Slide Show

Tampilkan postingan dengan label Motherhood. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motherhood. Tampilkan semua postingan
Juli 15, 2018

Menyiapkan Hari pertama Sekolah secara Lebih Baik dengan cerita Bergambar



Menjelang tahun ajaran baru, biasanya ibu-ibu macam saya ini sibuk ngurusin printilan buat anak sekolah. Mulai dari seragam, sepatu, tas, tempat makan, dan masih banyak lagi. Padahal selain mempersiapkan barang-barang tersebut, ada yang penting juga yaitu menyiapkan semangat anak terutama di hari pertama sekolah. Konon katanya, kesan pertama begitu berharga, jadi kalau hari-hari pertama anak di sekolah menyenangkan, adalah hal yang mungkin kelak anak akan makin semangat untuk pergi sekolah. 

Salah satu cara sederhana adalah dengan mengenalkan anak dengan buku bacaan.
Kenapa buku?  Dan bagaimana sebuah buku bisa membantu kita mempersiapkan anak di hari pertama mereka sekolah?  Nah, ini beberapa alasannya.


Desember 03, 2016

Wander Woman




Judul buku : Wander Woman
Penulis : Nina Addison, Fina thorpe-Willet, Silvia Iskandar, Irene Dyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : 2016
Tebal : 360 halaman, paperback
ISBN : 978-602-03-3375-5

Hari ini kami doakan dia sedang bersantai menikmati me-time dengan tenang. Doa yang dipanjatkan semu ibu-ibu di dunia untuk teman sejawat mereka.

Setelah mengetahui sinopsis buku ini, saya langsung masukin ke dalam wishlist. Mungkin karena tema ceritanya seputar ibu-ibu yang merasakan hidup di luar negeri. Yah, sebagai sesama ibu-ibu, saya tentunya penasaran, kayak apa sih hidup di luar negeri sambil mboyong keluarga?

Dalam buku ini ada empat tokoh utama, Arumi, Cilla, Sabai dan Sofia. Masing-masing akan berbagi empat cerita pendek tentang kejadian-kejadian menarik yang pernah mereka alami selama menjadi emak-emak ekspatriat. Keempat tokoh ini bersahabat, sehingga sesekali akan kita temukan mereka muncul di cerita milik tokoh utama yang lain.

Adalah Cilla sebagai pembuka cerita, kisahnya berlatar di Amerika Serikat serta Skotlandia. Salah satu kisahnya yang membuat saya meringis membayangkannya adalah ketika rumahnya kemalingan di Aberdeen. Saat itu di pagi hari, ketika sang suami telah berangkat kerja dan kedua anak mereka masih terlelap di kamar. Pagi yang sepi, dingin, dan lokasi rumah mereka berada di paling pinggir berbatasan dengan padang luas. Terus, kemalingan. Mana Cilla sempat memergoki malingnya, pula. Udah gitu, pagi kemalingan, eh malamnya si suami masih harus pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Di cerita ini menurut saya Cilla benar-benar memberitahu saya sebagai pembaca, bahwa setiap ibu akan berusaha menjadi kuat seberapapun besar hantaman yang menerpa. Tapi toh pada akhirnya, kami hanya manusia biasa, rapuh dan tak jauh-jauh dari rasa trauma.

Salam,

Salam,