukan perlawanan terang-terangan dengan bergabung dengan kelompok pemberontak.
Juli 10, 2016

Negeri Para Roh






Judul Buku  : Negeri Para Roh
Penulis : Rosi L Simamora
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : 2015
Tebal : 288 halaman, ebook (beli di scoop)
ISBN : 978-602-03-2113-4



Kadang-kadang yang perlu kita lakukan adalah menyerah pada apa yang diinginkan hati kita. Berani melepaskan luka-luka masa lalu supaya kita bisa hidup lagi.



Pertama tahu judul buku dan cover buku ini, saya langsung jatuh cinta. Terasa suasana magis yang ditegaskan dengan sinopsisnya, bahwa buku ini berdasarkan kisah nyata dari empat orang yang selamat dari tragedi. 

Sepuluh tahun lalu tepatnya tanggal 6 Juni 2006, lima orang kru Jejak Petualang bersama tiga orang kru longboat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di Laut Arafuru. Empat orang selamat, empat orang lainnya hilang ditelan samudra termasuk di dalamnya seorang juru kamera yang bernama Bagus Dwi. Di dalam buku ini, semua nama tokoh dibuat beda dari aslinya, kecuali nama Bagus Dwi.

April 06, 2015

Nocturnal






Judul : Nocturnal
Penulis : Poppy D Chusfani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 256 halaman, paperback
Cetakan pertama : November 2008
ISBN : 978-979-22-4146-4


Selamat datang di Nocturnal Manor. Mulai sekarang, kau akan menyebut ini rumahmu.


Adelia tidak pernah bermimpi kalau ternyata ia manusia blasteran kucing. Setelah kematian ayahnya, ia harus menerima kenyataan pahit bahwa ia harus kembali ke Adlerland, di mana ia akan menjadi baroness, ketua klan Nocturnal yang bertugas melindungi Raja dan keluarganya. Neneknya yang masih menjadi baroness sudah terlalu tua untuk mengemban jabatan penting tersebut, sedangkan sepupunya yang seharusnya menjadi Baroness berikutnya malah mati dibunuh Vladimir, musuh berat klan Nocturnal.  Setelah tujuh belas tahun hidup menjadi manusia biasa dan tinggal di hiruk pikuk Jakarta, Adlerland memberikan suasana baru yang menyenangkan sekaligus menakutkan bagi Adel. Ia juga harus merelakan impian menjadi ballerinanya terenggut paksa, berubah menjadi seorang petarung dan pelindung.
Di Adlerland, ia dibimbing oleh Johanna, sepupunya yang ngeyelan, judes, dan keras terhadap Adel. Menjalani berbagai macam latihan fisik sekaligus belajar untuk terbiasa hidup dalam keluarga kerajaan membuat Adel ingin menyerah. Bagaimana bisa gadis semuda ia dipasrahi tugas sebegitu besarnya? Mampukah ia mengembannya?
November 26, 2014

Stolen Songbird (Negeri Troll yang Hilang)






Judul Buku : Stolen Songbird (Negeri Troll yang Hilang)
Penulis : Danielle L. Jensen
Penerjemah : Nadya Andwiani
Penyunting : Mery Riansyah
Penerbit : Fantasious
Cetakan Pertama : Oktober 2014
Tebal : 500 halaman, paperback
ISBN : 978-602-0900-04-9


Kecantikan bisa diciptakan, pengetahuan bisa diperoleh, tapi bakat tidak bisa dibeli ataupun diajarkan


Menurutmu, bagaimana rasanya kalau kamu diculik dan dibawa ke negeri Troll? Terus sampai di sana eh kamu disuruh nikah sama Pangeran Troll untuk mematahkan kutukan negeri mereka. Hohohohororrrr pastinya kan?

Begitulah mungkin perasaan Cecile, yang awalnya bahagia karena bisa meninggalkan desanya untuk pergi menyanyi ke kota mengikuti jejak ibunya, eh malah diculik dan dibawa ke negeri Troll di bawah gunung. Di sana dia dijodohkan, tepatnya, diikat/dipertalikan dengan Tristan, yang konon menurut sebuah ramalan dengan bersatunya mereka maka akan membebaskan kutukan para Troll yang terkungkung di bawah gunung agar kelak mereka bisa keluar dan melihat pemandangan indah di luar sana. Berhasilkah kutukan itu dihapus? Yah, begitulah, baca saja novel ini untuk lebih lengkapnya ;p
Oktober 31, 2013

Nedera



Judul Buku : Nedera
Penulis : Alexia Chen
Penyunting : Salahuddien Gz
Penyelaras Bahasa : Endah Sulwesi
Penerbit : Dolphin
Cetakan Pertama, 2013
Tebal : 416 halaman, paperback
ISBN : 978-979-1701-07-5

Ini novel kesekian yang saya baca yang berhubungan dengan Vandaria. Beberapa teman menyarankan saya membaca novel ini karena menurut mereka novel ini lebih ringan untuk dinikmati daripada novel Vandaria lainnya yang telah saya baca. Maka ketika ada tawaran swap dengan Rahib (Om Tanzil), berbahagialah saya mendapatkan buku dengan sampul keren di depannya. Apalagi latarnya biru, warna favorit saya, harapan waktu membuka halaman pertamanya adalah, semoga novel ini tidak mengecewakan saya.

Cerita ini tentang kakak beradik, Leofric dan Lyse Tordynn yang tinggal di sebuah desa bernama Hoven. Mereka merupakan keturunan separuh frameless yang memiliki kemampuan untuk bisa merasakan kehadiran 'sesuatu' yang gelap dan terasa jahat. Kehidupan mereka di Hoven awalnya baik-baik saja, sampai kemudian muncul seorang lelaki bernama Skys Rothis. 

Maret 05, 2013

National Geographic – Angry Birds : 50 Kisah Nyata Tentang Burung-Burung yang Sangat Marah




Judul Buku : National Geographic – Angry Birds : 50 Kisah Nyata Tentang Burung-Burung yang Sangat Marah
Penulis : Mel White
Alih Bahasa  : Rosi L. Simamora
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 160 halaman, paperback
Cetakan Pertama : Februari 2013
ISBN: 978-979-22-8477-5

Angry Bird merupakan game yang sangat populer belakangan ini. Pasukan burung warna-warni melawan segerombolan piggy, dengan berbagai latar tempat pertarungan mereka. Kali ini National Geographic, bersama dengan Rovio, perusahaan entertainmen yang menciptakan Angry Bird membuat buku khusus tentang burung yang mudah marah.


Terdiri dari 160 halaman, penuh warna, buku ini membawakan keajaiban bidikan kamera khas National Geographic bersamaan dengan karikatur Angry Bird yang dijelaskan satu persatu.

Ada 4 level burung dalam buku ini, yaitu Kesal, Jengkel, Marah dan Murka. Masing-masing berisi tentang perilaku burung saat mereka ’marah’. Contohnya pada Level Satu (Kesal), ada Guineafowl yang suka berkuak keras saat ada predator datang sampai-sampai mereka dipelihara manusia sebagai petugas keamanan. Pada level Tiga (Marah) ada Kalkun yang agresif sampai-sampai meneror penduduk.

Selain kisah perilaku burung, kita juga diberikan data tentang spesies mereka, serta fakta-fakta unik burung yang sebelumnya jarang atau bahkan belum kita ketahui.

Buku ini memang penuh dengan pengetahuan dan memanjakan mata Anda sebagai pembaca, hanya saja menurut saya pribadi buku ini bukan bacaan untuk anak-anak di bawah 10 tahun. Atau kalau memang mereka menginginkan buku ini karena gambar-gambarnya yang menarik, saat membacanya butuh dampingan orang tua. Kenapa? Karena bahasa yang digunakan di buku ini agak ’keras’, contohnya kita dapat menemukan kalimat ’Iblis-Iblis terbang Kepulauan Falkland’ untuk mendeskripsikan burung Caracara. Ada juga ’Burung Pembantai Menusukkan Korbannya’ untuk deskripsi Northern Shrike yang menggigiti leher sampai saraf tulang belakang mangsanya.

Tapi jelas untuk isi, pengetahuan dan gambar oh juga warnanya yang cantik, saya memberikan 4 bintang. Nggak nyesel deh punya koleksi National Geographic ini di rumah :)


Sedikit tentang Mel White

Mel White. (Sumber)
Mel White adalah seorang kontributor untuk Majalah "National Geographic Traveler" dan "Living Bird", menspesialisasikan diri dengan kepenulisan tentang alam ataupun perjalanan. Ia juga pernah memenangkan Lowell Thomas Award untuk best environmental journalism article pada tahun 2002.
Maret 25, 2012

Nyai Duesseldorf

Namanya Kinasih, seorang gadis pemetik daun teh dari Ciwidey, sebuah kota di Jawa-Barat. Kinasih adalah sosok gadis yang cantik lahir dan batin. Dia pintar, ramah, santun, pokoknya tipe wanita yang sanggup membuat hati pria berjedag jedug ria saking kagumnya. *tsaah.

dari http://didephotography.blogspot.com/2010/10/lanscape-of-kebun-teh-ciwidey-bandung.html

Di sekolah, Kinasih dikagumi guru karena prestasi dan kepintaran otaknya. Ini membuat Ardy, seorang pria pemilik sekolah besar di Ciwidey, penasaran dengan Kinasih. Pertemuan mereka membuat Ardy langsung jatuh hati dengan Kinasih, yang lebih suka dipanggil Nyai. Awal mulanya mereka berteman dan berpartner, Kinasih mengelola perpustakaan sekolah dan membantu Ardy dalam hal mencerdaskan anak-anak Ciwidey. Meningkatkan mutu pendidikan dan menyebarkan kesempatan bersekolah yang rata bahkan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu sekalipun.

Cinta itu ada karena terbiasa, kata pepatah. Maka tumbuhlah bibit suka di antara mereka yang bersemi menjadi cinta. Sayangnya, kebahagiaan mereka tak kunjung bertahan lama. Bahkan bisa dibilang ada saja aral halangannya. Baik dari Ibunya Ardy yang gak rela anaknya suka sama orang desa, maupun dari Mark, seorang bule Jerman yang jatuh hati dengan Nyai.

Duesseldorf, dari wikitravel.org

Awal pertemuan Mark dengan Nyai sebenarnya terjadi jauh sebelum Nyai jatuh cinta dengan Ardy. Saat itu Nyai sempat menyukai Mark, tapi kehadiran Ardy ternyata sanggup merajai hati Nyai. Ketika Nyai bermasalah dengan hubungannya bersama Ardy, Mark selalu hadir dan memberikan dukungan moril kepada Nyai. Statusnya memang sahabat, tetapi sebagai sahabat yang sangat mencintai Nyai.

Lalu mengapa judulnya ‘Nyai Duesseldorf’? Nah, kisah si Nyai ini pada bagian prolog sebenarnya sudah mengantarkan pembaca ke Duesseldorf, tempat Mark berasal. Tetapi karena sebagian besar yang diceritakan adalah kisah Nyai di Ciwidey, saya rasa porsi keberadaan Nyai di Duesseldorf, sebagai judul utama, agak kurang. Tapi kehadiran konflik yang naik turun di cerita membuat pembaca cukup larut bahkan terus penasaran akan kisah cinta Nyai. Happy ending ngga ya, happy ending nggak ya.. *gitu terus pikirannya.

Meski tokoh Nyai menjadi si cewek yang sempurna, (nggak semua cewek bisa cantik luar dalam, loh) tapi kisah cintanya bisa dibilang tragis. Entahlah, mungkin memang benar bahwa kekuatan cinta itu bener-bener dahsyat, bisa membuat seseorang bertahan di tengah badai yang menerjang atau bahkan bisa membuat seorang berubah jadi setengah waras karena kehilangan orang yang kita cintai. Dan yang lebih kuat lagi diceritakan di buku ini, menurut saya adalah kekuatan Nyai sebagai seorang wanita.

Kekuatan Nyai mempertahankan cinta, mengusahakan pendidikan yang layak bagi anak-anak di kampungnya, serta bagaimana cara dia mengikhlaskan kenangan masa lalunya adalah hal-hal yang saya kagumi dari Nyai. Pemilihan tokoh utama dari kalangan bawah serta beberapa percakapan yang ada membuat buku ini memiliki pesan moral dan kritik sosial yang diusung secara langsung oleh penulis.


Lebih manis lagi karena novel ini dibundel juga dengan sebuah CD berisi 10 lagu yang dinyanyikan Yohanna Nainggolan dengan lagu pertama berjudul Hanya Untukmu, merupakan soundtrack dari kisah Nyai Duesseldorf.
  
Telah lama kita menahan pedih
Sakit ini, biarkan terkuak
Hati yang kini tinggal kepingan
Ingin tangisi hidup
Bersamamu

Nggak usah bersedih Nyai karena untukmu saya berikan 4 bintang!


Judul Buku  : Nyai Duesseldorf
Penulis  : Zeventina
Penyunting : Krisna Pabichara dan Tantrina Dwi A.
Penyelaras Aksara : Mery Riansyah
Penerbit : Imania
Cetakan Pertama : Desember 2011
Tebal : 402 halaman, paperback
Februari 24, 2012

Nights in Rodante (Malam-malam di Rodanthe)


Judul Buku :  Nights in Rodanthe (Malam-malam di Rodanthe)
Penulis : Nicholas Sparks
Alih Bahasa : Marina Suksmono
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama ; November 2006
ISBN : 979-22-2473-4




Ketika anak perempuannya depresi karena kehilangan sesorang, Adrienne Willis memutuskan ini adalah saat yang tepat untuk bercerita tentang rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat.

Cerita ini berawal di sebuah hari di tahun 1988. Setelah suaminya meninggalkan Adrienne demi perempuan lain, kehidupan Adrienne menjadi kacau. Anak-anak yang frustasi, Ayah yang sakit dan keuangan yang mencekik membuat Adrienne menerima tawaran Jean, temannya, untuk menjaga penginapan kecil di kota kecil, Rodanthe. Jean memberitahukan bahwa akan ada seorang tamu lelaki bernama Paul Flanner yang akan tinggal di penginapan tersebut selama Jane pergi, karena itu ia meminta tolong Adrienne menjaga dan mengurus penginapan.

Pertemuan Adrienne dengan Paul ternyata membawa keduanya ke cinta yang selama ini dirindukan. Pernikahan masing-masing yang berakhir dengan kacau pada awalnya membuat mereka berdua khawatir. But love is strong, of course. Mereka jatuh hati dan memutuskan menjalani cinta itu selama mereka memiliki waktu di penginapan, sebab Paul telah mengatur jadwal untuk memperbaiki hubungan dengan anaknya di Ecuador. Dan Adrienne mengizinkan Paul pergi untuk kembali lagi setahun kemudian.

Sparks dengan pandai mengemas berbagai bentuk cinta dalam buku ini. Penokohan yang kuat dan karakter ‘tak sempurna’ yang dihadirkan juga memberi warna pada kisah percintaan Adrienne dan Paul. Kehilangan tentunya adalah sebuah pemicu yang baik bagi seseorang untuk berkisah, mengenang masa lalu atau merencanakan masa depan, dan itu yang dihadirkan Sparks lewat malam-malam di Rodanthe.

Kisah romantis yang tidak berlebihan memang sudah menjadi ciri khas Sparks, tentunya dengan akhir cerita yang membuat pembacanya labil memutuskan apakah ini happy ending atau sad ending. Meski diceritakan dengan alur yang lambat, tapi Sparks dengan baik mampu membawa romansa yang terjadi di penginapan terceritakan dengan baik sehingga tidak membuat pembaca bosan. Penyampaian jalan cerita juga diceritakan secara bergantian, kadang mundur mengisahkan Adrienne dan Paul, tetapi sesekali dibiarkan maju ke masa sekarang ketika Adrienne bercerita pada Amanda, anaknya.

Nights in Rodanthe bahkan telah difilmkan pada tahun 2008 dengan Diane Lane sebagai Adrienne dan Richard Gere sebagai Paul Flanner. Sayangnya banyak kritik buruk yang diberikan pada filmnya, padahal pada novelnya mendapat sambutan yang baik.


Sebuah kisah kehidupan yang emosional, kisah romantis yang disampaikan dengan indah, kekuatan kehilangan, cinta dan kesabaran, tulus kasih dan rasa sayang, semua hal dalam buku ini membuat saya rela memberikan 4 bintang.

Patut dibaca oleh Anda yang rindu akan cinta. Akan kisah romantis novel yang lebih berwarna!
Oktober 20, 2011

Nguping Jakarta

Judul Buku : Nguping Jakarta

Penulis : Kuping Kiri dan Kuping Kanan (Rey Saroso dan Rangga Sastrowardoyo)

Penyunting : Isman H. Suryaman dan Primadonna A.

Pemeriksa Aksara : Pritameani

Penata Aksara : Beni

Cetakan Pertama : Agustus 2011

Penerbit : B First

ISBN : 978-602-8864-37-4


Sesungguhnya, reaksi para pembaca sebelumnya-lah yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk membeli buku ini. Kabarnya cerita-cerita atau humor di dalamnya bisa membuat Anda terbahak-bahak waktu membacanya. Sebagai mantan penduduk Jakarta, saya tergoda sekali untuk mengetahui sisi humor Ibukota yang katanya lebih kejam dari Ibu tiri ini.


Buku ini terdiri dari enam bab, yang tiap babnya berisikan humor-humor yang sejenis. Pada Bab I, isinya tentang humor-humor di sekitar dunia pendidikan.


Saya ambil contoh ya,


”Ah, mahasiswa seperti kamu paling bisanya Cuma ngomong. Pasti IP kamu Cuma 6, kan! IP segitu aja bangga!”, -secuplik percakapan di Hal.15-

Bab II tentang beberapa humor yang isinya tentang kata-kata yang pengucapannya sering salah, atau malah sering nggak pada tempatnya.


”Rambut Boleh acak-acakan, tapi lihat dong otaknya|Kenapa otaknya?| Bilyaran! | Hah?| Biliaran!!|...| Brilian, Mas!|” - Hal.37-


Bab III tentang Teknologi. Terus Bab IV, judulnya sih Tepuk Jidat Berjamaah.


”(nyolek kenek) Bang, bagi apinya dong!| Kenek: Emangnya Gue naga?!!|”


Atau yang ini

"Ah gila, gue baru nonton Ghost Ship!Keren Banget! Kita bikin film kayak gini aja, tapi temanya di kereta!| Terus lo mau kasih judul apa filmnya?"| Train Ship!!|...|"

Dan Bab-bab setelahnya yang juga membuat saya tidak bisa menahan ketawa di depan orang-orang banyak di atas kereta. Ya, sepertinya saat Anda membaca buku ini di keramaian, Anda harus siap-siap untuk diliatin orang banyak. Karena paling nggak pasti ada humor-humor yang cukup ”gila” untuk ditertawakan. Atau kalau tidak, biasanya pada akhir tiap­-tiap humor akan ada tulisan tentang reaksi orang-orang yang turut ada di lokasi kejadian.


Misalnya gini,


”Angkot 43, di dengar oleh semua penumpang yang ingin melontarkan kutukan Crucio ke Ibu#1”, hal 77

Nah, kadang yang kaya beginian jadi membuat saya tertawa membayangkan reaksi orang-orang itu.


Mungkin karena isinya humor, jadi untuk membacanya pun saya tidak memerlukan waktu yang lama. Habis sekali lahap. Sayangnya masih ada beberapa typo yang muncul di buku. Tapi untungnya Cuma sedikit, jadi nggak terlalu mengganggu. Yang agak mengganggu mungkin ada beberapa humor yang karena saya nggak paham, jadi terasa kurang lucu. Tapi secara keseluruhan, 4 bintang untuk Para Kuping!! Dan bila Anda masih belum puas dengan humor-humor di buku ini, bisa intip blog mereka di ngupingjakarta.blogspot.com , Ini tempat berkumpul para dialog absurd yang berseliweran di kota Jakarta. Selamat membaca!!

Agustus 21, 2011

The Necromancer , The Secrets of The Immortal Nicholas Flamel #4


Penulis : Michael Scott
Penerbit : Matahati
Cetakan Kedua : Februari 2011
Tebal : 492 Halaman

Bagi yang belum membaca 3 seri sebelumnya..Awas Spoiler!!

Resensi ini hanya diperuntukkan bagi yang telah membaca seri 1-3 nya.

Akhirnya Josh dan Sophie pulang ke Rumah Bibi Agnes di Sacramento Street. Rasanya sudah lama sekali mereka meninggalkan rumah, meski tepatnya belum ada seminggu sejak kepergian mereka bertualang bersama pasangan Flamel. Saat sampai di rumah, kejutan rupanya tak henti juga mendatangi mereka. Kali ini seorang yang mirip sekali dengan Scathach. Tunggu sebentar, bukankah seharusnya Joan dan Scathach hilang di gerbang Ley? Ah ya, tentu akan lebih seru kalau kalian baca sendiri kisah sebenarnya.
Ternyata Josh dan Sophie masih harus segera mempersiapkan diri setelah pembangkitan aura keduanya, Josh si Emas harus segera menguasai Sihir Api. Kali ini pilihan Tetua yang akan mengajarinya adalah Prometheus, Ayah dari semua Humani. Dari auranya lah para Humani dibangkitkan.
Di tempat lain, Dee telah merencanakan rencana kotor lainnya. Setelah ia dijadikan buronan oleh para Tetua, kehidupannya berada di ujung bahaya. Tapi Bukan Dee namanya kalau tidak memiliki rencana sempurna lainnya. Ia akan membangkitkan Coatlicue, monster yang akan menyerang semua Tetua sementara Dee akan menguasai dunianya sendiri.
Sementara itu rahasia-rahasia mengenai Perenelle dan Nicholas semakin terungkap. Kerumitan dari kebohongan yang dilakukan pasangan Flamel akhirnya mengancam keselamatan Si Kembar. Dan Machiavelli sedang bersiap-siap melepaskan seluruh monster di Alcatraz ke dunia manusia. Masih adakah yang bisa diselamatkan?
Seri keempat ini cukup seru, meski awalnya cenderung membosankan karena munculnya beberapa tokoh baru lagi. Alurnya terasa terlalu cepat, 4 buku terjadi dalam waktu kurang dari seminggu. Padat, bahkan terkesan terlalu kompleks. Tapi pada intinya saya suka sejarah yang dimasukkan ke dalamnya. Ini membuat saya bertanya-tanya, mungkinkah Indonesia suatu saat juga bisa dijadikan latar cerita seperti ini, ya? Negeri kita kan kaya Legenda dan tempat-tempat eksotis.. Tiga/Lima bintang untuk seri empat ini :)

Salam,

Salam,