Slide Show

Tampilkan postingan dengan label J. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label J. Tampilkan semua postingan
Juni 02, 2021

Jalan Panjang untuk Pulang

 



Judul Buku : Jalan Panjang untuk Pulang

Penulis : Agustinus Wibowo

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan pertama : 2020

Tebal : 464 halaman, paperback + e-book

ISBN : 978-602-06-4757-9


"Bukan, bukan begitu," dia berkata penuh kepastian. "Itu namanya bukan 'pulang ke tanah air'. Itu namanya cuma 'pergi ke Cina'. Tanah air kita di sini, Indonesia."



Rasanya menyenangkan bisa kembali bertualang bersama Agustinus ke negeri negeri jauh. Negeri yang mustahil saya kunjungi namun sering sekali saya dengar namanya di berita ataupun di cerita. 


Kali pertama, kita diajak menelusuri Cina lalu singgah ke Mongol bertemu dengan para pemburu elang. Selepas melihat elang yang dengan gagahnya memburu mangsa, kita diajak menyeberang jauh ke Papua Nugini. Tempat di mana perbatasan Indonesia dan Papua Nugini berupa hutan belantara dengan orang orang yang hidup di dalamnya.


Tak hanya bercerita tentang perjalanan, kali ini Agustinus juga mengajak kita menapak sejarah beberapa agama dan kepercayaan di dunia. Seperti mengetahui kehidupan menjadi Shaman di Mongolia, Yahudi di Bukhara, juga penganut Agama Tua di pedalaman Toraja.


Ada empat bab dalam buku ini, masing masing berisi sub bab berupa cerita cerita perjalanannya. Sebenarnya jika mau, pembaca bisa membaca sub babnya secara acak, tetapi untuk babnya saya sarankan sih baca berurutan. Karena perjalanan ini ujungnya berakhir di pulang. Tidak hanya bercerita tentang perjalanan ke berbagai negara, buku ini juga menceritakan bagaimana Agustinus berdamai dengan dirinya sendiri terutama setelah kepergian kedua orang tuanya. 

Maret 25, 2016

Jukstaposisi (cerita tuhan mati)




Judul Buku : Jukstaposisi (cerita tuhan mati)
Penulis : Calvin M Sidjaja
Penerbit : Gagas Media
Penyunting : Windy Ariestanty
Cetakan pertama : 2007
Tebal : 280 halaman


Kenapa jika seseorang mati, orang lain akan bersedih?


Jukstaposisi merupakan buku yang sudah lama ada di timbunan saya. Buku ini sudah susah ditemukan di toko buku, maka ketika seorang teman (Lulu) memberitahu bahwa dia punya novel ini, alhasil dengan penuh semangat langsunglah saya todong buat dipinjam. Itu pun masih perlu waktu bertahun tahun sebelum akhirnya kelar saya baca kemarin. Masih ada lagi, selesai baca buku ini, saya masih bapro (baper otak) jadi niat ngereview juga nggak kelar kelar.
Sebenarnya.. Saya masih bingung sih mau ngereview apa. :( Tapi saya akan coba cerita sedikit menurut pemahaman saya apa adanya, deh.
Januari 17, 2015

The Julian Chapter : A Wonder Story





Judul Buku : The Julian Chapter :  A Wonder Story
Penulis : RJ. Palacio
Tebal : 84 halaman
ISBN : 9780553499087

“One mistake does not define you.”

Setelah membaca Wonder, rasanya pasti kurang kalau belum menamatkan versi lain ceriya tersebut, dari sudut pandang Julian. Yup, Si pemeran antagonis ini akan bercerita kepada kita mengapa kelakuannya sangat jahat terhadap Augie. Dan setelah membaca buku ini, mau tidak mau saya malu juga karena sudah berprasangka buruk terhadap Julian.

Jadi ketika Julian, Jack dan Charlotte pertama kali akan bertemu Augie, hanya Julian yang benar benar tidak siap dan tidak kenal siapa anak lelaki baru itu. Ia begitu shock, sampai sampai tiap malam ia bermimpi buruk yang berhubungan dengan Augie. Yah, Julian memang memiliki pengalaman buruk dalam menghadapi sesuatu yang terlihat menyeramkan. Ia sampai harus melewati sesi konsultasi dengan psikolog anak karena setiap ia ketakutan setelah menonton film seram, tiap malam ia akan menjerit jerit karena mimpi burukmya. Well, setelah sekian tahun yang menenangkan...mimpi buruk itu datang lagi bersamaan hadirnya Augie di kelas Julian.
Januari 16, 2015

Juliet





Judul buku : Juliet
Penulis : Anne Fortier
Penerjemah  : Linda Boentaram
Penerbit :  Qanita
Cetakan pertama : 2012
Tebal : 716 halaman, paperback
ISBN : 978-602-9225-38-9

Buku bantal pertama di tahun 2015!

Well, sebenarnya buku ini sudah 2 tahun lebih bercokol di lemari saya, melambai lambai meminta saya membuka halamannya. Tapi karena beberapa review mengatakan kalau buku ini kurang bagus, akhirnya nggak saya ambil ambil deh, padahal mah penasaran juga ceritanya seperti apa. 


“Jangan meremehkan kekuatan peristiwa yang terjadi di zaman dahulu”- 47


Jules dan Janice adalah saudari kembar yang dibesarkan oleh Bibi Rose, bibi mereka. Ketika Bibi Rose meninggal, sebuah wasiat disampaikan, bahwa Janicelah yang mendapatkan rumah berserta isinya sedangkan Jules tidak dapat apa apa. Ah, kecuali sebuah surat yang berisi pesan agar ia pergi ke Sienna dan pergi ke sebuah bank di Sienna untuk membuka brankas milik mendiang ibunya yang disimpan di sana.
Oktober 31, 2012

Just So Stories



Judul Buku       : Just So Stories
Penulis              : Rudyard Kipling
Diterbitkan tahun 1902
Format             : E-Book (guttenberg.org)

Pertama kali saya mengetahui siapa itu Kipling adalah dari karyanya The Jungle Book, itupun karena berhubungan dengan Pramuka (yup, sejak SMP sampai SMA saya termasuk pramuka yang aktif :D). Meski saat itu saya belum pernah membaca karyanya, saya mulai penasaran bagaimana cara Kipling menyampaikan pesan-pesan moral dalam ceritanya sampai-sampai Robert Baden-Powell, bapak Pramuka Dunia meminta ijin ke Kipling untuk menggunakan cerita di dalam karyanya dalam permainan dan keterampilan Pramuka.

Lama berselang, saya sudah berkali-kali menonton film The Jungle Book, membaca versi simplifiednya dan saya masih penasaran dengan karya beliau lainnya. Kebetulan ada event membaca bareng pemenang Nobel Sastra, maka alasan inilah yang memperkuat saya kembali mencari dan membaca salah satu karya beliau yang dikumpulkan dalam buku berjudul Just So Stories.


Just So Stories berisi duabelas cerita pendek yang berlatarkan alam liar, petualangan, hewan, hampir sama seperti The Jungle Book. Dalam tiap judul juga memiliki pesan moralnya sendiri, seperti beberapa kisah yang akan saya ceritakan ringkas di sini..

Cerita pertama diberi judul : How the Whale got his Throat
Jaman dulu, paus selalu memakan hewan yang besar-besar dan jumlah yang banyak. Tentu saja ia bisa karena mulutnya bisa terbuka sangaaat lebar, sampai suatu hari ia memakan manusia. Tapi si Manusia itu nggak mati, dia malah memperdaya Si Paus yang kemudian juga membuat Si Paus kehilangan kemampuannya menelan makhluk yang besar-besar, termasuk manusia. Jadi itulah kenapa sekarang Paus hanya memakan ikan yang kecil-kecil :) Pesan moralnya? Kalau menurut saya, cerita ini mengajarkan kita untuk tidak rakus terhadap semua hal. (termasuk buku, ehem..*batuk)

Berikutnya ada The Elephant's Child
Cerita di posisi kelima ini berkisah tentang anak gajah yang selalu ingin tahu. Tapi anggota keluarga lainnya bukan menjawab pertanyaan Si anak gajah, malah selalu menghukum dia tiap kali menanyakan sesuatu. Suatu hari si anak gajah penasaran dengan apa makanan buaya, ia memutuskan akan mencari tahu sendiri di dekat sungai dan bertanya kepada si buaya langsung. Karena kepolosan si anak gajah, ia tidak tahu bahwa si Buaya mengincarnya, beruntung hanya hidung gajah yang tergigit buaya. Eh saat itu hidung gajah masih pendek, belum panjang seperti sekarang. Lanjutan kisahnya? Pasti bisa ditebak yaa.. yang membuat gajah gajah sekarang memiliki hidung yang panjang dan multifungsi :) Pesan moralnya? Bolehlah ingin tahu atau penasaran terhadap sesuatu, tetapi juga harus hati-hati terhadap hal tersebut. Oh, dan satu lagi, kalau ada anak kecil yang selalu bertanya ingin tahu, bimbing dia, jangan malah dipukul dan dihukum.

Chapter delapan ada kisah berjudul How the First Letter was Written
Yup, dari judulnya sudah pasti bisa diketahui apa isi ceritanya donk? Tentang anak dan bapak yang sedang mencari buruan di dekat sungai untuk makan malam. Tetapi karena tombaknya patah, maka mereka kesulitan berburu. Karena lokasi perburuan dan rumah amat jauh, jadi si anak ini malas untuk bolak-balik mengambil tombak baru. Si anak memiliki ide, kalau saja ada seseorang yang bisa menyampaikan pesan kepada Si Ibu di rumah untuk membawakan tombak yang baru, pasti akan sangat menyenangkan. Lalu si anak bertemu dengan orang asing yang kemudian dititipkannya sebuah surat berisi banyak gambar kepada Si Ibu di rumah. Maksud suratnya sih meminta tombak baru, tetapi sialnya karena saat itu belum pernah ada tradisi mengirim surat, si Ibu malah salah tafsir dan mengira suami dan anaknya mati. Maklum, gambarnya masih acak-acakan dan tidak beraturan,  dan tidak semua orang mengerti arti dari gambar kan kalau tidak ada standarnya? Cerita ini masih berlanjut ke cerita berikutnya, How the Alphabet was Made, yang isinya tentang bagaimana ayah dan anak itu membuat kesepakatan dalam menyampaikan pesan. :)

Cerita lainnya ada :
-          How the Camel Got His Hump
-          How the Rhinoceros Got His Skin
-          How the Leopard Got His Spots
-          The Sing-song of Old Man Kangaroo
-          The Beginning of the Armadillos
-          The Crab that Played with the Sea
-          The Cat that Walked by Himself
-          The Butterfly that Stamped

Kesemuanya berisi bacaan ringan, tetapi penggunaan pilihan katanya menawan. Saya ambil contoh di cerita pertama, ya..

In the sea, once upon a time, O my Best Beloved, there was a Whale, and he ate fishes. He ate the starfish and the garfish, and the crab and the dab, and the plaice and the dace, and the skate and his mate, and the mackereel and the pickereel, and the really truly twirly-whirly eel.

Nah, lihat kan, berima tapi memiliki makna. Dan karena saya baca versi inggrisnya, ada kesulitan dalam beberapa kata baru yang membuat saya harus bolak-balik lihat kamus untuk mengerti maksudnya. Ini mengingatkan saya dengan karya karya AA Milne (penulis cerita Winnie The Pooh) yang juga menggunakan rima dalam beberapa kisahnya tentang si beruang madu ini, yang sering saya tonton di Disney Junior).

Setelah membaca karya Kipling ini, saya makin terpesona bagaimana cara beliau menyampaikan pesan moralnya secara halus, bahkan mudah diterima anak-anak karena disampaikan dalam bentuk fabel. Just So Stories memang buku yang tepat untuk dihadiahkan untuk diri anda sendiri ataupun untuk orang lain, anak kecil, remaja atau dewasa, sebab ceritanya tak lekang dimakan waktu, abadi seperti pesan kehidupan untuk manusia.

Sedikit tentang Rudyard Kipling



Joseph Rudyard Kipling lahir tanggal 30 Desember 1865, seorang penulis cerita pendek, novelis dan penulis puisi. Lahir di Bombay tetapi dibesarkan di Inggris sejak umurnya lima tahun. Ia mendapatkan Nobel Prize for Literature pada tahun 1907, karya yang terkenal adalah The Jungle Book, Just So Stories, Kim, dan beberapa puisinya. Ia mendapat julukan "innovator in the art of the short story". Ia meninggal karena sakit pada 18 Januari 1936 pada usia 70 tahun. Abunya dikubur di Poet’s Corner, bagian dari Westminster Abbey.
Pada tahun 2010, sebuah kawah di planet Merkurius diberi nama Kipling. Pada tahun 2012 sebuah spesies buaya diberi nama Gonipholis kiplingi untuk menghormati kecintaaan Kipling terhadap ilmu pengetahuan alam.

Juli 30, 2012

The Journeys 2 – Cerita dari Tanah Air Beta



Judul Buku : The Journeys 2 – Cerita dari Tanah Air Beta
Penulis : Alanda Kariza, Fajar Nugros, dkk
Editor : Resita Wahyu Febriatri
Penerbit : Gagas Media
Cetakan Pertama : 2012
ISBN : 978-780-550-6
Tebal : 256 halaman, paperback



Indonesia adalah negara yang luar biasa besar, bayangkan saja, dengan lebih dari 17 ribu pulaunya (yang semoga sampai sekarang bener-bener masih ada segitu) tak heran jika banyak objek wisata yang luput dari ekspose dunia luar. Pantai, pegunungan, hutan, dan ada begitu banyak kota di Indonesia dengan keistimewaannya masing-masing membuat kita sebenarnya memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dibandingkan negara kepulauan lain. Jadi benar bisa ditebak bahwa trend buku perjalanan akan selalu ada dan beredar di Indonesia, seperti salah satunya buku The Journeys 2 ini yang ditulis oleh 12 orang dengan perjalanannya ke berbagai daerah di Indonesia.

Cerita favorit saya dari Windy Ariestanty yang niatnya akan berlibur bersama 5 orang teman-teman kuliahnya di Pulau Sempu, tak jauh dari Kota Malang. Pulau Sempu adalah pulau yang masih eksotik, masih sepi dan pantainya sungguh cantik. Setidaknya itu dan semangat lima temannya yang membuat Windy bertahan mengiyakan ajakan berlibur tersebut meski sebenarnya ia punya pengalaman buruk dengan Pantai. Nah, di Pulau Sempu mereka harus bertahan hidup sampai kapal yang akan menjemput mereka datang esok sore, masalahnya adalah stok bahan makanan dan air minum malah ketinggalan di dermaga pemberangkatan. Hihi, jadi bisa kebayang donk, enam orang mahasiswa yang niatnya liburan malah harus survival di tengah pantai terpencil.

Untuk kisah-kisah lainnya, masih ada cerita Trinzi yang travelling ke Lombok bersama Mamanya, berdua saja (ini seru banget deh pasti. Jadi punya ide buat kapan-kapan nyoba travelling berdua dengan anak saya.XD). Ada kisah Jflow di Maluku dengan orang-orangnya yang super easy going. Ve Handojo yang berburu batik ke Trusmin, Cirebon dan masih banyak lagi.

Nah, lalu apa yang membuat saya memberikan nilai dua bintang doank untuk buku ini?

  1. Ceritanya kurang... renyah. Bahkan cenderung ada kisah yang membosankan seperti di Boven Digoel, atau cerita di Salatiga yang nggak yakin sebenernya mau nyeritain apanya Salatiga.
  2. Pengulangan kota. Indonesia kan memiliki banyak sekali kota, lalu kenapa ada dua kali cerita tentang Bali dan dua kali cerita tentang Lombok? Kenapa nggak cari cerita di Kota Lain, suatu tempat di Kalimantan atau Sumatera misalnya?
  3. Kalaupun terpaksa dilakukan pengulangan, ada baiknya (menurut saya) kalau cerita Lombok, Saya dan Mama diletakkan lebih awal daripada kisah Alanda Kariza yang juga membahas tentang Lombok. Apa hal? Karena dijelaskan bahwa saat Trinzi dan Mamanya mendarat di Bandara Selaparang, Lombok dan Bandara Praya masih dalam tahap pembangunan. Sedangkan di cerita Alanda menjelaskan bahwa ia mendarat di Bandara Praya yang sudah mulai beroperasi dan Bandara Selaparang sudah tidak lagi. Yah, ini hanya masalah pendapat saja sih sebenarnya.
  4. Cover buku ini kurang ngejreng dan typonya masih bertebaran. Butuh proofreader baru kah? *nyengir kalem. Oh tapi saya suka layout dan foto berwarna yang bertebaran di dalam buku.
  5. Ada baiknya kalau The Journeys bukan hanya menceritakan perjalanan, tapi juga keistimewaan tempat itu sendiri. Bukan hanya cerita yang berlatar kota itu tapi sebenarnya membahas hal-hal lain yang ngga penting.
  6. Satu cerita milik Travel Junkie Indonesia yang secara pribadi saya rasa nggak tepat masuk ke buku ini. Halloooo.. Ini kan buku yang nggak masang aturan baku umur, temanya juga tentang Indonesia. Jadi ngapain cerita tentang hal-hal naturist segala? Meski mereka ada di Negara kita, tapi kan ada banyak hal yang lebih bisa dieksplore tentang kekayaan budaya Indonesia daripada mbahas begituan? Mbak Editor, bagai mana ini kok bisa lolos?
  7. Oh ada lagi, Filosofi Koper ini mengingatkan saya akan filosofi serupa yang saya temui di buku Windy –Live Traveler. Kok sama ya? Ah, mungkin karena memang koper mengingatkan kita semua tentang proses pemilihan.. *barangkali..

Jadi ya.. begitulah.. saya lebih suka cerita di buku pertama daripada buku kedua ini. Sebagai pembaca, tentunya saya berharap kalaupun ada seri ketiganya, saya akan lebih puas membaca kisah-kisahnya. :)
Juli 06, 2012

Si Jerapah dan Si Pelly dan Aku - The Giraffe and the Pelly and Me


Judul Buku : Si Jerapah dan Si Pelly dan Aku - The Giraffe and the Pelly and Me
Penulis : Roald Dahl
Ilustrasi : Quentin Blake
Alih Bahasa : Poppy Damayanti Chusfani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama : Agustus 2006
ISBN : 979-22-2313-4


Pernah melihat bapak-bapak pembersih kaca di gedung yang tinggi? Berbekal tali dan elevator, mereka bertaruh nyawa membersihkan kaca jendela gedung-gedung pencakar langit.

Tapi kali ini Roald Dahl mengajak kita berkenalan dengan seekor Jerapah, burung pelican bernama Pelly dan si Monyet. Ow, dan si pencerita, anak laki-laki bernama Billy.

Mereka diberi tugas untuk membersihkan kaca jendela di rumah Duke, lelaki terkaya di Inggris. Saat membersihkan itulah mereka melihat pencuri yang sedang beraksi di rumah Sang Duke.
Bagaimana cara mereka menangkap pencuri tersebut?

Ah buku setebal 80 halaman ini habis dalam 20 menit saja. Ceritanya sederhana, nggak butuh imajinasi tinggi tapi tetap sarat humor khas Dahl. Billy yang pemberani, punya mimpi dan cita-cita meski awalnya terlihat biasa saja tetapi akhirnya ia bisa mewujudkannya. Lalu Jerapah yang bisa memanjangkan lehernya sampai tinggi-lebih tinggi-sangat tinggi. Ada Si Monyet yang bertugas membersihkan jendela sambil bergelantungan di leher jerapah. Juga Si Pelly, pelikan yang suka sekali ikan Salmon yang paruh atasnya bisa membuka terus menerus saat paruh bagian bawah digunakan sebagai tempat menampung air untuk membersihkan jendela..

Saya rela deh ngasih empat bintang untuk buku ini :)
April 20, 2012

Just The Sexiest Man Alive (Lelaki Terseksi di Dunia)



Dari judul memang buku ini sudah menghebohkan. Oke, lebih tepatnya membuat siapa saja yang meliriknya kemudian memasang muka penasaran. Apa? Memangnya siapa Siapa Lelaki terseksi di dunia? Seperti apa kisahnya?


Taylor Donovan adalah seorang pengacara wanita yang tergolong sukses dalam meniti karirnya. Ia sedang mengerjakan kasus pelecehan di tempat kerja ketika atasannya meminta Taylor membantu seorang Aktor yang akan mempersiapkan peran sebagai seorang pengacara di film terbarunya. Sebenarnya Taylor ingin menolak, tetapi desakan dari Si Bos membuat Taylor mengiyakan pekerjaan itu. Menemani seorang Aktor tentu bukan masalah besar, kan?

Yang jadi masalah adalah Sang Aktor itu sendiri. Jason Andrews adalah aktor berusia 38 tahun yang karirnya menanjak setinggi angina. Selain pernah menerima penghargaan Oscar, Jason juga menyandang status sebagai ‘Just The Sexiest Man Alive’ versi Majalah People. Ya, dia tinggi, keren, dan seksi. Oh yeah, dengan wajah tampan, bahu bidang dan perut sixpacknya dia mampu menaklukan setiap wanita yang ia dekati. Tapi Taylor tidak pernah mencampurkan kehidupan pribadi dengan bisnis. Jadi baginya, apa yang ia lakukan bersama Jason murni hanya berdasar bisnis, ia tidak tertarik dengan kepopuleran, kekayaan atau kesuksesan Jason.

Pertemuan pertama yang direncanakan ternyata batal karena Jason tidak menepati janji untuk datang berkonsultasi dengan Taylor. Jason malah menghabiskan malamnya dengan berjudi di sebuah Kasino, ini yang membuat Taylor semakin menganggap Jason adalah pria yang paling menyebalkan. Pertemuan pertama mereka yang sebenarnya malah menghadirkan percik-percik penasaran yang muncul di hati Jason, karena ia dihina oleh Taylor. Seorang wanita menghinanya? Ini tidak pernah terjadi dalam kehidupan Jason bertahun-tahun. Pertemuan itu menyebabkan Jason mulai tertarik dengan kehidupan Taylor.

Awalnya hubungan mereka biasa saja, tetapi frekuensi pertemuan yang sering membuat Jason memiliki ketertarikan kuat dengan Taylor. Setelah menjadi actor, Jason belum pernah dipandang sebagai seorang lelaki biasa oleh seorang Wanita, tetapi itulah yang terjadi antara ia dan Taylor. Taylor tahu bahwa Jason adalah actor supertenar, tetapi di mata Taylor, Jason tidak lebih dari seorang klien biasa. Atau benarkah begitu? Karena diam-diam sepertinya Taylor mulai menyukai Jason.

Hubungan mereka semakin rumit ketika seorang lelaki lain, yang juga artis tampan (bahkan lebih muda) mulai mendekati Taylor. Pilihan mana yang akan diambil Taylor? Apakah ia mampu mengembalikan profesionalismenya terhadap Jason? Atau ia sudah masuk ke dalam ruang cinta yang dihadirkan Jason? Atau jangan – jangan ia malah memilih actor lain yang sedang mendekatinya?

Sejujurnya ini novel romance yang bikin saya cekikikan sendiri waktu baca. Bahkan ada humor-humor dan kalimat kalimat sarkastik yang malah membuat saya terpingkal pingkal waktu baca daripada merasakan sensasi romantis antara Jason dan Taylor. Alur cerita yang cepat dan dua tokoh yang sama-sama keras kepala membuat novel ini menjadi lebih hidup. Meski ending ceritanya mudah ditebak, tetapi saya suka kemasan Pengacara wanita Vs Aktor ini, benar-benar unik.

Tokoh Jason Andrews diceritakan sebagai seorang pria 38 tahun yang masih single. Meski dari luar terlihat sombong, sok dan keras kepala. Oh dan cemburuan, tentunya. Jason ditokohkan dengan sifat dewasa yang matang. Mengapa ditokohkan sebagai seorang yang sudah 'berumur'? mengapa bukan cowok muda yang kariernya lagi menanjak? Ya, saya rasa berdasarkan pengalaman nih, cowok yang semakin 'berumur' maka akan semakin banyak asam garam pengalamannya. Jadi biasanya lebih dewasa dan lebih matang dalam berperilaku terhadap wanita atau orang yang ia cintai. Eh tapi bukan berarti tepuk rata, ya. Ada juga cowok-cowok yg berumur tapi kelakuannya masih kaya playboy cap 20an. Sekali lagi ini sih tafsiran saya aja. 

Jason bagi saya sosok yang perfect. dia sedikit slengean, cuek, tapi sayang banget sama cewek yang dia suka. Oh dia juga care sama sahabat sahabatnya. Ini yang memberi poin lebih Jason dalam kacamata saya sebagai pembaca. 

Satu kutipan yang saya suka. 
Bahwa satu-satunya orang yang bisa membuatku patah hati adalah satu-satunya orang yang harus memiliki hatiku.

Setelah saya pikir-pikir, bintang empat layak deh buat Jason. :D


 
Judul Buku : Just The Sexiest Man Alive (Lelaki Terseksi di Dunia)
Penulis : Julie James
Alih Bahasa : Eka Budiarti
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan Pertama : Tahun 2011
ISBN : 978-602-00-1404-3





-------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Lomba Estafet Review Buku
Buku ini dapat kamu peroleh di Toko Buku Online Bookoopedia.com | FB bookoopedia | Twitter @bookoopedia
http://www.bookoopedia.com/id/book/id-56044/cr-just-the-sexiest-man-alive-lelaki-terseksi-di-dunia.html
So, selanjutnya aku menyerahkan tongkat estafet ini kepada temanku, di blognya:
Ayo tulis review di blogmu, siapa tau ntar kamu yang menang lho! http://www.bookoopedia.com/id/berita/id-88/lomba-estafet-review-buku.html
Juni 26, 2011

The Journeys


Nggak nyangka, ternyata kebanyakan isinya penuh dengan humor. Mulai dari masalah keyakinan yang dihubungin ama minyak wangi Arab, Kisah putus cinta yang dihabiskan di sekitar kolam hiu di Karimunjawa, Perjalanan sama Mertua ke negeri Paman Sam dan berbagai kisah perjalanan lain yang inspiratif dan amazing.

Tempat yang dikunjungin juga beragam, ada NTT dan Karimunjawa, di Indonesia!! Juga ada Afrika yang berwarna, Taiwan dengan desa airnya, Swiss, Spanyol.. banyak sekali kota dan tempat serta pengalaman. Selain harus dibaca bagi yang mau travelling, buku kayak gini juga pas buat orang-orang kaya saya, yang baru punya niat travelling lagi kayak masih single dulu.

Ini cuma masalah waktu, uang dan... ups.. ijin suami :D
Nggak perlu jauh jauh deh, ke luar zona nyaman aja, juga udah travelling. :D

Salam,

Salam,